I.
Judul Praktikum : Identifikasi Nematoda
Usus Pada Sampel Sayuran Menggunakan Metode Sedimentasi
II.
Tanggal : 14
Juni 2013
III.
Tujuan : Untuk Mengidentifikasi Keberadaan Telur
Cacing Dalam Sampel Sayuran
IV.
Prinsip
: Sampel diendapkan melalui proses sentrifugasi kemudian diperiksa dibawah
mikroskop dengan pembesaran 10x10.
V.
Landasan Teori
Makanan adalah sumber energi
satu–satunya bagi kebutuhan tubuh manusia. Makanan selain banyak mengandung
nilai gizi juga merupakan media untuk dapat berkembang-biaknya mikroba ataupun
kuman-kuman terutama makanan yang sudah membusuk yaitu makanan yang mengandung
kadar air serta nilai protein yang tinggi. Kemungkinan untuk jalan masuknya
faktor pencemar lainnya seperti bahan kimia antara lain: debu, tanah, rambut
manusia yang dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan manusia. Hal ini tidak
mungkin dikehendaki karena orang yang mengkonsumsi makanan bermaksud untuk
mendapatkan sumber energi agar tetap bertahan hidup agar tidak menjadi sakit
karenanya. Sanitasi makanan menjadi sangat penting. (Slamet,2002)
Menurut (Widyastuti, 2002) Siklus
hidup parasit pada umumnya dapat dibedakan menjadi 2 tipe: Yaitu tipe langsung
dan tipe tidak langsung. Pada siklus hidup tipe langsung, parasit hanya
membutuhkan satu inang (Hospes) yaitu hospes definitif dan tidak memerlukan
hospes perantara, sedangkan parasit yang bersiklus langsung mempunyai bentuk
yang mandiri. Didalam fase bentuk mandiri tersebut parasit menyiapkan diri
untuk menghasilkan stadium infektifnya. Pada siklus hidup tidak langsung
parasit membutuhkan satu hospes definitif sebagai hospes akhir dan disamping
itu diperlukan pula satu atau lebih hospes perantara. Didalam tubuh hospes
perantara tersebut parasit tumbuh dan berkembangbiak secara aseksual menjadi
bentuk infektifnya, sedangkan didalam tubuh hospes definitif parasit tumbuh
menjadi bentuk dewasa dan berkembangbiak secara aseksual. Cara infeksi
dibedakan menjadi dua yaitu per-Os ataupun melalui mulut yang tertelan bersama
makanan dan minuman yang dikonsumsinya dan per-Cutan atau melalui kulit.
Cacing dari golongan STH (Soil Transmitted Helminthes) memiliki bentuk tubuh silindrik (gilik), memanjang bilateral simetris. Cacing ini bersifat uniseksual sehingga ada jenis jantan dan betina. STH meliputi Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang. (Onggowaluyo, 2002)
Cacing dari golongan STH (Soil Transmitted Helminthes) memiliki bentuk tubuh silindrik (gilik), memanjang bilateral simetris. Cacing ini bersifat uniseksual sehingga ada jenis jantan dan betina. STH meliputi Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang. (Onggowaluyo, 2002)
STH terdapat diseluruh dunia, maka
bersifat kosmopolitan. Penyebaran parasit ini terutama berada di daerah tropis
yang tingkat kelembabannya cukup tinggi. Ascaris lumbricoides dan Trichuris
trichiura memerlukan tanah liat untuk berkembang dengan suhu pertumbuhan
optimum 25 0C – 30 0C. habitat utama STH adalah tanah yang terlindung dari
sinar matahari sehingga hangat dan kelembaban udara tinggi. (Gandahusada, et.
Al, 1998)
Pertumbuhan mikroorganisme dalam
makanan berperan dalam pembentukan senyawa yang memproduksi bau tidak enak dan
menyebabkan makanan tidak layak untuk dikonsumsi. Makanan yang aman adalah yang
tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia
berbahaya. (Silaonang, 2008)
Nematode biasa hidup diatas tanah.
Umumnya nematoda yang hidup diatas tanah sering terdapat didalam jaringan tanaman
atau dibagian tanaman lainnya. Nematode juga ada yang hidup didalam tanaman
(endoparsit) dan ada juga ada yang diluar tanaman (ektoparasit). ( Pracaya,
2008)
VI.
Prosedur Pemeriksaan
1)
Pra analitik
Alat dan Bahan:
a. Alat
yang digunakan :
1.
Batang pengaduk
2.
Gelas kimia 500 mL
3.
Mikroskop
4.
Objek gelas
5.
Rak tabung
6.
Sentrifuge
7.
Tabung sentrifuge
b. Bahan
yang digunakan:
1.
Aquadest
2.
Sayuran kemangi
3.
Tisu
2)
Analitik
Cara kerja:
1.
Diisi gelas piala dengan 250 aquadest.
2.
Direndam seluruh bagian sayuran kedalam
aquadest, diamkan selama 20 menit.
3.
Diangkat sayuran yang telah direndam,
kemudian dipipet air rendaman kedalam tabung sentrifuge.
4.
Disentrifuge pada kecepatan 2000 rpm
selama 5 meni.
5.
Dibuang supernatant, kemudian dipipet
air rendaman kedalam tabung tersebut, dan disentrifuge, dulangi sampai air
rendaman habis.
6.
Diteteskan sedimen keatas objek gelas
yang bersih dan kering.
3)
Diamati dibawah mikroskop dengan
pembesaran 10x10
4)
Pasca analitik
Hasil pengamatan:
a)
Mikroskopik:
· Telur
: -
· Larva
: +
· Kotoran-kotoran : +
VII.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami
melakukan identifikasi nematoda usus pada sampel sayuran dengan menggunakan
metode sedimentasi.
Sayuran merupakan komponen yang
sangat penting dari makanan sehari-hari. Sayuran mengandung protein, mineral,
dan serat yang tinggi. Meski demikian, sayuran menjadi makanan yang mudah
terkontaminasi oleh parasit, terutama parasit yang berasal dari tanah. Parasit
itu hidup didalam jaringan sayuran atau diantara daun-daun yang melipat,
ditunas daun, atau dibagian lainnya.
Pada praktikum ini, sayuran yang
digunakan adalah kemangi.kemangi merupakan salah satu tanaman berkhasiat yang
tidak hanya tumbuh di Indonesia tetapi juga dinegara Asia Tenggara lainnya.
Kemangi adalah tumbuhan tahunan
yang tumbuh tegak dengan cabang yang banyak. Tanaman ini berbentuk perdu yang
tingginya dapat mencapai 100 cm. bungana tersusun ditandan yang tegak. Daunnya
panjang, tegak, berbentuk elips-memanjang, ujungnya meruncing. Permukaan
bergerigi atau rata, wanginya seperti cengkeh dan rasanya pahit.
Metode yang digunakan pada
praktikum ini adalah metode sedimentasi. Metode sedimentasi adalah pemisahan
larutan berdasarkan perbedaan berat jenis, dimana partikel yang tersuspensi
akan mengendap kedasar wadah.
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan, diperoleh larva dan kotoran-kotoran. Adanya larva dikarenakan larva
tekontaminasi langsung dengan tanah. Dimana tanah merupakan tempat hidup
nematoda. Larva yang ditemukan dalam pengamatan ada dua jenis yang berbeda.
Larva yang pertama aktif bergerak, struktur tubuh bening dan pipih dan larva
yang kedua aktif bergerak (berpndah-pindah) bahkan mampu menghisap
kotoran-kotoran yang ada disekelilingnya. Larva ini bergerak dengan cepat dan
mampu memanjang-pendekkan tubuhnya. Tubuh dari larva ini bening bentuknya oval.
Namun dari kedua jenis larva ini, tidak dapat teridentifikasi nematoda usus
atau bukan.
Dengan demikian, adanya pencucian
sayuran yang baik dan benar agar parasit yang terdapat pada sayuran tidak
melekat dan dapat menimbulkan penyakit.
Adapun kelebihan dari metode
sedimentasi adalah ukuran dan bentuk struktur parasit dipertahankan, sedangkan kelemahannya
adalah banyaknya kotoran-kotoran yang mungkin akan menutupi keberadaan parasit.
VIII.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan bahwa sampel sayuran kemangi negatif mengandung telur nematode usus.
Namun, pada sampel ditemukan larva dan kotoran-kotoran.
DAFTAR PUSTAKA DI SINI