Yazhid Blog

.

Kamis, 01 Desember 2016

PEMERIKSAAN WAKTU BEKUAN TERAKTIVASI ( ACT )

TES WAKTU BEKUAN TERAKTIVASI (ACT) Waktu bekuan teraktivasi (ACT) merupakan modifikasi waktu bekuan Lee-White. Determinasi diperce... thumbnail 1 summary
TES WAKTU BEKUAN TERAKTIVASI (ACT)


Waktu bekuan teraktivasi (ACT) merupakan modifikasi waktu bekuan Lee-White. Determinasi dipercepat dengan penambahan suatu aktivator yang menurunkan waktu kontak aktivasi dan meningkatkan koagulasi rata-rata. ACT bermanfaat  untuk mempercepat tes.
      

METODE :
6.1. PRA ANALITIK
-          Persiapan pasien :
a.       Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk menentukan waktu pembekuan teraktivasi.
b.      Jelaskan bahwa tidak ada larangan makan atau minum sebelum tes.
c.       Ditanyakan apakah mengkonsumsi obat sebelum tes seperti thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antikoagulan atau antiinflamasi.
d.      Jelaskan untuk tidak takut waktu diambil darahnya walaupun ada sedikit rasa sakit dan tidak enak.
-          Alat dan Bahan: tube, stop watch, fotometer dan heparin.
6.2. ANALITIK
- Cara  Hemochron
a.       Tempatkan gelas tube yang berisi celite dan magnet silindris kecil.
b.      Ambil darah vena 2 ml, 3 – 5  menit setelah injeksi heparin.
c.       Tuangkan 2 ml ke dalam tabung yang berisi celite dan magnet silindris kecil dan tempatkan pada suhu 37oC.
d.      Kocok dengan menggunakan shaker, kemudian disimpan diatas rotator.
e.       Stop watch di jalankan sampai terbentuk rantai fibrin
f.       Catat waktu bekuan dalam detik
- Cara Otomatik Hemotec
    1. 0,4 ml darah dimasukkan ke dalam tabung yang berisi dua plastik cartridges yang berisi aktivator kaolin
    2. Fibrin akan terbentuk.
    3. ACT terdeteksi melalui fotometer
6.3. PASCA ANALITIK
a.Nilai rujukan : Hemocron =  90 – 130 detik      &     Hemotec = 100 – 140 detik







KEPUSTAKAAN

1.      Laffan, M.A and Bradshaw, A.E. Investigation of  Haemostatic in Dacie S. JV dan Lewis, S.M., Practical Hematology, 8th Edit., Churchill Livingstone, 1996; 297 – 325.

2.      Hillman, R.S. and Aull, K.A, Hematology in Clinical Practice. 2nd Edition. Chapter 27 Normal Haemostatic, McGraw Hill, 1998; 409 – 430. 

3.      Shaw. M. Professional Handbook of Diagnostic Tests Springhouse Corporation, 1995; 104 – 115.

4.      Allford. S.L. and Machin. S : Haemostatic in Medical International,     number 00 (2), 2000 ; 10 – 14.

5.      Hardjoeno, Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik, Hasanuddin University Press, Makassar, 2001; 11 – 20.

6.      Setiabudi, R, Oesman, F “Hemostatis dan trombosis”, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1992; 17 – 37.

7.      Campbell,D.B., Jobes,D.R., Ellisong,N., Coagulation Management During and after Cardipulmonary Bypass, A  Practical Approach to Cardiac Anesthesia, Second Ed., Library of Congress Cataloging in Publication Data, New York, 1995; 434 – 462.

8.      Bojar, R.M., Mathisen, D.J., Warner, K.G., Manual of Perioperative Care in Cardiac and Thoracic Surgery, Second Ed. Block Well Sciense Inc., Boston, 1994; 83 – 99.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts