BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
BUN adalah produk akhir dari metabolisme
protein, dibuat oleh hati, sampai pada ginjal tidak mengalami perubahan
molekul. Pada orang normal ureum diekskresikan melalui
urine. Konsentrasi nitrogen / urea dalam darah bukan untuk mengukur fungsi
glomerulus yang ideal, karena peningkatannya dalam darah dipengaruhi oleh
banyak faktor diluar ginjal.
Ureum merupakan
senyawa ammonia berasal dari metabolisme asam amino yang diubah oleh hati
menjadi ureum. Ureum bermolekul kecil mudah berdifusi ke cairan ekstra sel,
dipekatkan dan diekskresikan melalui urine lebih kurang 25 gr/hari.
Ureum normal 10 – 50 mg/dl.
Peningkatan ureum dalam darah (uremia) terjadi karena :
- Faktor prerenal
1. shock
2. penurunan darah
ke ginjal
3. perdarahan
4. dehidrasi
5. peninigkatan
katabolisme protein pada hemolisis
6.
luka bakar, demam tinggi dan
trauma
- Faktor renal
1. gagal ginjal
akut
2. Glomerulo
nefritis
3. Hiprtensi
maligna
4. nekrosis kortek
ginjal
5. Obat – obat
nefrotoksik
c. faktor post
renal :
1. Obstruksi ureter
oleh batu
2.
penyempitan atau penyumbatan
uretera oleh karena prostate hipertropi, striktura dll.
(Sutedjo,2007 : 81-82 )
Ureum adalah suatu zat yang merupakan sisa
metabolisme protein. Ureum bersifat racun dalam tubuh, pengeluarannya dari
tubuh melalui ginjal berupa air seni (urine). Bila ginjal rusak atau kurang baik fungsinya maka kadar ureum akan
meningkat dan meracuni sel-sel tubuh. Keadaan tersebut disebut uremia.
Setiap hari manusia menukar atau menggunakan 1 – 2
% dari total protein tubuh. Khususnya protein otot dan asam amino yang
dibebaskan 75 – 80% digunakan kembali untuk sintesis protein yang baru.
Nitrogen pada 20-25% dari asam amino sisanya membentuk ureum. Kerangka karbon
kemudian diuraikan menjadi hermerdiat antibiotic masing – masing diuraikan dengan
laju yang sangat yang berbeda-beda dan bervariasi mengikuti responya terhadap
kebutuhan psikolog.
Formal urea kinetic modeling=Model kinetik ureum (MKU)
merupakan cara yang paling baik dan lengkap untuk menilai AHD. MKU adalah
tehnis matematika untuk mensimulasikan kinetik ureum pada penderita HD dengan
menghitung semua faktor yang mempengaruhi pemasukan, pengeluaran dan
metabolisme urea. Faktor ini meliputi volume distribusi urea, urea generation
rate, klirens dializer (Kd), dializer ultrafiltration rate, jadwal dan lama HD,
residual klirensi urea, resistensi terhadap metabolisme ureum. Dalam
pengukurannya memerlukan:
a. Pemeriksaan Blood urea-nitrogen (BUN)
sebelum HD dan sesudah HD dari HD pertama, pemeriksaan BUN sebelum HD dari HD
kedua dari jadwal HD 3 kali seminggu.
b. Berat badan sebelum HD dan sesudah HD dari
HD pertama.
c. Lama HD sebenarnya dari HD pertama.
d. Klirens efektif dari dializer (bukan
klirens in-vitro dari tabel).
Pengambilan sample darah untuk pemeriksaan BUN merupakan
hal yang sangat menentukan hasil yang didapatkan. Ketepatan waktu pengambilan
merupakan hal yang sangat kritis.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi urea-nitrogen plasma
sebelum dialisis seperti antara lain :
Hasil
urea-nitrogen plasma lebih tinggi dari yang diharapkan.
a. Peningkatan masukan protein.
b. Hiperkatabolisme (infeksi).
c. Perdarahan gastrointestinal.
d. Fungsi renal residual menurun.
e. Efisiensi hemodialisis menurun.
- Resirkulasi.
- Kehilangan klearensi pada pemakaian ulang dialiser
Hasil
urea-nitrogen plasma lebih rendah dari yang diharapkan.
a. Penurunan pemasukan protein
- Kelelahan.
- Ekonomi.
- Disengaja.
b. Fungsi ginjalk residu meningkat.
c. Efisiensi hemodialisis meningkat.
d. Penyakit hati
Pemeriksaan ureum
dipakai sebagai parameter tes fungsi faal ginjal. Ureum merupakan senyawa kimia
yang menandakan fungsi ginjal masih normal. Oleh karena itu, tes ureum selalu
digunakan untuk melihat fungsi ginjal kepada pasien yang diduga mengalami
gangguan pada organ ginjal.
1.2 Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
- pengertian ureum
- proses pemeriksaan ureum dalam darah
- tinjauan klinis
1.3 Rumusan masalah
- pengertian ureum
- Proses pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
Ø
Pra – Analitik
Ø
Analitik
Ø
Pasca Analitik
- Tinjauan klinis
BAB II
PEMBAHASAN
pengertian
ureum
Ureum adalah suatu zat yang merupakan sisa metabolisme protein melalui
pertukaran protein yaitu penguraian dan resisten semua protein sel yang
berlangsung terus menerus. Hal ini merupakan proses psikolog yang penting dalam
semua bentuk kehidupan meskipun proses pertukaran tersebut melibatkan baik
sintesis, maupun penguraian protein.
Proses pemeriksaan ureum
v
Tahap Pra-Analitik
Pada tahap ini mencakup persiapan pasien, sample, reagen yang akan
digunakan terlebih dahulu diperiksa, dan alat yang akan dipakai.
1. persiapan
pasien : tidak ada persiapan khusus
2. persiapan sample
:darah sebanyak 2 cc yang ditampung dalam tabung sentripuge yang kemudian di
sentripuge selama 5 menit.
3.
Persiapan Reagen berupa
larutan kerja dan standar terlebih dahulu diperiksa tanggal kadaluarsa reagen
tersebut.
4.
Persiapan alat berupa
spektrofometer yang harus dipanaskan terlebih dahulu.
v
Tahap analitik
Tahap analitik ini mencakup prosedur kerja
1. prinsip kerja
ureum merupakan proses hidrolisa ditandai dengan adanya air dan uriase
dalam memproduksi ammonia dan karbondioksida.unsur amoniak bereaksi dengan
hipokrolit dan salisilat dalam memberi larutan berwarna hijau.
2. Alat dan bahan
a.
Alat
-
tabung reaksi
-
tabung sentrifuge
-
sentrifuge
-
clinikpett
-
rak tabung
-
spektrofotometer sinotik
-
tips biru dan kuning
b.
Bahan
-
sample darah
-
larutan standar
-
larutan blangko
3. Prosedur kerja
Dipipet
|
Blanko
|
Standar
|
Sampel
|
Larutan Kerja
Larutan
standar
Sampel
H2O
|
-
-
-
1000 ul
|
1000 ul
10 ul
-
-
|
1000 ul
-
10 ul
-
|
Dicampur dan
langsung dibaca pada ג 340 nm
v
Tahap paska analitik
Pada
tahap pasca analitik ini mencakup pembacaan hasil, dan pencatatan hasil
1.
pembacaan hasil
2.
Nilai normal
Nilai normal atau batas rujukan untuk pemeriksaan
ureum adalah 10 – 50 mg/dl
Tinjauan
Klnis
Adapun tinjauan
klinis dari ureum adalah :
1. Uremia
Ureum bersifat racun dalam tubuh, pengeluarannya
dari tubuh melalui ginjal berupa air seni. Bila ginjal rusak atau kurang baik fungsinya maka kadar ureum akan
meningkat dan meracuni sel-sel tubuh. Keadaan tersebut disebut uremia.
2. Gagal ginjal
Kronik
Gangguan ginjal yang kronik akan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (fungsi penyaringan ginjal) sehingga ureum, kreatinin, dan asam urat yang seharusnya disaring oleh ginjal untuk kemudian dibuang melalui air seni menurun, akibatnya zat-zat tersebut akan meningkat di dalam darah.
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom
klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun. Pada
gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan
mempengaruhi setiap system tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, maka
gejala akan semakin berat. Penurunan jumlah glomeruli yang menyebabkan penurunan
klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
J
Ureum adalah suatu zat yang merupakan sisa
metabolisme protein
J
Ureum bersifat racun dalam tubuh, pengeluarannya
dari tubuh melalui ginjal. Bila ginjal rusak atau kurang
baik fungsinya maka kadar ureum dalam darah meningkat dan meracuni tubuh. Keadaaan ini
disebut uremia
J Proses pemeriksaan ureum dilaboratorim meliputi :
§
Tahap pra analitik
§
Analitik
§
Pasca analitik
3.2 Saran
Saran
yang dapat kami sampaikan adalah dalam proses pemeriksaan ureum dilaboratorim
diperlukan ketelitian dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan agar
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pemeriksaan tersebut.