Yazhid Blog

.

Rabu, 07 Desember 2016

MAKALAH ALAT AUTOANALYZER

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
      Perkembangan teknologi dalam lingkup laboratorium mengharuskan setiap rumah sakit untuk meningkatkan mutu dalam pelayanannya. hal yang menjadi perhatian adalah alat - alat yang akan digunakan dalam semua parameter pemeriksaan dilaboratorium. salah satu bidang yang mengharuskan peningkatan mutu pemeriksaannya yaitu bidang hematologi. dari berbagi macam alat yang digunakan dilaboratorium untuk bidang hematologi salah satunya adalah Autoanalyzer. alat ini sudah digunakan diberbagai macam pelayanan laboratorium baik swasta maupun milik pemerintah. oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana efesiensi serta kemapuan alat menghasilkan hasil yang valid makan perlu dibahas lebih dalam lagi. oleh karena itu makalah ini ditujuakan untuk pembahasan mengenai alat autoanalyzer.

Rumusan Masalah
1.      Pengertian autoanalizer
2.      Prinsip autoanalizer
3.      Kelebihan dan kekurangan autoanalizer



1.1                      Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dan cara kerja dari kromatografi.
2.      Mengetahui prinsip KLT
3.      Mengetahui cara kerja KLT
4.      Mengetahui pengertian autoanalizer
5.      Mengetahui prinsip autoanalizer
6.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan autoanalizer




BAB II
PEMBAHASAN

     Pengertian Autoanalizer
Autoanalyzer adalah analisa otomatis menggunakan teknik aliran khusus bernama "analisis aliran kontinu (CFA)“ pertama kali dibuat oleh Corporation Technicon.  Instrumen ini diciptakan tahun 1957 oleh Leonard Skeggs, PhD dan dikomersialisasikan oleh Perusahaan Jack Whitehead. AutoAnalyzers digunakan  terutama untuk analisis laboratorium rutin dalam bidang medis,  Instrumen ini biasanya menentukan tingkat albumin,alkali fosfatase,aspartate transaminase (AST), nitrogen urea darah, bilirubin, kalsium, kolesterol, kreatinin, glukosa, fosfor anorganik, protein, dan asam urat dalam sampel darah tubuh serum atau lainnya.

      Prinsip Kerja Autoanalizer
Menurut cara kejanya, autoanalyzer dibagi menjadi 2:
Continous Flow Analyzer (CFA) : Prinsipnya, gelembung udara membawa sampel ke tiap ruangan pemeriksaan dalam mesin untuk kemudian dianalisa. Metode ini bisa ddipercaya untuk memeriksa 90 sampel per jam. Meskipun pada saat melewati batas kuota pemeriksaan per jam dapat meningkatkan cross contamination.
Flow Injection Analyzer (FIA) : Prinsip kerjanya, tiap sampel dilarutkan dalam pelarut masing masing untuk kemudian dimasukkan kedalam mesin. Udara tidak mengambil peran dalam sistem ini. Bagian dari sampel dimasukkan kedalam ruang pemeriksaan untuk kemudian diperiksa. Meskipun sistem ini memiliki berbagai macam keterbatasan namun sistem ini memberi jalan kepada produsen untuk memperkecil ukuran autoanalyzer

      kelebihan dan kekurangan autoanalizer
Kelebihan  Autoanalyzer
a.       Efisiensi Waktu
Pemeriksaan dengan menggunakan alat autoanalyzer dapat dilakukan dengan cepat. Pemeriksaan hematologi rutin seperti meliputi pemeriksaan Hemoglobin, hitung sel leukosit, Hematokrit, dan hitung jumlah sel Trombosit jika dilakukan secara manual bisa memakan waktu 20 menit, bandingkan dengan alat hematologi otomatis ini hanya memerlukan waktu sekitar 3 - 5 menit. Efektifitas dan efisiensi waktu dalam mengerjakan sampel inilah yang diperlukan oleh tempat - tempat pelayanan kesehatan dalam hal tanggap melayani pasien.
b.      Sampel
Pemeriksaan hematologi rutin secara manual misalnya, sampel yang dibutuhkan lebih banyak membutuhkan sampel darah (Whoole Blood). Manual prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan Lekosit membutuhkan sampel darah 10 mikron, juga belum pemeriksaan lainnya. Namun, pemeriksaan hematologi otomaitis ini hanya menggunakan sampel sedikit saja.
Dalam beberapa kasus pengambilan darah terhadap pasien kadang sulit mendapatkan darah yang dibutuhkan, namun dengan penggunaan alat hematologi otomatis ini sampel darah yang digunakan bisa menggunakan darah perifer dengan jumlah darah yang lebih sedikit.
c.       Ketepatan Hasil
Hasil yang dikeluarkan oleh alat hematologi analyzer ini biasanya sudah melalui quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium tersebut, baik di institusi Rumah Sakit ataupun Laboratorium Klinik Pratama.



Kekurangan Autoanalyzer
Dibalik  kelebihan - kelebihannya ternyata autoanalyzer juga memiliki beberapa kekurangan, seperti :
Tidak dapat menghitung sel abnormal
Pemeriksaan oleh autoanalyzer ini tidak selamanya mulus, namun pada kenyataannya alat ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti dalam hal menghitung sel - sel abnormal. Seperti dalam pemeriksaan hitung jumlah sel, bisa saja nilai dari hasil hitng leukosit atau trombosit bisa saja rendah karena ada beberapa sel yang tidak terhitung dikarenakan sel tersebut memiliki bentuk yang abnormal.

      Cara Perawatan
Inilah hal yang perlu diperhatikan oleh konsumen karena ada beberapa alat - alat yang bisa dikatakan "bandel". Namun sebandel - bandelnya alat tersebut, tetap saja harus mendapatkan perhatian khusus seperti:
- Suhu ruangan
- Lakukan control secara berkala
- Selalu cek reagen
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat ini, seperti :
Sampel jangan sampai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah ditambahkan antikoagulan. Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena akan merusak hasil jika terhisap.



BAB III
PENUTUP
       Kesimpulan
Autoanalyzer adalah analisa otomatis menggunakan teknik aliran khusus bernama "analisis aliran kontinu (CFA)“ pertama kali dibuat oleh Corporation Technicon.  Instrumen ini diciptakan tahun 1957 oleh Leonard Skeggs, PhD dan dikomersialisasikan oleh Perusahaan Jack Whitehead. AutoAnalyzers digunakan  terutama untuk analisis laboratorium rutin dalam bidang medis,  Instrumen ini biasanya menentukan tingkat albumin,alkali fosfatase,aspartate transaminase (AST), nitrogen urea darah, bilirubin, kalsium, kolesterol, kreatinin, glukosa, fosfor anorganik, protein, dan asam urat dalam sampel darah tubuh serum atau lainnya.





DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.
Saifuddin Azis  et all.,(2011), Standarisasi Bahan Obat Alam Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.




Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts