Yazhid Blog

.

Senin, 05 Desember 2016

REFERENSI JUDUL KTI ANALIS KESEHATAN DENGAN LATAR BELAKANG



KAJIAN CEMARAN E.COLI PADA AIR TAHU YANG DIJUAL PEDAGANG KAKI LIMA DI SEKITARAN KOTA KENDARI
Latar Belakang
Di kota kendari sangat banyak beredar makanan dan minuman jajanan yang diperjualbelikan baik di pasar-pasar , toko-toko, ataupun pedagang kaki lima. Salah satu minuman yang diperjualbelikan oleh para pedagang kaki lima adalah air tahu.
Minuman air tahu merupakan minuman tradisional yang kaya akan protein. Namun, kekayaan protein tersebut ternyata tak diimbangi dengan proses pembuatan, pengepakan, dan pendistribusian yang masih bertolak belakang dengan kandungan proteinnya. Minuman tradisional ini yang tentunya proses pembuatannya masih tradisional, jauh dari proses-proses modern yang sangat mementingkan tingkat kesterilan, hal ini akan membuat minuman air tahu tradisional ini akan sangat rentan beresiko terkontaminasi oleh bakteri kontaminan. (www.healthkompas.com)
Salah satu bakteri kontaminan pada minuman yang sangat sering mengkontaminasi yakni bakteri E.Coli. jika minuman air tahu ini telah terkontaminasi oleh bakteri E.Coli, kemudian terkonsumsi oleh manusia, ini akan memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kesehatan. Ditambah lagi jika tingkat cemarannya sudah tinggi, maka akan membuat minuman ini menjadi beracun bagi tubuh, masalah sederhananya adalah gangguan pencernaan, dan yang lebih parah akan menimbulkan reaksi alergi dan bahkan menimbulkan keracunan yang jika dibiarkan akan menyebabkan kematian.
Escherichia coli atau biasa disingkat E.Coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif yang dapat mengakibatkan keracunan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan yang bernama verotoksin. (www.wikipedia.co.id)
Mudahnya minuman ini terkontaminasi oleh bakteri itu dipengaruhi oleh pengolahan, pembuatan,fasilitas yang digunakan, pengepakkan, pendistribusian, yang sangat tinggi berefek terkontaminasi. Ditambah lagi minuman ini kaya akan nutrisi yang sangat disenangi dan sangat dibutuhkan oleh bakteri tersebut.
Oleh karenanya sangat penting untuk mengkaji permasalahan ini untuk mlihat sejauh apa cemaran bakteri E.Coli terhadap minuman air tahu yang beredar di kota kendari ini. Atas dasar itulah sehingga saya tertarik untuk melakukan penelitian yang saya ramu dalam judul “ Kajian Cemaran E.Coli Pada Air Tahu Yang Dijual Pedagang Kaki Lima di Sekitaran Kota Kendari”.


PERTUMBUHAN CANDIDA SP. PADA MEDIA YG MENGANDUNG SHAMPO ANTI KETOMBE
Latar Belakang
Seperti kita ketahui bersama Candida sp merupakan spesies cendawan/fungi/jamur yang tak jarang menimbulkan infeksi. Salah satu contohnya adalah Candida Albicans yang merupakan spesies cendawan patogen. Spesies ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut dengan kandidiasis yang banyak menyerang kulit, mukosa atau organ dalam manusia. Kulit kepala merupakan salah satu flora yang sangat disenangi pula oleh Candida sp.
Untuk itu banyak dari kita dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan kulit kapala kita dengan menggunakan shampo pada saat mandi. Seiring dengan banyaknya masalah yang terjadi pada kulit kepala, para produksi shampo mulai banyak membuat varian terhadap shampo yang dapat mengatasi masalah bagi kulit kepala ataupun rambut. Salah satu jenis shampo tersebut adalah shampo anti ketombe.
Ketombe yang disebut pula sindap dengan nama ilmiah Pityriasis capitis merupakan pengelupasan kulit mati berlebihan dikulit kepala. Sel-sel kulit yang mati dan terkelupas merupakan kejadian alami yang normal bila pengelupasan itu jumlahnya sedikit. Kebanyakan kasus ketombe merupakan gejala seborrhoeic dermatitis, atau karena infeksi jamur.
Infeksi jamur inilah yang cenderung membuat kasus ketombe menjadi mungkin. Salah satu jenis jamur yang banyak menginfeksi kulit adalah Candida sp. Dengan pemakaian shampo anti ketombe diharapkan kasus ketombe ini dapat teratasi. Jika dikaji data tersebut ada kemampuan dari shampo anti ketombe untuk mengurangi bahkan menghentikan infeksi oleh jamur yang dapat menimbulkan ketombe. Artinya ada kemampuan shampo anti ketombe untuk mengurangi bahkan mematikan pertumbuhan dari Candida sp. Yang banyak menimbulkan infeksi pada kulit, terkhusus kulit kepala.
Atas dasar hal-hal tersebutlah , maka saya berencana untuk mengkaji permasalahan ini dengan menelaahnya yang saya bentuk dalam judul “ Pertumbuhan Candida sp. pada media yang mengandung Shampo Anti Ketombe “.



PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN METODE BENEDICT DENGAN PEMBERIAN VITAMIN C 100 Mg, 500 Mg, DAN 100 Mg

Latar Belakang
Glukosa merupakan hasil metabolisme karbohidrat yang telah melalui berbagai aspek katabolisme. Selain berada dalam darah, glukosa pun dapat terkandung dalam urin atau yang dikenal dengan glukosuria.
Tes komprehensif tergantung atas reduksi tembaga dan ini bersifat semikuantitatif. Tes tradisional meliputi Larutan Benedict yang mengandung tembaga III sitrat alkali (cupri sitrat) yang berwarna biru dengan adanya ion tembaga (III). Dengan tereduksinya larutan benedict oleh glukosa atau zat-zat lain, warna biru hilang dan terbentuk presipitat jingga merah dari tembaga (II) oksida. (D.N. Baron, Kapita Selekta Patologi Klinik)
Vitamin merupakan suatu senyawa organik yang tidak masuk dalam golongan karbohidrat, protein, dan lemak. Jenis-jenis dari vitamin sangat beragam, salah satunya adalah vitamin C. Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C8H8O8. Dalam bentuk Kristal tidak berwarna, titik cair 190 - 192°C. bersifat larut dalam air sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Dengan logam membentuk garam. Sifat asam ditentukan oleh ionisasi enolgroup pada atom C nomor tiga. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil dari pada pH tinggi. Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih apabila terdapat Fe, Cu, enzim askorbat oksidase, sinar, temperature yang tinggi. Larutan encer vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada kata lisator seperti diatas. Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam dihidroaskorbat. (Ralph J. Fessenden, Kimia Senyawa Organik)
Dalam berbagai kasus, urin yang mengandung vitamin, salah satunya vitamin C, tentunya akan memberikan gambaran hasil pemeriksaan glukosa yang berbeda, terutama dengan menggunakan metode benedict.
Atas hal tersebutlah saya ingin mempelajari permasalahan ini, dengan berencana melakukan penelitian dengan judul “ Perbedaan Hasil Pemeriksaan Glukosa Urin Metode Benedict Dengan Pemberian Vitamin C 100 Mg, 500 Mg, Dan 1000 Mg “.


Identifikasi jamur pada sampel tempe koro benguk dan tempe kedelai

 Latar Belakang
Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang merupakan hasil fermentasi biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan berbagai kapang genus Rhizopus seperti Rhizopus oligosporus S., pembuatan tempe di Indonesia dimulai sejak tahun 1600 dengan menggunakan proses yang sederhana. Pada umumnya tempe yang dikenal adalah tempe yang dibuat dari bahan dasar kedelai, tapi tidak menutup kemungkinan tempe dapat dibuat dari komoditi lain seperti biji benguk, kecipir, mlanding, dan ampas tahu.

Koro benguk adalah salah satu jenis kacang-kacangan lokal yang belum banyak dikembangkan dalam pengolahan tempe. Penggunaan biji koro benguk sebagai bahan pembuatan tempe bertujuan untuk memberikan variasi bahan baku pembuatan tempe dan diversifikasi produk olahan koro benguk. Koro benguk berpotensi sebagai pengganti bahan baku pembuatan tempe karena kemampuannya untuk tumbuh dengan baik dengan hasil produksi yang melimpah di lahan yang kering. Apabila ditinjau dari nilai gizinya, koro benguk berpeluang untuk bersaing dengan kacang-kacangan yang lain. Biji mentah koro benguk mempunyai kadar protein dan pati yang tinggi dengan kadar lemak yang rendah, selain itu koro-koroan juga berpotensi sebagai pangan fungsional dengan adanya kandungan polifenol

Tujuan penelitian
            Untuk mengetahu jenis jamur yang terdapat pada sampel tempe koro benguk dan tempe kedelai




PERBEDAAN  NILAI HEMATOKRIT METODE MIKRO MENGGUNAKAN SAMPEL DARAH VENA DAN DARAH KAPILER

Latar Belakang
Pemeriksaan hematologi merupakan sekelompok pemeriksaan laboratorium yang terdiri atas beberapa macam pemeriksaan. Pemeriksaan darah rutin meliputi hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED). Pemeriksaan darah khusus meliputi gambaran darah tepi, jumlah eritrosit, hematokrit, indeks eritrosit, jumlah retikulosit dan jumlah trombosit
Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan dilaboratorium berguna untuk membantu diagnosa berbagai penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisitemia. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro digunakan tabung wintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan pipet kapiler
Metode pemeriksaan secara mikro sering digunakan karena cepat dan mudah dibandingkan dengan metode makro yang membutuhkan sampel lebih banyak dan waktu yang lama Metode pemeriksaan secara mikro berprinsip pada darah yang dengan antikoagulan dicentrifuge dalam jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah dan plasmanya terpisah dalam keadaan mapat. Prosentase volum kepadatan sel darah merah terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit.
Untuk pemeriksaan-pemeriksaan hematologi dan pemeriksaan lain yang menggunakan darah sebagai bahan pemeriksaan, pengambilan darah penderita (sampling) merupakan awal pemeriksaan yang harus dikerjakan dengan benar karena akan sangat menentukan hasil pemeriksaan. Pemeriksaan hematokrit dapat diukur dengan menggunakan darah vena atau darah kapiler. Darah kapiler digunakan bila jumlah darah yang dibutuhkan hanya sedikit, sedangkan bila jumlah darah yang dibutuhkan lebih dari 0,5 ml lebih baik menggunakan darah vena
Lokasi pengambilan darah kapiler pada orang dewasa dipakai ujung jari atau cuping telinga sedangkan lokasi pengambilan darah vena pada orang dewasa pada dasarnya semua vena superfisial dapat dipakai namun yang sering digunakan ialah vena mediana cibiti karena mempunyai fiksasi yang lebih sehingga memudahkan pada saat sampling
Pada sampling darah vena pemakaian ikatan pembendung yang terlalu lama atau kuat dapat mengakibatkan hemokonsentrasi. Hemolisis juga dapat terjadi jika spuit dan jarum yang digunakan basah atau tidak melepaskan jarum spuit terlebih dahulu ketika memasukkan darah ke dalam botol sampel Sampling darah kapiler lebih mudah dibanding dengan sampling yang lain. Namun tempat penusukan harus baik, aliran darah lancar dan tidak boleh ada 3


PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF DI ATAS 17 TAHUN

Latar belakang
Merokok dapat menggangu kesehatan,kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri.Banyak penyakit telah terbukti menjadiakibat buruk merokok, baik secara langsungmaupun tidak langsung. Asap rokok merupakan polutan bagi manusia danlingkungan sekitarnya. Bukan hanya bagikesehatan, merokok menimbulkan pulaproblem di bidang ekonomi. Di negaraindustri maju, kini terdapat kecenderunganberhenti merokok, sedangkan di negaraberkembang, seperti Indonesia malahcenderung timbul peningkatan kebiasaanmerokok
 Haemoglobin merupakan protein utama tubuh menusia diketahui berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan perifer dan Co 2 dari jaringan keparu-paru. Karena itu haemoglobin  merupakan model protein yang menarik      xxv untuk mengkaji struktur atau hubungan fungsi suatu makro molekul. Akan tetapiyang sama menariknya adalah observasi yang menunjukkan bahwa bila molekul haemoglobin tidak berfungsi normal sebagai akibat kelainan herediter  , biasanya menyebabakan penyakit yang memerlukan perhatian dokter ahli.Analisis molekul yang diteliti dari
Haemoglobin abnormal dapat memberikan kesimpulan penting mengenai struktur hubungan fungsi dari molekul haemoglobin  abnormal dan haemoglobin mungkin lebih dimengerti dari pada protein lain.Hal yang paling penting dari molekul haomoglobin adalah kemampuannya mengikat oksigen dengan lemah dan secara reversible  Fungsi primer haemoglobin dalam tubuh tergantung pada kemampuan berikatan dengan oksigen dalam paru-parudan kemudian melepaskan oksigen ini kekapiler jaringan dimana tekanan gas darioksigen jauh lebih rendah dari pada dalamparu-paru Selain mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan perifer,

Tujuan ; untuk mengetahui kadar hemoglobin pada perokok aktif dan perokok pasif




MORFOLOGI ERITROSIT PADA APUSAN DARAH EDTA BERDASARKAN WAKTU PENYIMPANAN SAMPEL SELAMA 0 JAM, 1,5 JAM, 3 JAM, 4,5 JAM

   

 Latar Belakang
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel -sel dan partikel yang menyerupai sel, mengalir dalam arteri menuju kapiler dan dilanjutkan ke vena, mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan sebagai penghasil energi dan membawa karbondioksida serta limbah lainnya masuk ke jaringan ekskresi untuk dibuang, seperti keringat(Wikipedia, 2009 ).
Tubuh manusia tersusun dari milyaran sel darah yang memiliki peranan penting dalam proses metabolisme. Terdapat tiga tipe sel da rah pada manusia, sel darah merah yang merupakan jumlah sel darah terbanyak, sel darah putih, dan trombosit, masing-masing memiliki fungsi dan jumlah berbeda dalam tubuh.
Fungsi utama dari sel-sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit, adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah bereaksi dengan banyak sekali karbon dioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonakt (HCO3-). Hemoglobin yang terdapat sel dalam sel juga merupakan dapar asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggung jawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah. Sel darah merah normal, berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kirakira 7,8 mikrometer dan dengan ketebalan pada bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler. Sesungguhnya, sel darah merah merupakan suatu “kantung” yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk. Selanjutnya, karena sel normal mempunyai membran yang sangat kuat untuk menampung banyak bahan material di dalamnya, maka perubahan bentuk tadi tidak akan meregangkan membran secara hebat, dan sebagai akibatnya, tidak akan memecahkan sel, seperti yang akan terjadi pada sel lainnya. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi terpenting sel darah merah adalah transpor O2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein eritrosit, yaitu hemoglobin, memainkan peranan penting pada kedua proses tersebut.
Tes laboratorium yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count (CBC), yang merupakan penilaian dasar dari komponen sel darah. Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan trombosit, prosentase dari setiap jenis sel darah putih dan kandungan hemoglobin, hitung jenis sel darah biasanya menilai ukuran dan bentuk dari sel darah merah. Dengan mengetahui bentuk atau ukuran yang abnormal dari sel darah merah, bisa membantu mendiagnosis suatu
penyakit. Selain itu pemeriksaan darah lengkap mampu mendeteksi berbagai macam gangguan yang bermanifestasi di dalam darah, ol eh karena itu pemeriksaan ini biasanya menjadi rangkaian pemeriksaan awal saat pasien berobat di rumah sakit.
Selain sebagai pemeriksaan awal, hitung darah lengkap juga kerap dilakukan pada pemeriksaan rutin atau medical check-up. ( Wikipedia, 2009 ). Jika pemeriksaan membutuhkan darah atau plasma, spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan. Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperl ukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan. Spesimen -antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen untuk mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk mencegah hemolisis. ( Wikipedia,2009 ) Untuk pemeriksaan sediaan hapus darah tepi, sebaiknya menggunakan darah dengan antikoagulan EDTA. ( R.Gandasoebrata, 2007 ).
 Pemeriksaan yang memakai darah EDTA sebaiknya segera dilakukan karena eritrosit akan membengkak dan trombosit dapat mengalami disintegrasi bila pemeriksaan terlalu lama ditunda. Kalau terpaksa ditunda sebaiknya diperhatikan batas waktu yang masih diperbolehkan, yaitu sebelum 2 jam. ( Arjatmo Tjokronegoro dan Hendra Utama, 1996 ). Namun faktanya, sekarang tidak jarang di beberapa rumah sakit pengambilan sampel dilakukan oleh perawat, baru kemudian dikirim ke laboratorium. Atau karena banyaknya pasien, sehingga pemeriksaan tertunda dan b atas waktu pemeriksaan sampel pun kurang diperhatikan, terkadang lebih dari 2 jam. Akibatnya pemeriksaan harus ditunda dan hal ini dapat mempengaruhi hasil akhir pada pembacaan preparathapus darah tepi.



HASIL PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA DARAH VENA DAN KAPILER MENGGUNAKAN ALAT BC-2600 AUTO ANALIZER HEMATOLOGI



 Latar Belakang
Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa bahan terlarut dan tempat eritrosit, leukosit dan beberapa bahan lain yang tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung(yang merupakan pusat pemompaan darah), arteri (pembuluh darah dari jantung), kapiler (yang menghubungkan arteri dengan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju jantung). Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah tunggal. Yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah hanya satu kali saja melewati jantung. Darah yang terkumpul dari seluruh tubuh masuk ke atrium. Pada saat relaksasi, darah mengalir pada sebuah katup kedalam ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi dari ventrikel ini sangat kuat sehingga menyebabkan darah keluar menuju jaringan kapiler insang lalu dari insang darah mengalir ke jaringan kapiler lain dalam tubuh. Pertukaran zat-zat pun terjadi pada saat pengaliran darah ini.
Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh, membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ yang memerlukan. Pertukaran oksigen terjadi dari air dengan karbondioksida terjadi pada bagian semipermeable yaitu pembuluh darah yang terdapat di daerah insang. Selain itu, di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen.
Dalam menunjang diagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan laboratorium yang baik. Salah satu pemeriksan laboratorium yang sering digunakan adalah pemeriksaan hemoglobin. ( Fakultas Kedokteran UI, 2000 ). Pemeriksaan kadar hemoglobin termasuk salah satu pemeriksaan darah rutin yang dibutuhkan untuk mendiagnosa suatu penyakit dan banyak diminta diklinik. Hal ini disebabkan oleh makin meningkatnya kebutuhan akan data tersebut. Dengan meningkatnya permintaan pemeriksaan kadar hemoglobin maka pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan alat BC-2600 Auto analizer hematologi maka pemeriksaan kadar hemoglobin menjadi lebih mudah, cepat, dan teliti.
Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Specimen darah untuk pemeriksaan hematologi (pemeriksaan hemoglobin) dapat diperoleh dari darah vena ataupun darah kapiler. ( Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan, 1996 )
Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk ke dalam jantung,. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas CO2. Pembuluh ini terdapat katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh kearah sebaliknya. Pembuluh darah kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan, oleh karena itu secara langsung berhubungan dengan sel. Karena dindingnya yang tipis maka plasma dan zat makanan merembes kecairan jaringan antar sel. ( Evelyn C. Pearce, 2006 )
Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena berwarna lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada jaringan. Darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunan dan warnanya karena terjadinya pertukaran gas. ( Evelyn C. Pearce, 2006 )


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts