Yazhid Blog

.

Sabtu, 05 November 2016

PEMBAHASAN DAN PEMERIKSAAN PROTEIN DALAM URINE

PROTEIN DALAM URIN NILAI NORMAL RATA-RATA             Normalnya jumlah protein antara 40 dan 80 mg dikeluarkan per hari, tetapi s... thumbnail 1 summary


PROTEIN DALAM URIN

NILAI NORMAL RATA-RATA
            Normalnya jumlah protein antara 40 dan 80 mg dikeluarkan per hari, tetapi sebanyak 100 sampai 150 mg per hari mungkin ditetapkan didalam batasan normal. Karena rata-rata volume urin harian berkisar dari 1000 sampai 1500 ml, rata-rata konsentrasi normal protein pada urin bervariasi dari 2 sampai 8 mg/dl. Kisaran yang luas ini yang disebut nilai normal adalah hasil variasi biologis dan perbedaan pada merode-metode yang digunakan untuk penentuan protein.
            Diperkirakan 1/3 protein urin normal adalah albumin. Albumin ini tampaknya identik dengan serum albumin. Mayoritas protein normal pada urin adalah globulins. Globulins ini utamanya terdiri dari globulin alfa- 1 dan alfa 2, dengan sejumlah beta yang lebih kecil dan gamma globulins. Globulins urin memiliki berat molekul yang lebih rendah daripada globulins serum tetapi yang secara antigen sangat berkaitan. Sedikit kuantitas dari protein lain juga mungkin ditemukan pada kebanyakan urin. Berat molecular tinggi mucoprotein, Tamm-Horsfal Protein, terjadi pada urin normal dalam kuantitas diatas 2.5 mg per 100 ml. Pada nephrosis itu terjadi pada konsentrasi yang lebih tinggi. Itu tidak di temukan pada plasma dan dianggap mulai pada ginjal.

PROTEINURIA PADA PENYAKIT
            Proteinuria merujuk pada peningkatan sejumlah protein yang tidak biasa pada urin. Proteinuria mungkin indikator tunggal yang paling penting dari penyakit ginjal. Deteksi protein pada urin dikombinasikan dengan pengujian mikroskopik sediment urin yang membentuk dasar-dasar dari diagnosis laboratorium akan gangguan ginjal. Proteinuria mencerminkan penyakit ginjal luar (extrarenal) daripada gangguan ginjal intrinsic.
            Jenis protein yang dikeluarkan pada keadaan penyakit umumnya berkaitan dengan protein serum; pada kenyataannya, pada beberapa kasus, mereka adalah serum protein. Protein yang lebih kecil, seperti albumin dan alfa 1 globulin, dikeluarkan lebih mudah daripada yang lain yang lebih besar. Albumin terdapat antara 60 dan 90% dari protein yang dikeluarkan pada banyak keadaan penyakit. Penyakit-penyakit tertentu dicirikan dengan pengeluaran globulins khusus daripada oleh proteinuria yang tersebar. Urin pasien dengan myelone multiple mengandung sejumlah berat molecular rendah globulin yang naik (protein Bence Jones). Protein Bence Jones mungkin juga ditemukan pada beberapa pasien dengan macroglobinemia dan amyloidosis sistemik utama. Pengeluaran globulin tertentu yang naik yang serupa dengan protein Bence Jones terjadi pada penyakit Franklin dan pasien dengan gangguan tubular ginjal, seperti sindrom Fanconni, menunjukan peningkatan utama pada kuantitas globulins yang dikeluarkan pada urin.
            Proteinuria tergantung pada keadaan klinis yang tepat dan penyakit patologi dan tergantung pada beratnya penyakit-penyakit tertentu. Proteinuria mungkin hanya sebentar-sebentar atau berlanjut; proteinuria yang hanya sebentar-sebentar atau sementara saja biasanya disebabkan oleh kondisi fisiologi atau fungsional daripada penyakit ginjal.
            Marked Proteinuria dicirikan dengan pengeluaran lebih dari 4 gm per hari. Marked Proteinuria adalah ciri dari sindrom nephritic tetapi juga terjadi pada kasus glomerulonephritis, lupus erythemotasus sistemik dan ginjal congestion venous yang dihasilkan oleh thrombosis pembuluh ginjal, kegagalan hati kongestif atau constrictive pericarditis.
            Moderate Proteinuria merujuk pada penegeluaran harian antara 0,5 dan 4,0 gm protein. Moderate Proteinuria ditemukan pada mayoritas penyakit ginjal, semua penyakit yang disebutkan diatas, glomerulaphritis kronis, diabetic nephropathy, multiple mylome, toxic nephropathy, preeclampsia dan kondisi inflammatory, malignant, degenerative dan irritative dari saluran kemih yang lebih rendah, termasuk adanya calculi.
            Minimal Proteinuria adalah pengeluaran yang kurang dari 0,5 gm protein per hari. Minimal Protenuria dikaitkan dengan glomerulonephritis kronis, penyakit polycystic ginjal, penyakit tubular ginjal, fase glomerulonephritis akut, tahap glomerulonephritis tidak aktif atau yang belum kelihatan dan berbagai penyakit saluran kemih yang lebih rendah.
            Postural Proteinuria adalah pengeluaran protein oleh pasien yang posisi berdiri atau posisi lordotic. Postural Proteinuria adalah hanya sebentar-sebentar dan menghilang ketika individual tersebut berbaring. Ekskresi protein harian biasanya kurang dari 1 gm. Postural Proteinuria terjadi pada 3 sampai 5 persen orang dewasa yang sehat. Postural Proteinuria mungkin dibedakan dari bentuk Proteinuria lain dengan pengujian untuk protein pada spesimen urin yang dikumpulkan sebelum dan sesudah individual tersebut berdiri. Pasien tersebut buang air (BAB) dan membuang urinnya pada waktu tidur. Dia mengumpulkan spesimen urin sesegera mungkin setelah bangun dan sebelum dia berdiri tegak lurus lebih dari sebentar. Dia mengumpulkan spesiemen lain setelah dia berdiri atau berjalan dalam masa 2 jam. Spesimen pertama harusnya tidak mengandung protein. Spesimen kedua akan postif mengandung protein jika pasien tersebut memiliki postural proteinuria.
            Functional Proteinuria adalah pengluaran protein dalam kaitannya dengan demam, eksposur terhadap panas atau dingin, latihan atau olahraga yang berlebihan dan tekanan emosional. Mekanisme fisiologi yang menyebabkan proteinuria pada semua kondisi ini adalah renal vasoconstriction.
            Protein Bence Jones adalah protein khusus dengan berat molecular rendah yang dikeluarkan pada urin lebih dari setengah pasien dengan multiple myelome. Protein Bence Jones juga ditemukan pada urin banyak pasien dengan macroglobulinemia. Protein ini menunjukkan porsi dari globulin plasma myelone dengan berat molecular tinggi. Protein Bence Jones berbeda dari semua protein urin dimana protein Bence Jones membekukan/mengentalkan pemanasan pada suhu antara 450 c sampai 600c dan kemudian melarutkan kembali pada pemanasan selanjutnya ke titik didih.

METODE PEMERIKSAAN
            Sejumlah tes semikuantitaif yang sederhana dan tes kuantitaif yang lebih kompleks tersedia untuk penentuan semua protein pada urin. Merode-metode ini khusus digunakan untuk deteksi dan penghitungan albumin, globulins, protein Bence Jones dan lainnya. Mayoritas metode-metode ini, dengan pengecualian colorimetric reagent strip test, tergantung pada timbulnya protein sebagi dasar untuk penentuan kuantitaif.
Colorimetric Reagent Strip Test


            Colorimetric reagent strip test adalah berdasarkan kemampuan protein untuk mengubah warna dari beberapa indikator berbasis asam tanpa mengubah pH. Ketika sebuah indikator seperti tetrabromphenol blue ditahan pada pH 3, itu adalah kuning pada larutan tanpa protein, tetapi pada kehadiran protein warnanya akan berubah ke hijau dan kemudian ke biru dengan peningkatan konsentrasi protein.
            ALBUSTIX Reagent Strip adalah strip tes protein yang mengandung area tes tunggal. Area ini terdiri dari kertas pengisap berbentuk persegi kecil yang di resapi dengan larutan tetrabromphenol biru yang di tahan. URISTIX, N-URISTIX, COMBISTIX, HEMA-COMBISTIX, LABSTIX, BILILABSTIX, MULTISTIX dan N-MULTISTIX Reagent Strip adalah reagent strip multi determinan, masing-masing mengandung sebuah bidang untuk unsur pokok urin lainnya. Protein ditentukan dengan sederhana dengan memasukkan strip kedalam urin ynag tidak tersentrifus yang tercampur dengan baik, dan dengan segera membandingkan warna yang dihasilkan dengan grafik/bagan yang disediakan pada bottle strip reagent. Hasilnya dilaporkan negative (warna kuning), trace, atau positif 1 sampai positif 4. bacaan trace mungkin mendeteksi 5 sampai 20 mg protein per 100 ml.
            Pembacaan “positif” diperkirakan sama dengan konsentrasi albumin 30, 100, 300 dan 1000 mg per 100 ml dan dapat indikator yang dapat dipercaya dari proteinuria keras yang makin bertambah. Daerah reagent lebih reaktif terhadap albumin daripada protein lainnya yang ditemukan dalam urin. Urin yang sangat alkalin mungkin memberikan positif yang keliru ketika system buffer nya adalah menguasai dan shift yang sebenarnya pada pH terjadi.

Semikuantitatif Precipatition Test
            Metode asam asetik dan pemanasan, metode asam sulfosalisis dan metode precipatition protein asam nitrit terkonsentrasi adalah 3 contoh sederhana untuk konsentrasi protein semikuantitaif dalam hal trace sampai positif 4 precipatition. Precipatition dibaca dan diinterpretasikan sebagai berikut:
Trace adalah presipitat yang nyatdapat dilihat yang latar blakangya hitam yan ekuivalen pada sekitar 5 mg/dl protein
Positif 1 artinya tingkat kekeruhannya kecil, sama dengan 10 sampai 30 mg/dl
Positif 2 artinya tingkat kekeruhannya sedang, sama dengan 40 sampai 100 mg/dl
Positif 3 artinya tingkat kekeruhannya tinggi/berat, sama dengan 200 sampai 500 mg/dl
Positif 4 flocculation berat yang sama dengan 500 mg/dl atau lebih.
Tehnik Asam Asetik dan Pemanasan
  1. Masukkan 5 sampai 10 ml urin bersih pada tabung tes. Jika urin tidak bersih, saring terlebih dahulu
  2. Rebus bagian tinggi diatas nyala api
  3. Jika kekeruhan berkembang, tambahkan 1 sampai 3 tetes asam asetik glacial. Beberapa kekeruhan yang berkaitan pada phospat precipitation atau jernih
  4. Rebus ulang dan perkirakan jumlah kekeruhan sebagai sebauh indeks jumlah protein yang ada.
Metode ini adalah paling efektif untuk sejumlah kecil protein dan dapat dieprcaya mendeteksi konsentrasi protein 2 sampai 3 mg/dl
Metode Asam Sulfosalisil
1.      Masukkan 4 sampai 5 ml urin pada tabung tes
2.      tambahkan 2 sampai 3 tetes 20 % asam sulfosalisil
3.      campur keseluruhan dan perkirakan jumlah kekeruhan
Tes Asam Nitrit
1.      Masukkan 2 sampai 3 ml asam nitrit terkonsentrasi pada tabung tes
2.      Dengan hati-hati tuang 5 ml urin bersih/jernih (saring dulu pertama jika diperlukan) ke dalam sisi sebelah dalam tabung tes yang condong sehingga urin membentuk lapisan diatas asam nitrit
3.      Jaringan protein precipitat akan membentuk interface. Perkirakan jumlah presipitat.
Penentuan Protein Kualitatif 24 jam
            Perkiraan sederhana dari kandungan protein urin dilakukan dengan menghitung jumlah presipitat yang dibentuk mengikuti tambahan zat kimia khusus pada urin. Presipitat diukur baik dengan perbandingan dengan standar-standar yang diketahui atau dengan mencatat puncak kolom presipitat pada tabung yang secara khusus disarankan. Teskuantitaif yang lebih kompleks melibatkan pengukuran presipitat protein dengan nephometer atau photometer. Tes-tes ini biasanya adalah adaptasi dari satu tes presipitat lainnya seperti tes kekeruhan asam sulfosalisil atau tes asam tricloroasetic.
Tes Kekeruhan Asam Sulfosalisil
1.      Pipet 2,5 ml urin tersentrifuged kedalam tabung tes
2.      tambahkan 7,5 ml dari 3% asam sulfosalisil (3 gm yang dilusi denagn air 100ml)
3.      Balikkan/telungkupkan untuk mencampur
4.      Biarkan berdiri 10 menit
5.      Bandingkan kekeruhan dengan standar-standar yang diketahui yang telah dipersiapkan dari larutan yang mengandung 10, 20, 30, 40, 50, 75 dan 100 mg albumin/dl, dan perkirakan konsentrasi yang tidak diketahui. Jika urin yang tidak diketahui mengandung lebih dari 100 mg/dl protein, dilute urin tersebut dan ulangi tesnya.
Penentuan Bence Jones
            Protein Bence Jones adalah dapat larut pada suhu ruangan dan suhu tubuh. Presipitat rotein Bence Jones diatas nyala api antara 45 derajat dan 60 derajat celcius dan kemudian dilanjutkan kembali ketika urin selanjutnya di panaskan sampai titik didihnya.
            Pemanasan perlahan-lahan dari sebuah spesimen urin ke titik didihnya adalah metode penyaringan yang paling sederhana untuk protein Bence Jones. Ketika ada, presipitat akan muncul pertama dan kemudian melarutkan kembali karena urin tersebut selanjutnya dipanaskan. Adanya sejumlah besar protein lainnya atau pospat menurunkan keakuratan tes ini. Protein-protein penginterferensi ini biasanya dapat dihilangkan dengan mendinginkan urin yang dipanaskan ke suhu ruangan, menyaringnya dan mengulangi proses pemanasan pada filtrate.
Tes Asam Asetik
  1. Masukkan 4,0 ml urin jernih ke tabung tes (centrifuge bila perlu)
  2. Tambahkan 1, 0 ml asetat buffer (tambahkan 17,5 gm sodium acetate trihydrate dan 4,1 ml asam asetic glacial untuk menyaring air; cairkan dilute ke 100 ml dengan air yang disuling).
  3. Masukkan 560c air mandi dan panaskan selama 15 menit
  4. Presipitat menunjukkan adanya Bence Jones Proteinuria
  5. Jika presipitat terjadi, panaskan tabung pada air mendidih selama 3 menit dan amati protein Bence Jones akan larut kembali
  6. Dinginkan tabung. Presipitat akan berulang karena larutan mendingin pada 45-600c dan larut kembali karena larutan dingin dibawah 400c.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts