BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Salah satu faktor utama penyebab
timbulnya penyakit adalah kontaminasi mikroorganisme berupa bakteri. Meskipun
terdapat spesies bakteri tertentu yang menguntungkan bagi hewan dan manusia,
namun bakteri dapat pula menjadi penyebab timbulnya suatu penyakit yang sangat
merugikan (Irianto, K., 2006).
Penyakit infeksi
atau penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri merupakan
penyakit yang banyak ditemukan dalam masyarakat. Menurut laporan WHO penyakit
infeksi ini menjadi penyebab kematian terbesar pada anak-anak dan dewasa dengan
jumlah kematian lebih dari 13 juta jiwa setiap tahun, dan satu dari dua
kematian terjadi di negara berkembang seperti Indonesia (Rostina,
2006).
Manusia dan hewan mempunyai sejumlah besar
flora normal yang biasanya tidak menimbulkan penyakit tetapi membentuk suatu
keseimbangan yang memastikan kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan pertambahan
jumlah bagi keduanya, bakteri dan hospes. Beberapa bakteri yang merupakan
penyebab penting penyakit umumnya dibiakkan dengan flora normal misalnya Proteus mirabilis, Pseudomonas aeruginosa, Lactobacillus, Staphylococcus aureusdan Staphylococcus aureus (Jawets, 2012).
Pada umumnya, bakteri Staphylococcus aureusmerupakan bagian
dari flora saluran cerna yang normal pada manusia tetapi juga merupakan
penyebab umum infeksi saluran kemih, diare dan penyakit lainnya (Jawets, 2012).
2. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian Staphylococcus aureus?
2.
Bagaimana
klasifikasi Staphylococcus
aureus?
3.
Bagaimana
morfologi Staphylococcus
aureus?
4.
Bagaimana
etiologi Staphylococcus
aureus ?
5.
Bagaimana
patogenitas Staphylococcus
aureus?
3. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui
pengertian Staphylococcus
aureus
2.
Untuk mengetahui
klasifikasi, etiologi, morfologi, patogenitas dan penyebaran Staphylococcus aureus
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Bakteri
Staphylococcus aureus berasal dari
kata Staphylo (buah anggur) dan coccus (bulat). Bakteri sering ditemukan
sebagai flora normal di kulit dan selaput lendir pada manusia. Beberapa jenis
bakteri ini dapat membuat enderotoksin yang menyebabkan keracunan. Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen, penyebab penyakit radang
di kulit dan menimbulkan bisul yang bernanah disebut abses (Jawetz, 2012).
Bakteri
ini sering ditemukan pada makanan-makanan yang mengandung protein. Enterotoksin
yang diproduksi oleh Staphylococcus aureus
bersifat tahan panas dan masih aktif setelah dipanaskan pada suhu 100°C
selama 30 menit (Jawetz, 2012).
2.
Klasifikasi
Kingdom :
Monera
Diviso :
Famicutes
Ordo :
Eubacteiales
Famili :
Mycrococcaeae
Genus : Staphylococcus
Spesies
: Staphylococcus aureus
3.
Morfologi
Staphylococcus aureus
Bakteri
Staphylococcus aureus berbentuk bulat
menyerupai bentuk buah anggur yang tersusun rapi dan tidak teratur satu sama
lain. Sifat dari bakteri ini umumnya sama dengan bakteri coccus yang lain
yaitu:
1)
Berbentuk bulat dengan
diameter kira-kira 0,5 – 1,5 µm.
2)
Sel-selnya bersifat
gram positif dan tidak aktif melakukan pergerakan (non motil).
3)
Bersifat patogen dan
menyebabkan lesi local yang oportunistik.
4)
Bersifat anaerob
fakultatif.
5)
Menghasilkan katalase.
6)
Sebagian besar adalah
saprofit yang hidup di alam bebas, namun habitat alamiahnya adalah pada
permukaan epitel golongan primate/mamalia.
7)
Bersifat β-hemolitik.
8)
Toleran garam
(halodurik).
9)
Menghasilkan pigmen
kuning dan mungkin memproduksi eksotoksin.
Gambar
2.3 Staphylococcus aureus
4. Fisiologi
Staphylococcus aureus
mudah tumbuh pada berbagai macam-macam media, bermetabolisme aktif dengan
meragikan karbohidrat dan menghasilkan pigmen yang bervariasi mulai dari pigmen
berwarna putih sampai kuning tua. Bakteri Staphylococcus
aureus sebagian menjadi anggota flora normal kulit dan selaput lendir pada
manusia, sebagian lagi menjadi bakteri patogen yang menyebabkan bermacam-macam
penyakit atau gangguan dalam tubuh (Madigan dkk., 2008).
5.
Patogenitas
Infeksi Staphylococcus aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi
patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits.
Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah,
oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik (Madigan dkk., 2008).
6.
Penyebaran Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus yang dibawa pengidap tidak
menimbulkan gejala, tetapi dapat menularkan pada orang lain atau lingkungannya
dengan berbagai cara yakni dapat dihembuskan dari saluran pernapasan atas pada
waktu bersin, dan dapat menjadi sumber penularan terhadap orang lain. Staphylococcus aureus dapat ditularkan melalui
tangan pengidap yang tidak bergejala (Madigan dkk., 2008).
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Bakteri Staphylococcus aureus berasal dari kata
Staphylo (buah anggur) dan coccus (bulat). Bakteri sering ditemukan sebagai
flora normal di kulit dan selaput lendir pada manusia.
Bakteri Staphylococcus aureus berbentuk bulat
menyerupai bentuk buah anggur yang tersusun rapi dan tidak teratur satu sama
lain.
Bakteri Staphylococcus aureus yang dibawa pengidap
tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat menularkan pada orang lain atau
lingkungannya dengan berbagai cara yakni dapat dihembuskan dari saluran
pernapasan atas pada waktu bersin, dan dapat menjadi sumber penularan terhadap
orang lain.
DARTAR PUSTAKA
Harti,A.S. 2012. Dasar-Dasar Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme.Edisi 1. Bandung : Yrama Widy.
Kusuma, Sri Agung Fitri. 2010. Escherichia coli. Jatinagor :
Universitas Padjajaran.
Kusuma, Sri Agung Fitri. 2010. Staphylococcus aureus. Jatinagor :
Universitas Padjajaran.
Jawetz, Melnick, Adelberg’s. 2005. Mikrobiologi kedokteran. Edisi 22.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jawetz, Melnick, Adelberg’s. 2007. Mikrobiologi kedokteran. Edisi 23.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.