DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………….……..………….. i
KATA
PENGANTAR …...……………………………...……………. ii
DAFTAR
ISI ....…………………………………………..……………. iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ……………………....…………..………….. 1
1.2 Rumusan
Masalah ………...…………………..…….………. 2
1.3 Tujuan
………....……………………………..…………….... 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ..............................................................…….............. 3
2.2
Klasifikasi ................................................................................ 3
2.3 Morfologi...................................................................…........... 4
2.4 Penyakit
yang ditimbulkan ............................…….................. 5
2.5 Uji laboratorium ....................................................………...... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………….…………………...…………….. 11
3.2 Saran ………………………………………………………… 11
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Staphylococcus berasal dari kata staphylos berarti kelompok buah anggur
dan coccus berarti bulat. Kuman ini
sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia.
Pada tahun 1880, Pasteur mengenal mengisolir micrococcus yang membentuk kelompok. Pada tahun 1881, Oyston
berhasil mengisolir micrococci dari
abces. Pada tahun 1884, Rosenbach untuk pertama kalinya mempelajari Staphylococcus secara mendalam sehingga
berhasil mengenal varietas aureus, albus dari micrococcus pyogenes.
Sebagian besar staphylococcus apathogen,
hidup sebagai komensal pada tubuh manusia, misalnya pada kulit, tenggorokan,
hidung, mulut. Banyak juga dijumpai pada debu-debu, di udara, makanan-makanan,
dalam minuman-minuman dan sebagainya. Tetapi beberapa jenis dari staphylococcus
dapat menyebabkan penyakit, terutama menyebabkan infeksi pada luka-luka
(pyogenes). Diantaranya ada juga menyebabkan keracunan makanan, karena
mengeluarkan racun (exotoxin). Jenis staphylococcus
yang dapat menyebabkan penyakit, ialah :
Micrococcus
pyogenes var.aureus. (Nama lama : Staphylococcus
aureus).
Micrococcus
pyogenes var.albus (Nama lama : Staphylococcus
albus).
Staphylococcus ini dapat menyebabkan :
§ infeksi-infeksi pada luka.
§ furunkel (bisul, radang kulit), karbunkel (bisul-bisul yang berkumpul).
§ abses (rongga berisi nanah).
§ osteomyelitis akut (radang sumsum tulang).
§ infeksi saluran kencing.
§ mastitis (radang payudara).
§ catarrhe urinary (radang selaput lendir dari saluran kencing).
§ sepsis, septicaemia, pyaemia, dll.
Bila suatu bakteri masuk ke dalam
darah dan belum berkembang biak disebut bacteriaemia. Jika bakteri sudah berkembang biak sehingga tuan rumah sakit disebut septicaemia. Jika bakteri yang masuk ke
dalam darah disertai dengan pembentukan nanah yang turut beredar dalam aliran darah,
keadaan ini disebut pyaemia.
Seandainya septicaemia dan pyaemia menjadi satu, keadaan ini
disebut septicopyaemia, umumnya
dinamakan sepsis saja (peracunan
darah). Sepsis sangat berbahaya,
tetapi dalam keadaan infeksi tidak selalu terjadi sepsis.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Definisi Staphylococcus Epidermis ?
2. Klasifikasi Staphylococcus Epidermis ?
3. Morfologi Staphylococcus Epidermis ?
4. Penyakit
yang ditimbulkan Staphylococcus Epidermis
?
5. Uji
laboratorium Staphylococcus Epidermis
?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Agar dapat
mengetahui definisi Staphylococcus
Epidermis
2. Agar dapat
memahami klasifikasi Staphylococcus
Epidermis
3. Agar dapat
mengetahui Penyakit yang ditimbulkan
Staphylococcus Epidermis
4. Agar dapat
mengetahui Uji laboratorium Staphylococcus
Epidermis
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Staphylococcus epidermidis adalah salah satu spesies bakteri dari
genus Staphylococcus yang diketahui
dapat menyebabkan infeksi oportunistik (menyerang individu dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah). Beberapa karakteristik bakteri ini adalah
fakultatif, koagulase negatif, katalase positif, gram positif, berbentuk coccus, dan berdiameter 0,5 – 1,5 µm.
Bakteri ini secara alami hidup pada kulit dan membran mukosa manusia. Infeksi Staphylococcus epidermidis dapat terjadi
karena bakteri ini membentuk biofilm pada alat-alat medis di rumah sakit dan
menulari orang-orang di lingkungan rumah sakit tersebut (infeksi nosokomial).
Secara klinis, bakteri ini menyerang orang-orang yang rentan atau imunitas
rendah, seperti penderita AIDS, pasien kritis, pengguna obat terlarang
(narkotika), bayi yang baru lahir, dan pasien rumah sakit yang dirawat dalam
waktu lama.
2.2 Klasifikasi
·
Kingdom :
Protista
·
Divisi :
Schizophyta
·
Class :
Schyzomycetes
·
Ordo :
Eubacteriales
·
Famili :
Enterobacteriaceae
·
Genus :
Staphylococcus
·
Spesies :
Staphylococcus epidermidis
2.3
Morfologi
Merupakan suatu golongan bakteri yang menunjukkan sifat
- sifat yang mendekati fungi / bakteri. Terdapat dalam tanah maupun dalam udara
dan sebagian parasit pada tumbuhan tingkat tinggi. Koloni berwarna (tergantung
substraknya), mempunyai bau tanah, resisten terhadap penisilin dan
streptomisin.
Staphylococcus
epidermidis memiliki beberapa karakteristik, antara
lain:
1.
Bakteri fakultatif.
2.
Koagulase negatif,
katalase positif, gram positif.
3.
Berbentuk kokus, dan berdiameter 0,5 –
1,5 µm.
4.
Hidup pada kulit dan membran mukosa manusia.
Bakteri
Staphylococcus epidermidis
2.4
Penyakit Yang Ditimbulkan
Infeksi Staphylococcus
epidermidis berhubungan dengan perangkat intravaskular (katup jantung
buatan, shunts, dll), tetapi biasanya terjadi pada sendi buatan, kateter, dan
luka besar. Infeksi kateter bersama dengan kateter-induced UTI menyebabkan
peradangan serius dan sekresi nanah. Dalam hal ini, buang air kecil sangat
menyakitkan.
Septicemia dan endokarditis
termasuk penyakit yang berhubungan dengan Staphylococcus epidermidis.
Gejala yang timbul adalah demam, sakit kepala, dan kelelahan untuk anoreksia
dan dyspnea. Septicemia terjadi
akibat infeksi neonatal, terutama ketika bayi lahir dengan berat badan sangat
rendah. Sedangkan, Endokarditis
adalah infeksi katup jantung dan bagian lapisan dalam dari otot jantung. Staphylococcus
epidermidis dapat mencemari peralatan perawatan pasien dan permukaan
lingkungan.
1.
Septicemia
Septicemia adalah
kondisi di mana dalam darah terdapat bakteri dan sering dikaitkan dengan
penyakit berat. Septicemia adalah salah satu penyakit serius, infeksi bakteri
dapat mengancam jiwa dan bereaksi sangat cepat. Hal ini dapat timbul dari
infeksi di seluruh tubuh, termasuk infeksi di paru-paru, perut, dan saluran
kemih.
Penyakit Septicemia
Gejala
Septicemia antara lain: demam, menggigil, napas cepat, dan detak jantung cepat.
Penderita nampak sangat akit. Gejala dengan cepat berkembang menjadi syok
dengan penurunan suhu tubuh (hipotermia), penurunan tekanan darah, kebingungan
atau perubahan lain dalam status mental, dan masalah penggumpalan darah yang
mengarah ke jenis tertentu seperti bintik-bintik merah di kulit (petechiae dan
ecchymosis).
2.
Endokarditis
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Infeksi
endokarditid biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan.
Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung
bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu Infeksi pada endokard
banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial.
Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan
oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan lain-lain.
Jenis kuman penyebab
endokardisitis ini sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain itu
juga melalui alat genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan
kulit. Endokard yang rusak dengan permukaannya tidak rata mudah sekali
terinfeksi dan menimbulkan adanya vegetasi (penempelan) yang terdiri atas
trombosis dan fibrin.
Vaskularisasi
jaringan tersebut biasanya tidak akan berlangsung dengan baik, sehingga hal ini
akan memudahkan mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan menambah
kerusakan katup dan endokard, kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan
robeknya katub hingga terjadi kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke
jaringan sekitarnya, menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik. Bila
infeksi mengenai korda tendinae maka dapat terjadi ruptur yang mengakibatkan
terjadinya kebocoran katub jantung.
2.5 Uji Laboratorium
1.
Sampel yang digunakan untuk menentukan bakteri Staphylococcus adalah :
§ Apusan
mukosa atau kulit
§ Nanah
§ Darah
§ Bilasan
trachea/bronchus
§ Cairan
liquor
2.
Identifikasi dilakukan dengan cara :
§ Preparat
hapus, dibuat langsung dari bahan pemeriksaan dan diwarnai dengan cara
pewarnaan Gram
§ biakan
dan identifikasi dengan melakukan tes-tes biokimia
§ tes
serologi dan tes tiping
§ tes
kepekaan antibiotik
Identifikasi Staphylococcus
A.
Bahan Pemeriksaan
§ Klinis
: Pus/nanah hijau, hapus luka, sputum, darah, feces, nasal sekresi, cairan
cerebro-spinal, urine, sel aspirasi dari paru-paru atau tulang.
§ Makanan
: Bahan makanan suspek penyebab racun.
Gejala
infeksi biasanya disebabkan oleh racun, dibebaskan dari hanya beberapa
staphylococci sehingga kultur yang diambil dari lesi biasanya negatif.
B.
Skema Pemeriksaan :
Hari Pertama
1.
Pemupukan
Sampel
dari bahan ditanam pada media pemupuk NaCl broth di inkubasi 24 jam.
2.
Isolasi
Sampel
bahan pemeriksaan diisolasi dalam media dan diinkubasi dalam inkubator dengan
suhu 37˚ C selama 24 jam.
a.
Biakan pada Agar Darah BAP ( Blood Agar Plate)
b.
Biakan pada MSA (Manitol Salt Agar) di sekitar koloni jernih disebabkan β hemolisin.
§ Media
BAP untuk membedakan bakteri yang menghemolisa darah dan non hemolisa. Hemolisa
sempurna di sekitar koloni berwarna hijau disebabkan α hemolisin.
§ Hemolisa
sebagian tidak terjadi perubahan disebabkan ɤ hemolisin.
§ Non
hemolisa
Hari Kedua
Pengamatan koloni pada media :
a) Media
Agar Darah : Koloni berwarna kuning keemasan, halus, licin & berpigmen.di
sekitar koloni menjadi jernih atau transparan.
b) Media
MSA : Koloni berwarna kuning, bersifat manitol fermenter,berwarna merah berarti
tidak memecah manitol.
Yang tumbuh pada media BAP
dengan koloni hemolisa positif kemudian dilakukan pembuatan preparat dan
pewarnaan metode Gram ( karena Streptococcus juga hemolisa positif ).
§ Pemeriksaan
mikroskopis dilakukan pewarnaan metode gram
1. Disiapkan
2 buah kaca obyek, isolate biakan (koloni lain lagi), karbol gentian violet,
pereaksi lugol, alkohol 95% ,pewarna safranin, minyak imersi.
2. Sapukan
sedikit biakkan isolate bakteri di atas kaca obyek, ditambahkan 1 tetes air,
kemudian disuspensikan.
3. Kaca
objek diletakan di atas bak pewarna, kemudian digenangi dengan karbol gentian
violet selama 1 menit. Kelebihan zat warna dibuang, dan dibilas dengan air
mengalir.
4. Olesan
digenangi dengan lugol selama 2 menit, pereaksi berlebih dibuang, dan dibilas
dengan air mengalir.
5. Olesan
digenangi oleh alkohol 95% tetes demi tetes selama 30 detik atau sampai semua
zat warna hilang, kemudian dibilas dengan air mengalir.
6. Pewarnaan
yang terakhir dengan safranin selama 1 menit, kelebihan zat warna dibuang dan
dibilas dengan air, kemudian dikeringkan dengan kertas saring.
7. Preparat
dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x dilanjutkan 100x.
8. Hasil
percobaan digambar dengan teliti. Sel bakteri yang bewarna ungu menunjukkan
bakteri masuk kelompok gram positif, sedangkan bakteri gram negatif akan
berwarna merah.
§ Hasil
Pemeriksaan
a) Bentuknya
Coccus/bulat, ungu gram positif
b) Ukurannya
berdiameter 0,8-1 um
c) Susunannya
2-2, 4-4, bergerombol seperti buah anggur.
Yang tumbuh pada MSA (Manitol
Salt Agar) adalah bakteri Staphylococcus aureus sebab bakteri spesies ini tahan
terhadap garam yang tinggi dan juga memecah manitol. Oleh sebab itu MSA disebut
sebagai media selektif. Koloni yang positif diinokulasikan ke media diperkaya
NAS (Nutrient Agar Slant) di inkubasi 24 jam 370C.
Hari Ketiga
§ Koloni
pada subkultur dilakukan uji biokimia, uji katalase dan uji serologi
a) Uji
Biokimia: Bakteri diisolasi kedalam media NAS
Hasil positif dengan indikasi dengan
terbentuknya gelembung.
b) Uji
Katalase : 1 ose koloni + 1 ose H2O2 3%.
Tes katalase menentukan apakah
organisme menghasilkan enzim katalase yang menguraikan hidrogen peroksida
menjadi air dan oksigen.
c) Uji
Serologi: CPT (Coagulation Plasma Test), 1 ose koloni + 1 ose plasma sitrat,
campurkan, amati dalam 2 menit.
Hasil positif dengan indikasi cairan
jernih dengan terbentuknya butiran-butiran halus.
Hari Keempat
§ Mengamati
hasil inkubasi NAS untuk uji biokimia
§ Uji
Biokimia : pigmennya berwarna kuning keemasan bila Staphylococcus aureus, berwarna kuning jeruk bila Staphylococcus citreus, bila berwarna
putih Staphylococcus albus / Staphylococcus epidermis.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Staphylococcus
epidermidis adalah salah satu spesies bakteri dari
genus Staphylococcus yang diketahui
dapat menyebabkan infeksi oportunistik (menyerang individu dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah). Beberapa karakteristik bakteri ini adalah
fakultatif, koagulase negatif, katalase positif, gram positif, berbentuk kokus,
dan berdiameter 0,5 – 1,5 µm. Bakteri ini secara alami hidup pada kulit dan
membran mukosa manusia.
Septicemia dan endokarditis
termasuk penyakit yang berhubungan dengan Staphylococcus epidermidis.
Gejala yang timbul adalah demam, sakit kepala, dan kelelahan untuk anoreksia
dan dyspnea. Septicemia terjadi
akibat infeksi neonatal, terutama ketika bayi lahir dengan berat badan sangat
rendah. Sedangkan, Endokarditis
adalah infeksi katup jantung dan bagian lapisan dalam dari otot jantung. Staphylococcus
epidermidis dapat mencemari peralatan perawatan pasien dan permukaan
lingkungan.
Uji biokimia bakteri pigmennya
berwarna kuning keemasan bila Staphylococcus
aureus, berwarna kuning jeruk bila Staphylococcus
citreus, bila berwarna putih Staphylococcus
albus/epidermis.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa
lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Djide, M. 2003. mikrobiologi farmasi terapan. Fakultas MIPA,
Jurusan Farmasi. Uninersitas
Hasanuddin.Makassar.
Entjang, I.
2001. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT Citra
Aditya Bakti. Bandung.
Gembong.
2005. Anantomi
Morfologi. Universitas Indonesia, Makassar
Pelczar, Michael, J., dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi I, UI Press. Jakarta.
Setiabudi. 1995. Farmakologi dan Terapi ( Antimikroba). Universitas Indonesia. Jakarta