DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................1
DAFTAR ISI ...............................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................3
1.1.
Latar Belakang Masalah ...........................................................................3
1.2.
Rumusan Masalah ...........................................................................3
1.3.Tujuan ...................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN .......................................................................................5
2.1.
Defenisi anemia mikrositik hipokrom ...................................................5
2.2.
Gejala anemia mikrositik hipokrom ..................................................
8
2.3.Gambar
anemia mikrositik hipokrom ..................................................
9
2.4. Patofisiologi anemia
mikrositik hipokrom ......................................11
2.5. Pengobatan anemia
mikrositik hipokrom ......................................12
2.6. Pemeriksaan laboratorium anemia
mikrositik hipokrom ..........................12
BAB III PENUTUP ..................................................................................................13
3.1. Kesimpulan ......................................................................................13
3.2. Saran ..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................14
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Definisiensi besi adalah suatu keadaan dimana jumlah
sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam sel darah
berada dibawah normal, yang disebabkan karena kekuranganzatbesi. Terdapatnya
zat Fe dalam darah baru diketahui setelah penelitian oleh Lemery dan Goeffy
(1713), kemudian Pierre Blaud (1831) mendapatkan bahwa FeSO4 dan K2CO3 dapat
memperbaiki keadaan krorosis, anemia akibat defisiensi Fe. Penyebab defisiensi besi merupakan
penyebab utama anemia di dunia. Khususnya terjadi pada wanita usia subur, sekunder
karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi
selama hamil.
1.2. Rumusan
masalah
1. Apa
itu anemia mikrositik hipokrom ?
2. Apa
gejala dari anemia mikrositik hipokrom ?
3. Apa
penyebab dari anemia mikrositik hipokrom ?
4. Berapa
macam pemeriksaan anemia mikrositik hipokrom?
1.3. Tujuan
1. Agar
mengetahui apa itu anemia mikrositik hipokrom ?
2. Agar
mengetahui Apa gejala dari anemia mikrositik hipokrom ?
3. Agar
mengetahui Apa penyebab dari anemia mikrositik hipokrom ?
4. Agar
mengetahui Berapa macam pemeriksaan anemia mikrositik hipokrom?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Mikrositik
berarti kecil, hipokrom artinya mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang
dari normal. Defisiensi besi adalah penyebab anemia yang terseringdi semua
negara di dunia. Defisiensi besi merupakan penyebab terpenting suatu anemia
mikrositik hipokrom, dengan ketiga indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) berkurang
dan sediaan apus darah menunjukkan eritrosit yang kecil (mikrositik) dan pucat
(hipokrom).
2.2. Anemia
mikrositik hipokrom dapat disebabkan karena
a.
Kehilangan besi (perdarahan menahun)
b. Asupan yang
tidak adekuat / absorbsi bei yang kurang
c. Kebutuhan
besi yang meningkat (pada masa kehamilan dan prematuritas)
Kemungkinan yang terjadi pada anemia
mikrositik hipokrom adalah
a. Anemia defisiensi besi (gangguan
besi)
b. Anemia pada penyakit kronik
(gangguan besi)
c. Thalasemia (gangguan globin)
d. Anemia sideroblastik (gangguan protoporfirin)
2.3. Gambar
2.4. Patofisiologi anemia
mikrositik hipokrom tergantung dari penyebabnya
1.
Anemia defisiensi besi terjadi dalam
3 tahap
a. Tahap 1
(tahap prelaten), dimana yang terjadi penurunan hanya kadar feritin (simpanan
besi)
b. Tahap 2 (tahap
laten), dimana feritin dan saturasi transferin turun (tetapi Hb masih normal)
c. Tahap 3
(tahap def. besi), dimana feritin, saturasi transferin dan Hb turun (eritrosit
menjadi mikrositik hipokrom)
2.
Anemia pada
penyakit kronis
Anemia ini biasanya bersifat sekunder, dalam arti ada penyakit primer yang
mendasarinya. Perbedaan anemia ini dengan anemia defisiensi besi tampak pada
feritin yang tinggi dan TIBC yang rendah
3.
Anemia
sideroblastik
Terjadi karena adanya gangguan pada rantai protoporfirin. Menyebabkan besi
yang ada di sumsum tulang meningkat sehingga besi masuk ke dalam eritrosit yang
baru terbentuk dan menumpuk pada mitokondria perinukleus.
4.
Thalasemia
Terjadi karena gangguan pada rantai globin. Thalasemia dapat terjadi karena sintesis hb yang abnormal dan juga karena berkurangnya kecepatan sintesis rantai alfa atau beta yang normal
Terjadi karena gangguan pada rantai globin. Thalasemia dapat terjadi karena sintesis hb yang abnormal dan juga karena berkurangnya kecepatan sintesis rantai alfa atau beta yang normal
2.5. Pengobatan Anemia
Mikrositik Hipokrom
1. Anemia defisiensi besi
a. Terapi besi oral Ferro
sulfat, mengandung 67mg besi Ferro glukonat, mengandung 37 mg besi.
b. Terapi
besi parenteral biasa digunakan untuk pasien yang tidak bisa mentoleransi
penggunaan besi oral. Besi-sorbitol-sitrat diberikan secara injeksi
intramuskular Ferri hidroksida-sukrosa diberikan secara injeksi intravena
lambat atau infus
c.
Pengobatan Lain Diet, diberikan makanan bergizi tinggi protein terutama yang
berasal dari protein hewani Vitamin C diberikan 3 x 100mg per hari untuk
meningkatkan absorpsi besi Transfusi darah, pada anemia def. Besi dan
sideroblastik jarang dilakukan (untuk menghindari penumpukan besi pada
eritrosit)
2. Anemia pada penyakit kronik. Tidak ada
pengobatan khusus yang mengobati penyakit ini, sehingga pengobatan ditujukan
untuk penyakit yang mendasarinya. Jika anemia menjadi berat, dapat dilakukan
transfusi darah dan pemberian eritropoietin.
3. Anemia sideroblastik. Penatalaksanaan anemia
ini dapat dilakukan dengan veneseksi dan pemberian vit b6 (pyridoxal fosfat).
Setiap unit darah yang hilang pada veneseksi mengandung 200-250 mg besi.
4. Thalasemia. Transfusi darah dapat dilakukan
untuk mempertahankan kadar Hb >10 g/dL. Tetapi transfusi darah yang berulang
kadang mengakibatkan penimbunan besi, sehingga perlu dilakukan terapi kelasi
besi
2.6. Pemeriksaan Laboratorium yang mendukung
Untuk anemia mikrositik hipokrom, dilakukan pemeriksaan NER (Nilai
eritrosit rata-rata) yang terdiri
dari VER, HER, KHER
1.
VER (Volume
Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hematokrit dengan jumlah eritrosit (dalam juta) x 10. Satuannya fL. Nilai normalnya 80-98 fL. Jika lebih besar dari pada normal : eritrositnya makrositer Jika lebih kecil dari pada normal : eritrositnya mikrositer.
2.
HER (Hemoglobin
Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hemoglobin dengan jumlah eritrosit (dalam juta ) x 10 . Satuannya pg. Nilai normalnya 27-32
pg Jika lebih kecil dari normal biasanya eritrosit hipokrom
3.
KHER
(Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai
hemoglobin dengan nilai hematokrit x 100. Satuannya g/dL. Nilai normalnya 31-35
g/dL.Jika lebih kecil dari normal biasanya eritrosit hipokrom. Kalau perhitungan sudah menunjukan bahwa eritrosit mikrositik hipokrom,
maka dilanjutkan dengan pemeriksaan apus darah tepi untuk melihat morfologi
darah tepi.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mikrositik berarti kecil, hipokrom
artinya mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal. Defisiensi
besi adalah penyebab anemia yang terseringdi semua negara di dunia. Defisiensi
besi merupakan penyebab terpenting suatu anemia mikrositik hipokrom, dengan
ketiga indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) berkurang dan sediaan apus darah
menunjukkan eritrosit yang kecil (mikrositik) dan pucat (hipokrom).
3.2.
Saran
Di harapakan agar mahasiswa dapat
mempelajari makalah ini agar dapat mengetahui tentang penyakit anemia serta
cara pengobatan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.drmuhammadriduan.com/index.php/anemia/a-hiporomik-mikrositik
, Diakses Tanggal 27 September 2014
http://blogdokter.com/category/anemia-defisiensi-besi-fe-2/
, Diakses Tanggal 27 September 2014
http://akfari.wordpress.com/2013/03/26/jenis-jenis-anemia/
, Diakses Tanggal 27 September 2014