Yazhid Blog

.

Kamis, 27 November 2014

Makalah anemia mikrositik hipokrom

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR   ...............................................................................................1 DAFTAR I... thumbnail 1 summary
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR   ...............................................................................................1
DAFTAR ISI  ...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN     .......................................................................................3
1.1. Latar Belakang Masalah  ...........................................................................3
1.2. Rumusan Masalah            ...........................................................................3
1.3.Tujuan       ...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN      .......................................................................................5
2.1. Defenisi anemia mikrositik hipokrom      ...................................................5
2.2. Gejala anemia mikrositik hipokrom         .................................................. 8
2.3.Gambar anemia mikrositik hipokrom        .................................................. 9
2.4. Patofisiologi anemia mikrositik hipokrom           ......................................11
2.5. Pengobatan anemia mikrositik hipokrom ......................................12
2.6. Pemeriksaan laboratorium anemia mikrositik hipokrom ..........................12
BAB III PENUTUP   ..................................................................................................13
            3.1. Kesimpulan          ......................................................................................13
            3.2. Saran        ..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA                        ......................................................................................14




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Definisiensi besi adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karena kekuranganzatbesi. Terdapatnya zat Fe dalam darah baru diketahui setelah penelitian oleh Lemery dan Goeffy (1713), kemudian Pierre Blaud (1831) mendapatkan bahwa FeSO4 dan K2CO3 dapat memperbaiki keadaan krorosis, anemia akibat defisiensi Fe. Penyebab defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia. Khususnya terjadi pada wanita usia subur, sekunder karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama hamil.

1.2.   Rumusan masalah
1.      Apa itu anemia mikrositik hipokrom ?
2.      Apa gejala dari anemia mikrositik hipokrom ?
3.      Apa penyebab dari anemia mikrositik hipokrom ?
4.      Berapa macam pemeriksaan anemia mikrositik hipokrom?

1.3.   Tujuan
1.      Agar mengetahui apa itu anemia mikrositik hipokrom ?
2.      Agar mengetahui Apa gejala dari anemia mikrositik hipokrom ?
3.      Agar mengetahui Apa penyebab dari anemia mikrositik hipokrom ?
4.      Agar mengetahui Berapa macam pemeriksaan anemia mikrositik hipokrom?








BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Mikrositik berarti kecil, hipokrom artinya mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal. Defisiensi besi adalah penyebab anemia yang terseringdi semua negara di dunia. Defisiensi besi merupakan penyebab terpenting suatu anemia mikrositik hipokrom, dengan ketiga indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) berkurang dan sediaan apus darah menunjukkan eritrosit yang kecil (mikrositik) dan pucat (hipokrom).

2.2. Anemia mikrositik hipokrom dapat disebabkan karena
a. Kehilangan besi (perdarahan menahun)
b. Asupan yang tidak adekuat / absorbsi bei yang kurang
c. Kebutuhan besi yang meningkat (pada masa kehamilan dan prematuritas)
Kemungkinan yang terjadi pada anemia mikrositik hipokrom adalah
a. Anemia defisiensi besi (gangguan besi)
b. Anemia pada penyakit kronik (gangguan besi)
c. Thalasemia (gangguan globin)
d. Anemia sideroblastik (gangguan protoporfirin)




2.3. Gambar

2.4. Patofisiologi anemia mikrositik hipokrom tergantung dari penyebabnya
1.    Anemia defisiensi besi terjadi dalam 3 tahap
a.       Tahap 1 (tahap prelaten), dimana yang terjadi penurunan hanya kadar feritin (simpanan besi)
b.      Tahap 2 (tahap laten), dimana feritin dan saturasi transferin turun (tetapi Hb masih normal)
c.       Tahap 3 (tahap def. besi), dimana feritin, saturasi transferin dan Hb turun (eritrosit menjadi mikrositik hipokrom)
2.    Anemia pada penyakit kronis
Anemia ini biasanya bersifat sekunder, dalam arti ada penyakit primer yang mendasarinya. Perbedaan anemia ini dengan anemia defisiensi besi tampak pada feritin yang tinggi dan TIBC yang rendah
3.    Anemia sideroblastik
Terjadi karena adanya gangguan pada rantai protoporfirin. Menyebabkan besi yang ada di sumsum tulang meningkat sehingga besi masuk ke dalam eritrosit yang baru terbentuk dan menumpuk pada mitokondria perinukleus.
4.    Thalasemia
Terjadi karena gangguan pada rantai globin. Thalasemia dapat terjadi karena sintesis hb yang abnormal dan juga karena berkurangnya kecepatan sintesis rantai alfa atau beta yang normal
2.5. Pengobatan  Anemia Mikrositik Hipokrom
1.      Anemia defisiensi besi
a. Terapi besi oral Ferro sulfat, mengandung 67mg besi Ferro glukonat, mengandung 37 mg besi.
b. Terapi besi parenteral biasa digunakan untuk pasien yang tidak bisa mentoleransi penggunaan besi oral. Besi-sorbitol-sitrat diberikan secara injeksi intramuskular Ferri hidroksida-sukrosa diberikan secara injeksi intravena lambat atau infus
c. Pengobatan Lain Diet, diberikan makanan bergizi tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani Vitamin C diberikan 3 x 100mg per hari untuk meningkatkan absorpsi besi Transfusi darah, pada anemia def. Besi dan sideroblastik jarang dilakukan (untuk menghindari penumpukan besi pada eritrosit)
2.   Anemia pada penyakit kronik. Tidak ada pengobatan khusus yang mengobati penyakit ini, sehingga pengobatan ditujukan untuk penyakit yang mendasarinya. Jika anemia menjadi berat, dapat dilakukan transfusi darah dan pemberian eritropoietin.
3.  Anemia sideroblastik. Penatalaksanaan anemia ini dapat dilakukan dengan veneseksi dan pemberian vit b6 (pyridoxal fosfat). Setiap unit darah yang hilang pada veneseksi mengandung 200-250 mg besi.
4.   Thalasemia. Transfusi darah dapat dilakukan untuk mempertahankan kadar Hb >10 g/dL. Tetapi transfusi darah yang berulang kadang mengakibatkan penimbunan besi, sehingga perlu dilakukan terapi kelasi besi


2.6. Pemeriksaan Laboratorium yang mendukung
Untuk anemia mikrositik hipokrom, dilakukan pemeriksaan NER (Nilai eritrosit rata-rata) yang terdiri dari VER, HER, KHER
1.      VER (Volume Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hematokrit dengan jumlah eritrosit (dalam juta) x 10. Satuannya fL. Nilai normalnya 80-98 fL. Jika lebih besar dari pada normal : eritrositnya makrositer Jika lebih kecil dari pada normal : eritrositnya mikrositer.
2.      HER (Hemoglobin Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hemoglobin dengan jumlah eritrosit (dalam juta ) x 10 . Satuannya pg. Nilai normalnya 27-32 pg Jika lebih kecil dari normal biasanya eritrosit hipokrom
3.      KHER (Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hemoglobin dengan nilai hematokrit x 100. Satuannya g/dL. Nilai normalnya 31-35 g/dL.Jika lebih kecil dari normal biasanya eritrosit hipokrom. Kalau perhitungan sudah menunjukan bahwa eritrosit mikrositik hipokrom, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan apus darah tepi untuk melihat morfologi darah tepi.




BAB III
PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Mikrositik berarti kecil, hipokrom artinya mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal. Defisiensi besi adalah penyebab anemia yang terseringdi semua negara di dunia. Defisiensi besi merupakan penyebab terpenting suatu anemia mikrositik hipokrom, dengan ketiga indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) berkurang dan sediaan apus darah menunjukkan eritrosit yang kecil (mikrositik) dan pucat (hipokrom).

3.2.       Saran
Di harapakan agar mahasiswa dapat mempelajari makalah ini agar dapat mengetahui tentang penyakit anemia serta cara pengobatan.



DAFTAR PUSTAKA



















Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts