BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Makanan merupakan elemen penting
bagi tubuh manusia. Hal ini disebabkan karena makanan memberikan energi dan
tenaga bagi tubuh untuk melakukan bekerja. Mengkonsumsi makanan yang sehat
menjadi harapan setiap manusia karena asupan gizi yang cukup, memberikan energi
yang maksimal bagi tubuh. Jadi, jika kita harus mendisiplinkan diri untuk hidup
sehat dan mangatur pola makan yang baik untuk kesehatan tubuh kita.
Dewasa ini, banyak sekali kasus
keracunan makanan mewarnai media cetak maupun televisi. Ada juga kasus kematian
yang merupakan akibat dari keracunan makanan. Kasus keracunan makanan yang
dilaporkan tidak hanya bersumber pada ketidak higienisan makanan. Namun, adanya
fenomena penggunaan bahan-bahan kimia yang dilarang dalam makanan juga turut
mendominasi.
Salah satu contoh bahan kimia
berbahaya yang digunakan produsen makanan yang perlu diwaspadai konsumen adalah
zat pewarna merah Rhodamin B. Berdasarkan hasil penelitian banyak ditemukan zat
pewarna Rhodamin B pada produk industri rumah tangga. Rhodamin B adalah bahan
kimia yang digunakan untuk pewarna merah pada industri tekstil plastik dan
kain. Kelebihan dosis Rhodamin B bisa menyebabkan kanker, keracunan, iritasi
paru-paru, mata, tenggorokan, hidung, dan usus.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui kandungan rhodamin B pada berbagai sampel makanan
dan minuman.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bahan Tambahan Pangan adalan bahan
atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku
pangan, tetapi diambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk
pangan, antara lain pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan
pengental (menurut Undang-undang RI nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan).
Penggunaan BTP ini diatur oleh
perundang-undangan, oleh karena itu perlu dipilih secara benar jika akan
digunakan dalam pangan. Berikut ini adalah penggolongan BTP (Depkes RI, 2007) :
1. Pewarna, yaitu BTP yang dapat
memperbaiki atau memberi warna pada pangan. Contoh pewarna alami : Karamel
(gula yang digosongkan), beta karoten (ekstrak umbi wortel), dan kurkumin (ekstrak
umbi kunyit).
2. Pemanis Buatan
Sering
ditambahkan kedalam pangan sebagai pengganti gula karena mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan pemanis alami (gula) yaitu :
a) Rasanya lebih manis
b) Membantu mempertajam penerimaan
terhadap rasa manis
c) Tidak mengandung kalori atau
mengandung kalori yang jauh lebih rendah sehingga cocok untuk penderita
penyakit gula (diabetes).
d) Harganya lebih murah
Pewarna makanan merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang dapat
memperbaiki tampilan makanan. Secara garis besar, pewarna dibedakan menjadi
dua, yaitu pewarna alami dan sintetis. Selain itu, khusus untuk makanan dikenal
pewarna khusus makanan (food grade). Ironisnya, di Indonesia terutama industri
kecil dan industri rumah tangga makanan masih banyak menggunakan pewarna
nonmakanan atau pewarna untuk pembuatan cat dan tekstil (Mudjajanto, 2006).
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa
digunakan pada industri tekstil
dan kertas . Zat ini ditetapkan sebagai zat yang
dilarang penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes)
No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamine dalam makanan masih terdapat
di lapangan. Contohnya, BPOM di Makassar berhasil menemukan zat Rhodamine-B
pada kerupuk, sambak botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada sejumlah sampel
makanan dan minuman. Rhodamin B ini juga adalah bahan kimia yang digunakan
sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada awalnya zat ini
digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai
keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi dalam sinar
matahari (Hamdani, 2013)
Di dalam Rhodamin B sendiri terdapat
ikatan dengan klorin ( Cl ) yang dimana senyawa klorin ini merupakan senyawa
anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Rekasi untuk mengikat ion klorin
disebut sebagai sintesis zat warna. Disini dapat digunakan Reaksi Frield-
Crafts untuk mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan xentana. Rekasi
antara ftalat anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida
menghasilkan fluoresein. Apabila resorsinol diganti dengan
N-N-dietilaminofenol, reaksi ini akan menghasilkan rhodamin B.
Selain terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat
juga ikatan konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin B inilah yang menyebabkan
Rhodamin B bewarna merah. Ditemukannya bahaya yang sama antara Rhodamin B dan
Klorin membuat adanya kesimpulan bahwa atom Klorin yang ada pada Rhodamin B
yang menyebabkan terjadinya efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia. Atom
Cl yang ada sendiri adalah termasuk dalam halogen, dan sifat halogen yang
berada dalam senyawa organik akan menyebabkan toksik dan karsinogen (Nizma,
2013)
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
yang digunakan :
1.
Batang pengaduk
2.
Cawan porcelain
3.
Corong pisah
4.
Gelas kimia 250 mL, 100 mL
5.
Gelas ukur 10 mL, 50 mL, 100 mL
6.
Hot plate
7.
Karet pengisap
8.
Klem & statif
9.
Labu ukur 100 mL, 200 mL
10.
Pipet volume 50 mL
3.2 Bahan
yang digunakan :
1.
Aquadest
2.
Aluminium foil
3.
Ammoniak 2%
4.
Etanol 70 %
5.
Eter
6.
Minuman Fanta
7.
Gula-gula karet
8.
Gula-gula kacamata
9.
HCl 0,1 N
10.
Kerupuk warna-warni
11.
Kembang gula
12.
NaOH 0,5%
13.
Saus merk “Papelogi”
14.
Selai strowberi “Top”
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1 Perhitungan
Reagen
1) HCl 0,1
N 100 mL diencerkan dari 4 N:
N1
. V1 N2 . V2
4.
V1 = 0,1 .100
V1 =
V1
= 2,5 mL
2) NaOH 0,5
% 200 mL
% =
0,5
% =
=
= 1 gram
3) Ammoniak
2% dalam etanol 70% 500 mL
a. Ammoniak
2% dalam 500 mL
%1
. V1 =
%2 . V2
25%. V1
= 2% .500
V1 =
V1
= 40 mL
b. Etanol
70 % dalam 500 mL
%1 .
V1 =
%2 . V2
96%. V1 = 70% .500
V1 =
V1
= 364,58 mL
4.2 Pembuatan
Reagen
1) HCl 0,1 N 100 mL diencerkan dari 4 N
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Di
pipet HCl 4 N sebanyak 2,5 mL didalam labu ukur 100 mL yang telah diberi
aquadest
3. Dicukupkan
volumenya dengan aquadest sampai tanda batas
4. Dikocok
sampai homogen, lalu diberi etiket
2) NaOH 0,5% dalam 100 mL
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Ditimbang
NaOH sebanyak 1 gram dalam gelas kimia
3. Dilarutkan
dengan aquadest lalu dipindahkan ke labu ukur 100 mL
4. Dicukupkan
aquadest sampai tanda batas
5. Dihomogenkan
dan diberi etiket
3) Ammoniak
2% dalam etanol 70 % 500 mL
a. Pembuatan
etanol 70 % 500 mL
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Dipipet
etanol 365 mL
3. Dimasukkan
kedalam labu ukur 500 mL
4. Dicukupkan
volumenya hingga tanda batas menggunakan aquadest
5. Dikocok
hingga homogeny dan diberi etiket
b. Pembuatan
ammoniak 2% 500 mL
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Dipipet
ammoniak pekat sebanyak 40 mL
3. Dimasukkan
kedalam labu ukur 500 mL
4. Dicukupkan
volumenya hingga tanda batas menggunakan etanol 70%
5. Dikocok
hingga homogen dan diberi etiket
4.3 Analisa
(Prosedur Kerja)
1. Ditimbang
sampel sebanyak 10 gram dalam gelas kimia
2. Ditambahkan
50 mL larutan ammoniak 2% dalam etanol 70%, diaduk hingga warnanya larut dan
didiamkan.
3. Dipisahkan
larutan dari endapannya, kemudian ekstraknya dituang dalam cawan penguap
(porcelain) dan diuapkan diatas hot plate
4. Ekstrak
pekat didinginkan lalu dimasukkan kedalam corong pisah, lalu ditambahkan 30 mL
aquadest dan 6 mL NaOH 0,5% kemudian diekstraksi dengan 30 mL eter.
5. Ekstrak
eter dicuci dengan NaOH 0,5 % sebanyak 20 mL dibuang lapisan air.
6. Ekstrak
eter ditambahkan 10 mL larutan HCl 0,1 N dikocok kemudian lapisan bawah yang
tidak berwarna dibuang.
7. Diamati
lapisan eter
|
4.4 Data
Pengamatan
No.
|
Sampel
|
Hasil (+/-)
|
1.
|
Kerupuk
warna-warni
|
-
|
2.
|
Saus
sambal “Papelgi”
|
-
|
3.
|
Kembang
gula
|
+
|
4.
|
Gula-gula
kacamata
|
-
|
5.
|
Selai
strawberi “Top”
|
-
|
6.
|
Gula-gula
karet
|
-
|
7
|
Minuman
“Fanta”
|
-
|
Keterangan : (+) : positif mengandung rhodamin B
(-) :
negativ mengandung rhodamin B
BAB V
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini kami melakukan pengujian pada sampel makanan dan minuman
yang diduga mengandung bahan tambahan pangan/zat pewarna yang dilarang
pemakaiannya dalam makanan dan minuman. Zat pewarna yang diduga itu adalah
rhodamin B. Penentuan rhodamin B ini dapat dilakukan dengan berbagai cara salah
satunya secara kualitatif dengan menggunakan metode ekstraksi. Adapun sampel
yang digunakan adalah saus, selai strawberi, minuaman fanta, kembang gula,
kerupuk warna-warni, serta gula-gula karet.
Rhodamin B memiliki rumus molekul C28H31N2O3Cl
dengan berat molekul sebesar 479.000. Zat yang sangat dilarang penggunaannya
dalam makanan ini berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu-kemerah – merahan,
sangat larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan
berfluorensi kuat. Rhodamin B juga merupakan zat yang larut dalam alkohol, HCl,
dan NaOH, selain dalam air.
Dalam pengujian rhodamin B menggunakan metode ekstraksi. Ekstraksi
adalah proses pemisahan zat padat atau cair menggunakan bantuan pelarut. Namun,
sebelum diekstraksi sampel dipisahkan terlebih dahulu dengan bahan pelarutnya
dan bahan yang terlarut. Seperti pada selai strawberi dilarutkan menggunakan
ammoniak % dalam etanol 70% sehingga warna pada sampel lebih larut yang
kemudian sampel akan terpisah menjadi dua bagian yaitu suspensi (ekstrak) dan
endapan. Ekstrak inilah yang akan diekstraksi dengan penambahan beberapa pelarut
diantaranya aquadest, NaOH 0,5 %, dan eter. Pemberian aquadest dan NaOH karena
rhodamin B larut pada pelarut tersebut sedangkan eter akan terbentuk dua
lapisan.
Selama proses ekstraksi ada penambahan pelarut yang lain yaitu HCl
0,1 N. penambahan pelarut ini akan memberikan warna merah yang menandakan
positif mengandung rhodamin B. adanya warna merah dikarenakan ikatan Cl
(klorin) pada HCl yang berikatan dengan
Cl yang ada pada rhodamin B jika terdapat pada sampel.
Namun, setelah proses ekstraksi selesai yang memberikan warna merah
pada sampel setelah penambahan HCl adalah kembang gula. Sedangkan untuk sampel
yang lain menunjukkan negativ karena tidak terjadi perubahan warna merah.
Berdasarkan PERMENKES RI No. 1168/MENKES/PER/X/1999 bahwa salah
satu bahan tambahan pangan yang dilarang adalah rhodamin B, karena dapat
bersifat toksik bagi tubuh dan bersifat karsinogen. Untuk dapat terhindar dari
makanan yang mengandung rhodamin B maka harus diperhatikan warna yang mencolok
pada makanan dan minuman serta memiliki rasa pahit.
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan bahwa sampel yang positif mengandung rhodamin B
adalah kembang gula sedangkan sampel makanan dan minuman yang lain negativ
mengandung rhodamin B.
6.2 Saran
Untuk membeli makanan atau minuman sebaiknya
diperhatikan terlebih dahulu warnanya mencolok atau tidak serta warnanya tidak
homogen.
DAFTAR PUSTAKA