BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Buah adalah
suatu produk dari tanaman yang dapat dimakan dalam keadaan segar ataupun
terolah (processed), dan tidak dapat disimpan lama/tidak dapat dikendalikan
Buah-buahan merupakan suatu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi
sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan zat
yang memiliki berbagai manfaat dan kegunaan. Nilai gizi secara khusus dari
buah-buahan terletak pada penyediaan vitamin – vitamin, khususnya vitamin C
atau asam askorbat, karoten (provitamin A), berbagai vitamin B, khususnya asam
folat, dan mineral-mineral khususnya unsur-unsur Ca dan Fe.
Zat yang terkandung
didalam tiap jenis buah–buahan memiliki jumlah serta kadar yang berbeda–beda.
Tiap buah tersebut memiliki karakteristik dan tingkat kematangan yang beragam
sehingga membuat kandungan zat yang terdapat didalamnya juga berbeda – beda.
Beberapa zat dan bahan yang terkandung didalamnya selain kandungan vitamin C
diantaranya adalah total asam, pektin dan pHnya.
Vitamin C
merupakan suplemen yang sangat penting bagi tubuh manusia dimana dianjurkan
sebesar 30-60 mg per hari. Diantara kegunaan vitamin ini yaitu sebagai senyawa
utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai proses penting mulai dari pembuatan
kolagen, pengangkut lemak, sampai dengan pengatur tingkat kolesterol.
Dikarenakan khasiat penting yang terkandung dalam vitamin C itulah, maka banyak
orang yang memburu sumber-sumber vitamin C baik dalam bentuk alami maupun dalam
bentuk kemasan tablet. Akan tetapi banyak persepsi orang yang salah berkaitan
dengan sumber vitamin C dalam bentuk alami.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah untuk menentukan kadar vitamin C pada berbagai buah.
BAB
II
LANDASAN TEORI
Vitamin
(bahasa inggris, vitalamine) adalah sekelompok senyawa organic amino berbobot
molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organism,
yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata
bahan lain yang artinya hidup dan amina mengacu pada suatu gugus organik yang
memiliki atom nitrogen (N). Vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh
untuk dapat tumbuh dan berkembang. Vitamin tersebut antara lain A, C, D, E, K,
dan B. Tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan K dalam bentuk provitamin
aktif (Challen, 1997).
Berdasarkan sifat fisiknya vitamin
dapat dikelompokkan menjadi vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan
vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K). vitamin ini terdapat dalam
lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu
karena tidak larut dalam air (Syahruddin, 2007).
Vitamin C atau asam askorbat
merupakan senyawa organik derivat heksosa yang mempunyai
berat molekul 178
dengan rumus molekul C6H8O6, titik cairnya
190-192 0C, bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam asetone
dan alcohol yang mempunyai berat molekul rendah, dengan logam akan membentuk
garam, mudah teroksidasi dalam keadaan larutan terutama pada kondisi basa,
katalisator Fe dan Cu, enzim askorbat oksidase, sinar serta suhu tinggi, peka
terhadap panas, stabil dalam kondisi asam (pH rendah) dan kondisi kristal
kering terbentuk kristal warna putih, reduktor kuat, rasanya masam, mudah
teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat tetapi mudah tereduksi menjadi
asamaskorbat kembali dan tidak berbau (Thamrin, 2012).
Asam askorbat (vitamin C) adalah
turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya
dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa
dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua
bentuk dialam yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam
dehidroaskorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat
menjadi L-asam dehidroaskorbat terjadi apabila bersentuhan dengan tembaga,
panas, atau alkali (Alkhilender, 2003).
Vitamin C memegang peranan penting
dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan
metabolime koleserol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis
kolesterol. Peran vitamin C dalam metabolisme kolesterol adalah melalui cara
vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuan, dalam benuk empedu, vitamin C
meningkatkan kadar HDL tingginya kadar HDL akan menurunkan resiko menderita
penyakit aterosklerosis (Khomsan, 2010).
BAB
III
ALAT DAN BAHAN
3.1
Alat
yang digunakan :
1.
Batang pengaduk
2.
Botol semprot
3.
Buret asam 25 mL
4.
Gelas kimia 100 mL, 500 mL, 1000mL
5.
Gelas ukur 100 mL
6.
Hot plate
7.
Iodin flash
8.
Karet penghisap
9.
Klem dan Statif
10. Labu
ukur 20 mL, 50 mL, 200 mL, 500 mL, 1000 mL
11. Pipet
tetes
12. Pipet
volume 50 mL
13. Sendok
tanduk
14. Timbangan
analitik dan digital
3.2
Bahan
yang digunakan :
1.
Aquadest
2.
Indikator amilum 1%
3.
Larutan H2SO4 4N
4.
Larutan HCl 6N
5.
Larutan I2 0,01 N
6.
Larutan K2Cr2O7
0,01 N
7.
Larutan Na2S2O3.5H2O
0,01 N
8.
Sampel buah (rambutan, jeruk nipis,
jeruk bali, langsat, nenas, mangga,)
BAB
IV
PROSEDUR
KERJA
4.1
Perhitungan
Reagen
1. Pembuatan
HCl 6 N 20 mL
N
=
N
=
N
12,06 ek/L
Pengenceran :
N1
. V1
N2
. V2
12,06. V1 = 6.20
V1 =
V1
= 9,95 mL
V1 = 10 mL
2. Pembuatan
H2SO4 4 N 200 mL
N
=
N
=
N
36,05 ek/L
Pengenceran :
N1
. V1
N2
. V2
36,05. V1 = 4.200
V1 =
V1
= 22,19 mL
V1 = 22,2 mL
3. Larutan
Na2S2O3.5H2O 0,01 N 1000 mL
N =
0,01=
g =
g
= 2,48 gram
4.
Pengenceran I2 0,1 N menjadi 0,01 N 500 mL
N1
. V1
N2
. V2
0,1. V1 = 0,01 . 500
V1 =
V1
= 50 mL
5.
Larutan K2Cr2O7 0,01 N 25 mL
N =
0,01=
g =
g
= 0,01125 gram
6.
Indikator amilum 1%
g
= 1 gram
4.2
Prosedur
Pembuatan Reagen
1. Larutan
HCl 6N 20 mL
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Dipipet
10 mL HCl
c. Dimasukkan
kedalam labu tentukur 20 mLyang berisi aquadest 2/3 dari labu tentukur.
d. Dicukupkan
volumenya hingga tanda batas.
e. Dihomogenkan
dan diberi etiket
2. Larutan
H2SO4 4N 200 mL
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Dipipet
22,2 mL H2SO4
c. Dimasukkan
kedalam labu tentukur 200 mLyang berisi aquadest 2/3 dari labu tentukur.
d. Dicukupkan
volumenya hingga tanda batas.
e. Dihomogenkan
dan diberi etiket
3. Larutan
Na2S2O3.5H2O 0,01 N 1000 mL
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Ditimbang
2,48 gram Na2S2O3.5H2O dalam gelas
kimia
c. Dilarutkan
dengan aquadest bebas CO2 didalam gelas kimia
d. Dipindahkan
kedalam labu ukur 1000 mL dan dicukupkan volumenya sampai tanda batas.
e. Dihomogenkan
dan diberi etiket
4. Pengenceran
I2 0,01 N 500 mL
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Dipipet
I2 sebanyak 50 mL lalu
dimasukkan dalam labu ukur 500 mL
c. Ditambahkan
aquadest secukupnya sampai tanda batas
d. Dihomogenkan dan diberi etiket
5. Larutan
K2Cr2O7 0,01 N 25 mL
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Ditimbang
kuantitatif 0,1125 gram K2Cr2O7
dalam gelas kimia
c. Dilarutkan
dengan aquadest didalam gelas kimia
d. Dipindahkan
kedalam labu ukur 25 mL dan dicukupkan volumenya sampai tanda batas.
e. Dihomogenkan
dan diberi etiket
6. Indikator
amilum 1% 100 mL
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Ditimbang
amilum sebanyak 1 gram dalam gelas kimia 100 mL
c. Dilarutkan
dengan aquadest hingga 100 mL
d. Dipanaskan
sambil diaduk hingga warna larutan menjadi bening
e. Didinginkan
dan diberi etiket.
7. Aquadest
bebas CO2
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Dimasukkan
aquadest didalam gelas kimia 1000 mL
c. Dipanaskan
hingga mendidih, lalu ditutup menggunakan aluminium foil
d. Didinginkan
pada air mengalir
e. Aquadest
bebas CO2 siap digunakan.
4.3
Analisa
(Prosedur Kerja)
1. Pembakuan
Na2S2O3.5H2O 0,01 N dengan K2Cr2O7 0,01 N
K2Cr2O7 0,01 N
|
1. Dipipet
sebanyak 10 mL lalu dimasukkan dalam iodin flash (triplo)
2. Ditambahkan
2 gram KI
3. Ditambahkan
1 gram NaHCO3
4. Ditambahkan
5 mL HCl 6 N
5. Disimpan
dalam tempat gelap selama 10 menit
6. Dititrasi
dengan Na2S2O3.5H2O
0,01 N
Kuning tua
|
7. Ditambahkan
amilum 1 % sebanyak 2 mL
8. Titrasi
dilanjutkan dengan Na2S2O3.5H2O
0,01 N
Biru mantap
|
9. Dihitung
normalitas Na2S2O3.5H2O 0,01 N
N =
0,0102
|
2. Penetapan
kadar vitamin C pada berbagai sampel
Sampel (sari buah)
|
1. Ditimbang
sampel sebanyak 10 gram lalu dimasukkan kedalam iodin flash.
2. Ditambahkan
aquadest bebas CO2 sebanyak 50 mL
3. Ditambahkan
H2SO4 4 N sebanyak 5 mL lalu dikocok selama 10 menit
4. Ditambahkan
10 mL I2 0,01 N dan indikator amilum 1% sebanyak 2 mL
5. Dititrasi
dengan Na2S2O3.5H2O
0,01 N
Putih
|
6.
%
vitamin C
|
Catatan : untuk buah yang kandungan
vitamin Cnya tinggi maka perlu diencerkan menggunakan aquadest bebas CO2.
4.4
Data
Pengamatan
1) Penimbangan
K2Cr2O7 0,01
N secara praktikum:
Berat kertas + berat
sampel : 0,3927 gram
Berat kertas : 0,2806 gram-
Berat sampel : 0,1121 gram
Normalitas K2Cr2O7 0,01 N secara praktikum :
N
N
=
N
N
0,0915 ek/L
Pengenceran K2Cr2O7 0,01 N 50 mL:
N1
. V1 = N2 . V2
0,0915 . V1
= 0,01 . 50
V1
=
V1 = 5,46 mL
Normalitas
K2Cr2O7 5,46 mL :
N1
. V1 = N2 . V2
0,0915
. 5,46 = N2 . 50
N2 =
N2 = 0,0099 ek/L
2)
Pembakuan Na2S2O3.5H2O
0,01 N dengan K2Cr2O7 0,01 N
Erlenmeyer
|
Vol. K2Cr2O7
|
Vol. Na2S2O3.5H2O
|
Perubahan warna
|
I
|
10 mL
|
9,50 mL
|
Bening → Kuning kecoklatan → Biru
mantap → Bening
|
II
|
10 mL
|
9,70 mL
|
|
III
|
10 mL
|
9,90 mL
|
|
|
10 mL
|
9,70 mL
|
Pada
saat TAT ekuivalen Na2S2O3. 5H2O
ekuivalen K2Cr2O7
N
Na2S2O3. 5H2O
=
=
0,0102 ek/L
3) Tabel
titrasi blanko
Erlenmeyer
|
Volume blanko (mL)
|
Perubahan warna
|
I
|
5,25 mL
|
Bening → Kuning kecoklatan → Biru
mantap → Bening
|
II
|
6,40 mL
|
|
III
|
6,30 mL
|
4) Penetapan
kadar vitamin C
a. Buah
rambutan
Erlenmeyer
|
Berat sampel (gram)
|
Vol. Na2S2O3.5H2O
(mL)
|
Perubahan warna
|
I
|
10,0184 gram
|
1,70 mL
|
Bening → Kuning kecoklatan → Biru
mantap → Bening
|
II
|
10,1219 gram
|
1,55 mL
|
|
III
|
10,0236 gram
|
1,10 mL
|
Penetapan
kadar vitamin C :
%
vitamin C =
%
vitamin CI =
=
= 0,03%
%
vitamin CII =
=
= 0,04%
%
vitamin CIII =
=
= 0,047%
Sehingga
% kadar rata-rata vitamin C adalah :
=
=
=
0,039%
Penentuan
vitamin C dalam ppm
ppm
vitamin C =
ppm
vitamin CI =
=
= 3,18 ppm
ppm
vitamin CII =
=
= 4,30 ppm
ppm
vitamin CIII =
=
= 4,66 ppm
Sehingga
ppm vitamin C pada sampel adalah :
=
=
=
4,05 ppm
b. Buah
Jeruk Nipis
Erlenmeyer
|
Berat sampel (gram)
|
Vol. Na2S2O3.5H2O
(mL)
|
Perubahan warna
|
I
|
10,0258 gram
|
4,95 mL
|
Bening → Kuning kecoklatan → Biru
mantap → Bening
|
II
|
10,0252 gram
|
4,95 mL
|
|
III
|
10,0342 gram
|
5,15 mL
|
Penetapan
kadar vitamin C :
%
vitamin C =
%
vitamin CI =
=
= 0,13%
%
vitamin CII =
=
= 0,65%
%
vitamin CIII =
=
= 0,51%
Sehingga
% kadar rata-rata vitamin C adalah :
=
=
=
0,43%
Penentuan
vitamin C dalam ppm
ppm
vitamin C =
ppm
vitamin CI =
=
= 13,43 ppm
ppm
vitamin CII =
=
= 64,91 ppm
ppm
vitamin CIII =
=
= 51,43 ppm
Sehingga
ppm vitamin C pada sampel adalah :
=
=
=
43,25 ppm
c. Buah
Jeruk Bali
Erlenmeyer
|
Berat sampel (gram)
|
Vol. Na2S2O3.5H2O
(mL)
|
Perubahan warna
|
I
|
10,0001 gram
|
5,00 mL
|
Bening → Kuning kecoklatan → Biru
mantap → Bening
|
II
|
10,0207 gram
|
5,20 mL
|
|
III
|
10,0196 gram
|
5,30 mL
|
Penetapan
kadar vitamin C :
%
vitamin C =
%
vitamin CI =
=
= 0,11%
%
vitamin CII =
=
= 0,54%
%
vitamin CIII =
=
= 0,45%
Sehingga
% kadar rata-rata vitamin C adalah :
=
=
=
0,37%
Penentuan
vitamin C dalam ppm
ppm
vitamin C =
ppm
vitamin CI =
=
= 11,22 ppm
ppm
vitamin CII =
=
= 53,74 ppm
ppm
vitamin CIII =
=
= 44,79 ppm
Sehingga
ppm vitamin C pada sampel adalah :
=
=
=
36,58 ppm
d.
Buah nenas
Erlenmeyer
|
Berat sampel (gram)
|
Vol. Na2S2O3.5H2O
(mL)
|
Perubahan warna
|
I
|
10,0260 gram
|
3,40 mL
|
Bening → Kuning kecoklatan → Biru
mantap → Bening
|
II
|
10,0071 gram
|
3,30 mL
|
|
III
|
10,0027 gram
|
3,35 mL
|
Penetapan
kadar vitamin C :
%
vitamin C =
%
vitamin CI =
=
= 0,017%
%
vitamin CII =
=
= 0,028%
%
vitamin CIII =
=
= 0,026%
Sehingga
% kadar rata-rata vitamin C adalah :
=
=
=
0,024%
Penentuan
vitamin C dalam ppm
ppm
vitamin C =
ppm
vitamin CI =
=
= 1,66 ppm
ppm
vitamin CII =
=
= 2,78 ppm
ppm
vitamin CIII =
=
= 2,65 ppm
Sehingga
ppm vitamin C pada sampel adalah :
=
=
= 2,36 ppm
e.
Buah Mangga Madu
Erlenmeyer
|
Berat sampel (gram)
|
Vol. Na2S2O3.5H2O
(mL)
|
Perubahan warna
|
I
|
10,0010 gram
|
4,45 mL
|
Bening → Kuning kecoklatan → Biru
mantap → Bening
|
II
|
10,0084 gram
|
5,40 mL
|
|
III
|
10,0061 gram
|
4,20 mL
|
Penetapan
kadar vitamin C :
%
vitamin C =
%
vitamin CI =
=
= 0,007%
%
vitamin CII =
=
= 0,009%
%
vitamin CIII =
=
= 0,019%
Sehingga
% kadar rata-rata vitamin C adalah :
=
=
=
0,012%
Penentuan
vitamin C dalam ppm
ppm
vitamin C =
ppm
vitamin CI =
=
= 0,72 ppm
ppm
vitamin CII =
=
= 0,90 ppm
ppm
vitamin CIII =
=
= 1,88 ppm
Sehingga
ppm vitamin C pada sampel adalah :
=
=
=
1,17 ppm
f.
Buah Langsat
Erlenmeyer
|
Berat sampel (gram)
|
Vol. Na2S2O3.5H2O
(mL)
|
Perubahan warna
|
I
|
10,0141 gram
|
4,20 mL
|
Bening → Kuning kecoklatan → Biru
mantap → Bening
|
II
|
10,0286 gram
|
4,05 mL
|
|
III
|
10,0337 gram
|
4,10 mL
|
Penetapan
kadar vitamin C :
%
vitamin C =
%
vitamin CI =
=
= 0,0094%
%
vitamin CII =
=
= 0,0210%
%
vitamin CIII =
=
= 0,02%
Sehingga
% kadar rata-rata vitamin C adalah :
=
=
=
0,0168%
Penentuan
vitamin C dalam ppm
ppm
vitamin C =
ppm
vitamin CI =
=
= 0,94 ppm
ppm
vitamin CII =
=
= 2,10 ppm
ppm
vitamin CIII =
=
= 1,97 ppm
Sehingga
ppm vitamin C pada sampel adalah :
=
=
= 1,67 ppm
g.
Buah jeruk manis
Erlenmeyer
|
Berat sampel (gram)
|
Vol. Na2S2O3.5H2O
(mL)
|
Perubahan warna
|
I
|
10,0320 gram
|
1,70 mL
|
Bening → Kuning kecoklatan → Biru
mantap → Bening
|
II
|
10,0324 gram
|
1,55 mL
|
|
III
|
10,0263 gram
|
1,10 mL
|
Penetapan
kadar vitamin C :
%
vitamin C =
%
vitamin CI =
=
= 0,02%
%
vitamin CII =
=
= 0,04%
%
vitamin CIII =
=
= 0,04%
Sehingga
% kadar rata-rata vitamin C adalah :
=
=
=
0,03%
Penentuan
vitamin C dalam ppm
ppm
vitamin C =
ppm
vitamin CI =
=
= 2,86 ppm
ppm
vitamin CII =
=
= 3,93 ppm
ppm
vitamin CIII =
=
= 3,80 ppm
Sehingga
ppm vitamin C pada sampel adalah :
=
=
=
3,53 ppm
BAB
V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini
kami melakukan pengujian vitamin C pada berbagai buah (rambutan, mangga madu,
jeruk nipis, jeruk bali, nenas, langsat, dan jeruk manis) secara kuantitatif
dengan menggunakan metode iodimetri karena sifat vitamin C dapat bereaksi
dengan iodin. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan larutan Na2S2O3.5H2O
yang telah dibakukan oleh K2Cr2O7. Indikator
yang digunakan adalah amilum 1%.
Vitamin C atau asam
askorbat merupakan nutrient yang tidak larut dalam air, berat molekul 178
dengan rumus molekul C6H8O6 dan sukar larut
pelarut organik serta sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai
berat molekul rendah. Vitamin C muda teroksidasi yang dipengaruhi oleh panas,
sinar, atau enzim oksidasi serta katalis tembaga dan besi. Oksidasi akan
terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah.
Vitamin C memiliki
sifat yang mudah rusak dan mudah larut dalam air, sehingga mudah teroksidasi.
Pada saat titrasi, perubahan warna yang menjadi standar adalah pada saat 15
detik pertama agar hasil yang diperoleh lebih valid.
Proses pengujian pada
masing-masing sampel dilakukan sebanyak 3 kali pentitrasian sehingga diperoleh
kadar rata-rata vitamin C pada buah rambutan adalah 0,039% dan jika dinyatakan dalam ppm kandungan
vitamin C pada buah rambutan adalah 4,05 ppm. Pada buah langsat kadar vitamin C
nya adalah 0,0168% dan dinyatakan dalam ppm kandungan vitamin C nya adalah 1,67
ppm. Untuk jeruk manis kadar vitamin Cnya adalah 0,03% dan 3,53 ppm. Buah mangga
madu kandungan vitamin Cnya adalah 0,012% dan 1,17 dinyatakan dalam ppm.
Sedangkan kandungan vitamin C pada jeruk nipis dan jeruk bali adalah 0,43 % dan
0,37 % jika dinyatakan dalam ppm maka kandungan vitamin C pada buah jeruk nipis
dan jeruk bali adalah 43,25 ppm dan 36,58 ppm. Dan untuk sampel buah nenas
kandungan vitamin Cnya adalah 0,024 % dan 2,36 ppm.
Kadar vitamin C
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keadaan buah tersebut semakin layu atau
tidak segarnya buah menyebabkan kadar vitamin C berkurang, waktu dalam
mengekstraksi buah juga mempengaruhi kadar vitamin C semakin lama waktu
mengekstraksi kandungan vitamin C pada buah akan semakin berkurang. Karena
itulah hasil yang diperoleh pada saat titrasi tidak tetap.
Adapu fungsi vitamin C
pada tubuh adalah menjaga berat badan, menjaga sistem pencernaan karena kadar
serat yang cukup tinggi, jka kekurangan vitamin C akan menyebabkan scorbut atau
pendarahan gusi, mudah terjadi luka dan infeksi tubuh, pertumbuhan bayi
terhambat, pembentukan tulang yang tidak normal pada bayi dan anak-anak.
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilakukan bahwa :
1) %
kadar rata-rata vitamin C pada buah rambutan adalah 0,04% dan ppm rata-ratanya
adalah 4,05 ppm.
2) Pada
buah langsat kadar vitamin C nya adalah 0,0168% dan dinyatakan dalam ppm
kandungan vitamin C nya adalah 1,67 ppm.
3) Untuk
jeruk manis kadar vitamin Cnya adalah 0,03% dan 3,53 ppm.
4) Buah
mangga madu kandungan vitamin Cnya adalah 0,012% dan 1,17 dinyatakan dalam ppm.
5) Kandungan
vitamin C pada jeruk nipis dan jeruk bali adalah 0,43 % dan 0,37 % jika
dinyatakan dalam ppm maka kandungan vitamin C pada buah jeruk nipis dan jeruk bali
adalah 43,25 ppm dan 36,58 ppm.
6) Untuk
sampel buah nenas kandungan vitamin Cnya adalah 0,024 % dan 2,36 ppm.
6.2
Saran
Sebaiknya
sampel yang akan digunakan masih segar serta dalam mengekstraksi waktunya
jangan terlalu lama agar kadar vitamin C pada buah tidak berkurang.
Daftar Pustaka
Alkheinder.
2003. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta
: erlangga
Challen, Jack. 1997. The post present and future of vitamins.
New York
Khomsan, Ali.2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada
Syahruddin. 2007. Biokimia. UPT MKU Universitas Hasanuddin
: Makassar
Thamrin, Husni, dkk.
2012. Penuntun Praktikum Kimia Pangan.
Poltekkes kemenkes Padang.: Jurusan Gizi