Yazhid Blog

.

Selasa, 29 November 2016

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA KADAR GULA REDUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1      Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas yang membutuhkan energi cukup b... thumbnail 1 summary
BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas yang membutuhkan energi cukup banyak. Energi diperoleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu kerbohidrat, protein, dan lemak.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting bagi tubuh  manusia, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Namun, kebanyakan ahli kimia kesulitan dalam mengelompokkan bahan apa saja yang termasuk ke dalam karbohidrat. Definisi klasik karbohidrat berdasarkan asal katanya yaitu carbo dari bahasa Latin dan hydros dari bahasa Yunani adalah ‘hidrat dari karbon’ yang mengandung hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 2:1 Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi. Kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari hari, baik yang berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam proses metabolisme. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia.
Penggunaannya sangat luas dan jumlah penggunaannya cukup besar (Fennema 1996) baik untuk pemanis, pengental, penstabil, gelling agents dan fat replacer. Karbohidrat dapat dimodifikasi baik secara kimia dan biokimia dan modifikasi itu digunakan untuk memperbaiki sifat dan memperluas penggunaannya.
1.2     Tujuan
Untuk menentukan kadar gula reduksi pada berbagai merk madu dan sirup bermerk.



BAB II
LANDASAN TEORI
Karbohidrat adalah polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan meliputi kondensasi 
  polimer-polimer yang terbentuk dari hasil sintesa CO2 dan H2O dengan pertolongan sinar matahari melalui prosses fotosintesis dalam sel tanaman  berklorofil. Secara alami ada 3 bentuk karbohidrat yang terpenting :
1.      Monosakarida  : suatu molekul yang terdiri dari 5 atau 6 atom C
2.      Oligoskarida : merupakan polimer dari 2 - 10 monosakarida
3.      Polosakarida : merupakan polimer dari 10 atau lebih monosakarida
Monosakarida dengan 5 atom C disebut pentosa misalnya: xilosa, arabinosa, ribosa. Polisakarida merupakan bentuk karbohidrat yang paling banyak terdapat di alam termasuk dalam golongan polisakarida adalah: pati, selulosa, hemiselulosa, glikogen dan gam pektin (Sudarmaji,1989).
Bentuk yang paling umum dari oligosakarida adalah disakarida contohnya sukrosa atau sakarosa.contoh monosakarida adalah glukosa dan fruktosa mono dan disakarida memiliki rasa manis sehingga golongan ini disebut gula rasa manis ini disebabkan oleh adanya gugus hidroksil (OH) bebas yang aktif (mampu mereduksi) sehingga disebut juga gula reduksi contoh gula reduksi adalah glukosa,fruktosa,dan laktosa. Analisa karbohidrat ada  2 macam yaitu (Katim, 1968):
1.      Analisa kualitatif untuk mengetahui keberadaan karbohidrat dalam suatu bahan
2.      Analisa kuantitatif untuk mengetahui banyaknya karbohidrat dalam suatu bahan salah satu analisa kuantitatif karbohidrat adalah analisa gula reduksi.
Sebagian karbohidrat bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehida dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam. Gugus aldehida pada aldoheksosa mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat dalam  pH netral oleh zat pengoksidasi atau enzim. Dalam zat pengoksidasi kuat, gugus aldehida dan gugus alkohol primer akan teroksidasi membentuk asam dikarboksilat atau asam ardalat. Gugus aldehida atau gugus keton monosakarida dapat direduksi secara secara kimia menjadi gula alkohol, misalnya D-sorbito yang berasal dari D-glukosa.
Gula reduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Gula reduksi mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM, 2008).




BAB III
ALAT DAN BAHAN
 3.1    Alat yang digunakan :
1)         Batang pengaduk
2)         Botol semprot
3)         Buret asam
4)         Erlenmeyer 250  mL
5)         Gelas kimia 10 mL,50 mL, 100 mL, 1000 mL
6)         Gelas ukur 100 mL
7)         Hot plate
8)         Labu ukur 250 mL,500 mL
9)         Klem dan statif
10)     Karet pengisap
11)     Neraca analitik
12)     Neraca digital
13)     Pipet tetes
14)     Pipet volume 5 mL, 10 mL, 25 mL
15)     Sendok tanduk
16)     Satu set alat refluks
17)     Kondensor / alat pendingin
 3.2    Bahan yang digunakan :
1)         Aluminium foil
2)         Aquadest
3)         H2SO4 25%
4)         Indikator amilum 1%
5)         Larutan KI 30%
6)         Larutan luff schoorl
7)         Natrium thiosulfat (Na2S2O3.5H2O)  0,1 N
8)         Na – phosphat 10%
9)         Pb-asetat
10)     Sampel madu (madu “Nusantara”,  sirup DHT,



BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1     Perhitungan Reagen
1)         Amilum 1% dalam 100 mL
%    =  
1 % = 
=
=  1 gram
2)         Na-phospat  10% dalam 250 mL
%    =  
10 %  = 
 =
=  1 gram
3)         KI 30 % 250 mL
%     =  
30 % = 
=
=  75 gram


4)         H2SO4 25 % 500 mL
%1 . V1   =  %2  .  V2
96 % . V1 =  25 %  .  500
        V1
         V1=  130,20 mL
5)         Na2S2O3.5H2O 0,01 N 1000 mL
N   =    
0,01 =   
g    =   
g    =   2,48 gram



4.2     Pembuatan Reagen
1)      Amilum  1% dalam 100 mL
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Ditimbang amilum 1 gram dalam gelas kimia
3.      Dilarutkan dengan aquadest 100 mL
4.      Dipanaskan sambil diaduk sampai berubah  menjadi bening
5.      Didinginkan dan diberi etiket
2)      Na-phospat  10% dalam 250 mL
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Ditimbang Na-phospat 10% sebanyak 25 gram dalam gelas kimia
3.      Dilarutkan dengan aquades, lalu dipindahkan kelabu ukur 250 mL
4.      Dicukupkan dengan aquadest sampai tanda batas
5.      Dihomogenkan dan beri etiket
3)      KI  30% dalam 250 mL
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Ditimbang KI  30% sebanyak 75 gram dalam gelas kimia
3.      Dilarutkan dengan aquadest lalu dipindahkan ke labu ukur 250 mL
4.      Dicukupkan aquadest sampai tanda batas
5.      Dihomogenkan dan diberi etiket
4)      H2SO4  25% dalam 500 mL
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Di pipet H2SO4 25% sebanyak 130,20 mL didalam labu ukur 500 mL yang telah diberi aquadest
3.      Dicukupkan volumenya dengan aquadest sampai tanda batas
4.      Dikocok sampai homogen, lalu diberi etiket
5)      Na- thio 0,01 N dalam 1000 mL
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Ditimbang  Na- thio 0,01 N sebanyak 2,48  gram didalam gelas kimia
3.      Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 lalu dipindahkan kelabu ukur 1000 mL
4.      Dicukupkan volumenya dengan aquadest bebas CO2 sampai tanda batas
5.      Dihomogenkan, lalu diberi etiket
6)       Pembuatan aquadest bebas CO2
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Dimasukkan aquadest ke dalam gelas kimia 1000 mL
3.      Dididihkan aquadest tersebut dengan menggunakan hot plate
4.      Didinginkan aquadest dengan ditutup almunium foil
5.      Aquadest bebas CO2 siap digunakan





4.3     Analisa (Prosedur Kerja)
1)      Penetapan kadar gula reduksi
Ditimbang madu 1 gram, dimasukan dalam labu ukur 250 mL  + aquadest 15 ml

Ditambahkan Pb-asetat setetes demi tetes sampai jernih + 15 mL Na phospat 10% untuk mengendapkan kelebihan Pb-asetat

Setelah mengendap sempurna + aquadest sampai tanda batas, kocok biarkan sampai 30 menit, kemudian disaring

Di pipet 10 mL filtrat dimasukan dalam erlenmeyer 250 mL + aquadest dan dibiarkan selama 15 menit, lalu dimasukan batu didih, dan ditambahkan 25 mL larutan luff schoorl


 


4.4     Data Pengamatan
1.   Table titrasi Na2S2O3.5H2O 0,1 N pada sampel Madu Nusantara
Erlenmeyer
Berat sampel (g)
Vol.Na2S2O3.5H2O (mL)
Perubahan warna
I
1,0386 gram
19,15 mL
biru         coklat kekuningan          biru mantap          putih susu
II
1,0154 gram
19,10 mL
blanko
-
31,10 mL

Kesetaraan Na2S2O3.5H2O dengan gula invert :
1)      Na2S2O3.5H2O yang digunakan = volume blanko-volume sampel
a.       Na2S2O3.5H2O yang digunakan  = volume blanko- volume sampel
                                                     = 31,10 mL – 19,15 mL
                                                     = 11,95 mL
Invert 12     = 30,3
Invert 11     = 27,6 -
                        2,7
Untuk inversi 11,95             = 27,6 + (2,7 0,95 )
                                             = 30,165 mg
b.      Na2S2O3.5H2O yang digunakan = volume blanko- volume sampel
                                                     = 31,10 mL – 19,10 mL
                                                     = 12,10 mL
Invert 12   = 30,3 mg
2)      Penetapan gula reduksi
Gula reduksi (I)    =
                           =
                           = 2,90 %
Gula reduksi (II)   =
                           =
                           = 2,98 %
Sehingga kadar rata-rata gula reduksi adalah =
                                                                        =
                                                                        = 2,94 %





BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengujian secara kuantitatif pada sampel madu berbagai merk dan sirup DHT untuk mengetahui kadar gula reduksi pada sampel tersebut. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. monosakarida yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat pereduksi dari suatu gula ditentukan oleh ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang reaktif.
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode Luff-Schoorl. Prinsip analisis dengan metode Luff-Schoorl yaitu reduksi Cu2+ menjadi Cu 1+ oleh monosakarida. Monosakarida bebas akan mereduksi larutan basa dari garam logam menjadi bentuk oksida atau bentuk bebasnya. Kelebihan Cu2+ yang tidak tereduksi kemudian dikuantifikasi dengan titrasi iodometri menggunakan larutan Na2S2O3.5H2O.
Dalam proses pengujian ini yang menjadi indikator proses analisa berhasil atau tidak yaitu saat penambahan larutan sampel dengan amilum. Bila terbentuk warna biru tua maka prosesnya benar, namun bila tidak terbentuk warna biru tua berarti larutan KI yang telah ditambahkan telah menguap dan proses dikatakan salah. Pada sampel yang diujikan, yaitu larutan madu dan sirup DHT, setelah melalui serangkaian tahap dan pada saat penambahan KI 20% mengalami perubahan warna menjadi biru tua hampir hitam. Hal ini menandakan proses analisa yang dilakukan benar.
Untuk mengetahui kadar I2 yang bebas dilakukan titrasi dengan Natrium thiosulfat karena banyaknya volume Na.thiosulfat yang digunakan sebanding dengan banyaknya I2 bebas yang dianggap sebagai kadar gula. Titrasi ini dihentikan hingga warna biru tua hilang dan larutan berubah warna menjadi putih. Adapun reaksi yang terjadi adalah :
Karbohidrat kompleks  → gula sederhana (gula pereduksi)
Gula pereduksi+ 2 Cu2+→ Cu2O(s)
2 Cu2+ (kelebihan) + 4 I-→ 2 CuI2 → 2 CuI- + I2
I2 + 2S2                  → 2 I- + S4
Pada proses titrasi bahan uji dengan Na2S2O3.5H2O diperoleh kadar gula reduksi  untuk madu “Nusantara” adalah 2,89 %, madu TJ adalah 2,74 % , dan sirup DHT adalah 2,87 %.
Adapun faktor yang mempengaruhi hasil reaksi adalah waktu pemanasan dan kekuatan reagen.




BAB VI
PENUTUP
6.1     Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa kadar gula reduksi pada madu Nusantara adalah 2,94 %, madu TJ adalah 2,74 % dan sirup DHT adalah 2,87%



Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts