Mengembangbiakan virus
• Virus
sebagai makhluk hidup dapat dikembangbiakan di sautu laboratorium dengan teknik
tertentu, seperti:
a.
kultur
sel atau jaringan
Kultur sel diperoleh dengan cara
menumbuhkan sel yang diambil secara aseptik dari organ tubuh hewan percobaan.
Sel dari organ tersebut kemudian dipisah-pisahkan dengan menggunakan enzim yang
kemudian ditumbuhkan pada permukaan cawan petri. Sel-sel tersebut kemudian
menghasilkan substrat semacam glikoprotein yang berfungsi untuk menempelkan sel
pada permukaan media setelah diinkubasi pada temperatur ruangan. Media yang
digunakan untuk kultur sel terdiri dari asam amino, vitamin, garam, gula dan
buffer bikarbonat. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, maka ke dalam medium
ditambahkan serum dalam jumlah yang sedikit
Pendekatan ini telah
memungkinkan kultivasi banyak virus sebagai biakan murni dalam jumlah besar
untuk penelitian dan untuk produksi vaksin secara komersial. Juga luas
penggunaannya untuk isolasi dan perbanyakan virus dari bahan klinis. Vaksin
yang disiapkan dari kultur jaringan mempunyai keuntungan dibandingkan dengan
yang disiapkan dari telur ayam berembrio dalam hal mengurangi kemungkinan
seorang pasien untuk mengembangkan hipersensitivitas atau alergi terhadap
albumin telur (Merchant and Packer, 1956).
b. embrio ayam
Virus dapat dikembangbiakan pada
telur ayam yang sudah berisi embrio dengan cara menyuntikkan biakan virus
tersebut dengan alat khusus dan kemudian diinkubasikan, sehingga terbentuklah
virus-virus baru.
Tujuan
inokulasi virus pada telur ayam berembrio adalah memberikan pemahaman tentang
macam-macam inokulasi virus, mengetahui bagaimana cara menginokulasi virus pada
telur ayam berembrio, dan mengetahui ciri-ciri embrio ayam yang terinfeksi
virus Newcastle Disease (ND).
1.
Menggunakan embrio ayam dengan umur 10-12 hari.
2.
Peneropongan dilakukan pada telur yang digunkan.
3.
Batas kantung udara dan letak kepala embrio ditentukan lalu diberi tanda.
4.
Alkohol 70% dioleskan lalu suspensi virus diinokulasikan ke dalam ruang
alantois (melewati batas kantung udara) dengan cara jarum dimasukkan ¾ inci
dengan sudut 45o dan diinjeksikan 0,1-0,2 cc virus yang akan
diinokulasikan.
5.
Lubang ditutup kembali dengan lilin.
6.
Lalu diinkubasi dengan suhu 38o-39oC selama 2-4 hari.
7.
Hari ke-4 diamati embrio tersebut dan dibandingkan dengan telur yang tidak
diinokulasikan virus.
Newcastle
Disease virus merupakan anggota pertama dari genus Paramyxovirus (PMV) yang
diisolasi dari unggas pada tahun 1926. Virus yang tergolong genus Paramyxovirus
dapat dibedakan dari virus lainnya oleh karena adanya aktifitas neuraminidase
yang tidak dimiliki oleh virus lain pada famili Paramyxoviridae. Virus ND
mempunyai aktifitas biologik yaitu kemampuan untuk mengaglutinasi dan
menghemolisis sel darah merah atau fusi dengan sel-sel tertentu, mempunyai
kemampuan neuraminidase dan kemampuan untuk bereplikasi di dalam sel-sel
tertentu (Fenner,1993).
Metode
penanaman virus pada telur ayam yang berembrio. Metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
v Inokulasi pada ruang chorioalantois
Biasanya
digunakan embrio ayam dengan umur 10-12 hari. Jarum dimasukkan ¾ inci dengan
sudut 45º dan diinjeksikan 0,1-0,2 ml virus yang akan diinokulasikan. Setelah
40-48 jam cairan telur yang sudah diinkubasi dapat diuji untuk hemaglutinasi
dengan membuat lubang kecil pada kerabang di pinggir dari rongga udara. Dengan
alat semprot yang steril dan jarumnya, diambil 0,1-0,2 ml cairannya. Campur 0,5
cairan telur dengan perbandingan yang sama dari 10% suspensi dari sel darah
yang di cuci bersih dalam plate. Putar plate dan lihat aglutinasi setelah 1
menit. Cairan alantois yang terinfeksi dipanen setelah 1-4 hari inokulasi.
Untuk mencegah darah dalam cairan, embrio disimpan semalam dalam suhu 4ºC
kemudian injeksi kerabang dekat rongga udara dan buka kerabang tersebut dengan
pinset steril. Membran ditekan ke atas yolk sac dan cairan diambil dengan spuit
dan dimasukkan ke dalam cawan petri. Kultur cairan tersebut untuk menghindari
cairan terkontaminasi bakteri (Stephen,1980). Contoh virus yang diinokulasikan
pada ruang chorioalantois ini antara lain, virus ND dan virus influenza.
v Inokulasi pada yolk sac
Inokulasi
dilakukan pada embrio umur 5-7 hari. Post inokulasi diinkubasi selama 3-10
hari. Virus diinokulasikan pada bagian yolk sack dan dijaga jangan sampai
terkontaminasi bakteri (Stephen, 1980). Virus yang biasa diinokulasikan di
bagian ini adalah virus rabies.