JUMLAH TROMBOSIT
perdarahan, karena itu hitung jumlah trombosit sangat penting. Namun
karena trombosit sangat kecil dan mudah melekat pada permukaan asing misalnya
endotel yang rusak, maka hitung jumlah trombosit perlu memperhatikan hal
tersebut.
Tujuan :
1. Evaluasi produksi trombosit
2. Mengetahui efek kemoterapi atau radiasi
terhadap produksi trombosit.
3. Diagnosis dan monitor trombositosis atau
trombositopenia.
4. Konfirmasi estimasi jumlah dan morfologi
trombosit pada sediaan apus.
METODE:
2.1 PRA ANALITIK
–
Persiapan
pasien :
a. Terangkan bahwa tes ini untuk mengetahui
kemampuan koagulasi darah.
b. Akan diambil darah seperlunya, karena itu ada
sedikit rasa sakit.
c. Tidak ada larangan makan dan minum sebelum
tes.
d. Tanyakan apakah mengkonsumsi obat yang
dapat mengganggu hasil tes, misalnya antineoplastik, thiazid, isoniasid, dan
antibiotik lainnya.
–
Alat
dan Bahan: K.H. Improved Naubauer, Pipet
eritrosit, Mikroskop dan
Larutan pengencer (Rees Ecker) disaring sebelum dipakai.
2.2 ANALITIK:
2.2.1
Cara
manual langsung :
1. Darah diencerkan dengan Rees Ecker.
2. Hitung dengan menggunakan mikroskop setelah
trombosit
mengendap 10 menit dalam kamar hitung seluas 1 mm2.
3. Hasilnya dikalikan 2.000
2.2.2
Cara
manual tak langsung: yaitu jumlah trombosit pada sediaan apus dibandingkan
dengan 1000 eritrosit kemudian jumlah mutlaknya dapat diperhitungkan dari
jumlah mutlak eritrosit.
2.2.3
Cara Semi
Otomatik dan Otomatik
Dipakai alat electronic particle
counter sehingga ketelitiannya lebih baik dibandingkan cara manual
2.3 PASCA ANALITIK:
Nilai rujukan : 150.000 – 400.000/mm3
Nilai abnormal :
a. Kelainan Jumlah Trombosit (int medicine)
–
50.000-100.000/mm3 : perdarahan sedang post trauma
–
20.000
– 50.000/mm3 : purpura, perdarahan post trauma.
–
<20.000/mm3
: perdarahan spontan, perdarahan intrakranial
b. Trombositopenia :
–
Gangguan
produksi trombosit, jumlah megakariosit berkurang pada sumsum
–
tulang terjadi pada anemia aplastik,leukemia.
–
Trombopoesis
tidak efektif terjadi pada anemia megaloblastik, AML-M7.
–
Gangguan
distribusi, terjadi penumpukan di suatu tempat (splenomegali)
–
Kekurangan
trombosit karena splenektomi.
–
Kerusakan
trombosit karena obat atau kelainan imunologik.
–
Transfusi
darah masif
c. Trombositosis :
–
Akibat
perdarahan, sesudah operasi
–
Anemia
dengan defisiensi besi
–
Inflamasi
dan jumlahnya kembali normal setelah sembuh.
–
Trombosis
menetap pada trombositosis primer, meyloid metaplasia, polisitemia dan leukemia
mieloid kronik.