Cara menegakkan diagnosis
Selain gejala
khas dari masing-masing jamur maka diagnosa suatu penyakit
jamur harus dibantu dengan pemeriksaan laboratorium yaitu :
a.
Pemeriksaan preparat
langsung
Untuk melihat
apakah ada infeksi
jamur, perlu dibuat preparat
langsung dari kerokan kulit, rambut atau kuku. Sedian dituangi larutan KOH 10-40 % dengan maksud melarutkan keratin kulit
atau kuku sehingga akan tinggal kelompok
hifa. Sesudah 15 menit
atau sesudah dipanasi
diatas api kecil,
jangan sampai menguap,. dilihat
di
bawah mikroskop.
b.
Pembiakan atau Kultur
Pembiakan dilakukan dengan
menggunakan media SDA
(sabaroud dextrose agar) pada suhu kamar (25-30˚C), kemudian dalam
satu minggu dinilai apakah ada perubahan
atau pertumbuhan jamur.
c.
Reaksi Imunologis (Alergi)
Dengan menyuntikan secara intrakutan semacam antigen yang dibuat dari koloni
jamur, reaksi (+), misalnya
1) Reaksi trikofitin
Antigen yang dibuat dari pembiakan trikofitis. Kalau (+) berarti
ada infeksi trikofiton
2) Reaksi histoplasmin
Antigen yang' dibuat dari pembiakan histoplasma. Kalau
(+) berarti ada infeksi
histoplasma
3) Reaksi sporotrikin
Antigen yang
dibuat
dari
pembiakan
schenkin.
Kalau
(+)
berarti ada infeksi dari spesies sporotrikum.
d.
Biopsi
atau Pemeriksaan Histopatologi
Khusus dilakukan untuk pemeriksaan
penyakit jamur golongan mikosis dalam. Dengan pewarnaan khusus
dari
suatu jaringan biopsi, dapat dicari elemen jamur dalam jaringan tersebut. Pewarnaan khusus seperti pewarnaan gram, HE (Hematoxylin-Eosin) dan PAS
(Periodic Acid Schiff) dapat mewarnai elemen jamur dalam jaringan sehingga tampak lebih jelas, Selain
itu, pemeriksaan histopatologi sangat penting untuk melihat reaksi jaringan infeksi jamur.
e.
Pemeriksaan Dengan Sinar Wood
Sinar wood adalah
sinar ultraviolet (Siregar,
2003).