METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Penelitian ini merupakan laporan studi kasus dengan
metode deskriptif. Menurut Notoatmodjo (2010), metode deskriptif yaitu suatu
metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat
gambaran tentang studi keadaan secara obyektif (Notoatmodjo (2010). Melalui
metode ini penulis akan melakukan penelitian untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu fenomena,
misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, dengan
menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Dengan
demikian, penulis beranggapan bahwa metode penelitian deskriptif sesuai dengan
penelitian yang dilaksanakan oleh penulis. Karena dalam penelitian ini, penulis
berusaha mendeskripsikan suatu masalah “Studi Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Dengan Kasus Ikterus Di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2015”
B.
Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian ini
akan dilakukan pada tanggal 10 November 2015 sampai selesai tahun 2015 dan
lokasi studi kasus akan dilakukan di ruangan bayi Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015.
C.
Subyek
Penelitian
1.
Populasi
Populasi
adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek ruang yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah
Semua bidan yang melakukan asuhan kebidanan pada bayi dengan ikterus di ruang Bayi Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 berjumlah 20 orang.
2.
Sampel
Sampel
adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa
memenuhi atau mewakili populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel pada penelitian ini
menggunakan tekhnik accidental sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan
memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai dengan criteria bidan yang berada di
Ruang Bayi 10 orang.
D.
Definisi
Operasional dan Kriteria Objektif
Ikterus adalah gambaran klinis berupa
pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir
katabolisme hemeyaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus pada neonatus akan tampak
bila konsentrasi bilirubin serum >5mg/dL (Cloherty, 2004). Pada orang
dewasa, ikterus akan tampak apabila serum bilirubin >2mg/dL. Ikterus lebih
mengacu pada gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit, sedangkan
hiperbilirubinemia lebih mengacu pada gambaran kadar bilirubin serum total.
Ikterus sendiri
ada 2 jenis yang berbeda tanda, penyebab dan penanganannya. Ke-2 jenis tersebut
adalah ikterus fisiologis dan ikterus patologis. Defenisi Ikterus fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan
hari ketiga serta tidak mempunyai dasar patologi atau tidak mempunyai potensi
menjadi karena ikterus. Sedangkan ikterus
patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar
bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Jadi
untuk defenisi operasional penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pada
tahap ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan pengkajian pada asuhan ibu bayi
premature dengan 10 pertanyaan instrument tes yang diajukan dan untuk setiap
item yang dilakukan diberi nilai 1 dan item yang tidak dilakukan diberi nilai
0(Arikunto, 2008) dengan criteria subjektif:
Baik : bila
responden melakukan tindakan pengkajian
terhadap bidan> 80%.
Kurang : Bila Responden
melakukan tindakan pengkajian terhadap bidan <80% (Arikunto,2010).
2. Perumusan
Diagnose Masalah Kebidanan Actual
Pada
langkah ini bidan mengidentifikasi terhadap diagnose atau masalah berdasarkan
interprestasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan dengan 10
pertanyaan instrument yang diajukan dan untuk setiap item yang dilakukan diberi
nilai 1 dan item yang tidak dilakukan diberi nilai 0 (Arikunto, 2010) dengan
criteria objekktif:
Baik : bila responden
melakukan tindakan diagnose masalah actual terhadap bidan >80%,
Kurang : bila responden
melakukan tindakan diagnose actual terhadap bidan < 80% (Arikunto, 2010).
3. Perencanaan
Diagnose Masalah Kebidanan Potensial
Pada
langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah potensial atas diagnose potensial
berdasarkan diagnose yang sudah diidentifikasi dengan 10 pertanyaann instrument tes yang di ajukan dan untuk setiap item yang
dilakukan diberi nilai 1 dan item yang tidak dilakukan diberi nilai 0
(Arikunto, 2010) dengan criteria objektif:
Baik : Bila responden
melakukan tindakan diagnose masalah potensial terhadap bidan >
80%
Kurang : Bila responden
melakukan tindakan diagnose masalah potensial terhadap bidan <80% (Arikunto,
2010).
4. Identifikasi
Kebutuhan Tindakan Segera Kolaborasi Emergency
Bidan
perlu mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan/dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien dengan 10 pertanyaan instrument tes yang diajukan dan untuk setiap item
yang dilakukan diberi nilai 1 dan item yang tidak dilakukan diberi nilai 0
(Arikunto, 2008) dengan criteria objektif.
Baik
: Bila
responden melakukan tindakan segera kolaborasi terhadap bidan > 80%
Kurang
: Bila responden
melakukan tindakan segera kolaborasi terhadap bidan < 80% (Arikunto, 2010).
5. Perencanaan
Perencanaan
merupakan pengumuman rencana asuhan kebidanan pada bayi premature yang
dilakukan oleh bidan instrument tes dengan 10 pertanyaan yang diajukan dan
untuk setiap item yang dilakukan akan
diberikan nilai 1 dan item yang tidak dilakukan diberi nilai 0 (Arikunto, 2010)
dengan criteria Objektif.
Baik : bila responnden
melakukan tindakan perencanaan terhadap bidan > 80%.
Kurang
: bila responden
melakukan tindakan perencanaan terhadap <80 % (Arikunto, 2010).
6. Implementasi/Pelaksanaan
Pada
langkah ini bidan melaksanakan rencana asuhan kebidana secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman
berdasarkan evidence based kepada klien dalam bentuk upaya promotif, preventif,
kreatif, dan rehabilitative dengan 10 pertanyaan instrument tes yang di ajukan
dan untuk setiap item yang dilakukan diberii nilai 1 dan item yang tidak
dilkukan diberi nilai 0 (Arikunto, 2010) dengan criteria objektif.
Baik
: Bila
responden melakukan tindakan implementasi terhadapbudan > 80%
Kurang
: Bila responden
melakukan tindakan implementasi terhadap bidan < 80% (Arikunto, 2008).
7. Evaluasi
Asuhan Kebidanan
Pada
langkah ini adalah tahap akhir pelaksanaan asuhan kebidana dimana bidan
melakukan penilain terhadap keberhasilan asuhan kebidanan yang telah dilakukan
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah instrument tes dengan 10
pertanyaan yang diajukan dan untuk setiap item yang dilakukan diberi nilai 1
dan dan item yang tidak dilakukan diberi nilai 0 (Arikunto, 2010), dengan
criteria objektif.
Baik : bila responden
mmelakukan tindakan evaluasi terhadap bidan> 80%.
Kurang
: bila responden
melakukan tindakan evaluasi terhadap bidan < 80%.
E.
Teknik
Pengumpulan Data
1.
Data
Primer
Jenis data yang
dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner penelitian ini menggunakan data primer
yakni data yang diperoleh secara langsung dengan pendekatan observasi terhadap
bidan di ruang bayi Di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2015. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner yang terdiri hasil
observasi tindakan bidan dalam menangani bayi ikterus. Dimana pertanyaan dalam kuisioner menyediakan beberapa
tindskan alternative yang hanya memilih satu diantaranya sesuai dengan tindakan
yang dilakukan oleh bidan.
2.
Data
Sekunder
Data sekunder
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat rumah sakit dan bidang
keperawatan) dari instansi tewrkait. Data sekunder umunya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersususn dalam arsip (data documenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
F.
Analisis
Data
Pada
tahap ini dilakukan analisis univariat berupa distribusi frekuensi presentase
variable tunggal sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan penyajiannya
dilakukan dalam bentuk table distribusi (frekuensi persentase disertai dengan
penjelasan-penjelasan table.
Sedangkan
dalam pengolahan data maka digunakan rumus:
f
N
Keterangan
:
F=
Jumlah Variabel yang diteliti
N=
Number Of Cases
P=
angka persentase variable yang diteliti (Nursalam, 2009).
G. Pengoalahan Data
Pengoalahan
data yang diperoleh dari hasil penelitian dikerjakan melalui hubungan proses dengan
tahapan sebagai berikut:
1.
Editing
Editing
atau penyuntingan data dilakukan pada saat peneliti yakni memeriksa semua
lembaran observasi yang telah diisi yaitu kelengkapan data, kesinambungan data
dan memeriksa keseragaman data.
2.
Koding
Koding
atau pengkoden padalembaran observasi, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan
ialah mengisi daftar kode yang disediakan pada llembaran observasi,sesuai
dengan hasil pengamatan yang dilakukan yakni mengubah data dalam bentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
3.
Skoring
Setelah
melakukan pengkodena maka dilanjutkan dnegan tahap pemberian skor pada lembar
observasi dalambenuk angka-angka.
4.
Tabulasi
Setelah selesai
pembuatan kode selanjutnya dilakukan pengolahan data kedalam satu table menurut
sifat-sifat yang dimiliki yang mana sesuai dengan tujuan penelitian ini. Tabel
yang digunakan yaitu berupa table sederhana atau table silang.
H. Penyajian Data
Data
yang diperoleh dan diolah secara dengan mengumpulkan hasil observasi sesuai
variable penelitian. Selanjutnya hasil observasi tersebut dianalisis dan
diimplementasikan kemudian disajikan dalam bentuk narasi( Nursalam, 2009).
I. Etika Penelitian
Dalm
melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi pihak
institusi atau pihak lain dengan mengajukan perseyujuan lain kepada instansi
tempat penelitian. Setelah persetujuan, barulah dilakukan penelitian dengan
menekankan masalah etika penelitian yang meliptui:
1.
Informed Concent
Lembar
persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi
criteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila
subyek menolak maka penelliti tidak akan memaksakan kehendak dan tetap
menghormati hak-hak subyek.
2.
Anonimity
Untuk
menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada
kuisioner, tetapi pada kuisisoner tersebut diberikan kode responden.
3.
Konfidentiality
Kerahasiaan
informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saj
yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.