Tinjauan Tentang Manajemen Asuhan
Kebidanan
Pengertian Manajemen Asuhan
Kebidanan
Standar
asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai
dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnose dan atau masalah
kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan
(Saleha, 2009).
Manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk menorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan toeri ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien
(Vamey, 2012).
Manajemen Asuhan Kebidanan Rujuk langkah
menurut Hellen Verney
Proses manajemen
kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk
mendapatkan data menurut Verney ada 7 (tujuh) langka mulai dari pengkajian,
interprestasi data, diagnosis potensial, tindakan segeraa, rencana tindakan,
implementasi dan evaluasi (Verney, 2012).
Pengkajian
Pengakajian
adalah pengumpulan data dasar untuk menevaluasi keadaan pasien, data ini
termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan
meliputi data subjektif dan objektif serta data penunjang (Verney, 2012).
Data
Subjektif
Data
subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut
tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui
suatu system interaksi atau komunikasi data yang diperoleh yaitu sebaagi
berikut:
Biodata
a. Identitas
bayi: nama, jenis kelamin, tanggal lahir dan jam, anak yang keberapa,
b. Nama
ibu: untuk menegenal dan mengetahui pasien, Nama harus jelas dan lengkap agar
tidak keliru dalam memberikan pelayanan.
c. Umur-umur
dicatat dalam tahun untuk mengetahui risiko, seprti alat-alat reproduksi belum
matang dan pikirannya belum siap.
d. Suku:
untuk mengetahui factor bawaan atau ras serta pengaruh adat istiadat atau
kebiasaan sehari-hari.
e. Pendidikan
perlu dinyatakan karena tingkat pendidikan berpengaruh pada pengetahuan
sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidinkanya.
f. Pekerjaan:
untuk mengetahui status ekonomi keluarga, karena dapat mempengaruhi pemenuhan
gizi pasien tersebut.
g. Alamat:
untuk mengetahui tempet tinggal serta mempermudah pemantauan bila diperlukan.
Keluhan Utama
Keluhan
utama yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasienn dibawah berobat. Pada
bayi dengan ikterus dapat terlihat
dari warna kulit disebabkannya (Nurijal, 2009).
Riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
a. Kehamilan:
untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan hasil pemeriksaan kehamilan
(Wijaknjosastro, 2009).
b. Persalinan
untuk mengenai proses persalinan spontan atau buatan lahir aterm atau premature
ada perdarahan atau tidak, waktu persalinan di tolong oleh siapa, dimana tempat
melahirkan (Wiknjosastro, 2009).
c. Nifas:
untuk mengetahui perdarahan pada masa
nifas, jenis locbeaa, tinggi TFU, kontraksi keras atau tidak (Sulistyawati,
2012).
Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi:
untuk mengetahui intake nutrisi yang tidak adekuat serta kurangnya asupan Zn
dan asam folat (Sudiyatyawati, 2012),
b. Eliminasi:
berapa kali bayi BAK dan BAB, ada kaitanya dengan ostipasii atau tidak
(Marsaba, 2010)
c. Istirahat
dan aktivitas: dikaji tidur siang malam, serta keadaan bayi (tenang/gelisah).
Data
Objektif
Data
objektif adalah data yang sesunggunhya dapat dobservasi dan dilihat oleh tenaga
kesehatan. Data objektif meliputi:
Status
Generalis
a. Keadaan
umum: tingkat kesadaran baik gerakan yang ekstrim dan ketergantungan otot (Ngastyah,
2009).
b. Kesadaran:
untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien (Varney,2012)
c. Tanda-tanda
vital: meliputi suhu, nadi, pernapasan (Ngastiyah, 2009)
d. Panjang
badan: panjang badan relative normal, sesuai dengan usia bayi (Ngastiyah,
2009),
e. Berat
badan: pada umumnya pasien ikterus mengalami
penurunan berat badan karena kurangnya reflex mengisap (Ngastiyah, 2009)
f. Lingkar
kepal: untuk mengetahui pertumbuhan otak (Ngastiah, 2009)
Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala:
bentuk kepala ada kelainan atau tidak, pada bayi ikterus terlihat permukaan kulit berwarna kuning. (Maryunani,
2010).
b. Muka:
Tidak ada kelainan dan pada bayi ikterus berwarna
kuning (Maryunani, 2010).
c. Telinga:
Bentuk simetris, tidak ada kelaianan, pada permukaan kulit terlihat kuning
(Maryunani, 2010).
d. Mulut:
Tidak ada kelainan, reflek hisap (+) (Maryunani, 2010).
e. Hidung:
Bentuk simteris, tidak ada cuping hidung, pada permukaan kulit terlihat kuning,
pada permukaan kulit terlihat kuning (Maryunani, 2010).
f. Leher:
Tidak ada pembekakan ataupun berjalan, pada permukaanb kulit terlihat kuning
(Maryunani, 2010).
g. Dada:
Bentuk simetris tidak ada wheering atau runchi dan irama jantung regular
(Maryunani, 2010).
h. Tali
Pusat: Tidak ada kelainan dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi (Maryunani,
2010)
i. Punggung:
Posisi tulang belakang normal, tidak ada pembengkakan ataupun tonjolan (Maryunani,
2010).
j. Anus:
Terdapat lubang anus, lubang Vagina (+), tidak ada kelainan (Maryunani, 2010)
k. Refleks:
mencari (rotting), mengisap (sucking), menelan (swalowing), reflek kaki
(stapping), menggenggam (grapping), reflek morro (Maryunani, 2010).
l. Antropometri:
Lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas, panjang badan, berat badan
(Maryunani, 2010)
m. Pemeriksaan
penunjang: pemeriksaan.
Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Pada
langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang bener atau data-data yang
dikumpulkan data dasar yang salah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang
spesifik.. Kata masalah dan diagnosis keduanya digunakan karena seberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa, tetapi sungguh membutuhkan
penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.
Masalah yang sering berkaitan dengan wanita yang diidentifikasi oleh bidan
sesuai dengan masalah ini sering menyertai diagnosis (Varney, 2012).
Data
dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan
karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan
penanganan (Varney, 2012).
Diagnosa
Diagnosa
kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan
(Varney, 2012).
Masalah
Masalah pada umumnya yang normal
pada bayi ikterus (Varney, 2012).
Kebutuhan
Kebutuhan
merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum terindetifikasi dalam
diagnose dan masalah yang didapatkan dengan analsis data (Verney, 2012).
Diagnosa Potensial
Pada
langkah ini mengklasifikasikan masalah atas diagnose potensial berdasarkan
dignosa masalah yang salah diklasifikasi. Langkah ini meberikan antisipasi bila
kemungkinan dilakukan pencegahan sambil mengamati Ujian bidan diharapakn dapat
bersiap-siap bila diagnose dan masalah potensial ini benar-benar terjadi(Varney,
2012).
Tindakan Segera
Menunjukan
bahwa bidan dalam melakukan tindakan baru sesuai dengan prioritas masalah akan
kebutuhan dihapai kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan
untuk mengantisipasi dengan masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga
harus merumuskan tindakan mengenai segera.
Dalam
rumusan ini termasuk tindakan segera yang dilakukan secara mandiri, secara
kolaborasi atau bersifat rujukan, (Varney, 2012).
Rencana Tindakan
Pada
langkah ini direncanakan yang untuk dilakukan oleh langkah sebelumnya langkah
ini merupakan kebijakan terhadap diagnose atas masalah yang telah diidentifikasi
serta antisipasi., (Varney, 2012).
Pelaksanaan
Pada
langkah ini rencana asuahan yang menyeluruh seperti yang telah dilakukan pada
langkah V dilaksanakan secara efisisen. Perencanaan ini dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebgaian dilakukan oleh bidan sebagian oleh klien, atau anggota
tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidka melakukan sendiri ia tetap memikul
tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaanya (memastikan agar langkah-langkah
tersebut betul-betul dilaksanakan, (Varney, 2012).
Evaluasi
Pada
langkah 7 ini dilaksanakan evaluasi dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan , apakah benar-benar
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalh
dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaanya (Varney, 2012).
Menurut
Varney (2012), pendokumentasian data perkembangan asuhan kebidana yang telah
dilaksanakan menggunakan SOAP yaitu:
1. Subjektif
Menggambarkan
pendokumentasian hanya pengumpulan data klien. Tanda gejala subjektif yang
diperoleh dari hasil bertanya dari keluarga pasien (Identitas umum, riwayat
penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, dan lain-lain. Apa yang
dikatakan oleh klien merupakan hasil dari langkah atau dalam proses manajemen
asuhan kebidanan.
2. Objektif
Menggambarkankan
pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien. Hasil laboratorium dan atau
diagnose lain yang dilaksanakan dalam data khusus untuk mendukung assessment.
3. Assesment
Masalah
atau diagnose yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun
objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah
dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, dan sering
diungkapkan secar terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses
yang dinamik.
4. Plannning
(P)
Apa
yang dilakukan berdasarkan hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan
yang diambil dalam mengatasi masalah klien/memenuhi kebutuhan klien.