1.
PEMBUATAN SEDIAAN
1. Metode Oles (Smear
Methods)
Adalah suatu pembuatan sediaan dengan jalan mengoles / membuat selaput
(film) dari substansi yang berupa cairan atau bukan cairan diatas gelas benda
yg bersih dan bebas lemak, untuk selanjutnya kmd difiksasi, diwarnai dan
ditutup dengan gelas penutup.
Bahan yang sering dibuat sediaan oles yaitu darah, nanah /
jaringan-jaringan tertentu. Cara ini sangat baik untuk mempelajari sitologi
darah, sumsum tulang merah, eksudat dari bermacam-macam jaringan yg meradang.
Contoh pembuatan
sediaan oles :
·
Pembuatan sediaan darah tipis
·
Pembuatan sediaan oles dari jaringan
·
Pembuatan sediaan darah tebal
·
Pembuatan sediaan nanah yang tebal (nanah diencerkan dahulu dgn serum /
cairan lain, bila keruh, disentrifugasi, endapan diencerkan lagi, siap
dioleskan)
Beberapa pewarnaan sediaan oles : Pewarnaan Giemsa, Pewarnaan May
Grunwald (larutan eosin-methylen blue dlm methyl alkohol), Pewarnaan
Pappenheim, Pewarnaan Wright.
2. Metode Rentang
(Spread)
Adalah suatu metode pembuatan sediaan dengan cara merentangkan suatu
jaringan pada permukaan gelas benda sehingga dapat diamati dengan mikroskop.
Bahan yang dibuat jaringan yang tipis, misalnya pleura, mesenterium,
peritoneum, pericardium, dsb. Dapat diamati tanpa pewarnaan / dengan pewarnaan
Mallory-Acid Fuchsin : Hematoksilin ; Azure II-Eosin.
3. Metode Pencet
(Squash)
Adalah metode untuk mendapatkan suatu sediaan dengan cara memencet suatu
potongan jaringan atau suatu organisme secara keseluruhan sehingga didapatkan
suatu sediaan yang tipis yang dapat diamati dengan mikroskop.
Digunakan untuk jaringan yang sel-selnya mudah lepas, misalnya lien, sumsum tulang, tumor seluler dll. Diambil ± 1 mm. Pewarnaan yang digunakan yaitu Larutan Carmine.
Digunakan untuk jaringan yang sel-selnya mudah lepas, misalnya lien, sumsum tulang, tumor seluler dll. Diambil ± 1 mm. Pewarnaan yang digunakan yaitu Larutan Carmine.
4. Metode Supravital
Adalah metode untuk mendapatkan sediaan dari sel / jaringan yang hidup.
Zat warna yang digunakan yaitu Janus Green, Neutral Red, Methylen Blue
dengan konsentrasi tertentu.
Bahan yangdigunakan diantaranya darah, epithelium mukosa mulut.
5. Metode Irisan
Suatu metode pembuatan sediaan dengan jalan membuat suatu irisan dengan
tebal tertentu sehingga dapat diamati dengan mikroskop.
Ada 2 macam metode
irisan :
·
Metode irisan dengan tangan
·
Metode irisan dengan mikrotom
·
Metode Irisan dengan Mikrotom
Keuntungan : tebal
irisan dapat diatur menurut tujuan dan kehendak pemeriksa.
v Macam-macam Mikrotom:
o Mikrotom geser
(Sliding Microtome)
Disini jaringan tetap pada tempatnya sedangkan pisaunya yang bergerak.
Jaringan yang akan dipotong adalah jaringan yang tanpa penanaman (embedding)
terlebih dahulu. Irisan dikumpulkan pada wadah berisi air, disini pisau dan
kuas harus basah.
o Mikrotom beku
(Freezing Microtome)
Alat dihubungkan dengan tabung yg berisi CO2 dingin melalui suatu pipa
karet. Disini jaringan tetap berada pada tempatnya, sedang pisau yang bergerak
ke muka dan ke belakang. Digunakan dalam sediaan irisan dengan metode beku.
o Mikrotom putar
(Rotary Microtome)
Disini pisau tetap pada tempatnya sedangkan jaringan yang bergerak keatas
dan kebawah. Digunakan untuk pembuatan sediaan irisan dengan metode paraffin. Cara
ini banyak digunakan karena irisan yang diperoleh lebih tipis dibanding metode
lain dan hampir semua jaringan dapat diiris dengan mikrotom ini. Disini irisan
jaringan yang terjadi satu sama lain saling bergandengan sehingga terbentuk
pita yang panjang.
2.
FIKSASI
Proses/langkah
pertama dalam menyiapkan materi segar untuk pembuatn sediaan Histologi adalh
Fiksasi. Fiksasi merupakan langkah yang penting dalam pembuatan sediaan utuh
maupun sayatan.
v Tujuan
fiksasi
:
·
Menghentikan proses-proses metabolik sel secara tepat
·
Mencegah terjadinya perubahan-perubahan yang bersifat
regresif
·
Mengawetkan bahan-bahan sitologis dan Histologis
·
Mempertahankan bentuk aktual bahan biologis
·
Mengeraskan (Konsistensi bahan lunak)
·
Memberi kemungkinan adanya perbedaan optik diantara
jaringan
v Sifat bahan Fiksatif
yang dapat Difiksasi
·
Memiliki daya Penetrasi yang baik dalam Jaringan
·
Mampu mengkoagulasi isi sel dengan baik
·
Mampu melindungi jaringan terhadap Distorsi (perubahan
bentuk)
·
Mampu membuat isi sel menjadi tampak berbeda dan jelas
v Beberapa macam
Fiksatif ,ada yang bersifat umum ada pula yang bersifat khusus:
·
Fiksasi Tunggal – Bahan pembuatan fiksatif campuran
Asam asetat ( CH3COOOH), Aseton (CH3COCH3), Kromiun
Trioksida(CRO3), asam kromat, Alkohol, Aldehida(HCHO), Merkuri Klorida (HgCL2), Osmium
tetroksida (OsO4), Asam Pikrat [C6H2(NO2)3OH], Kalium Dikromat (K2Cr2O7),Asam
trikoloasetat (CCL3COOH)
·
Fiksasi Campuran – Kombinasi beberapa fiksatif tunggal
Larutan Mueller, Orth,
Zenker, Helly (Formol Zerker), Heidenhain, Lavdowsky, Mann, Bouin, Allen B,
GilsonBensay,A0B, Regaud, Bianco, Gate, Navashin, Lar.Carnoy,
Lar.Alkohol-Formalin-Asetat (AFA), Lar. Kolmer, Petrunkewitsch
v Faktor-faktor yang
berperan dalam memfiksasi:
·
Buffer (pH)
·
Suhu : rendah akan mencegah aotolysis
·
Daya penetrasi: Bila rendah ,maka potongan jaringan harus
tipis
·
Perubahan volume: Misalkan karena perubahan permeabilitas
·
Osmolalitas perubahan Fiksatif: bila Hipotonis maka sel akn
mengerut, sebaliknya bila Hipertonis maka sel akn mengembang.
·
Penambahan Deterjen agar larutan Fiksatif mudah masuk
·
Konsentrasi Harga/ Penghematan
·
Waktu Fiksatif : Tergantung sifat jaringan fiksatif ,serta
ukuran jaringan
3.
DEHIDRASI
Tujuan
Dehidrasi adalah untuk menarik air yang terdapat dalam jaringan setelah
fiksasi. Dehidrasi juga memiliki fungsi mencuci (washing) dan bias membuat
jaringan menjadi kokoh dan menjadi keras dan rapuh. Bahan yang digunakan untuk
pendehidrasi Alkohol, Dioksan(Kombinasi Dehidrasi dan Infiltrasi) dan n-Butil
Alkohol (Kombinasi dehidrasi dan penjernihan).
Dehidrasi
dilakukan secara bertahap (seri,dengan persentasi yang meningkat) yang terbaik
adalah dengan alcohol 50% dan meningkat menjadi Alkohol 60%,70%,dan 80%. Pada
saat jaringan berada dalam alcohol 80% dehidrasi dapt dihentikan dalm waktu
yang lama hingga jaringan siap untuk diproses selanjutnya.
Waktu
yang dibutuhkan dalm setiap persentasi alcohol tergantung pada besarnya dan
karakteristik jaringan. Pada umumnya setiap alkohol direndam selama 30- 45
menit. Setelah jaringan melewati alcohol 80% ,maka dehidrasi berikutnya di alm
alcohol 90% dan 100%.tidak boleh melebihi beberapa jam ( tidak terlalu lama
karena alkohol100% sangat mengeraskan /merapuhkan jaringan).
4.
PENJERNIHAN
Clearing
merupakan tahap transisi bila menggunakan Parafin sebagai media tanam.zat yang
digunakan dalm clearing harus dapat menarik keluar alkohol (bahan dehidrasi) sekaligus
larut dalam parafin.
Ada 3
jenis penjernihan yaitu:
1. Penjernihan dengan
Xilol dan Toluol
Dalam
tahap ini alkohol absolut jaringan dipindahkan ke dalam campuran alkohol-Xilol
selam 30 menit, kemudian ke dalam Xilol pertama (30-60menit) lalu ke dalm xilol
kedua 30 menit dan akhirnya dipindahkan ke dalm parafin lembut (Sdoft parafin)
yang sudah dicairkan di dalam oven.
Pada
saat menguap, xilol meninggalkan rongga udara dalam jaringan sehingga akan
sulit difiltrasi dengan parafin.Toluol jauh lebih menguntungkan jika
dibandingkan dengan xilol karena tidak mengeraskan jaringan secara berlebih dan
tidak terlalu cepat menguap.
2. Penjernihan dengan
Kloroform
Jika
kloroform digunakn sebagai penjernih ,maka jaringan pertama harus dipindahkan
ke dalam campuran alkohol-klorofoam sampai jaringan tenggelam ke dasar
kontainer.tenggelamnya jaringan ini karena menyerap klorofoam, makin banyak
klorofoam yang diserap makin berat jaringan.
3. Penjernihan dengan
minyak cedar atau metil salisilat
Jika
metil salisilat digunakan sebagai penjernih, jaringan dari alkohol 95% dapat
dipindahkan langsung dengan minyak cedar. Jika kemudian jaringan ini akn
diembedding dengan parafin,jaringan harus menempuh tahap transisi dahulu, yaitu
di dalm xilol.