Yazhid Blog

.

Minggu, 18 Agustus 2013

Laporan praktikum pemeriksaan telur cacing pada sampel sayuran metode sedimentasi

     I.               Judul Praktikum : Identifikasi Nematoda Usus Pada Sampel Sayuran Menggunakan Metode Sedimentasi     II.      ... thumbnail 1 summary


     I.              Judul Praktikum : Identifikasi Nematoda Usus Pada Sampel Sayuran Menggunakan Metode Sedimentasi
    II.            Tanggal                   :   14 Juni 2013
 III.            Tujuan                     : Untuk Mengidentifikasi Keberadaan Telur Cacing        Dalam Sampel Sayuran
IV.              Prinsip                     :  Sampel diendapkan melalui proses sentrifugasi            kemudian diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x10.
    V.            Landasan Teori
Makanan adalah sumber energi satu–satunya bagi kebutuhan tubuh manusia. Makanan selain banyak mengandung nilai gizi juga merupakan media untuk dapat berkembang-biaknya mikroba ataupun kuman-kuman terutama makanan yang sudah membusuk yaitu makanan yang mengandung kadar air serta nilai protein yang tinggi. Kemungkinan untuk jalan masuknya faktor pencemar lainnya seperti bahan kimia antara lain: debu, tanah, rambut manusia yang dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan manusia. Hal ini tidak mungkin dikehendaki karena orang yang mengkonsumsi makanan bermaksud untuk mendapatkan sumber energi agar tetap bertahan hidup agar tidak menjadi sakit karenanya. Sanitasi makanan menjadi sangat penting. (Slamet,2002)
Menurut (Widyastuti, 2002) Siklus hidup parasit pada umumnya dapat dibedakan menjadi 2 tipe: Yaitu tipe langsung dan tipe tidak langsung. Pada siklus hidup tipe langsung, parasit hanya membutuhkan satu inang (Hospes) yaitu hospes definitif dan tidak memerlukan hospes perantara, sedangkan parasit yang bersiklus langsung mempunyai bentuk yang mandiri. Didalam fase bentuk mandiri tersebut parasit menyiapkan diri untuk menghasilkan stadium infektifnya. Pada siklus hidup tidak langsung parasit membutuhkan satu hospes definitif sebagai hospes akhir dan disamping itu diperlukan pula satu atau lebih hospes perantara. Didalam tubuh hospes perantara tersebut parasit tumbuh dan berkembangbiak secara aseksual menjadi bentuk infektifnya, sedangkan didalam tubuh hospes definitif parasit tumbuh menjadi bentuk dewasa dan berkembangbiak secara aseksual. Cara infeksi dibedakan menjadi dua yaitu per-Os ataupun melalui mulut yang tertelan bersama makanan dan minuman yang dikonsumsinya dan per-Cutan atau melalui kulit.
Cacing dari golongan STH (Soil Transmitted Helminthes) memiliki bentuk tubuh silindrik (gilik), memanjang bilateral simetris. Cacing ini bersifat uniseksual sehingga ada jenis jantan dan betina. STH meliputi Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang. (Onggowaluyo, 2002)
STH terdapat diseluruh dunia, maka bersifat kosmopolitan. Penyebaran parasit ini terutama berada di daerah tropis yang tingkat kelembabannya cukup tinggi. Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura memerlukan tanah liat untuk berkembang dengan suhu pertumbuhan optimum 25 0C – 30 0C. habitat utama STH adalah tanah yang terlindung dari sinar matahari sehingga hangat dan kelembaban udara tinggi. (Gandahusada, et. Al, 1998)
Pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan berperan dalam pembentukan senyawa yang memproduksi bau tidak enak dan menyebabkan makanan tidak layak untuk dikonsumsi. Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya. (Silaonang, 2008)
Nematode biasa hidup diatas tanah. Umumnya nematoda yang hidup diatas tanah sering terdapat didalam jaringan tanaman atau dibagian tanaman lainnya. Nematode juga ada yang hidup didalam tanaman (endoparsit) dan ada juga ada yang diluar tanaman (ektoparasit). ( Pracaya, 2008)



 VI.            Prosedur Pemeriksaan
1)        Pra analitik
Alat dan Bahan:
a.       Alat yang digunakan :
1.        Batang pengaduk
2.        Gelas kimia 500 mL
3.        Mikroskop
4.        Objek gelas
5.        Rak tabung
6.        Sentrifuge
7.        Tabung sentrifuge
b.      Bahan yang digunakan:
1.        Aquadest
2.        Sayuran kemangi
3.        Tisu
2)        Analitik
Cara kerja:
1.        Diisi gelas piala dengan 250 aquadest.
2.        Direndam seluruh bagian sayuran kedalam aquadest, diamkan selama 20 menit.
3.        Diangkat sayuran yang telah direndam, kemudian dipipet air rendaman kedalam tabung sentrifuge.
4.        Disentrifuge pada kecepatan 2000 rpm selama 5 meni.
5.        Dibuang supernatant, kemudian dipipet air rendaman kedalam tabung tersebut, dan disentrifuge, dulangi sampai air rendaman habis.
6.        Diteteskan sedimen keatas objek gelas yang bersih dan kering.
3)        Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x10


4)        Pasca analitik
Hasil pengamatan:
a)        Mikroskopik:
·      Telur                     : -
·      Larva                    : +
·      Kotoran-kotoran   : +


VII.            Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan identifikasi nematoda usus pada sampel sayuran dengan menggunakan metode sedimentasi.
Sayuran merupakan komponen yang sangat penting dari makanan sehari-hari. Sayuran mengandung protein, mineral, dan serat yang tinggi. Meski demikian, sayuran menjadi makanan yang mudah terkontaminasi oleh parasit, terutama parasit yang berasal dari tanah. Parasit itu hidup didalam jaringan sayuran atau diantara daun-daun yang melipat, ditunas daun, atau dibagian lainnya.
Pada praktikum ini, sayuran yang digunakan adalah kemangi.kemangi merupakan salah satu tanaman berkhasiat yang tidak hanya tumbuh di Indonesia tetapi juga dinegara Asia Tenggara lainnya.
Kemangi adalah tumbuhan tahunan yang tumbuh tegak dengan cabang yang banyak. Tanaman ini berbentuk perdu yang tingginya dapat mencapai 100 cm. bungana tersusun ditandan yang tegak. Daunnya panjang, tegak, berbentuk elips-memanjang, ujungnya meruncing. Permukaan bergerigi atau rata, wanginya seperti cengkeh dan rasanya pahit.
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode sedimentasi. Metode sedimentasi adalah pemisahan larutan berdasarkan perbedaan berat jenis, dimana partikel yang tersuspensi akan mengendap kedasar wadah.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh larva dan kotoran-kotoran. Adanya larva dikarenakan larva tekontaminasi langsung dengan tanah. Dimana tanah merupakan tempat hidup nematoda. Larva yang ditemukan dalam pengamatan ada dua jenis yang berbeda. Larva yang pertama aktif bergerak, struktur tubuh bening dan pipih dan larva yang kedua aktif bergerak (berpndah-pindah) bahkan mampu menghisap kotoran-kotoran yang ada disekelilingnya. Larva ini bergerak dengan cepat dan mampu memanjang-pendekkan tubuhnya. Tubuh dari larva ini bening bentuknya oval. Namun dari kedua jenis larva ini, tidak dapat teridentifikasi nematoda usus atau bukan.
Dengan demikian, adanya pencucian sayuran yang baik dan benar agar parasit yang terdapat pada sayuran tidak melekat dan dapat menimbulkan penyakit.
Adapun kelebihan dari metode sedimentasi adalah ukuran dan bentuk struktur parasit dipertahankan, sedangkan kelemahannya adalah banyaknya kotoran-kotoran yang mungkin akan menutupi keberadaan parasit.



VIII.            Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa sampel sayuran kemangi negatif mengandung telur nematode usus. Namun, pada sampel ditemukan larva dan kotoran-kotoran.



DAFTAR PUSTAKA DI SINI

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts