B A B
I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Isolasi dan identifikasi bakteri dari alat
bantu perawatan pasien karena penyakit menular
yang disebabkan oleh bakteri yang berbeda memiliki berbagai program
studi klinis dan konsekuensi.. Kerentanan
pengujian isolat (yaitu mendirikan konsentrasi penghambatan minimal atau MIC)
dapat membantu dalam pemilihan antibiotik untuk terapi.. Menyadari bahwa spesies tertentu (atau strain)
sedang atypically terisolir dapat menunjukkan bahwa telah terjadi wabah penyakit
misalnya dari rumah sakit terkontaminasi perlengkapan atau teknik aseptik
miskin di rumah sakit bagian personalia.
Ketika pasien yang diduga menderita
infeksi bakteri, biasanya terlihat koloni untuk mengisolasi organisme dalam
kultur murni (di piring agar), dan kemudian speciate organisme. Identifikasi
ini didasarkan pada prinsip-prinsip taksonomi diterapkan pada situasi
mikrobiologis klinis. Dalam laboratorium diagnostik, banyak sampel harus
ditandai setiap hari dan hasil yang diperoleh secepat mungkin.. Tes harus mudah dipelajari, biaya rendah dan
cepat dilakukan.. Metode klasik ini untuk
spesiasi bakteri didasarkan pada karakteristik morfologi dan metabolik. Tes
diagnostik telah dipilih atas dasar bahwa secara empiris mereka menyediakan
informasi diskriminatif. Ada banyak tes yang
berbeda untuk masing-masing dari sekian banyak sasaran patogen. Selain itu,
teknik-teknik biologi molekular (untuk karakterisasi gen-gen tertentu atau
segmen gen) sekarang biasa di laboratorium klinis.
Pendekatan taksonomi modern sering menggunakan
metodologi yang secara teknis lebih rumit dan berkaitan dengan profil
struktural komposisi bakteri. Hal ini sering kali melibatkan "biologi
molekuler" atau "analitis kimia" pendekatan berbasis Sekarang
diakui bahwa banyak dari skema klasik untuk diferensiasi bakteri memberikan
sedikit pemahaman tentang hubungan genetik dan dalam beberapa contoh yang
secara ilmiah tidak benar.Informasi baru telah mengakibatkan mengubah nama
spesies bakteri tertentu dan dalam beberapa kasus telah benar-benar diperlukan
reorganisasi hubungan dalam dan di antara banyak bakteri keluarga. Salah satu
proses isolasi dan identifikasi yang dilakukan pada pembahasan makalah ini
yaitu Isolasi dan Identifikasi Mycobacterium
Tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosis adalah salah satu bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit tuberculosis. Penyakit tuberculosis sudah diketahui sejak
zaman dahulu yang ditemukan pada tulang-tukang beberapa mummi di Mesir.
Penyakit tuberculosis di negara yang sudah maju
bukanlah merupakan problem yang pokok, tetapi di negara-negara yang sudah
berkembang termasuk Indonesia penyakit tuberculosis boleh dikatakan merupakan
salah satu penyebab kematian. Walaupun demikian, penyakit ini dapat
dikendalikan berkat ditemukannya obat-obatan tuberkulostatika dan vaksin BCG.
Meskipun banyak
para ilmuwan yang telah mempelajari bakteri ini, namun Robert Koch (1882) merupakan orang yang paling berjasa dalam hal
ini, sebab Koch berhasil membuat
biakan murni. Menurut Koch, bakteri
penyebab tuberkulosis selalu dapat ditemukan pada penderita dan dari penderita
yang dibuat biakan murni. Dari biakan murni tadi, bila diinokulasikan pada
hewan coba, dapat menimbulkan gejala-gejala klinis seperti pada manusia
(penderita). Selanjutnya, dari hewan coba tersebut, dapat dibuat biakan murni
kemabali. Fenomena diatas dikenal dengan Postulat
Koch.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
pada makalah ini antara lain :
1. Apa pengertian dari Mycobacterium tuberculosis ?
2. Bagaimana species dari Mycobacterium tuberculosis ?
3. Bagaimana morfologi hidup dari Mycobacterium tuberculosis ?
4. Bagaimana sifat-sifat dari Mycobacterium tuberculosis ?
5. Bagaiamana cara isolasi dan
identifikasi untuk bakteri Mycobacterium
Tuberculosis ?
6. Bagaimana cara yang dilakukan
untuk pengobatan dan pencegahan bakteri Mycobacterium
tuberculosis ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari materi makalah ini
antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian dari
Mycobacterium tuberculosis.
2. Untuk mengetahui species hidup dari
Mycobacterium tuberculosis.
3. Untuk mengetahui bagaimana
bentuk morfologi dan fisiologi dari Mycobacterium tuberculosis.
4. Untuk mengetahui sifat-sifat dari
bakteri Mycobacterium tuberculosis.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara
yang dilakukan untuk isolasi dan identifikasi bakteri Mycobacterium
tuberculosis.
6. Untuk mengetahui
upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk pengobatan dan pencegahan terhadap
bakteri Mycobacterium tuberculosis.
B A B II
PEMBAHASAN
- Pengertian Mycobacterium
Mycobacterium adalah batang lurus atau agak bengkok dan
tidak membentuk spora yang bersifat tahan terhadap penghilangan zat warna
dengan asam alkohol, atau disebut juga kuman taham asam. Kuman ini
secara aerob dan morfologi tidak dapat dibedakan satu sama lain. Untuk membedakan
spesies Mycobacterium satu dari yang
lain haruslah dilihat sifat-sifat koloni, faktor pertumbuhan, suhu pertumbuhan
berbagai macam percobaan biokimia, perbedaan kepekaan terhadap obat-obatan anti
tuberkulosa dan khemoterapetika, perbedaan terhadap kepekaan binatang percobaan
dan percobaan kepekaan kulit terhadap berbagai jenis antigen Mycobacterium.
Gambar. Bakteri Mycobacterium tuberculosis
- Spesies Mycobacterium
Mycobacterium Tuberculosis tergolong ordo:
actinomycetales. Familia : Mycobacteriaceae
dan genus
: Mycobacterium. Genus Mycobacterium mempunyai banyak spesies.
Selain Mycobacterium tuberculosis ditemukan pula banyak spesies Mycobacterium
lain yang terdapat dari berbagai macam sumber. Spesies-spesies ini digolongkan
dalam golongan “atypical atau unclassified”.
- Morphologi dan Fisiologi Mycobacterium
tuberculosis
Morfologi hidup bakteri Mycobacterium
Tuberculose antara lain gram (+), batang sedikit bengkok yang berukuran
kira-kira 0,5 - 4 µ x 0,3 – 0,6 µ, panjang/pendek/cocoid, kadang-kadang
berbentuk filament seperti mycelia yang apabila ada sedikit gangguan akan
terputus menjadi batang-batang pendek atau cocoid. Tahan asam dan alkohol,
tidak berspora dan tidak berkapsul. Koloninya yang kering dengan permukaan
berbentuk bunga kol dan bewarna kuning tumbuh secara lembut walaupun dalam
kondisi optimal. Diketahui bahwa pH optimal untuk pertumbuhannya adalah 6,8 –
8,0.
- Sifat-sifat Mycobacterium tuberculosis
Sifat kuman TB pada pewarnaan, kuman TB tahan terhadap asam
sehingga kuman TB dikenal sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB cepat mati
(sekitar 5 menit) apabila tekena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan
hidup sampai beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab, dan akan hancur pada
temperatur 600c dalam waktu 20 menit dan 700c dalam waktu
5 menit. Juga dapat bersifat dormant
(tidur) dalam jaringan tubuh selama beberapa tahun.
- Isolasi dan Identifikasi Mycobacterium tuberculosis
I. Mikroskopik
1. Pembuatan Sediaan :
a. Sediaan
Langsung adalah sediaan yang dibuat langsung dari specimen. Apabila yang dibuat
sediaan itu adalah sputum, maka hasilnya dapat dinilai derajat positifnya,
sehingga dapat digunakan untuk melihat sejauh mana seseorang menderita atau
sampai dimana hasil pengobatan.
b.Sediaan Tidak Langsung adalah
sediaan yang dibuat tidak langsung dari specimen, tetapi dibuat dari sediment
setelah pengolahan (homogenisasi/dekontaminasi). Sediaan ini memberi
kemungkinan hasil BTA (+) lebih besar dari pada sediaan langsung, tetapi tidak
dapat dipakai mengukur penderitaan seseorang ataupun keberhasilan pengobatan.
c. Cara
Pembuatan :
-
Kaca objek yang bersih dan bebas lemak serta tidak ada
bekas goresan-goresan, diberi tanda tentang nomor specimen dan daerah yang akan
dipulas dengan specimen.
-
Specimen yang akan diperiksa diambil secukupnya, menggunakan
ose/lidi kapas yang akan dipulaskan pada kaca objek yang sudah diberi tanda
tersebut diatas. Dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terlalu tebal dan tidak
terlalu tipis.
-
Dibiarkan kering dengan sendirinya atau dipercepat
dengan pemanasan diatas api spiritus, dengan cara khusus.
-
Kalau sudah kering dapat difiksasi dengan melewatkan
pada nyala api spiritus sebanyak 3x.
-
Dibiarkan dingin pada suhu kamar, setelah itu dilakukan
pengecatan/pewarnaan.
2. Pewarnaan/pengecatan :
A. Pewarnaan Ziel Nelsen
a). Sediaan yang sudah keing dan difikasasi,
diletakkan pada jembatan pewarnaan kemudian digenangi larutan carbol fuksin
sampai mengenangi semua sediaan hingga menutupi seluruh permukaan.
b). Lakukan pemansan dengan api ekecil (jangan sampai
mendidih) lakukan teus menerus sampai ± 5 menit.
c). Diamkan sampai dingin selama ± 5 menit.
d). Larutan
dibuang kemudian dilunturkan dengan asam alkohol selama ± 2-4 menit sampai
warna merah hilang.
e).
Bilas dengan air mengalir.
f). Tuangi dengan larutan Methylen Blue dan diamkan selama 1 menit kemudian bilas dengan air
mengalir.
g). Keringkan dan siap untuk diamati di bawah mikroskop.
B.
Pewarnaan Kinyoun Gabbett
a). Sediaan
yang sudah kering dan difikasasi diletakkan pada jembatan pewarnaan. Kemudian
denangi dengan warna Kinyoun selama ±
3 menit.
b). Bilas dengan air yang mengalir.
c). Genangi
dengan warna Gabbett selama 1 menit
kemudian dibilas dengan menggunakan air mengalir.
d). Keringkan dan siap untuk diamati di bawah
mikroskop.
C.
Pewarnaan dengan Fluorochrom
a). Sediaan yang sudah kering dan difiksasi diletakkan pada jembatan
pewarnaan. Kemudian genangi dengan auramine
phenol selama 10 menit.
b). Cuci dengan air mengalir.
c). Genangi dengan asam alkohol
selama 5 menit. Kemudian bilas dengan air mengalir.
d). Genangi dengan larutan kalium
permanganat 1% selama 30 detik.
3. Pembacaan dan Penilaian
- Pembacaan Pewarnaan BTA :
Pembacaan
menggunakan pewarnaan Ziel Nelsen dan Kinyoun Gabbett :
§ Sediaan yang sudah kering, ditetesi dengan
oil imersi dan dilihat di bawah mikoskop dengan lensa objektif 100 kali dan
lensa okuler 10 kali.
§ Dicari adanya batang panjang da/pendek
atau terputus-putus seperti streptococcus/streptobacil, sendiri-sendiri,
berderet-deret atau berkelompok-kelompok yang berwarna merah (+) dengan latar
belakang jernih, bakteri lain berwarna biru (-).
§ Diperiksa paling sedikit 150 lapang
pandang atau dalam waktu kuang lebih 10 menit. Dengan cara menggeserkan
sediaan.
§ Sediaan dahak yang telah diperiksa
kemudian direndam dalam xylol selama 15-30 menit, lalu disimpan dalam kotak
sediaan.
Pembacaan
menggunakan pewarnaan dengan Fluorochrom
§ Sediaan yang sudah kering dilihat dengan
mikroskop fluorescent dengan lensa objektif 20 kali atau 40 kali dan lensa
okuler 10 kali.
§ Dicari adanya bakteri batang panjang/pendek,
batang panjang terputus-putus berwarna kunig berfluorescent (bependar) dengan
latar belakang sedikit ungu apabila menggunakan filter UV.
- Penilaian Pewarnaan BTA :
ü BTA Negatif : apabila dalam 100 LP atau 15 menit pengamatan tidak ditemukan
BTA.
ü BTA Positif : apabila di dalam pengamatan di temukan adanya BTA.
ü Berdasarkan hasil skala bronkhost jumlah
kuman taham asam yang terdapat pada sediaan antara lain:
- + 1 = 40 kuman setelah pemeriksaan 15 menit
- + 2 =
sampai 20 kuman dalam 10 lapangan pandang
- + 3 =
sampai 60 kuman dalam 10 lapangan pandang
- + 4 =
samapai 120 kuman dalam 10 lapangan
pandang
- + 5 =
lebih dari 120 kuman dalam 10 lapang pandang
ü Pembacaan
hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD
(International Union Against Tuberculosis and lung diseases) sebagai berikut:
Jumlah Basil
|
Hasil yang dilaporkan
|
(-)/100 LP
|
0 ( negatif)
|
1 – 9 BTA/100 LP
|
1 – 9 BTA/100 LP
|
10 – 99 BTA/100 LP
|
+1 (+)
|
1 – 10 BTA/LP
|
+2 (++)
|
> 10 BTA/LP
|
+3 (+++)
|
II. Cultur
1.
Pengolahan Sampel :
Yang dimaksud pengolahan sampel adalah pencampuran sel dengan bahan kimia
tertentu berupa asam alkali
atau garam, dengan perbandingan tertentu. Adapun tujuan dari pengolahan sampel
tersebut yaitu homogenisasi, konsentrasi
dan dekontaminasi.
2.
Penanaman :
Media
yang dipakai antara lain Louwenstein
Jensen atau Kudoh.
Sediment
hasil pengolahan sampel diambil dengan menggunakan pipet pasteur steril, diteteskan pada permukaan media lalu
diratakan.
Atau
sedimen hasil pengolahan sampel diambil dengan lidi kapas steril dan dipulaskan pada permukaan media sampai
merata.
Setelah
ditanami, tabung media ditutup rapat.
3.
Inkubasi dan Pembacaan :
- Media yang sudah ditanami diinkubasikan
pada suhu 370C sampai 8
minggu.
- Pembacaan I dilakukan pada hari ke-5
setelah inkubasi (terutama untuk melihat adanya Rapid Grower).
- Pembacaan II dan seterusnya dilakukan 1
minggu sekali sampai 8 minggu.
4.
Daya Tahan :
Bakteri ini sangat tahan terhadap pemanasan. Biakan M.tuberculosis yang disimpan pada suhu 370C tetap hidup
tanpa kehilangan virulensinya selama 12 tahun.
Bakteri M.tuberculosis yang
berada dalam media perbenihan, bila terkena sinar matahari secara langsung akan
mati dalam waktu 2 jam. Bakteri ini akan mati dalam waktu 20-30 jam bila berada
dalam sputum dan terkena sinar matahari secara langsung. Bila berada pada
sputum kering yang terlindung dari sinar matahari, akan bertahan hidup selama
6-8 bulan. Pada butir-butir sputum dalam debu, kuman M.tuberculosis akan tetap infeksius selama 8-10 hari.
Terhadap pengaruh desinfektan, bakteri ini sangat tahan bila dibandingkan
dengan bakteri lain. Terhadap pengaruh larutan fenol 5%, bakteri tersebut baru
mati dalam waktu 24 jam. Tindakan pasteurisasi cukup efektif untuk mematikan
kuman M.tuberculosis yang berada di
dalam susu atau bahan makanan lainnya yang berasal dari susu. M.tuberculosis cepat mati oleh pengaruh
pemanasan basah.
6. Pengobatan dan Pencegahan
A. Pengobatan
1. Perbaikan keadaan fisik penderita dengan memberikan istrahat disertai
pemberian makanan yang bergizi.
2. Colaps therapy atau
kadang-kadang dilakukan tindakan pembedahan.
3. Yang paling utama adalah pemberian pengobatan dengan obat-obat anti
tuberkulosis (tuberkulostatika).
B. Pencegahan
Secara teori, penyakit tuberkulosis dapat dicegah, bahkan diberantas.
Tindakan pencegahan pada umunya ada 2 cara yaitu, dengan INH profilaksasi atau
dengan vaksinasi BCG. Profilaksasi dengan INH diberikan pada orang yang kontak
dengan penderita tuberkulosis sedang vaksinasi BCG diberikan pada orang-orang
yang menunjukkan tes tuberkulin negatif, terutama diberikan pada anak-anak.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN