Yazhid Blog

.

Senin, 23 Januari 2017

MAKALAH MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS





B A B  I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Isolasi dan identifikasi bakteri dari alat bantu perawatan pasien karena penyakit menular   yang disebabkan oleh bakteri yang berbeda memiliki berbagai program studi klinis dan konsekuensi.. Kerentanan pengujian isolat (yaitu mendirikan konsentrasi penghambatan minimal atau MIC) dapat membantu dalam pemilihan antibiotik untuk terapi.. Menyadari bahwa spesies tertentu (atau strain) sedang atypically terisolir dapat menunjukkan bahwa telah terjadi wabah penyakit misalnya dari rumah sakit terkontaminasi perlengkapan atau teknik aseptik miskin di rumah sakit bagian personalia.
 Ketika pasien yang diduga menderita infeksi bakteri, biasanya terlihat koloni untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni (di piring agar), dan kemudian speciate organisme. Identifikasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip taksonomi diterapkan pada situasi mikrobiologis klinis. Dalam laboratorium diagnostik, banyak sampel harus ditandai setiap hari dan hasil yang diperoleh secepat mungkin.. Tes harus mudah dipelajari, biaya rendah dan cepat dilakukan.. Metode klasik ini untuk spesiasi bakteri didasarkan pada karakteristik morfologi dan metabolik. Tes diagnostik telah dipilih atas dasar bahwa secara empiris mereka menyediakan informasi diskriminatif. Ada banyak tes yang berbeda untuk masing-masing dari sekian banyak sasaran patogen. Selain itu, teknik-teknik biologi molekular (untuk karakterisasi gen-gen tertentu atau segmen gen) sekarang biasa di laboratorium klinis.
Pendekatan taksonomi modern sering menggunakan metodologi yang secara teknis lebih rumit dan berkaitan dengan profil struktural komposisi bakteri. Hal ini sering kali melibatkan "biologi molekuler" atau "analitis kimia" pendekatan berbasis Sekarang diakui bahwa banyak dari skema klasik untuk diferensiasi bakteri memberikan sedikit pemahaman tentang hubungan genetik dan dalam beberapa contoh yang secara ilmiah tidak benar.Informasi baru telah mengakibatkan mengubah nama spesies bakteri tertentu dan dalam beberapa kasus telah benar-benar diperlukan reorganisasi hubungan dalam dan di antara banyak bakteri keluarga. Salah satu proses isolasi dan identifikasi yang dilakukan pada pembahasan makalah ini yaitu Isolasi dan Identifikasi Mycobacterium Tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosis adalah salah satu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tuberculosis. Penyakit tuberculosis sudah diketahui sejak zaman dahulu yang ditemukan pada tulang-tukang beberapa mummi di Mesir.
Penyakit tuberculosis di negara yang sudah maju bukanlah merupakan problem yang pokok, tetapi di negara-negara yang sudah berkembang termasuk Indonesia penyakit tuberculosis boleh dikatakan merupakan salah satu penyebab kematian. Walaupun demikian, penyakit ini dapat dikendalikan berkat ditemukannya obat-obatan tuberkulostatika dan vaksin BCG.
Meskipun banyak para ilmuwan yang telah mempelajari bakteri ini, namun Robert Koch (1882) merupakan orang yang paling berjasa dalam hal ini, sebab Koch berhasil membuat biakan murni. Menurut Koch, bakteri penyebab tuberkulosis selalu dapat ditemukan pada penderita dan dari penderita yang dibuat biakan murni. Dari biakan murni tadi, bila diinokulasikan pada hewan coba, dapat menimbulkan gejala-gejala klinis seperti pada manusia (penderita). Selanjutnya, dari hewan coba tersebut, dapat dibuat biakan murni kemabali. Fenomena diatas dikenal dengan Postulat Koch.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain :
1. Apa pengertian dari Mycobacterium tuberculosis ?
2. Bagaimana species dari Mycobacterium tuberculosis ?
3. Bagaimana morfologi hidup dari Mycobacterium tuberculosis ?
4. Bagaimana sifat-sifat dari Mycobacterium tuberculosis ?
5. Bagaiamana cara isolasi dan identifikasi untuk bakteri Mycobacterium Tuberculosis ?
6. Bagaimana cara yang dilakukan untuk pengobatan dan pencegahan bakteri Mycobacterium tuberculosis ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari materi makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Mycobacterium tuberculosis.
2. Untuk mengetahui species hidup dari Mycobacterium tuberculosis.
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk morfologi dan fisiologi dari Mycobacterium tuberculosis.
4. Untuk mengetahui sifat-sifat dari bakteri Mycobacterium tuberculosis.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara yang dilakukan untuk isolasi dan identifikasi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
6. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk pengobatan dan pencegahan terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis.




B A B  II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Mycobacterium

Mycobacterium adalah batang lurus atau agak bengkok dan tidak membentuk spora yang bersifat tahan terhadap penghilangan zat warna dengan asam alkohol, atau disebut juga kuman taham asam. Kuman ini secara aerob dan morfologi tidak dapat dibedakan satu sama lain. Untuk membedakan spesies Mycobacterium satu dari yang lain haruslah dilihat sifat-sifat koloni, faktor pertumbuhan, suhu pertumbuhan berbagai macam percobaan biokimia, perbedaan kepekaan terhadap obat-obatan anti tuberkulosa dan khemoterapetika, perbedaan terhadap kepekaan binatang percobaan dan percobaan kepekaan kulit terhadap berbagai jenis antigen Mycobacterium.




Gambar. Bakteri Mycobacterium tuberculosis

  1. Spesies Mycobacterium

Mycobacterium Tuberculosis tergolong ordo: actinomycetales. Familia : Mycobacteriaceae dan genus : Mycobacterium. Genus Mycobacterium mempunyai banyak spesies. Selain Mycobacterium tuberculosis ditemukan pula banyak spesies Mycobacterium lain yang terdapat dari berbagai macam sumber. Spesies-spesies ini digolongkan dalam golongan “atypical atau unclassified”.

  1. Morphologi dan Fisiologi Mycobacterium tuberculosis
Morfologi hidup bakteri Mycobacterium Tuberculose antara lain gram (+), batang sedikit bengkok yang berukuran kira-kira 0,5 - 4 µ x 0,3 – 0,6 µ, panjang/pendek/cocoid, kadang-kadang berbentuk filament seperti mycelia yang apabila ada sedikit gangguan akan terputus menjadi batang-batang pendek atau cocoid. Tahan asam dan alkohol, tidak berspora dan tidak berkapsul. Koloninya yang kering dengan permukaan berbentuk bunga kol dan bewarna kuning tumbuh secara lembut walaupun dalam kondisi optimal. Diketahui bahwa pH optimal untuk pertumbuhannya adalah 6,8 – 8,0.

  1. Sifat-sifat Mycobacterium tuberculosis

Sifat kuman TB pada pewarnaan, kuman TB tahan terhadap asam sehingga kuman TB dikenal sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB cepat mati (sekitar 5 menit) apabila tekena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup sampai beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab, dan akan hancur pada temperatur 600c dalam waktu 20 menit dan 700c dalam waktu 5 menit. Juga dapat bersifat dormant (tidur) dalam jaringan tubuh selama beberapa tahun.

  1. Isolasi dan Identifikasi Mycobacterium tuberculosis

I. Mikroskopik
1.      Pembuatan Sediaan :
a. Sediaan Langsung adalah sediaan yang dibuat langsung dari specimen. Apabila yang dibuat sediaan itu adalah sputum, maka hasilnya dapat dinilai derajat positifnya, sehingga dapat digunakan untuk melihat sejauh mana seseorang menderita atau sampai dimana hasil pengobatan.
b.Sediaan Tidak Langsung adalah sediaan yang dibuat tidak langsung dari specimen, tetapi dibuat dari sediment setelah pengolahan (homogenisasi/dekontaminasi). Sediaan ini memberi kemungkinan hasil BTA (+) lebih besar dari pada sediaan langsung, tetapi tidak dapat dipakai mengukur penderitaan seseorang ataupun keberhasilan pengobatan.
c. Cara Pembuatan :
-    Kaca objek yang bersih dan bebas lemak serta tidak ada bekas goresan-goresan, diberi tanda tentang nomor specimen dan daerah yang akan dipulas dengan specimen.
-    Specimen yang akan diperiksa diambil secukupnya, menggunakan ose/lidi kapas yang akan dipulaskan pada kaca objek yang sudah diberi tanda tersebut diatas. Dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis.
-    Dibiarkan kering dengan sendirinya atau dipercepat dengan pemanasan diatas api spiritus, dengan cara khusus.
-    Kalau sudah kering dapat difiksasi dengan melewatkan pada nyala api spiritus sebanyak 3x.
-    Dibiarkan dingin pada suhu kamar, setelah itu dilakukan pengecatan/pewarnaan.

2.      Pewarnaan/pengecatan :
A.    Pewarnaan Ziel Nelsen
a). Sediaan yang sudah keing dan difikasasi, diletakkan pada jembatan pewarnaan kemudian digenangi larutan carbol fuksin sampai mengenangi semua sediaan hingga menutupi seluruh permukaan.
b). Lakukan pemansan dengan api ekecil (jangan sampai mendidih) lakukan teus menerus sampai ± 5 menit.
c).  Diamkan sampai dingin selama ± 5 menit.
d). Larutan dibuang kemudian dilunturkan dengan asam alkohol selama ± 2-4 menit sampai warna merah hilang.
 e).  Bilas dengan air mengalir.



 f). Tuangi dengan larutan Methylen Blue dan diamkan selama 1 menit kemudian bilas dengan air mengalir.
 g). Keringkan dan siap untuk diamati di bawah mikroskop.
 








B.                                                                                   Pewarnaan Kinyoun Gabbett
a). Sediaan yang sudah kering dan difikasasi diletakkan pada jembatan pewarnaan. Kemudian denangi dengan warna Kinyoun selama ± 3 menit.
b).  Bilas dengan air yang mengalir.
c). Genangi dengan warna Gabbett selama 1 menit kemudian dibilas dengan menggunakan air mengalir.
d).  Keringkan dan siap untuk diamati di bawah mikroskop.
C.    Pewarnaan dengan Fluorochrom
a). Sediaan yang sudah kering dan difiksasi diletakkan pada jembatan pewarnaan. Kemudian genangi dengan auramine phenol selama 10 menit.
b). Cuci dengan air mengalir.
c). Genangi dengan asam alkohol selama 5 menit. Kemudian bilas dengan air mengalir.
d). Genangi dengan larutan kalium permanganat 1% selama 30 detik.

3.  Pembacaan dan Penilaian
- Pembacaan Pewarnaan BTA :
*      Pembacaan menggunakan pewarnaan Ziel Nelsen dan Kinyoun Gabbett :
§ Sediaan yang sudah kering, ditetesi dengan oil imersi dan dilihat di bawah mikoskop dengan lensa objektif 100 kali dan lensa okuler 10 kali.
§ Dicari adanya batang panjang da/pendek atau terputus-putus seperti streptococcus/streptobacil, sendiri-sendiri, berderet-deret atau berkelompok-kelompok yang berwarna merah (+) dengan latar belakang jernih, bakteri lain berwarna biru (-).
§ Diperiksa paling sedikit 150 lapang pandang atau dalam waktu kuang lebih 10 menit. Dengan cara menggeserkan sediaan.
§ Sediaan dahak yang telah diperiksa kemudian direndam dalam xylol selama 15-30 menit, lalu disimpan dalam kotak sediaan.
*      Pembacaan menggunakan pewarnaan dengan Fluorochrom
§ Sediaan yang sudah kering dilihat dengan mikroskop fluorescent dengan lensa objektif 20 kali atau 40 kali dan lensa okuler 10 kali.
§ Dicari adanya bakteri batang panjang/pendek, batang panjang terputus-putus berwarna kunig berfluorescent (bependar) dengan latar belakang sedikit ungu apabila menggunakan filter UV.

-    Penilaian Pewarnaan BTA :
ü  BTA Negatif   : apabila dalam 100 LP atau 15 menit pengamatan tidak ditemukan BTA.
ü  BTA Positif     : apabila di dalam pengamatan di temukan adanya BTA.
ü  Berdasarkan hasil skala bronkhost jumlah kuman taham asam yang terdapat pada sediaan antara lain:
-    + 1       =  40 kuman setelah pemeriksaan 15 menit
-    + 2       = sampai 20 kuman dalam 10 lapangan pandang
-    + 3       = sampai 60 kuman dalam 10 lapangan pandang
-    + 4       = samapai 120 kuman dalam 10 lapangan pandang
-    + 5       = lebih dari 120 kuman dalam 10 lapang pandang

ü   Pembacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and lung diseases) sebagai berikut:
Jumlah Basil
Hasil yang dilaporkan
(-)/100 LP
0 ( negatif)
1 – 9 BTA/100 LP
1 – 9 BTA/100 LP
10 – 99 BTA/100 LP
+1 (+)
1 – 10 BTA/LP
+2 (++)
> 10 BTA/LP
+3 (+++)
                                                        
II.    Cultur
1.      Pengolahan Sampel :
Yang dimaksud pengolahan sampel adalah pencampuran sel dengan bahan kimia tertentu berupa asam alkali atau garam, dengan perbandingan tertentu. Adapun tujuan dari pengolahan sampel tersebut yaitu homogenisasi, konsentrasi dan dekontaminasi.

2.      Penanaman :
*      Media yang dipakai antara lain Louwenstein Jensen atau Kudoh.
*      Sediment hasil pengolahan sampel diambil dengan menggunakan pipet pasteur steril, diteteskan pada permukaan media lalu diratakan.
*      Atau sedimen hasil pengolahan sampel diambil dengan lidi kapas steril dan dipulaskan pada permukaan media sampai merata.
*      Setelah ditanami, tabung media ditutup rapat.


3.      Inkubasi dan Pembacaan :
-    Media yang sudah ditanami diinkubasikan pada suhu 370C sampai 8  minggu.
-    Pembacaan I dilakukan pada hari ke-5 setelah inkubasi (terutama untuk melihat adanya Rapid Grower).
-    Pembacaan II dan seterusnya dilakukan 1 minggu sekali sampai 8 minggu.
4.      Daya Tahan :
Bakteri ini sangat tahan terhadap pemanasan. Biakan M.tuberculosis yang disimpan pada suhu 370C tetap hidup tanpa kehilangan virulensinya selama 12 tahun.
Bakteri M.tuberculosis yang berada dalam media perbenihan, bila terkena sinar matahari secara langsung akan mati dalam waktu 2 jam. Bakteri ini akan mati dalam waktu 20-30 jam bila berada dalam sputum dan terkena sinar matahari secara langsung. Bila berada pada sputum kering yang terlindung dari sinar matahari, akan bertahan hidup selama 6-8 bulan. Pada butir-butir sputum dalam debu, kuman M.tuberculosis akan tetap infeksius selama 8-10 hari.
Terhadap pengaruh desinfektan, bakteri ini sangat tahan bila dibandingkan dengan bakteri lain. Terhadap pengaruh larutan fenol 5%, bakteri tersebut baru mati dalam waktu 24 jam. Tindakan pasteurisasi cukup efektif untuk mematikan kuman M.tuberculosis yang berada di dalam susu atau bahan makanan lainnya yang berasal dari susu. M.tuberculosis cepat mati oleh pengaruh pemanasan basah.
6.  Pengobatan dan Pencegahan
A. Pengobatan
1. Perbaikan keadaan fisik penderita dengan memberikan istrahat disertai pemberian makanan yang bergizi.
2. Colaps therapy atau kadang-kadang dilakukan tindakan pembedahan.
3. Yang paling utama adalah pemberian pengobatan dengan obat-obat anti tuberkulosis (tuberkulostatika).
B. Pencegahan
Secara teori, penyakit tuberkulosis dapat dicegah, bahkan diberantas. Tindakan pencegahan pada umunya ada 2 cara yaitu, dengan INH profilaksasi atau dengan vaksinasi BCG. Profilaksasi dengan INH diberikan pada orang yang kontak dengan penderita tuberkulosis sedang vaksinasi BCG diberikan pada orang-orang yang menunjukkan tes tuberkulin negatif, terutama diberikan pada anak-anak.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN 











Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts