Yazhid Blog

.

Senin, 28 April 2014

Makalah Fibrinolisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang                  Hemostatis adalah usaha tubuh agar tidak kehilangan darah terlalu banyak bi... thumbnail 1 summary


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
                 Hemostatis adalah usaha tubuh agar tidak kehilangan darah terlalu banyak bila terjadi luka pada pembuluh darah dan agar darah tetap cair serta aliran darah berlangsung secara lancar. Bila pembuluh darah mengalami cedera atau pecah, hemostatis terjadi melalui beberapa cara, antara lain :
§  spasme pembuluh darah
§  Pembentukan bekuan darah sebagai hasil dari proses pembekuan darah
§  terjadi pertumbuhan jaringan ikat ke dalam bekuan darah untuk menutup lubang pada pembuluh secara permanen.
                 Trombosit atau platelet memiliki banyak peranan dalam proses hemostatis. Struktur dan unsur yang terkandung di dalam trombosit sangat unik sehingga dapat mendukung proses hemostatis. Jika terjadi gangguan jumlah atau fungsi pada trombosit maka proses hemostatis dapat terganggu. Seperti jika jumlah trombosit menurun atau trombositopenia maka dapat terjadi bercak-bercak perdarahan pada pembuluh darah kapiler. Atau jika jumlahnya sangat rendah maka dapat terjadi perdarahan yang sangat berbahaya. Pembuluh darah terpotong atau pecah, rangsangan dari pembuluh yang rusak itu menyebabkan dinding pembuluh berkontraksi; sehingga dengan segera aliran dari pembuluh darah yang pecah segera berkurang. Kontraksi terjadi sebagai akibat dari refleks saraf, spasme miogenik setempat, dan faktor humoral setempat yang berasal dari jaringan yang terkena trauma dan trombosit darah. Untuk pembuluh darah yang kecil trombosit menyebabkan sebagian besar vasokonstriksi dengan mengeluarkan zat vasokonstriktot tromboksan A2.
                 Bila celah pada pembuluh darah berukuran sangat kecil (dan setiap hari terbentuk lubang yang sangat kecil) maka lubang itu biasanya ditutup oleh sumbat trombosit, bukan oleh bekuan darah.
                 Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan diameter 2-4µm. Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit, sel yang sangat besar dalam susunan hemopoietik dalam sumsum tulang yang memecah menjadi trombosit, baik dalam sumsum tulang atau segera setelah memasuki kapiler darah, khususnya ketika mencoba untuk memasuki kapiler paru. Tiap megakariosit menghasilkan kurang lebih 4000 trombosit (Ilmu Penyakit Dalam Jilid II). Megakariosit tidak meninggalkan sumsum tulang untuk memasuki darah. Konsentrasi normal trombosit ialah antara 150.000 sampai 350.000 per mikroliter. Volume rata-ratanya 5-8fl. Dalam keadaan normal, sepertiga dari jumlah trombosit itu ada di limpa.
                 Jumlah trombosit dalam keadaan normal di darah tepi selalu kurang lebih konstan. Hal ini disebabkan mekanisme kontrol oleh bahan humoral yang disebut trombopoietin. Bila jumlah trombosit menurun, tubuh akan mengeluarkan trombopoietin lebih banyak yang merangsang trombopoiesis
1.2 Tujuan penulisan
                 Untuk mengetahui proses mekanisme dari hemostasis dan fibrinolisis serta fungsi masing – masing.
1.3 Rumusan masalah
1.      Pengertian hemostasis dan fibrinolisis
2.      Mekanisme hemostasis dan fibrinolisis
3.      Fungsi mekanisme hemostasis dan fibrinolisis


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian hemostasis dan fibrinolisis
                 Hemostatis adalah usaha tubuh agar tidak kehilangan darah terlalu banyak bila terjadi luka pada pembuluh darah dan agar darah tetap cair serta aliran darah berlangsung secara lancar. Pengertian lain dari hemostasis adalah peristiwa berhentinya perdarahan sebagai reaksi tubuh terhadap luka.
                 Fibrinolisis merupakan proses degradasi dari bekuan-bekuan fibrin secara enzimatis. Yang memegang peranan pada sistem fibrinolisis adalah sistem plasminogen – plasmin. Fibrinolisis adalah proses penghancuran deposit fibrin oleh sistem fibrinolitik sehingga aliran darah akan terbuka kembali. Sistem fibrinolisis terdiri atas 3 komponen yaitu:
      PlasminogenàBentuk proenzim yg akn diaktifkan menjadi plasmin, aktifator plasminogen, dan inhibitor plasmin.
      Aktifator plasminogenà substansi yg dapat mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin.
      Inhibitor plasminà substansi yg dapat menetralkan plasmin, mngontrol aktifitas plasmin.
Fibrinolisis adalah mekanisme fisiologis yang bekerja secara konstan dengan sistim pembekuan darah untuk menjamin lancarnya aliran darah ke organ perifer atau jaringan tubuh. Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi fibrinolisis yaitu :
1.      Usia
                 Proses fibrinolisis pada anak dan dewasa lebih cepat daripada orangtua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuandarah.


2.      Merokok
                 Merokok dapat menaikkan fibrinogen darah, menambah agregrasi trombosit, menaikkan hematokrit dan viskositas darah .
3.      Aktivitas fisik
                       Pengaruh aktivitas fisik terhadap keseimbangan hemostasis pertama kali diamati oleh John Hunter pada tahun 1794 dimana ia menemukan darah hewan yang tidak membeku setelah lari jarak jauh. 150 tahun kemudian dilakukan penelitian ilmuah oleh Bigss dkk pada tahun 1947 dimana ditemukan bahwa latihan fisik memacu aktivitas fibrinolisis darah. Darah akan mengalami hiperkoagulasi (lebih encer) setelah seseorang mengadakan aktivitas fisik. Ini disebabkan meningkatnya aktivitas 2 faktor yang dapat membuat darah lebih encer yaitu : koagulan faktor VIII dan APTT (Activated Partial Prothrombin Time). Untuk memacu hiperkoagulasi, faktor VIII harus meningkat banyak, sedangkan APTT harus mengalami pemendekan.

2.2 Mekanisme hemostasis dan fibrinolisis            
     Mekanisme hemostasis yang seimbang terjadi oleh karena adanya interaksi dari 4 sistem:
Ø  Vaskuler
Ø  Trombosit
Ø  Koagulasi
Ø  Fibrinolisis
                 Pembuluh darah yang terluka akan mengadakan vasokontriksi dengan tujuan memperlambat aliran darah yang keluar. Dengan demikian kontak antara trombosit dengan pembuluh darah ditingkatkan. Vasokontriksi ini hanya berlangsung sebentar, kurang dari 1 menit.
                 Dalam beberapa detik setelah terjadinya luka trombosit akan mengadakan adesi pada jaringan kolagen. Untuk terjadinya adesi ini dibutuhkan suatu glikoprotein dari membran trombosit (Glikoprotein Ib) dan suatu faktor yang ada didalam plasma yang dikenal dengan von willebrand faktor. Setelah adesi terombosit maka akan terjadi sekresi bahan-bahan antara lain ADP.
                 ADP dan trombosan A2 sebagai hasil sintesa dari prostagladin yang berasal dari fosfolipid membran trombosit, akan mempengaruhi agregasi dari trombosit. Dipermukaan trombosit yang mengadakan agregasi akan dihasilkan fosfolipid membran (platelet faktor) yang berperan pada pembekuan darah.
                 Dengan adanya agregasi trombosit akan terbentuk suatu trombosit yang tidak stabil, sumbat trombosit ini kemudian menjadi stabil dengan adanya fibrin sebagai hasil akhir adanya proses koagulasi sehingga akhirnya terbentuk sumbat menjadi stabil.
                        Aktifasi menjadi plasmin dapat terjadi melalui tiga jalur yaitu : 
1.      Jalur intrinsik, melibatkan aktifasi dari proaktifator sirkulasi melalui faktor XIIa dan kalikrein, yang aktivatornya berasal dari plasma (dalam darah).
2.      Jalur ekstrinsik, dimana aktivator-aktivator dilepaskan ke aliran darah dari jaringan yang rusak, endotel, sel-sel atau dinding pembuluh darah ( semua aktifator juga protease).
3.      Jalur eksogen, dimana plasminogen diaktifasi dengan aktivator yang berasal dari luar tubuh seperti streptokinase (bakteri) yang dibentuk oleh Streptokokkus-hemoliticus dan urokinase (urin).
                 Proses pembekuan darah terjadi oleh karena aktivitas sistem intrinsik dan sistem ekstrinsik. Pada permukaan membran sel trombosit terdapat glikoprotein yang menyebabkan trombosit dapat menghindari pelekatan pada endotel normal dan justru melekat pada dinding pembuluh yang terluka, terutama pada sel-sel endotel yang rusak, dan bahkan melekat pada jaringan kolagen yang terbuka di bagian dalam pembuluh. Membran juga mengandung banyak fosfolipid yang berperan dalam mengaktifkan berbagai hal dalam proses pembekuan darah.
                 Pada sistem intrinsik, semua bahan yang diperlukan untuk proses pembekuan terdapat dalam sirkulasi darah. Bahan-bahan ini beredar dalam bentuk prekusor yang inaktif, beberapa diantaranya merupakan proenzim dan yang lainnya merupakan faktor.
                 Sebalikya sistem ekstrinsik memerlukan suatu bahan berupa faktor jaringan (tissue faktor / tissue tromboplastin) yang berasal dari jaringan pembuluh darah yang rusak untuk aktivasinya.
                 Fibrin yang dibentuk pada proses koagulasi secara perlahan-lahan dihancurkan melalui mekanisme bertahap analog dengan sistem koagulasi. Dalam keadaan normal fibrinolisis diperlukan untuk rekanalisasi pembuluh yang tersumbat dan supaya pembentukan sumbat dibatasi.
                 Fibrinolisis terjadi oleh plasmin yang bersifat enzim proteolitik (serin protease) yang memecah fibrin menjadi fragmen-fragmen yang disebut fragmen  X-selain memecah fibrin, plasmin juga memecah fibrinogen dan menghasilkan fragmen yang sama. Pemecahan fragmen X selanjutnya menghasilkan fragmen Y & D. Fragmen ini disebut fibrin/fibrinogen degradation product (FDP). Aktifitas plasminogen juga berlangsung dengan perantaraan activator plasminogen yang berasal dari berbagai jaringan diantaranya pembuluh darah.
           Fungsi mekanisme hemostasis dan fibrinolisis
1. Fungsi mekanisme hemostasis :
o   Mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah yang utuh. Hal ini tergantung dari :
§  integritas dari pembuluh darah
§  adanya fungsi trombosit yang normal
o   menghentikan perdarahan dari pembuluh darah yang terluka. Proses-proses yang terjadi setelah mengalami luka :
§  Reaksi dari pembuluh darah
§  Pembentukan sumbat trombosit
§  Proses pembekuan darah
2. Fungsi mekanisme fibrinolisis :
§  Pembatasan pembentukan fibrin didaerah luka
§  Penghancurann fibrin didalam sumbat hemostasis





  
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
                 Hemostatis adalah usaha tubuh agar tidak kehilangan darah terlalu banyak bila terjadi luka pada pembuluh darah dan agar darah tetap cair serta aliran darah berlangsung secara lancar.Pengertian lain dari hemostasis adalah peristiwa berhentinya perdarahan sebagai reaksi tubuh terhadap luka.
                 Fibrinolisis merupakan proses degradasi dari bekuan-bekuan fibrin secara ensimatis. Yang memegang peranan pada system fibrinolisis adalah sistem plasminogen – plasmin.

3.2 Saran
                 Adapun saran dari penulis adalah supaya penyembuhan luka terjadi permanen harus diperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan tersebut.





DAFTAR PUSTAKA
Boedhianto,F.X. 1986. Patologi Klinik. Universitas Airlangga. Surabaya
Kamus Kedokteran Dorland Edisi 26. Buku Kedokteran EGC:             1996http://puskesmas peusangan.blogspot.com/http://nanchay.blogspot                    com/2008/11/pemahaman-fungsi-jantung.html
           


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts