Yazhid Blog

.

Sabtu, 02 November 2013

Makalah Monosit

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai ala... thumbnail 1 summary


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Jenis sel darah manusia terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit (keping darah).
Sel darah putih (leukosit) merupakan unit yang aktif dari system pertahanan tubuh. Leukosit berfungsi menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap agen infeksi yang ada. Terdapat beberapa jenis leukosit, yaitu netrofil, eosinofil, basofil, monosit, limfosit dan megakarosit. Pada orang dewasa terdapat kira-kira 7000 sel darah putih per millimeter kubik.
Peran sel darah putih (leukosit) yang begitu penting, sehingga seorang manusia perlu dilakukan pengecekan kadar sel darah putih (leukosit). Oleh karena itu dilakukannya praktikum patologi klinis ini dimana dilakukan pula praktikum  perhitungan  kadar leukosit dalam tubuh manusia.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian leukosti ?
2.      Bagaimana histology leukosit dan pembentukan leukosit ?
3.      Apa Jenis – jenis leukosit ?
4.      Apa Pengertian monosit ?
5.      Bagaimana Kelainan monosit ?
6.      Apa Fungsi monosit ?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian leukosit.
2.      Untuk mengetahui histology dari leukosit.
3.      Untuk mengetahui pembentukan leukosit.
4.      Untuk mengetahui jenis – jenis leukosit.
5.      Untuk mengetahui pengertian monosit.
6.      Untuk mengetahui kelainan monosit.
7.      Untuk mengetahui fungsi monosit.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Leukosit
Sel darah putih, leukosit (white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
2.2 Histologi Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah putih. Di dalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000  disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : linfosit sel kecil, sitoplasma sedikit; monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (atau eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam.
Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar precursor (pra zatnya). Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis lekosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. Variasi kuantitatif dalam sel-sel darah putih tergantung pada usia. waktu lahir, 4 tahun dan pada usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai.
2.3 Pembentukan Leukosit
Pembentukan sel darah putih dimulai dari diferensiasi dini dari sel stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem committed. Selain sel-sel committed tersebut, untuk membentuk eritrosit dan membentuk leukosit. Dalam pembentukan leukosit terdapat dua tipe yaitu mielositik dan limfositik. Pembentukan leukosit tipe mielositik dimulai dengan sel muda yang berupa mieloblas sedangkan pembentukan leukosit tipe limfositik dimulai dengan sel muda yang berupa limfoblas.


Leukosit yang dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama granulosit, disimpan dalam sumsum sampai sel-sel tersebut diperlukan dalam sirkulasi. Kemudian, bila kebutuhannya meningkat, beberapa faktor seperti sitokin-sitokin akan dilepaskan. Dalam keadaan normal, granulosit yang bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira tiga kali jumlah yang disimpan dalam sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit selama enam hari. Sedangkan limfosit sebagian besar akan disimpan dalam berbagai area limfoid kecuali pada sedikit limfosit yang secara temporer diangkut dalam darah.
Masa hidup granulosit setelah dilepaskan dari sumsum tulang normalnya 4-8 jam dalam sirkulasi darah, dan 4-5 jam berikutnya dalam jaringan. Pada keadaan infeksi jaringan yang berat, masa hidup keseluruhan sering kali berkurang. Hal ini dikarenakan granulosit dengan cepat menuju  jaringan yang terinfeksi, melakukan fungsinya, dan masuk dalam proses dimana sel-sel itu sendiri harus dimusnahkan. Monosit memiliki masa edar yang singkat, yaitu 10-20 jam, berada di dalam darah sebelum berada dalam jaringan. Begitu masuk ke dalam jaringan, sel-sel ini membengkak sampai ukurannya yang sangat besar untuk menjadi makrofag jaringan. Dalam bentuk ini, sel-sel tersebut dapat hidup hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Makrofag jaringan ini akan menjadi dasar bagi sistem makrofag jaringan yang merupakan system pertahanan lanjutan dalam jaringan untuk melawan infeksi.
Limfosit terus menerus memasuki sistem sirkulasi bersama dengan pengaliran limfe dari nodus limfe dan jaringan limfe lain. Kemudian, setelah beberapa jam, limfosit berjalan kembali ke jaringan dengan cara diapedesis dan selanjutnya kembali memasuki limfe dan kembali ke jaringan limfoid atau ke darah lagi demikian seterusnya. Limfosit memiliki masa hidup berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, tetapi hal ini tergantung pada kebutuhan tubuh akan sel-sel tersebut.


2.4 Jenis – Jenis Leukosit
Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih dapat dibedakan yaitu :
*      Granulosit, yaitu leukosit yang mempunyai granula spesifik, yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi. Terdapat tiga jenis leukosit granuler yaitu neutrofil, basofil,dan asidofil (atau eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa dan asam.
*      Agranulosit Yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan monosit (sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak).

v  Tabel Jenis-Jenis Sel Darah Putih
Tipe
Gambar
Diagram
% dalam tubuh manusia
Keterangan
PBNeutrophil.jpg
Neutrophil.png
65%
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinophil.jpg
Eosinophil2.png
4%
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
PBBasophil.jpg
Basophil.png
<1%
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
Lymphocyte2.jpg
Lymphocyte.png
25%
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
*           Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)
*           Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
*           Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

Monocyte.png
6%
Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Macrophage.jpg
Macrophage.png
(lihat di atas)
Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.

2.5 Pengertian Monosit
Monosit merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit normal, diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai 20um, atau lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda. Kromatin kurang padat, susunan lebih fibriler, ini merupakan sifat tetap monosit. Sitoplasma relatif banyak dengan pulasan wrigh berupa bim abu-abu pada sajian kering. Granula azurofil, merupakan lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil. Ditemui retikulim endoplasma sedikit. Juga ribosom, pliribosom sedikit, banyak  mitokondria. Aparatus Golgi berkembang dengan baik, ditemukan mikrofilamen dan  mikrotubulus pada daerah identasi inti. Monosit ditemui dalam darah, jaingan penyambung, dan rongga-rongga tubuh.
Monosit tergolong fagositik mononuclear (system retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan membrannya. Untuk imunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui aliran darah, menembus dinding kapiler masuk kedalam jaringan penyambung daIam darah beberapa hari. Dalam jaringan bereaksi dengan limfosit dan memegang peranan penting dalam pengenalan dan interaksi sel-sel  immunocmpetent dengan antigen.
v  Gambar monosit
Monosit termasuk dalam sel darah putih yang terbesar pada darah normal dengan nukleus (inti) yang bentuknya bulat, oval atau mempunyai lekukan kecil.
http://4.bp.blogspot.com/-SZKeDDgNxlU/TroyIvPYALI/AAAAAAAAAKo/Jqw5JVcpUxI/s1600/monosit.jpg

2.6 Kelainan Monosit
Jumlah monosit meningkat dijumpai pada infeksi kronik dan inflamasi seperti tuberculosis, chrohn`s disease, leukemia mieloid kronik, leukemia akut. Pada leukemia mielomonositik kronik, maturasi monosit meningkat sampai 100 kali.
Monositosis adalah suatu keadaan dimana jumlah monosit lebih dari 750/µl pada anak dan lebih dari 800/µl darah pada orang dewasa. Monositosis dijumpai pada beberapa penyakit infeksi baik oleh bakteri, virus, protozoa maupun jamur. Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.
2.7 Fungsi Monosit
Permukaan monosit yang tidak mulus karena memiliki protein spesifik di atasnya yang memungkinkan untuk mengikat bakteri atau sel virus. Fungsi monosit adalah untuk bergerak menuju sel patogen tertentu dan akhirnya mengikuti ketika itu cukup dekat. Menempelkan untuk patogen merangsang produksi pseudopodium. Hal ini terjadi karena monosit menekuk menjadi bentuk C sekitar patogen, dan ujung pertemuan C, sehingga patogen tersebut ditelan. Patogen tersebut kemudian terjebak dalam dalam fagosom monosit tersebut. Melanda sel-sel patogen atau mati atau rusak hanya salah satu bagian dari fungsi monosit. Setelah sel atau puing-puing telah ditelan, mereka dipecah dalam fagosom.
Lisosom adalah jenis organel seluler yang ditemukan dalam monosit. Ketika fagosom terbentuk, lisosom menempel dan melepaskan enzim pencernaan, yang disebut enzim litik, ke fagosom. Enzim ini memecah sel dalam fagosom, dan produk yang tetap diserap oleh monosit.
Peradangan terjadi di lokasi di mana infeksi terjadi fagositosis. Fungsi monosit dan sel-sel lain dari sistem kekebalan tubuh menyebabkan tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan peradangan. Misalnya, panas dan pembengkakan yang disebabkan oleh aktivitas sel-sel ini. Selain itu, nanah terbentuk dari bakteri mati dan fagosit, termasuk monosit, yang terlibat dalam memerangi infeksi.




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sel darah putih, leukosit (white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Monosit merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit normal, diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai 20um, atau lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda.
Monositosis adalah suatu keadaan dimana jumlah monosit lebih dari 750/µl pada anak dan lebih dari 800/µl darah pada orang dewasa. Monositosis dijumpai pada beberapa penyakit infeksi baik oleh bakteri, virus, protozoa maupun jamur. Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.
3.2 Saran
penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Demikian penulis mngucapkan terimakasih.



DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7.  Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Syaifuddin B. Ac. 1992. Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat. Penerbit Buku    Kedokteran EGC.
Gandosoebrata,R.2010.Penuntun Laboratorium Klinik edisi keenambelas.Jakarta: Dian     Rakyat.
Hoffbrand,A.V.2012.Kapita Selekta Hematologi edisi keempat.Jakarta: EGC
Bakri,Samsyul,dkk.1989.Hematologi.Jakarta:Pesat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
 



Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts