Yazhid Blog

.

Senin, 24 November 2014

makalah pemberian plasma dari bank darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Golongan darah ABO merupakan sisitem golongan darah manusia yang paling banyak ditemukan dan s... thumbnail 1 summary
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Golongan darah ABO merupakan sisitem golongan darah manusia yang paling banyak ditemukan dan sampai saat ini merupakan golongan darah yang penting dalam transfusi darah, karena terdapat pada regular antibody, yaitu Anti-A dan Anti-B yang reaktif pada suhu 370C. Regular antibodi ini mengaktifasi komplemen dan menyebabkan kehancuran sel darah merah intravaskuler. Pemeriksaan golongan darah ABO merupakan salah satu langkah sebelum melakukan proses transfusi darah. Oleh karena itu perlu diketahui teknik dalam melakukan pemeriksaan golongan darah ABO, agar mendapatkan hasil yang akurat sesuai dengan golongna darah donor dan pasien.
Sejak penemuan Landsteiner (1901) sampai sekarang, telah diketemukan lebih dari 400  antigen golonqan darah dalam eritrosit. Tapi untuk kegunaan praktek, klinis yang terpenting hanya sistem golongan darah ABO dan Rh. Pada sistem golongan darah ABO hanya ada 4 golongan darah yaitu. A, B, AB dan 0. Golongan tersebut. ber­dasarkan atas ada atau tidak adanya antigen A dan antigen B.
Dalam pelayanan kesehatan modern, transfusi darah merupakan salah satu hal yang penting dalam menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain. Dalam perkembangannya transfusi darah harus dilaksanakan sesuai dengna prosedur ketat oleh tenaga profesional menggunakan darah yang aman dan berkualitas. Sebelum melakukan transfusi darah perlu diketahui syarat-syarat dalam melakukan transfusi, agar proses transfusi dapat berlangsung seperti yang diharapkan.



1.2 Rumusan masalah
1.      Apa syarat-syarat seseorang yang dapat menjadi pendonor darah?
2.      Dalam keadaan apakah orang yang tidak bisa menjadi pendonor darah?
3.      Apa tujuan donor darah?
4.      Pemberian Plasma dari bank darah
5.      Penyimpanan darah diluar bank darah
6.      Bagaimana proses transfusi darah?
1.3 Manfaat
1.      Agar mengetahui syarat-syarat seseorang yg dapat menjadi pendonor darah.
2.      Agar menegetahui dalam keadaan apakah seseorang tidak dpat menjadi pendonor darah.
3.      Agar mengetahui tujuan donor darah.
4.      Agar mengetahui proses transfusi darah.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Syarat-Syarat Transfusi Darah
Syarat-syarat seseorang yang dapat menjadi pendonor darah,yaitu:
1.      Umur 17 – 60 tahun ( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )
2.      Berat badan 50 kg atau lebih
3.      Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral
4.      Kadar Hemogblin 12,5 g/dl atau lebih
5.      Tekanan darah 120/140/80 – 100 mmHg
6.      Nadi 50-100/menit teratur
7.      Tidak berpenyakit jantung, hati, paru-paru, ginjal, kencing manis, penyakit perdarahan, kejang, kanker, penyakit kulit kronis.
8.      Tidak hamil, menyusui, menstruasi (bagi wanita)
9.      Bagi donor tetap, penyumbangan 5 (lima) kali setahun.
10.  Kulit lengan donor sehat.
11.  Tidak menerima transfusi darah/komponen darah 6 bulan terakhir.
12.  Tidak menderita penyakit infeksi ; malaria, hepatitis, HIV/AIDS.
13.  Bukan pencandu alkohol/narkoba
14.  Tidak mendapat imunisasi dalam 2/4 bulan terakhir.
15.  Beritahu Petugas bila makan aspirin dalam 3 hari terakhir.
16.  Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan     sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.




2.2 Orang Yang Tidak Dapat Menjadi Pendonor
Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:
1.      Pernah menderita hepatitis B.
2.      Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis.
3.      Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi.
4.      Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga.
5.      Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.
6.      Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil.
7.      Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.
8.      Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis.
9.      Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.
10.  Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic.
11.  Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
12.  Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
13.  Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
14.  Sedang menyusui.
15.  Ketergantungan obat.
16.  Alkoholisme akut dan kronik.
17.  Sifilis.
18.  Menderita tuberkulosa secara klinis dan menderita epilepsi dan sering kejang.
19.  Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh balik) yang akan ditusuk.
20.  Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
21.  Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril).
22.  Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.
2.4 Manfaat Donor Darah
1.      Dapat memeriksakan kesehatan secara berkala 3 bulan sekali seperti tensi, Lab Uji Saring .(HIV, Hepatitis B, C, Sifilis dan Malaria).
2.      Mendapatkan piagam penghargaan sesuai dengan jumlah menyumbang darahnya antara lain 10, 25, 50, 75, 100 kali.
3.      Donor darah 100 kali mendapat penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Pemerintah.
4.      Merupakan bagian dari ibadah.
2.5 Proses Transfusi Darah
1.      Pengisian Formulir Donor Darah.
2.      Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan, tekanan darah dan hemoglobin darah.
3.      Pengambilan Darah
Apabila persyaratan pengambilan darah telah dipenuhi barulah dilakukan pengambilan darah.
4.      Pengelolahan Darah
Beberapa usaha pencegahan yang di kerjakan oleh PMI sebelum darah diberikan kepada penderita adalah penyaringan terhadap penyakit di antaranya :
Ø  Penyakit Hepatitis B
Ø  Penyakit HIV/AIDS
Ø  Penyakit Hipatitis C
Ø  Penyakit Kelamin (VDRL)
Waktu yang di butuhkan pemeriksaan darah selama 1-2 jam
5.      Penyimpanan Darah
·         Darah disimpan dalam Blood Bank pada suhu 26 derajat celcius.
·         Darah ini dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen seperti :
o   PRC,Thrombocyt,Plasma,Cryo precipitat




2.6  Pemberian Plasma Dari Bank Darah
v  FFP (PLASMA) Berisi : plasma, fak. pembekuan, koplemen & protein plasma Disimpan dalam suhu 18 C, bisa 1 tahun. Volume 200-250 ml Coagulation factor replacement : 10 – 20 ml/kg BB (4-6 u dws) Dosis ini diharapkan dapat meningkatkan faktor koagulasi 20 % segera setelah transfusi
v  CARA PEMBERIAN FFP : Diberikan 6 jam setelah pencairan Cocok ABO 4-6 unit dapat meningkatkan faktor koagulasi 20-30% Efek samping : menggigil, demam, overload Indikasi : Gg pembekuan ; penyakit hati, DIC, TTP, Dilusi koagulopati tranfusi masif Kontra indikasi : tidak untuk mempertahankan volume sirkulasi karena resiko infeksi dan aloantibodi.
2.7  Penyimpnan Darah Diluar Bank Darah
Menggunakan cool box dengan pendingin dan monitor Teknologi terbaru dengan stiker kontrol suhu yang ditempel pd kantong darah Menjaga agar kualitas darah tetap baik.
Bila spesimen darah yang telah diambil dan telah diproses tidak bisa langsung dikirimkan ke Puslitbang BMF Balitbangkes Depkes, maka spesimen perlu disimpan sementara sebagai berikut:
1.      Siapkan bahan-bahan yang akan disimpan: serum, darah EDTA, FTA, slide, clot, form hasil pemeriksaan
2.      Kertas filter FTA setelah kering dari masing-masing responden dimasukkan ke dalam plastik klip kecil dan diberi silica gel. Satukan semua filter tersebut ke dalam plastik klip besar
3.      Slide dimasukkan kedalam kotak slide, diganjal dengan tissue, kemudian kotak slide diberi lakban serta ditulis rekap nomor spesimen pada kertas label yang ditempel di kotak
4.      FTA dan slide disimpan dalam temperatur kamar.
5.      Darah EDTA dimasukkan ke dalam lemari es suhu 2–8 0C
6.      Clot, Serum cryovial (disusun dalam kotak cryovial), dimasukkan kedalam lemari es suhu 2–8 0C (hanya tahan < 2 hari)
7.      Informed consent pertinggal di laboratorium.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seorang calon pendonor yang akan mendonorkan darahnya harus memiliki fisik tubuh yang baik dan sehat. Seorang calon pendonor darah harus memenuhi syarat seorang pendonor darah. Seorang pendonor harus memperhatiikan keadaannya sebelum mendodnorkan darahnya kepada penderita.
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin diajukan pada penulisan makalah ini adalah agar pemeriksaan golongan darah dan trasnfusi darah dilakukan oleh dokter atau perawat yang terlatih sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sehingga memininalisir kesalahan yang dapat terjadi.











Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts