BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Banyak senyawa kimia yang terdapat
dialam ini. Senyawa kimia pun banyak yang diaplikasikan dalam kehidupan. Dimana
zat-zat atau suatu minuman yang beralkohol yang cukup banyak dikonsumsi ataupun
tidak dikonsumsi.
Alkohol ialah etil alkohol atau
etanol, suatu senyawa kimia dengan rumus C2H5OH.
Penggunaan etanol sebagai minuman atau untuk penyalahgunaan sudah dikenal luas.
Karena jumlah pemakaian etanol dalam minuman amat banyak, maka tidak
mengherankan keracunan akut maupun kronis akibat etanol sering terjadi.
Pada konsentrasi 1,0 - 1,5 mg/ml
darah, alkohol menimbulkan gejala euforia sehingga sering berdampak pada
kecelakaan. Alkohol banyak digunakan dalam industri minuman beralkohol, yaitu
minuman yang mengandung alkohol ( etanol ) yang dibuat secara fermentasi dari
jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengetahuo kadar alkohol pada minuman beralkohol “arak”
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam
ilmu kimia yang di maksud alkohol adalah suatu senyawa organik yang mengandung
gugus hidroksil (-OH) sebagai gugus fungsionalnya. Alkohol adalah istilah yang
umum di pakai di masyarakat, sedangkan istilah kimia dari alkohol adalah etil
alkohol (etanol) dengan rumus C2H5OH. Alkohol murni
adalah alkohol yang hanya mengandung etil alkohol, sediki air, serta bebas dari
bahan-bahan lain yang berbahaya bagi manusia. Alkohol ini biasa di gunakan
untuk pembuatan minuman keras, pelarut minyak, pelarut obat-obatan, serta untuk
keperluan industri lainnya. Alkohol teknis adalah alkohol yang selain
mengandung etil alkohol dan juga masih mengandung bahan ikutan lain yang
membahayakan manusia antara lain: metil alkohol, aldehid, ester, dan
lain-lainnya ( Day,R.A,1992 ).
Alkohol
merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus –OH yang terikat pada atom C
dari rangkaian alifatis atau siklik. Sebagian alkohol di gunakan sebagai
pelarut, mempunyai sifat asam lemah, mudah menguap dan mudah terbakar. Alkohol
di produksi dengan beberapa cara, yaitu ( Intan, 2009) :
1) Dengan
fermentasi menggunakan glukosa dan gula di hasilkan dari hidrolisis pati, pada
suhu kurang dari 30°C ragi mengalami hidrolisis sehingga menghasilkan etanol.
Misalnya konversi dan inversi untuk glukosa dan fruktosa atau konversi gula untuk
simase dan etanol.
2) Dengan
langsung hidrasi menggunakan etilen (hidrasi etilen) atau alkena lain dari
cracking dan fraksi sulingan minyak mentah.
Adapun sifat
bahan alkohol secara fisik yaitu; ( Intan, 2009 ) :
1) Semua
alkohol berwujut cair pada suhu biasa atau kamar, serta bercampur baik dengan
air.
2) Antara
molekul-molekul alkohol terdapat ikatan hidrogen, sehingga alkohol memiliki
titik didih yang tinggi ( mendekati titik didih air.
3) Alkohol
merupakan khamar, yaitu zat-zat yang dapat memabukkan. Bahkan ada alkohol yang
bersifat racun misalnya metanol.
4) Alkohol
dapat bereaksi dengan logam natrium, menghasilkan senyawa Na-alkanoat
(Na-alkoksida).
5) Alkohol
dapat bereaksi dengan fosfor trihalida (PX3) menghasilkan senyawa
alkalida, pada reaksi ini gugus –OH akan didistribusi oleh atom hidrogen.
Melalui
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.86/Menkes/Per/IV/1977 tentang
kadar etanol dalam minuman keras yang dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
a. Golongan
A dengan kadar etanol 1-5%
b. Golongan
B dengan kadar etanol lebih dari 5-20%
c. Golongan
C dengan kadar etanol lebih dari 20-55%
Beberapa
macam minuman yang mengandung alkohol banyak digunakan untuk penyegar, penambah
nafsu makan, pencuci mulut dan sebagainya. Minuman beralkohol yang digolongkan
sebagai minuman keras umumnya mempunyai kadar alkohol diatas 5% ( Depkes RI,
1989).
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
yang digunakan :
1. Batu
didih
2. Erlenmeyer
3. Gelas
ukur
4. Klem
dan Statif
5. Satu
set alat destilasi:
1) Healting
mantle
2) Kondensor
3) Adaptor
4) Termometer
5) Labu
alas bulat
6) Selang
air
7) Dinamo
air
3.2 Bahan
yang digunakan:
1. Aluminium
foil
2. Sampel
minuman “Arak”
3. Vaselin
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1 Prosedur
kerja penentuan kadar alkohol pada minuman beralkohol
Sampel
|
-
Dimasukkan sampel sebanyak 200 mL
kedalam labu alas bulat.
-
Ditambahkan batu didih kedalam labu alas
bulat.
-
Diletakkan labu alas bulat pada healting
mantle (siap dilakukan proses destilasi).
-
Dipanaskan hingga suhu 70C,
dipertahankan suhu tersebut.
-
Ditampung hasil destilasi/destilat dan
dihitung kadar pada sampel.
% Kadar alkohol = 46%
|
4.2 Data
pengamatan
No.
|
Volume sampel (mL)
|
Volume destilasi (mL)
|
Kadar alkohol (%)
|
1.
|
200 mL
|
92 mL
|
46%
|
% Kadar alkohol =
× 100%
=
× 100%
= 46%
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami menentukan kadar
alkohol pada minuman beralkohol. Sampel yang di gunakan adalah arak, metode
yang di gunakan adalah ekstraksi cair-cair (destilasi).
Minuman keras atau yang sering di sebut minuman
beralkohol di produksi dari setiap bahan yang mengandung karbohidrat (pati).
Adapun alkohol yang sering di sebut sebagai konsentrasi dari minuman keras ini
sebenarnya adalah senyawa etanol. Salah satu contoh minuman keras ini adalah
arak yang merupakan hasil fermentasi dari beras.
Metode yang di gunakan adalah ekstraksi cair-cair
(destilasi). Jenis destilasi yang di gunakan adalah destilasi sederhana.
Destilasi sederhana sdalah tehnik pemisahan kimia dua atau lebih komponen yang
memiliki ntitik didih sehingga yang titik didihnya kebih rendah akan lebih dulu
menguap. Selama proses destilasi suhu di pertahankan pada suhu 70°C, agar yang
menguap adalah alkohol bukan air atau senyawa lain yang terkandung pada sampel.
Dalam proses destilasi, terdapat dua tahap proses
yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembalian kembali uap
menjdi cair. Proses destilasi pada sampel minuman beralkohol diawali dengan
tahap pemanasan, dimana senywa yang tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu
kamar akan menguap terlebih dahulu karna itik didihnya rendah, dan uap tersebut
bergerak menuju kondensor. Dikondensor terjadi proses pendinginan karena air
dialirkan kedinding sehingga uap akan kembali menjadi cair. Proses ini terjadi
sampai larutan terpisah. Setelah keseluruhan sampel terpisah di peroleh hasil
destilasi yaitu 46%. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.86/Menkes/Per/VI/1977 tentang kadar etanol dalam minuman keras bahwa terbagi
3 golongan yaitu golongan A, golongan B, dan golongan C. Untuk sampel yang i
ekstraksi termasuk golongan C yang kadar alkoholnya lebih dari 20-55%.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempenfaruhi
hasil destilasi yaitu:
a. Temperatur,
pada suhu tinggi senyawa yang di ukur berat jenisnya akan menguap sehingga
dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat
rendah dapat menyebabkan senyawa sulit membeku sehingga sulit untuk menghitung
bobot jenisnya.
b. Kekentalan
suatu zat dapat mempengaruhi hasil.
c. Volume
zat, jika volume zat besar maka akan berpengaruh namun tergantung pada massa
zat itu sendiri.
Dampak yang ditimbulkan dari minuman beralkohol
seperti minuman arak ini adalah menyebabkan kerusakan pada banyak organ
terutama otak dan hati. Selain itu juga akan menghambat proses sintesa albumin
dihati.
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah di lakukan bahwa kadar alkohol yang terdapat pada minuman
beralkohol “arak” yaitu 46%.
6.2
Saran
Sebaiknya kalangan masyarakat tidak mengonsumsi
minuman beralkohol karena dapat berdampak pada kinerja hati. Selain itu,
minuman alcohol dilarang dalam agama.