Yazhid Blog

.

Selasa, 29 November 2016

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1      Latar Belakang Banyak senyawa kimia yang terdapat dialam ini. Senyawa kimia pun banyak yang diaplikasikan ... thumbnail 1 summary
BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Banyak senyawa kimia yang terdapat dialam ini. Senyawa kimia pun banyak yang diaplikasikan dalam kehidupan. Dimana zat-zat atau suatu minuman yang beralkohol yang cukup banyak dikonsumsi ataupun tidak dikonsumsi.
Alkohol ialah etil alkohol atau etanol, suatu senyawa kimia dengan rumus C2H5OH. Penggunaan etanol sebagai minuman atau untuk penyalahgunaan sudah dikenal luas. Karena jumlah pemakaian etanol dalam minuman amat banyak, maka tidak mengherankan keracunan akut maupun kronis akibat etanol sering terjadi.
Pada konsentrasi 1,0 - 1,5 mg/ml darah, alkohol menimbulkan gejala euforia sehingga sering berdampak pada kecelakaan. Alkohol banyak digunakan dalam industri minuman beralkohol, yaitu minuman yang mengandung alkohol ( etanol ) yang dibuat secara fermentasi dari jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat.
1.2     Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahuo kadar alkohol pada minuman beralkohol “arak”



BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam ilmu kimia yang di maksud alkohol adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (-OH) sebagai gugus fungsionalnya. Alkohol adalah istilah yang umum di pakai di masyarakat, sedangkan istilah kimia dari alkohol adalah etil alkohol (etanol) dengan rumus C2H5OH. Alkohol murni adalah alkohol yang hanya mengandung etil alkohol, sediki air, serta bebas dari bahan-bahan lain yang berbahaya bagi manusia. Alkohol ini biasa di gunakan untuk pembuatan minuman keras, pelarut minyak, pelarut obat-obatan, serta untuk keperluan industri lainnya. Alkohol teknis adalah alkohol yang selain mengandung etil alkohol dan juga masih mengandung bahan ikutan lain yang membahayakan manusia antara lain: metil alkohol, aldehid, ester, dan lain-lainnya ( Day,R.A,1992 ).
Alkohol merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus –OH yang terikat pada atom C
dari rangkaian alifatis atau siklik. Sebagian alkohol di gunakan sebagai pelarut, mempunyai sifat asam lemah, mudah menguap dan mudah terbakar. Alkohol di produksi dengan beberapa cara, yaitu ( Intan, 2009) :
1)      Dengan fermentasi menggunakan glukosa dan gula di hasilkan dari hidrolisis pati, pada suhu kurang dari 30°C ragi mengalami hidrolisis sehingga menghasilkan etanol. Misalnya konversi dan inversi untuk glukosa dan fruktosa atau konversi gula untuk simase dan etanol.
2)      Dengan langsung hidrasi menggunakan etilen (hidrasi etilen) atau alkena lain dari cracking dan fraksi sulingan minyak mentah.
Adapun sifat bahan alkohol secara fisik yaitu; ( Intan, 2009 ) :
1)      Semua alkohol berwujut cair pada suhu biasa atau kamar, serta bercampur baik dengan air.
2)      Antara molekul-molekul alkohol terdapat ikatan hidrogen, sehingga alkohol memiliki titik didih yang tinggi ( mendekati titik didih air.
3)      Alkohol merupakan khamar, yaitu zat-zat yang dapat memabukkan. Bahkan ada alkohol yang bersifat racun misalnya metanol.
4)      Alkohol dapat bereaksi dengan logam natrium, menghasilkan senyawa Na-alkanoat (Na-alkoksida).
5)      Alkohol dapat bereaksi dengan fosfor trihalida (PX3) menghasilkan senyawa alkalida, pada reaksi ini gugus –OH akan didistribusi oleh atom hidrogen.
Melalui peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.86/Menkes/Per/IV/1977 tentang kadar etanol dalam minuman keras yang dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
a.       Golongan A dengan kadar etanol 1-5%
b.      Golongan B dengan kadar etanol lebih dari 5-20%
c.       Golongan C dengan kadar etanol lebih dari 20-55%
Beberapa macam minuman yang mengandung alkohol banyak digunakan untuk penyegar, penambah nafsu makan, pencuci mulut dan sebagainya. Minuman beralkohol yang digolongkan sebagai minuman keras umumnya mempunyai kadar alkohol diatas 5% ( Depkes RI, 1989).



BAB III
ALAT DAN BAHAN
 3.1       Alat yang digunakan :
1.      Batu didih
2.      Erlenmeyer
3.      Gelas ukur
4.      Klem dan Statif
5.      Satu set alat destilasi:
1)      Healting mantle
2)      Kondensor
3)      Adaptor
4)      Termometer
5)      Labu alas bulat
6)      Selang air
7)      Dinamo air
 3.2       Bahan yang digunakan:
1.      Aluminium foil
2.      Sampel minuman “Arak”
3.      Vaselin



BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1     Prosedur kerja penentuan kadar alkohol pada minuman beralkohol
     Sampel
 
-          Dimasukkan sampel sebanyak 200 mL kedalam labu alas bulat.
-          Ditambahkan batu didih kedalam labu alas bulat.
-          Diletakkan labu alas bulat pada healting mantle (siap dilakukan proses destilasi).
-          Dipanaskan hingga suhu 70C, dipertahankan suhu tersebut.
-          Ditampung hasil destilasi/destilat dan dihitung kadar pada sampel.
% Kadar alkohol = 46%
 







4.2     Data pengamatan

No.
Volume sampel (mL)
Volume destilasi (mL)
Kadar alkohol (%)
1.
200 mL
92 mL
46%


% Kadar alkohol         =  × 100%
                                    = × 100%
                                    =  46%



BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami menentukan kadar alkohol pada minuman beralkohol. Sampel yang di gunakan adalah arak, metode yang di gunakan adalah ekstraksi cair-cair (destilasi).
Minuman keras atau yang sering di sebut minuman beralkohol di produksi dari setiap bahan yang mengandung karbohidrat (pati). Adapun alkohol yang sering di sebut sebagai konsentrasi dari minuman keras ini sebenarnya adalah senyawa etanol. Salah satu contoh minuman keras ini adalah arak yang merupakan hasil fermentasi dari beras.
Metode yang di gunakan adalah ekstraksi cair-cair (destilasi). Jenis destilasi yang di gunakan adalah destilasi sederhana. Destilasi sederhana sdalah tehnik pemisahan kimia dua atau lebih komponen yang memiliki ntitik didih sehingga yang titik didihnya kebih rendah akan lebih dulu menguap. Selama proses destilasi suhu di pertahankan pada suhu 70°C, agar yang menguap adalah alkohol bukan air atau senyawa lain yang terkandung pada sampel.
Dalam proses destilasi, terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembalian kembali uap menjdi cair. Proses destilasi pada sampel minuman beralkohol diawali dengan tahap pemanasan, dimana senywa yang tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan menguap terlebih dahulu karna itik didihnya rendah, dan uap tersebut bergerak menuju kondensor. Dikondensor terjadi proses pendinginan karena air dialirkan kedinding sehingga uap akan kembali menjadi cair. Proses ini terjadi sampai larutan terpisah. Setelah keseluruhan sampel terpisah di peroleh hasil destilasi yaitu 46%. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.86/Menkes/Per/VI/1977 tentang kadar etanol dalam minuman keras bahwa terbagi 3 golongan yaitu golongan A, golongan B, dan golongan C. Untuk sampel yang i ekstraksi termasuk golongan C yang kadar alkoholnya lebih dari 20-55%.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempenfaruhi hasil destilasi yaitu:
a.       Temperatur, pada suhu tinggi senyawa yang di ukur berat jenisnya akan menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa sulit membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya.
b.      Kekentalan suatu zat dapat mempengaruhi hasil.
c.       Volume zat, jika volume zat besar maka akan berpengaruh namun tergantung pada massa zat itu sendiri.
Dampak yang ditimbulkan dari minuman beralkohol seperti minuman arak ini adalah menyebabkan kerusakan pada banyak organ terutama otak dan hati. Selain itu juga akan menghambat proses sintesa albumin dihati.



BAB VI
PENUTUP
6.1        Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan bahwa kadar alkohol yang terdapat pada minuman beralkohol “arak” yaitu 46%.
6.2        Saran

Sebaiknya kalangan masyarakat tidak mengonsumsi minuman beralkohol karena dapat berdampak pada kinerja hati. Selain itu, minuman alcohol dilarang dalam agama.



Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts