BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dalam
kehidupan sehari-hari kita meengenal protein yang biasa terdapat pada telur
daging, hati dan lain-lain. Protein merupakan bagian dari tubuh setelah air. Di
dalam tubuh seperlima dari bagiannya adalah protein. 1/5 dalam otot, 1/5 dlm tulang termasuk tulang rawan,
dalam kulit selebihnya dalam jaringan lain.Enzim, hormon, darah dan lain-lain
adalah sebagian besar terdiri dari protein.
Protein
ada yang tidak lengkap mengandung segala macam asam amino, ada pula yang lengkap.
Dari yang 20 macam tersebut, ada 10 macam yang bisa dibuat dalam sel,
berbahankan asam amino yang terdiri dari 10 jenis. Yang 10 jenis lain tidak
bisa dibikin sel hewan, disebut asam amino penting atau esensial
yaitu: : valin, leusin, isoleusin, lisin, fenilalamin, arginin, histidin,
treonin, triptofan, dan metionin.
satu molekul protein terdiri dari untaian banyak asam amino, jumlahnya bisa ratusan sampai ribuan. Ada protein yang asam amino beruntai ke samping, sehingga membentuk cabang. BM suatu protein belasan sampai ratusan ribu. Protein yang tergolong paling besar ialah globulin, dengan BM = 920.000. Jika protein dipecah atau dicernakan, terbentuk suatu hasil antara yang disebut peptida. Peptida dirangkai atas beberapa asam amino. Dua asam amino beruntai disebut dipeptida, tiga beruntai disebut tripeptida. Jika beruntaian banyak disebut polipeptida. Ada bagian atau organel sel berupa protein, ada dalam bentuk peptida.
satu molekul protein terdiri dari untaian banyak asam amino, jumlahnya bisa ratusan sampai ribuan. Ada protein yang asam amino beruntai ke samping, sehingga membentuk cabang. BM suatu protein belasan sampai ratusan ribu. Protein yang tergolong paling besar ialah globulin, dengan BM = 920.000. Jika protein dipecah atau dicernakan, terbentuk suatu hasil antara yang disebut peptida. Peptida dirangkai atas beberapa asam amino. Dua asam amino beruntai disebut dipeptida, tiga beruntai disebut tripeptida. Jika beruntaian banyak disebut polipeptida. Ada bagian atau organel sel berupa protein, ada dalam bentuk peptida.
B. Tujuan
Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai
pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui apa pengertian dari protein.
Untuk mengetahui proses pemeriksaan protein
dari pra analitik, analitik, sampai proses pasca analitik.
Untuk mengetahui bagaimana tinjauan klinis
dari protein
C. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan
dibahas pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Apa pengertian dari protein ?
- Bagaiman proses pemeriksaan protein dari proses pra
analitik, analitik, sampai pasca analitik ?
- Bagaimana tinjauan klinis dari protein ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Protein
Protein adalah polimer asam amino.
Berasal dari kata poli = banyak, dan mer = bulatan atau satuan.
Jadi asam amino adalah monomer protein (mono- = satu). Asam amino mengandung
dua macam gugus: 1) asam –COOH; 2) amine –NH2. R = gugus metil (-CH3)n, dan n artinya banyak. N = 1
sampai puluhan. Banyak asam amino menentukan besar atau berat molekul (BM)
suatu protein. Asam amino, yang tersederhana dan terkecil ialah glisin. Disini
R = H atau hidrogen. Lebih besar dari glisin ialah alanin, di sini n = 1. Asam
amino yang umum dihasilkan oleh makhluk hidup, hewan atau tumbuhan ada 20
macam: glisin, alanin, serin, sistein, valin, leusin, isoleusin, lisin,
fenilalamin, arginin, histidin, treonin, metionin, tirosin, triptofan, prolin,
asparagin, asam aspartat, glutamin, dan asam glutamat. Yang ke20 macam itu
membina suatu molekul protein, ibarat bata yang menjadi bahan dasar yang
membina suatu rumah.
SUATU molekul protein terdiri dari
untaian banyak asam amino, jumlahnya bisa ratusan sampai ribuan. Ada protein
yang asam amino beruntai ke samping, sehingga membentuk cabang. BM suatu
protein belasan sampai ratusan ribu. Protein yang tergolong paling besar ialah
globulin, dengan BM = 920.000. Jika protein dipecah atau dicernakan, terbentuk
suatu hasil antara yang disebut peptida. Peptida dibina atas beberapa asam
amino. Dua asam amino beruntai disebut dipeptida, tiga beruntai disebut
tripeptida. Jika beruntaian banyak disebut polipeptida. Ada bagian atau organel
sel berupa protein, ada dalam bentukpeptida.
Dalam plasma darah terdapat berpuluh macam protein, seperti albumin untuk mengangkut berbagai zat, globulin untk membina antibodi, fibrinogen untuk pembekuan darah jika terjadi luka atau darah berkontak dengan bagian pembuluh darah yang kesat.
Yang sederhana seperti: albumin, globulin, glutein, histon, kasein, dan vitelin. Albumin pengangkut zat dalam plasma darah, dan globulin pembina bahan kekebalan atau antibodi. Glutein adalah protein yang terkandung dalam biji sereal (padi, jagung, gandum, jelai, sorgum), histon adalah poros lilitan DNA dalam kromosom, kasein terkandung dalam susu, dan vitelin adalah protein yang membina kuning telur.
PROTEIN gabungan yang kompleks ialah seperti hemoglobin,lipoprotein, dan glikoprotein. Hemoglobin (Hb) adalah pigmen pernapasan dalam eritrosit, berguna untuk mengikat oksigen dalam paru. Pigmen ini mengandung unsur besi (Fe), yang membuat eritrosit dan darah keseluruhan jadi berwarna merah.
Dalam plasma darah terdapat berpuluh macam protein, seperti albumin untuk mengangkut berbagai zat, globulin untk membina antibodi, fibrinogen untuk pembekuan darah jika terjadi luka atau darah berkontak dengan bagian pembuluh darah yang kesat.
Yang sederhana seperti: albumin, globulin, glutein, histon, kasein, dan vitelin. Albumin pengangkut zat dalam plasma darah, dan globulin pembina bahan kekebalan atau antibodi. Glutein adalah protein yang terkandung dalam biji sereal (padi, jagung, gandum, jelai, sorgum), histon adalah poros lilitan DNA dalam kromosom, kasein terkandung dalam susu, dan vitelin adalah protein yang membina kuning telur.
PROTEIN gabungan yang kompleks ialah seperti hemoglobin,lipoprotein, dan glikoprotein. Hemoglobin (Hb) adalah pigmen pernapasan dalam eritrosit, berguna untuk mengikat oksigen dalam paru. Pigmen ini mengandung unsur besi (Fe), yang membuat eritrosit dan darah keseluruhan jadi berwarna merah.
2. Proses pemeriksaan total protein
Proses pemeriksaan protein
meliputi :
- Pra analitik
- Analitik
- Pasca analitik
1.
Pra
analitik
Pra analitik adalah
segala sesuatu yang menyangkut tentang pengambilan, persiapan, penyimpanan, dan
pengiriman spesimen.
Persiapan pasien secara
umum yaitu :
a.
Pasien
tidak perlu persiapan khusus
b.Hindari zat-zat yang ada
hubungannya dengan peningkatan total protein serum seperti steroid, androgen,
angiotensin, digitalis, epinefrin, hormon pertumbuhan, hormon tiroid,
insulin, klofibrat, kontrasepsi oral,
progersteron kortikotropin.
c.
Obat yang
dapat menurunkan protein total serum in vivo, seperti laksansia, rifampisin,
pirazinamid, dekstran dan estrogen.
Persiapan sampel yaitu :
a.
hindari
hemolisa
b.pemakaian torniquet yang
terlalu lama
2.
Analitik
Analitik adalah segala
sesuatu yang menyangkut cara kerja pemeriksaan glukosa darah meliputi metode
tes glukosa, prinsip pemeriksaan, alat dan bahan serta cara kerjanya.
1). Pemeriksaan total
protein
Metode tes total protein
Biuret
Prinsip
Dalam larutan alkali
ikatan peptida dari protein akan bereaksi dengan ion Cu membentuk kompleks
protein-biuret berwarna ungu. Intensitas warna yang terjadi sesuai dengan
konsentrasi protein.
Protein
+ Cu2+ Kompleks
protein Cu2+ (ungu)
Alat dan bahan
pemeriksaan total protein
Alat
:
- Spektrofotometer sunostik
(semi automatik)
- Mikropipet 1000 µL dan 20
µL
- Tabung reaksi
- Stopwatch
- Rak tabung
Bahan :
- Serum darah (sampel)
- Reagen Protein
Cara kerja
- Dipipet 1000 µL reagen
protein kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Dipipet 10 µL sampel lalu
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah terisi dengan reagen protein lalu
diletakkan tabung tersebut pada rak tabung kemudian diinkubasi selama 10-30
menit pada suhu ruangan (± 25oC).
- Dimasukkan campuran
reagen tersebut kedalam pipet (kuvet spektrofotometer) dengan panjang gelombang
546 nm sesuai dengan petunjuk pada program tes total protein pada layar
spektrofotometer. Hasil akan terbaca pada display dan dicetak pada print out.
- Dibaca hasil yang
diperoleh secara fotometrik.
3. Pasca Analitik
Pasca analitik adalah
kegiatan akhir dari proses analisis suatu sampel. Kegiatan pasca analitik
meliputi pembacaan hasil.
Interpretasi hasil
pemeriksaan total protein adalah: 6,0-8,3 mg/dl
3.
Tinjauan klinis pemeriksaan total protein
Penyakit
yang ditimbulkan apabila terjadi penurunan (kekurangan) kadar protein adalah :
-
Hipoproteinemia disebabkan oleh
ekskresi protein darah yang berlebihan melalui air seni. Pembentukan albumin
yang terganggu seperti pada penderita penyakit hati, absorpsi protein yang
berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus dan juga pada penyakit ginjal.
-
Kwashiorkor adalah bentuk malnutrisi
energi protein yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat; asupan
kalori biasanya juga mengalami defisiensi. Gejala dari penyakit ini adalah: perubahan
pigmen rambut dan kulit, edema, defisiensi imun, dan perubahan patologis dalam
hati.
-
Marasmus adalah bentuk malnutrisi
kalori protein yang disebabkan karena terlambat diberi makanan
tambahan.gejalanya adalah pertumbuhan lambat, lemak di bawah kulit berkurang,
serta otot-otot berkurang dan melemah.
Penyakit
yang ditimbulkan apabila terjadi kenaikan (kelebihan) kadar protein adalah :
Kelebihan
kadar protein tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya
tinggi lemak, sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein juga dapat
memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan
nitrogen.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
-
Protein adalah polimer asam amino
(kelompok senyawa organic bernitrogen yang rumit).
-
Penyakit yang timbul akibat kekurangan
kadar protein adalah: hipoproteinemia, marasmus, dan kwashiorkor.
-
Kelebihan protein dapat memberatkan
Fungsi hati dan ginjal.
SARAN
Adapun
saran yang kami ajukan antara lain dalam penulisan makalah ini adalah agar kita
semua menjaga pola hidup sehat dan kesehatan kita. Dimana salah satunya menjaga
asupan protein agar tidak kelebihan dan tidak kekurangan protein.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia
Pustaka Utama.Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta
Sutedjo, A. Y. 2007. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Amara Books. Yogyakarta.
http:\\ fullnews.cgi.htm.protein. Diakses
tanggal 19 desember 2008