Yazhid Blog

.

Senin, 07 November 2016

PEMERIKSAAN PROTEIN UNTUK FAAL HATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar belakang Istilah protein berasal dari kata yunani yaitu proteos, yang berarti Utama atau yang didahuluk... thumbnail 1 summary
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Istilah protein berasal dari kata yunani yaitu proteos, yang berarti Utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia belanda, Gerardus Mulder (802-1880), karena itu ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap kehidupan organisme. Disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya didalam otot, seperlima dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh dalam kulit dan selebihnya dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon,pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intra seluler dan lain sebagainya adalah protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai precursor, sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul esensial untuk kehidupan.
1.2  Tujuan Permasalahan
Untuk mengetahui tentang
1.            pengertian protein
2.            Cara pemeriksaan
3.            fungsi dan klasifikasi
1.3  Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.      Penegrtian protein
2.      Klasifikasi protein
3.      Fungsi protein
4.      Metabolisme protein
5.      Pemeriksaan protein


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROTEIN
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein , separuhnya di dalam otot , seperlima dalam tulang dan tulang rawan , sepersepuluh dalam kulit dan selebihnya dalam jaringan .lain dan cairan tubuh. Semua enzim , berbagai hormon , pengangkut zat – zat gizi dan darah , matriks intra seluler dan lain sebagainya adalah protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai precursor , sebagian besar koenzim , hormon , asam nukleat dan molekul – molekul yang esensial untuk kehidupan.

B. KLASIFIKASI PROTEIN
            Klasifikasi protein dibagi berdasarkan bentuknya , kelarutannya , senyawa pembentuknya dan keberadaan asam amino serta asal protein.
1.berdasarkan bentuk protein, di kelompokkan sebagai berikut:
a)      protein fibriler adalah protein yang berbentuk serabut.protein ini tidak larut dalam     pelarut encer, baik dalam larutan garam,asam basa ataupun alkohol.
b)       protein globular adalah protein yang berbentuk bola. Protein ini banyak terdapat pada bahan pangan seperti susu, telur dan daging.
2. Berdasarkan kelarutannya, protein globular dapat di bagi dalam beberapa jenis:
a)      Albumin,larut dalam air dan terkoagulasi dalam panas. Contohnya albumin telur , albumin serum dan laktabumin dalam susu.
b)      Globulin , tidak larut dalam air , terkoagulasi oleh panas , larut dalam larutan garam encer , mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi. Contohnya miosinogen dalam otot , ovoglobulin dalam kuning telur.
c)      Glutelin , tidak larut dalam pelarut netral tetapi larut dalam asam basa encer. Contohnya glutein gandum dan orizenin dalam basa.
d)     Prolamin atau gliadin larut dalam alkohol 70 – 80 % dan tidak larut dalam air dan alkohol absolut. Contohnya prolamin dalam gandum dan zein dalam jagung.
e)      Histon , larut dalam air dan tidak larut dalam amonia encer. Contohnya adalah histon dalam hemoglobin.
f)       Protamin , protein paling sederhana dibandngkan dengan protein lain , tetapi lebih kompleks dari protein dan peptida , larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Contohnya salmin dalam ikan salmon.
3. Berdasarkan senyawa pembentuknya protein dakelompokkan sebagai berikut :
a)      Protein sedarhana ( protein murni ) contohnya hemoglobin , ovoalbumin , laktoalbumin dan globulin.
b)      Protein konyugasi ( protein yang mengandung senyawa lain non protein ). Contohnya nukleoprotein , mucoprotein , glikoprotein , lipoprotein dan kasein.
4.  Berdasarkan keberadaan asam amino esensial protein dikelompokkan menjadi delapan yaitu isoleusin , leusin , lisin , metionin , fenilalanin , threonin , triptofan dan  valin. Sedangkan asam amino non esensial adalah asam glutamat , glutamin , asam aspartat , asparadin , alanin dan profin.
5. Berdasarkan asalnya protein digolongkan menjadi 3 yaitu protein ASI , protein  hewani dan protein nabati.

C. FUNGSI PROTEIN
Protein mempunyai berbagai macam fungsi bagi tubuh yaitu :
  1.  Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
  2. Digunakan sebagai pembentukan ikatan – ikatan esensial tubuh
  3. Untuk mengatur keseimbangan air
  4. Untuk memelihara netralitas tubuh
  5. Sebagai pembentukan antibodi
  6. Sebagai pengangkut zat – zat gizi
  7. Sebagai sumber energi



E PEMERIKSAAN PROTEIN UNTUK TES FAAL HATI
Fungsi hati dalam metabolisme protein salah satunya di tentukan dengan pemeriksaan total protein  dalam darah. Protein dalam serum sebagian besar terdiri diri dari albumin dan globulin secara tes kimia. Untuk menentukan nilai fraksi albumin dan globulin dilakukan dengan elektroforesis protein pada Ph 8,6 . Protein serum termaksud dalam panel tes diagnostik penyakit hati dan  ginjal.

v  Pemeriksaan protein total
Protein total terdiri dari globulin dan albumin.
Kegiatan laboratorium pra analitik , analitik dan pasca analitk pada pemeriksaan protein total.
·         Pra analitik
Persiapan pasien :
- Tidak perlu persiapan khusus
- Hindari zat – zat yang ada hubungannya dengan peningkatan total protein serum invivo..
Persiapan sampel :
- Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama.
Metode : biuret
Prinsip :
Dalam larutan alkali ikatan peptida dari pritein akan bereaksi dengan ion Cu membentuk kompleks protein biuret berwarna ungu. Intensitas warna yang terjadi sesuai dengan konsentrasi protein..
Alat dan bahan :
Alat :   - spektrofotometer
            - mikropipet 1000 μL  dan 20 μL
            - tips biru dan kuning
            - sentrifuge
            - tabung sentrifuge
Bahan : sampel serum dan reagen albumin
·         Analitik
PIPET
STANDAR μL
SAMPEL μL
Larutan kerja
1000
1000
Larutan standar
20
-
Sampel
-
20

Dicampur , diinkubasi pada suhu kamar selama 5 – 30 menit. Kemudian dibaca pada panjang gelombang 546 nm.
·         Pasca analitik
Interpretasi :
Nilai rujukan :  6.6 – 8,7 g/dl

v  Pemeriksaan albumin
Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia , yaitu sekitar 55 – 60 % dari protein serum.
Kegiatan laboratorium pra analitik , analitik dan pasca analitk pada pemeriksaan albumin.
·         Pra analitik
Persiapan pasien :
- Tidak perlu persiapan khusus
- Hindari obat – obat yang dapat mempengaruhi kadar albumin serum invivo , kadarnya meningkat pada infus albumin.
Persiapan sampel :
- Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama karena akan menyebabkan hasil peningkatan palsu.
Metode :
Kolorimetrik dengan Bromo Cresol Green (BCG)
Prinsip :
Kemampuan albumin untuk mengikat zat warna BCG pada pH 4,1 . Makin banyak zat warna yang diikat , makin banyak kadar albumin dalam serum.

Alat dan bahan :
Alat :   - spektrofotometer
            - mikropipet 1000 μL  dan 20 μL
            - tips biru dan kuning
            - sentrifuge
            - tabung sentrifuge
Bahan : sampel serum dan reagen albumin
·         Analitik
PIPET
STANDAR μL
SAMPEL μL
Larutan kerja
1000
1000
Larutan standar
20
-
Sampel
-
20

Dicampur , diinkubasi pada suhu kamar selama 5 – 30 menit. Kemudian dibaca pada panjang gelombang 546 nm.
·         Pasca analitik
Interpretasi :
Nilai rujukan :  3,4 – 4,8 g/dl

v  Pemeriksaan elektroforesis protein
Elektroforesis adalah pemisahan partikel – partikel dengan muatan listrik yang berbeda , dengan cara mengalirkan arus listrik melalui campuran partikel yang diletakkan oada suatu medium penyanngga.

Kegiatan laboratorium pra analitik , analitik dan pasca analitk pada pemeriksaan elektroforesis  protein.
·         Pra analitik
Persiapan pasien :
-          Tidak perlu persiapan khusus


Persiapan sampel :
- Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama karena akan menyebabkan hasil peningkatan palsu.

Prinsip :
Partikel – partikel bermuatan dalam substrat dapat mengalami pemisahan karena partikel – partikel tersebut memiliki kecepatan gerak yang berbeda dalam muatan listrik . besar kecilnya muatan listrik ini tergantung dari banyak sedikitnya gugus amino atau karboksil yang terikat pada masing – masing asam amino. Pada ph tertentu suatu protein bermuatan netral. Bila pH tercapai titik netralnya disebut ph isoelektrik point.
Alat dan bahan :
Alat :   - komponem elektroforesis dan power supplay
            - komponen densitometer
            - aplikator
            - bak pewarna , kotak kaca , oven
           
Bahan : - sampel serum
-          kertas selulosa asetat
-          larutan buffer
-          lartan zat warna
-          destaining solutio ( asam asetat 5 % )
-          dehidratio solutio ( etanol 96 % )
-          clearing solutio
Analitik.
  1. Masukkan laruatan tris boric acid edta kedalam komponen elektrode sampai tanda batas denagn permukaan sejajar dan laruta sama tinggi.
  2. Strip selulosa diberi tanda panjang gelombang 6-8 cm, lebar 2-2,5 cm menggunakan polpen.
  3. Celup strip selulosa dalam buffer selama 15 menit melalui dinding bak sampai merata kemudian angkat dengan pinset dan diletakkan diatas kertas saring.
  4. spesimen diambil dengan aplikator sebanyak 5 mikroliter, lalu diletakkan melintang 1,5 cm x 1 mm, dari tepi katoda.
  5. Strip selulosa dilatakkan pada bridge secara mendatar, ujung-ujungnya difiksasi kemudian di tempatkan pada komponen elektroda yang sesuai.
  6. Komponen elektroforesis ditutup dihubungkan dengan power suply 0,5-0,8 mA. 20 volt selama 30-40 menit.
  7. Pemisahan telah selesai, strip diangkat denagn pinset lalu direndam dengan larutan ponceau S dan digoyang 7-10 menit.
  8. Masukkan strip kedalam destaining solutio, dicuci sebanyak 4x untuk membuang zat warna yang tidak terikat dengan protein.
  9. Masukkan strip kedalam dehidration solutio selama 1menit untuk menarik air yang terkandung dalam selulosa asetat.
  10. Tempelkan pada obyek gelas untuk menghindari gelembung udara, kemudia dimasukkan kedalam clearing solutio lalu dkeringkan dengan oven.
  11. Siapkan densito meter, nayalakn dan  biarkan 15 menit untuk pemanasan, lalu pilih panjang gelombang yang sesuai.
  12. Letakkan elektroforetogram pada alat dan sitometer, hasilnya berupa kurva dan hasil persentase masing-masing fraksi protein.
·               Pasca Analitik
Nilai rujukan :
Fraksi
%
g/dl
Albumin
Alfa 1 globulin
Alfa 2 globulin
Beta globulin
Gamma globulin
58-74
2,0-3,5
5,4-10,6
7,4-14
8,0-18,0
3,3-5,0
0,1-0,4
0,5-1,0
0,7-1,2
0,5-1,6
           
F. AKIBAT KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PROTEIIN
Akibat kekurangan protein dapat menyebabkan :
1)      Kwashiokor
 Kwashioskor terjadi karena anak terlambat mendapatkan susu sehingga komposisi makanan tidak seimbang terutama dalam kebutuhan protein. Kwashioskor terjadi pada konsumsi benergi yang cukup atau lebih. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat melemah, edema, muka bulat
2)      Marasmus
Marasmus adalah penyakit kelaparan yang sering di jumpai pada bayi karena terlambat di beri maakanan tambahan. Penyakit ini terjadi karena pemberian susu yang mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higenis. Gejalanya pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang serta otot – otot melemah.


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
J  Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air dan berasal dari hewan maupun tumbuhan yang berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh dan zat pembangun serta pengatur dalam tubuh.
J  Klasifikasi protein dibagi berdasarkan bentuknya , kelarutannya , senyawa pembentuknya dan keberadaan asam amino serta asal protein
J  Protein mempunyai berbagai macam fungsi bagi tubuh yaitu :
o   Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
o   Digunakan sebagai pembentukan ikatan – ikatan esensial tubuh
o   Untuk mengatur keseimbangan air
o   Untuk memelihara netralitas tubuh
o   Sebagai pembentukan antibodi
o   Sebagai pengangkut zat – zat gizi
o   Sebagai sumber energi
J  Cara pemeriksaan protein dibagi atas pemeriksaan protein total, albumin dan elektroforesis protein yang meliputi :
o   Tahap Pra analitik
o   Analitik
o   Pasca Analitik


Daftar pustaka


Almatasier,S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Budiyanto, A. Krisno. 2002. Dasar-Dasar ilmu Gizi edisi revisi. Universitas Muhammadiyah. Malang.
Hadju, V. 1997. Gizi Dasar. Jurusan Gizi FKM Unhas. Ujung Pandang

Hardjoeno, H. 2003.nInterpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Lephas. Makasar
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts