BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Istilah protein berasal dari
kata yunani yaitu proteos, yang berarti Utama atau yang didahulukan. Kata ini
diperkenalkan oleh ahli kimia belanda, Gerardus Mulder (802-1880), karena itu
ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap
kehidupan organisme. Disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga
berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur.
Protein adalah bagian dari
semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima
bagian tubuh adalah protein, separuhnya didalam otot, seperlima dalam tulang
dan tulang rawan, sepersepuluh dalam kulit dan selebihnya dalam jaringan lain
dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon,pengangkut zat-zat gizi dan
darah, matriks intra seluler dan lain sebagainya adalah protein. Disamping itu
asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai precursor, sebagian besar
koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul esensial untuk kehidupan.
1.2 Tujuan Permasalahan
Untuk mengetahui tentang
1.
pengertian
protein
2.
Cara
pemeriksaan
3.
fungsi
dan klasifikasi
1.3 Rumusan masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Penegrtian protein
2. Klasifikasi protein
3. Fungsi protein
4. Metabolisme protein
5. Pemeriksaan protein
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PROTEIN
Protein adalah bagian dari semua sel hidup
dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah
protein , separuhnya di dalam otot , seperlima dalam tulang dan tulang rawan ,
sepersepuluh dalam kulit dan selebihnya dalam jaringan .lain dan cairan tubuh.
Semua enzim , berbagai hormon , pengangkut zat – zat gizi dan darah , matriks
intra seluler dan lain sebagainya adalah protein. Disamping itu asam amino yang
membentuk protein bertindak sebagai precursor , sebagian besar koenzim , hormon
, asam nukleat dan molekul – molekul yang esensial untuk kehidupan.
B. KLASIFIKASI PROTEIN
Klasifikasi
protein dibagi berdasarkan bentuknya , kelarutannya , senyawa pembentuknya dan
keberadaan asam amino serta asal protein.
1.berdasarkan bentuk protein, di kelompokkan
sebagai berikut:
a) protein fibriler adalah protein yang
berbentuk serabut.protein ini tidak larut dalam pelarut encer, baik dalam larutan
garam,asam basa ataupun alkohol.
b) protein globular adalah protein yang berbentuk
bola. Protein ini banyak terdapat pada bahan pangan seperti susu, telur dan
daging.
2. Berdasarkan kelarutannya, protein globular
dapat di bagi dalam beberapa jenis:
a) Albumin,larut dalam air dan terkoagulasi
dalam panas. Contohnya albumin telur , albumin serum dan laktabumin dalam susu.
b) Globulin , tidak larut dalam air ,
terkoagulasi oleh panas , larut dalam larutan garam encer , mengendap dalam
larutan garam konsentrasi tinggi. Contohnya miosinogen dalam otot , ovoglobulin
dalam kuning telur.
c) Glutelin , tidak larut dalam pelarut
netral tetapi larut dalam asam basa encer. Contohnya glutein gandum dan
orizenin dalam basa.
d) Prolamin atau gliadin larut dalam alkohol
70 – 80 % dan tidak larut dalam air dan alkohol absolut. Contohnya prolamin
dalam gandum dan zein dalam jagung.
e) Histon , larut dalam air dan tidak larut
dalam amonia encer. Contohnya adalah histon dalam hemoglobin.
f) Protamin , protein paling sederhana
dibandngkan dengan protein lain , tetapi lebih kompleks dari protein dan
peptida , larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Contohnya salmin
dalam ikan salmon.
3. Berdasarkan senyawa pembentuknya protein
dakelompokkan sebagai berikut :
a) Protein sedarhana ( protein murni ) contohnya
hemoglobin , ovoalbumin , laktoalbumin dan globulin.
b) Protein konyugasi ( protein yang
mengandung senyawa lain non protein ). Contohnya nukleoprotein , mucoprotein ,
glikoprotein , lipoprotein dan kasein.
4. Berdasarkan keberadaan asam amino esensial
protein dikelompokkan menjadi delapan yaitu isoleusin , leusin , lisin , metionin
, fenilalanin , threonin , triptofan dan
valin. Sedangkan asam amino non esensial adalah asam glutamat , glutamin
, asam aspartat , asparadin , alanin dan profin.
5.
Berdasarkan asalnya protein digolongkan menjadi 3 yaitu protein ASI , protein hewani dan protein nabati.
C. FUNGSI PROTEIN
Protein mempunyai berbagai
macam fungsi bagi tubuh yaitu :
- Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
- Digunakan
sebagai pembentukan ikatan – ikatan esensial tubuh
- Untuk
mengatur keseimbangan air
- Untuk
memelihara netralitas tubuh
- Sebagai
pembentukan antibodi
- Sebagai
pengangkut zat – zat gizi
- Sebagai
sumber energi
E PEMERIKSAAN PROTEIN UNTUK
TES FAAL HATI
Fungsi hati dalam metabolisme
protein salah satunya di tentukan dengan pemeriksaan total protein dalam darah. Protein dalam serum sebagian
besar terdiri diri dari albumin dan globulin secara tes kimia. Untuk menentukan
nilai fraksi albumin dan globulin dilakukan dengan elektroforesis protein pada
Ph 8,6 . Protein serum termaksud dalam panel tes diagnostik penyakit hati
dan ginjal.
v Pemeriksaan protein total
Protein total
terdiri dari globulin dan albumin.
Kegiatan laboratorium pra analitik ,
analitik dan pasca analitk pada pemeriksaan protein total.
·
Pra
analitik
Persiapan pasien :
- Tidak perlu persiapan khusus
- Hindari zat – zat yang ada hubungannya
dengan peningkatan total protein serum invivo..
Persiapan sampel :
- Hindari hemolisis dan penggunaan
tourniquet yang lama.
Metode : biuret
Prinsip :
Dalam larutan alkali ikatan peptida dari
pritein akan bereaksi dengan ion Cu membentuk kompleks protein biuret berwarna
ungu. Intensitas warna yang terjadi sesuai dengan konsentrasi protein..
Alat dan bahan :
Alat : -
spektrofotometer
-
mikropipet 1000 μL dan 20 μL
-
tips biru dan kuning
-
sentrifuge
-
tabung sentrifuge
Bahan : sampel serum dan reagen albumin
·
Analitik
PIPET
|
STANDAR μL
|
SAMPEL μL
|
Larutan kerja
|
1000
|
1000
|
Larutan standar
|
20
|
-
|
Sampel
|
-
|
20
|
Dicampur , diinkubasi pada suhu kamar
selama 5 – 30 menit. Kemudian
dibaca pada panjang gelombang 546 nm.
·
Pasca
analitik
Interpretasi :
Nilai rujukan :
6.6 – 8,7 g/dl
v Pemeriksaan albumin
Albumin merupakan
protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia , yaitu sekitar 55 – 60 %
dari protein serum.
Kegiatan
laboratorium pra analitik , analitik dan pasca analitk pada pemeriksaan albumin.
·
Pra
analitik
Persiapan pasien :
- Tidak perlu persiapan khusus
- Hindari obat – obat yang dapat
mempengaruhi kadar albumin serum invivo , kadarnya meningkat pada infus
albumin.
Persiapan sampel :
- Hindari hemolisis dan penggunaan
tourniquet yang lama karena akan menyebabkan hasil peningkatan palsu.
Metode :
Kolorimetrik dengan Bromo Cresol Green
(BCG)
Prinsip :
Kemampuan albumin untuk mengikat zat warna
BCG pada pH 4,1 . Makin banyak zat warna yang diikat , makin banyak kadar
albumin dalam serum.
Alat dan bahan :
Alat : -
spektrofotometer
-
mikropipet 1000 μL dan 20 μL
-
tips biru dan kuning
-
sentrifuge
-
tabung sentrifuge
Bahan : sampel serum dan reagen albumin
·
Analitik
PIPET
|
STANDAR μL
|
SAMPEL μL
|
Larutan kerja
|
1000
|
1000
|
Larutan standar
|
20
|
-
|
Sampel
|
-
|
20
|
Dicampur , diinkubasi pada suhu kamar
selama 5 – 30 menit. Kemudian dibaca pada panjang gelombang 546 nm.
·
Pasca
analitik
Interpretasi :
Nilai rujukan :
3,4 – 4,8 g/dl
v Pemeriksaan elektroforesis protein
Elektroforesis
adalah pemisahan partikel – partikel dengan muatan listrik yang berbeda ,
dengan cara mengalirkan arus listrik melalui campuran partikel yang diletakkan
oada suatu medium penyanngga.
Kegiatan
laboratorium pra analitik , analitik dan pasca analitk pada pemeriksaan
elektroforesis protein.
·
Pra
analitik
Persiapan pasien :
-
Tidak
perlu persiapan khusus
Persiapan sampel :
- Hindari hemolisis dan penggunaan
tourniquet yang lama karena akan menyebabkan hasil peningkatan palsu.
Prinsip :
Partikel –
partikel bermuatan dalam substrat dapat mengalami pemisahan karena partikel –
partikel tersebut memiliki kecepatan gerak yang berbeda dalam muatan listrik . besar
kecilnya muatan listrik ini tergantung dari banyak sedikitnya gugus amino atau
karboksil yang terikat pada masing – masing asam amino. Pada ph tertentu suatu
protein bermuatan netral. Bila pH tercapai titik netralnya disebut ph
isoelektrik point.
Alat dan bahan :
Alat : -
komponem elektroforesis dan power supplay
-
komponen densitometer
-
aplikator
-
bak pewarna , kotak kaca , oven
Bahan : - sampel serum
-
kertas
selulosa asetat
-
larutan
buffer
-
lartan
zat warna
-
destaining
solutio ( asam asetat 5 % )
-
dehidratio
solutio ( etanol 96 % )
-
clearing
solutio
Analitik.
- Masukkan
laruatan tris boric acid edta kedalam komponen elektrode sampai tanda
batas denagn permukaan sejajar dan laruta sama tinggi.
- Strip
selulosa diberi tanda panjang gelombang 6-8 cm, lebar 2-2,5 cm menggunakan
polpen.
- Celup strip
selulosa dalam buffer selama 15 menit melalui dinding bak sampai merata
kemudian angkat dengan pinset dan diletakkan diatas kertas saring.
- spesimen
diambil dengan aplikator sebanyak 5 mikroliter, lalu diletakkan melintang
1,5 cm x 1 mm, dari tepi katoda.
- Strip
selulosa dilatakkan pada bridge secara mendatar, ujung-ujungnya difiksasi
kemudian di tempatkan pada komponen elektroda yang sesuai.
- Komponen
elektroforesis ditutup dihubungkan dengan power suply 0,5-0,8 mA. 20 volt
selama 30-40 menit.
- Pemisahan
telah selesai, strip diangkat denagn pinset lalu direndam dengan larutan
ponceau S dan digoyang 7-10 menit.
- Masukkan
strip kedalam destaining solutio, dicuci sebanyak 4x untuk membuang zat
warna yang tidak terikat dengan protein.
- Masukkan
strip kedalam dehidration solutio selama 1menit untuk menarik air yang
terkandung dalam selulosa asetat.
- Tempelkan
pada obyek gelas untuk menghindari gelembung udara, kemudia dimasukkan
kedalam clearing solutio lalu dkeringkan dengan oven.
- Siapkan
densito meter, nayalakn dan biarkan
15 menit untuk pemanasan, lalu pilih panjang gelombang yang sesuai.
- Letakkan
elektroforetogram pada alat dan sitometer, hasilnya berupa kurva dan hasil
persentase masing-masing fraksi protein.
·
Pasca Analitik
Nilai rujukan :
Fraksi
|
%
|
g/dl
|
Albumin
Alfa 1 globulin
Alfa 2 globulin
Beta globulin
Gamma globulin
|
58-74
2,0-3,5
5,4-10,6
7,4-14
8,0-18,0
|
3,3-5,0
0,1-0,4
0,5-1,0
0,7-1,2
0,5-1,6
|
F. AKIBAT
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PROTEIIN
Akibat kekurangan protein
dapat menyebabkan :
1) Kwashiokor
Kwashioskor
terjadi karena anak terlambat
mendapatkan susu sehingga komposisi makanan tidak seimbang terutama dalam
kebutuhan protein. Kwashioskor terjadi pada konsumsi benergi yang cukup atau
lebih. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat melemah, edema, muka bulat
2) Marasmus
Marasmus adalah penyakit kelaparan yang
sering di jumpai pada bayi karena terlambat di beri maakanan tambahan. Penyakit
ini terjadi karena pemberian susu yang mendadak, formula pengganti ASI terlalu
encer dan tidak higenis. Gejalanya pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit
berkurang serta otot – otot melemah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
J Protein adalah bagian dari semua sel hidup
dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air dan berasal dari hewan maupun
tumbuhan yang berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh dan zat pembangun serta
pengatur dalam tubuh.
J Klasifikasi protein dibagi berdasarkan
bentuknya , kelarutannya , senyawa pembentuknya dan keberadaan asam amino serta
asal protein
J Protein mempunyai berbagai macam fungsi
bagi tubuh yaitu :
o
Untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
o
Digunakan
sebagai pembentukan ikatan – ikatan esensial tubuh
o
Untuk
mengatur keseimbangan air
o
Untuk
memelihara netralitas tubuh
o
Sebagai
pembentukan antibodi
o
Sebagai
pengangkut zat – zat gizi
o
Sebagai
sumber energi
J Cara pemeriksaan protein dibagi atas
pemeriksaan protein total, albumin dan elektroforesis protein yang meliputi :
o
Tahap
Pra analitik
o
Analitik
o
Pasca
Analitik
Daftar pustaka
Almatasier,S.
2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Budiyanto,
A. Krisno. 2002. Dasar-Dasar ilmu Gizi edisi revisi. Universitas Muhammadiyah. Malang.
Hadju, V. 1997.
Gizi Dasar. Jurusan Gizi FKM Unhas. Ujung Pandang
Hardjoeno,
H. 2003.nInterpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Lephas. Makasar