BILIRUBIN PADA URIN
Bilirubin
pada urin menunjukkan adanya penyakit hepatocellular atau gangguan empedu intra
atau ekstrahepatik. Itu adalah tanda-tanda awal dari gangguan ini dan oleh
karena itu, sebuah alat diagnostik yang berguna dan penting. Tes-tes untuk
bilirubin pada urin harus secara rutin dilakukan pada setiap analisis urin.
Bilirubin dibentuk pada sel-sel reticoloendothelial limpa dan sumsum tulang
dari kerusakan hemoglobin. Ini berkaitan pada albumin pada aliran darah dan
dipindahkan ke hati. Bentuk albumin ini, yang juga diketahui sebagi bilirubin
tidak langsung adalah tidak dapat dilarutkan pada air dan tidak muncul pada
urin kecuali dalam julah sedikit. Pada sel-sel hati, itu terpisah dari albumin
dan berhubungan dengan asam glucuronic dan asam sulfuric untuk membentuk
bilirubin terkonjugasi yang dapat larut dalam air, juga dikenal sebagai
bilirubin langsung. Sel-sel hati yang membentuk bilirubin terkonjugasi
mengeluarkannya kedalam empedu dan kemudian itu dikeluarkan kedalam usus
melalui saluran air empedu. Bilirubin yang terkonjugasi pada usus diubah dengan
gerak bakteri menjadi urobilinogen. Bilirubin yang berkaitan yang dapat larut
dalam air dapat dikeluarkan oleh ginjal meskipun secara normal levelnya pada
darah tidak cukup tinggi untuk menghasilkan jumlah signifikan yang timbul pada
urin.
NILAI NORMAL RATA-RATA
Bilirubin normal yang ada dalam urin diperkirakan
0,02 mg/dl, yang mencerminkan tingkat darah yang secara normal rendah dari
bilirubin yang terkonjugasi. Jumlah ini tidak terdeteksi oleh tehnik semikuntitatif
rutin dan diinterpretasikan sebagai hasil negatif.
KEADAAN PENYAKIT DIMANA BILIRUBIN TERJADI
Pengeluaran bilirubin pada urin akan mencapai
tingkat signifikan pada beberapa proses penyakit yang meningkatkan jumlah
bilirubin terkonjugasi pada aliran darah. Pada beberapa penyakit hati yang
berkaitan dengan perantara menular atau hepatotoxic, sel-sel hati tidak mampu
untuk menegeluarkan semua bilirubin yang terkonjugasi pada empedu, sehingga
sejumlahnya dikembalikan ke darah untuk menaikkan tingkat darah dan meneyebabka
bilirubinuria.
Pada
penyakit gangguan biliary, biliary stasis mengganggu penegeluaran normal
bilirubin terkonjugasi melalui jalur usus, kemudian menyebabkan penambahan pada
airan darah dengan hasil bilirubinuria. Karena bilirubin mungkin timbul pada
urin sebelum tanda-tanda disfungsi hati lainnya (penyakit kuning) timbul,
bilirubinuria adalah sebuah tanda diagnostik yang penting dari penyakit hati
dan sebuah tes bilirubin harus menjadi bagian dari setiap analisis urin rutin.
Pengeluaran
bilirubin pada urin tidak meningkat ketika ada sebuah peningkatan pada jumlah
bilirubin yang tidak terkonjugasi pada sirkulasi. Jenis peningkatan ini terjadi
pada anemia hemolitik karena semakin besar pelepasan hemoglobin menuntun ke
semakin besarnya produksi bilirubin yang dikelilingi albumin. Meskipun
demikian, hati yang tidak sakit atau hati yang normal dapat mengkonjugasikan
semua kelebihan bilirubin dan mengeluarkan seluruh jumlahnya kedalam biliary
tract.
PENENTUAN
Bilirubin Reagent area pada BILI-LABSTIX,
MULTISTIX dan N-MULTISTIX adalah tes semikuantitatif paling sederhana untuk
penentuan bilirubin. Reagent Area di resapi dengan 4- dichloroaniline yang
stabil yang berekasi dengan bilirubin pada urin untuk membentuk senyawa
azobilirubin yang berwarna kecoklat-coklatan ke keungu-unguan. Reagent Strip
dimasukkan ke dalam urin segar yang tidak tersentrifugis, dibuka untuk
dipindahkan kelebihan urin dan setelah 20 detik menunggu, dibandingkan ke bagan
warna pada botol reagent strip. Hasilnya diinterpretasikan sebagai negatif dan
+1 sampai +3, atau jumlah bilirubin kecil, sedang, dan besar. Tes tersebut
memiliki sensitifitas 0,2 pada 0,4 mg bilirubin/dl (prosedur Golden dan
Snavely).
Reaksi
positif yang salah mungkin terjadi dengan urin dari pasien yang mengkonsumsi
chloropromazine dosis besar. Memetabolisme obat-obat tertentu seperti pyridium
mungkin memberi warna kemerah-merahan.
ICTOTEST Reagent Tablets dan Spacial Test
Mats adalah metode yang sangat sensitif dan tepat untuk penentuan kualitatif
bilirubinuria. ICTOTEST Reagent Tablets mengandung p – nitrobenzenediazonium,
p-toluenesoltonate, sodium bicaronate, asam sulfasalisil dan asam borik. Mats
tersusun dari campuran asbes cellulose.
1. Masukkan 5 tetes urin pada satu mat
spesial, jika bilirubin ada dalam spesimen, bilirubin akan diserap kedalam
permukaan mat.
2. Tempatkan sebuah ICTOTEST Reagent Tablet
pada bidang yang dibasahkan dari mat tersebut
3. Alirkan 2 tetes air pada tablet tersebut
4. Ketika jumlah bilirubin tinggi ada pada
spesimen urin, warna biru ke ungu terbentuk didalam 30 detik. Kecepatan
pembentukan warna dan intensitas perkembangan warna adalah sebanding terhadap
jumlah bilirubin pada urin. Jumlah bilirubin normal pada urin memberi hasil tes
negatif. Konsentrasi yang paling kecil dari bilirubin yang dapat dipercaya
dideteksi oleh metode ini adalah 0,05 sampai 0,1 mg/dl. Warna orens ke merah
mungkin menunjukkan urobilin, indican atau salisilat pada urin. Urin dari
pasien yang menerima dosis besar chlropromazine (Thorazine) mungkin menghasilkan
hasil positif yang keliru.
Horrison Spot Test (Fouchet Test)
1. Masukkan 5 ml urin yang diasamkan kedalam
tabung tes
2. Tambahkan 5 ml 10 % larutan barium klorida
3. Kocok dan saring
4. Untuk presipitat sisa pada kertas saring,
tambahkan 1 tetes reagent yang terbuat dari: asam trichloroacetic 25 gm, 10%
larutan ferric chloride 10 ml dan air yang disuling 100 ml
5. Ketika bilirubin ada, warna hijau atau
biru-hijau berkembang.