Yazhid Blog

.

Rabu, 09 November 2016

PEMBAHASAN DAN PEMERIKSAAN KETON DALAM URINE

KETON DALAM URIN             Tubuh secara normal memetabolisme lemak secara utuh untuk co 2 dan air. Kapanpun ada ketidakcukupan ka... thumbnail 1 summary
KETON DALAM URIN


            Tubuh secara normal memetabolisme lemak secara utuh untuk co2 dan air. Kapanpun ada ketidakcukupan karbohidrat pada makanan atau kerusakan pada metabolisme karbohidrat, tubuh memetabolisme peningkatan jumlah asam lemak. Ketika peningkatan ini besar, penggunaan asam lemak adalah tidak lengkap. Produk perantara dari metabolisme lemak timbul pada darah dan dikeluarkan pada urin. Produk-produk perantara ini adalah 3 tubuh keton: asam aserosetik (yang juga disebut asam diasetik), aseton dan asam betahydroxybutyric. Asam aseton dan betahydroxybutyric diperoleh dari asam aserosetik. Semua 3 kumpulan/tubuh keton adalah ada pada urin dari pasien dengan ketonuria dengan proporsi relatif 20% asam aserosetik, 2% aseton dan 78% asam betahydroxybutyric.
Keadaan-keadaan penyakit dimana ketonuria terjadi
            Diabetes melitu adalah gangguan/penyakit yang paling penting dimana ketonuria terjadi. Daibetes melitu adalah gangguan metabolisme glukosa dan pada diabetes yang kekurangan insulin, metabolisme glukosa yang cukup terganggu sehingga asam lemak digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Ketika jenis diabetes ini tidak diobati atau tidak cukup diobati, jumlah asam lemak yang berlebihan dimetabolisme, dengan hasil bahwa tubuh keton berkumpul pada darah (ketosis) dan dikeluarkan pada urin (ketonuria). Tubuh keton dikeluarkan yang bergabung dengan ion dasar normal, yang menuntun pada reduksi pada karbondioksida yang mengkombinasikan kekuatan dan menyebabkan acidosis sistemik. Ketosis diabetik yang meningkat adalah penyebab acidosis diabetik yang dapatt akhirnya menurun ke koma dan bahkan kematian. Istilah ketoacidosis sering digunakan untuk menandakan kombinasi ketosis dan acidosis diabetes.
            Jadi, deteksi ketonuria pada seorang pasien dengan diabetes melitus adalah signifikan yang besar karena sebuah perubahan pada dosis insulin atau pengelolaan lainnya sering diusulkan/dinyatakan. Selama periode infeksi akut, pembedahan, gangguan gastrointestinal atau tekanan-tekanan lainnya dan kapanpun pelaksanaan rutin tidak cukup mengontrol penyakit tersebut, urin dari semua pasien diabetes harus diperiksa untuk keberadaan tubuh/kumpulan keton.
            Kaun jumlah lemak yang meningkat di metabolisme, seperti ketika karbohidrat yang masuk dibatasi atau ketika makanan kaya akan lemak, ketosis dan ketonuria mungkin terjadi. Ketonuria juga menyertai membatasi karbohidrat yang masuk yang terjadi berkaitan dengan demam, aneroksia, gangguan gastrointestinal, puasa, penderita kelaparan, muntah karena pusing, muntah karena hamil, cachexia yang mungkin mengikuti anastesia, dan sebagai hasil dari gangguan neurologi tertentu.
PENENTUAN
            Pada kebanyakan contoh, ketonuria adalah asam yang non spesifik dan asetoasetik, aseton dan asam betahydroxybutyrix yang semuanya dikeluarkan pada urin. Sebagai akibat, sebuah prosedur tes yang secara prinsip menentukkan satu dari tiga komponen ini umumnya memuaskan untuk diagnosis ketonuria. Tes-tes khusus yang ada untuk penentuan dari masing-masing substansi ini tetapi mereka tidak umum digunakan karena metode-metode tersebut ebih tidak praktis dan mereka kurang reliabel dan kurang peta.

Reaksi Nitroprusside:
Netroprusside bereaksi baik denga asam aseton dan asam aseatoasetik pada keeradaan alkali untuk menghasilkan senyawa berwarna ungu. Ini membentuk dasar-dasar dari sejumlah tes yang berbeda.
Reagent Strip Method adalah teknik penentuan ketonorig yang paling sederhadana. Reagent Strip, Ketostia Reagent Strip, adalah diresapi/diisi dengan sodium nitroprusside, glyane dan buffer. Strip tersebut dimasukkan ke dalam urin segar, di buka/di sediakan ke urin yang kelebihan dan dibandingkan pada bagan warna setelah 15 detik. Bagan tersebut memiliki empat blok warna yang menunjukkan konsentrasi ngatif, kecil, sedang dan besar akan keton dan berberkisar pada warna yang mulai kekuning-kuningan ke lavender dan ungu. Tes tersebut lebih peka terhadap asam asetoasetik daripada asam aseton. Tes tersebut didak bereaksi dengan asam beterhydro xyburtyric. Reaksi positif yang salah mungkin terjadi pada pasien yang menerima senyawa Levodopa dan Ph thalein atauketika konsentrasi Phenyiketones yang besar dikeluarkan. KETO-DIASTIK, LABSTIX, BILI LABSTIX, MULTISTIX dan N-MULTISTIX reagent strip juga mengandung bidang reagent untuk mendeteksi kumpulan keton. 
Tes Rothera
1.      Tambahkan sekitar 1 gen Reagent Rothera ke 5 mil urn pada tabung tes.
2.      Lepaskan diatas urin 1 sampai 2 mil amonium hidroksida yang terkonsentrasi dengan membiarkannya mengalir dengan hati-hati menuruni sisi tabung tes yang condong.
3.      Ketika keton ada, lingkaran merah jambu-ungu berkembang pada interface. Tes tersebut berkisar dari reaksi pint + 1 ke ungu tua + 4. hasil negatif menungjukkan tidak ada lingkaran atau lingkaran coklat.
Reagent Rothera
Sodium nitroprossida  7,5 gm
Amonium sulfate        200,0 gm
Campur dan hancur leburkan.
Tes ini telah diganti dengan penggunaan reagent strip
Tes legal
  1. Masukkan 3 sampai 4 ml urin pada tabung tes
  2. Tambahkan larutan sodium atau potasium hidroksida secukupnya untuk membuat urin alkalin
  3. Tambahkan beberapa tetes larutan sodium nitroprosside, dibaut dengan pelarutan beberapa kristal sodium nitroprossida pada 2 ml air yang disuling.
  4. Tambahkan beberapa tetes asam asetic terkonsentrasi
  5. Keberadaan asam acetone atau asam asetoasetik, larutan tersebut berubah merah ke ungu. Tes ini juga secara umum telah digantikan dengan penggunaan Reagent Strip
Tes ferric chloride untuk asam asetoasetik – tes Gerhard
  1. Masukkan 5 ml urin pada tabung tes
  2. Tambahkan 10% larutan ferric chloride (10 gm ferric chloride pada 100 ml air yang disuling) setets demi setetes, diaduk dengan baik, sampai presipitat yang berkembang telah dilarutkan kembali
  3. Jika asam asetoasetik ada, larutan tersebut berubah warna merah
  4. Banyak substansi lainnya, termasuk salisilat, memberi reaksi warna positif, untuk membedakan asam asetoasetik dari mereka, urin tersebut harus dididihkan selama 15 menit. Ini mengubah asam asetoasetik ke aseton dan hasil postif tidak lama akan didapatkan.
Tes Hart – Asam Betahydroxybutyric
  1. Masukkan 20 ml urin pada sebuah gelas kimia
  2. Tambahkan 20 ml air yang disuling dan beberapa tetes asam asetik
  3. Rebus sampai volume berkurang ke 10 ml. Ini menghilangkan asam aseton dan asam asetoasetik
  4. Cairkan ke dalam 20 ml dengan air yang disuling dan bagi menjadi dua bagian yang sama.
  5. Tambahkan 1 ml hydrogen peroxide ke satu bagian. Panaskan dengan hati-hati, kemudian biarkan dingin.
  6. Uji kedua bagian untuk aseton dengan metode legal nitroprusside
  7. Ketika asam betahydroxybutyric ada, tabung yang mengandung hidrogen peroksida akan menunjukan lingkaran merah pada interface.
Acetest Reagent Tablet
Deteksi asam aseton dan asam asetoasetik
  1. Tempatkan tablet pada permukaan yang bersih, disarankan selembar kertas putih
  2. Tempatkan satu tetes urin (serum, plasma, atau seluruh darah) pada tablet
  3. Bandingkan hasil tes keton urin pada bagan warna setelah 30 detik. Buat serum atau plasma keton membaca 2 menit setelah penerapan contoh pada tablet. Ketika menguji keton pada keseluruhan darah, tunggu 10 menit sebelum memindahkan darah yang dibekukan dari tablet dan baca hasilnya dengan segera.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts