Tinjauan
Tentang Aspergillus sp.
Aspergillus
adalah suatu jamur yang termasuk
dalam kelas Ascomycetes yang dapat
ditemukan dimana–mana khususnya di alam. Aspergillus tumbuh sebagai
saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah, debu
organik, makanan dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di rumah sakit
dan laboratorium.
Aspergillus adalah jamur yang membentuk
filamen-filamen panjang bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia dan
konidiospora. Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau
tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di
udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran
pernapasan ke dalam paru.
Aspergillus sp. dapat tumbuh dengan cepat, memproduksi hifa aerial yang
membawa struktur konidia yang khas yaitu konidiofora yang panjang dengan
vesikel-vesikel terminal dimana phialid menghasilkan rantai konidia basipetal.
Spesies ini diidentifikasi menurut perbedaan morfologis dalam struktur ini,
yang meliputi ukuran, bentuk, tekstur dan warna konidia (Jawetz, 2012).
1.
Morfologi
a) Makroskopis
Aspergillus sp.
Pada media SDA, Aspergillus
sp. dapat tumbuh cepat pada suhu ruang membentuk koloni yang granular,
berserabut dengan beberapa warna sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergillus fumigatus koloni berwarna
hijau, Aspergillus niger berwarna
hitam dan Aspergillus flavus koloni
berwarna putih atau kuning (Jawetz, 2005)
b) Mikroskopis
Aspergillus sp.
Aspergillus sp.
mempunyai hifa bersekat dan bercabang, pada bagian ujung hifa terutama pada
bagian yang tegak membesar merupakan konidiofornya. Konidiofora pada bagian
ujungnya membulat menjadi fesikel. Pada fesikel terdapat batang pendek yang
disebut sterigmata Sterigmata atau
filadia biasanya sederhana berwarna atau tidak berwarna. Pada sterigmata tumbuh konidia yang membentuk
rantai yang berwarna hijau, cokelat atau hitam (Fardiaz,1992).
2.
Patogenitas
Aspergillus sp.
Spesies dari Aspergillus
sp. diketahui terdapat di mana-mana dan hampir tumbuh pada semua substrat.
Beberapa jenis spesies ini termasuk jamur patogen, misalnya yang disebabkan Aspergillus sp. disebut Aspergillosis, beberapa diantaranya
bersifat saprofit sebagaimana banyak ditemukan pada bahan pangan (Fardiaz,1992).
Toksin yang dihasilkan oleh Aspergillus sp. berupa mikotoksin. Mikotoksin adalah senyawa hasil sekunder metabolisme jamur. Mikotoksin yang dihasilkan
oleh Aspergillus sp. lebih dikenal
dengan aflatoxin, dapat menyerang sistem saraf pusat, beberapa diantaranya
bersifat karsinogenik menyebabkan kanker pada hati, ginjal, dan perut (Buckle,
K.A,2007).
3.
Epidemiologi
Aspergillus sp.
Aspergillus sp.
terdapat di alam sebagai saprofit, hampir semua bahan dapat ditumbuhi jamur
tersebut , terutama daerah tropik dengan kelembaban yang tinggi dan dengan
adanya faktor predisposisi memudahkan jamur tersebut menimbulkan penyakit (Ramona,
2008).
Masuknya spora jamur Aspergillus sp. pada manusia umumnya melalui inhalasi dan masa
inkubasinya tidak diketahui, Aspergillosis dapat mengenai semua ras dan semua
usia. Dari laporan diketaui bahwa
lingkungan rumah sakit sering terkontaminsi dengan spora Aspergillus sp, kontaminasi ini dapat dijumpai pada konstruksi
rumah sakit dimana dijumpai peningkatan jumlah spora Aspergillus sp, pada sistem ventilasi, daerah sekitar kateter
intravena juga merupakan jalan masuknya Aspergillus
sp, penggunaan plester serta penutupan luka yang terlalu lama (Ramona, 2008).