PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan
sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam
tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari
darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin
terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.
Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah
” Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan
mulai dari virus atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada
dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain.
Beberapa jenis virus hepatitis yang diketahui diantaranya adalah : Hepatitis A,
Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis F, dan Hepatitis G.
Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa
kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B).
Perbedaan
antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan
jangka panjang yang ditimbulkan.
Untuk mendeteksi adanya penyakit hepatitis perlu dilakukan serangkaian tes
fungsi hati dan sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu :
- Enzim yang berkaitan dengan
kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH, LDH.
- Enzim yang berhubungan
dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung empedu, yaitu gamma GT
dan alkali phosfatase.
- Enzim yang berhubungan
dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase.
Pemeriksaan
dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu : HbsAg, HbeAg, anti
Hbe dan anti HBv DNA.Jika serangkaian tes menandakan adanya gangguan hati dan
diagnosa menunjukan adanya hepatitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I . Pengertian.
Hepatitis
adalah penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi virus atau pajana ke bahan – bahan
toksik. Pada hepatitis virus, Peradangan hati yang berkepanjangan atau
berulang, yang biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik, dapat menyebabkab
sirosis, suatu keadaan berupa penggantian hepatosit yang rusak secara permanen
oleh jaringan ikat. Jaringan hati memiliki kemampuan mengalami regenerasi, dan
dalam keadaan normal mengalami pertukaran sel yang bertahap. Apabila sebagian
jaringan hati rusak, jaringan yang rusak tersebut dapat diganti melalui
peningkatan kecepatan pembelahan sel – sel yang sehat. Tampaknya terdapat suatu
faktor dalam darah yang bertanggung jawab mengatur proliferasi sel hati,
walaupun sifat dan mekanisme factor pengatur ini masih merupakan misteri.
Namun, seberapa cepat hepatosit dapat diganti memiliki batas. Selain hepatosit,
di antara lempeng – lempeng hati juga ditemukan beberapa fibroblast ( sel
jaringan ikat ) yang membentuk jaringan penunjang bagi hati. Bila hati berulang
– ulang terpajan ke bahan – bahan toksik, misalnya alcohol, sedemikian
seringnya, sehingga hepatosit baru tidak dapat beregenerasi cukup cepat untuk
mengganti sel – sel yang rusak, fibroblast yang kuat akan memanfaatkan situasi
dan melakukan proliferasi berlebihan. Tambahan jaringan ikat ini menyebabkan
ruang untuk pertumbuhan kembali hepatosit berkurang.
Hepatitis
adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan
serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999). Hepatitis adalah peradangan
dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan jenis yang
paling dominan. Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah
pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi, ingesti,
atau pemberian obat secara parenteral (IV) . Toxin dan Drug induced Hepatitis
merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin, seperti : industri
toxins, alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.
Istilah "Hepatitis"
dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat
berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat
tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B,
C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (
hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik (hepatitis B,C) dan adapula yang
kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ). hepatitis yang
biasanya disebabkan oleh obat-obatan, alkohol (hepatitis alkoholik), dan
obesitas serta gangguan metabolisme yang menimbulkan nonalkoholik steatohepatitis (NASH)
disebut Hepatitis Nonvirus.
Pengertian hepatitis mempunyai
beragam makna dan arti yang pada umumnya adalah merupakan gangguan pada fungsi
hati atau dapat disebut juga berupa gangguan dan peradangan pada sel – sel
hati. Pengertian hepatitis dapat juga diartikan sebagai peradangan pada hati
yang diakibatkan oleh bermacam – macam penyebab. Hepatitis dapat ditularkan
juga oleh infeksi yang bernama ‘Cytomegalovirus ( CMV )’ dan virus yang bernama
‘monoknukleosis infeksiosa’. Adapun jenis hepatitis yang disebabkan bukan dari
virus atau non-virus adalah karena seseorang gemar mengkonsumsi alkohol serta
obat-obatan terlarang.
Selain seperti yang dijelaskan di atas, pengertian hepatitis juga dapat dibedakan dari beberapa
jenis hepatitis yang umumnya ditentukan oleh faktor penyebabnya. Penyebab
hepatitis adalah virus, yang terbagi ke dalam lima jenis dan ditambah 2 jenis,
yaitu jenis hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G. Pengertian hepatitis secara
lebih dalam dapat diartikan sebagai peradangan pada fungsi hati yang
diakibatkan oleh agen yang menjadi penyebab infeksi, serta toksin, dan obat
termasuk senyawa kimia lainnya.Berikut beberapa pengertian hepatitis yang dapat Anda pelajari, yaitu:
- Hepatitis Akut: hepatitis yang kelangsungan penyakitnya terhitung dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan yang disebabkan oleh minuman keras dan beralkohol. Penyakit hepatitis akut ini disebabkan oleh racun yang masuk ke dalam jaringan tubuh.
- Hepatitis Kronis: hepatitis yang kelangsungan penyakitnya terjadi dalam kurun waktu lebih dari 6 bulan. Hepatitis kronis ini disebabkan oleh faktor keturunan, tetapi dapat juga disebabkan oleh penggunaan alkohol atau minuman keras.
- Hepatitis Akut: hepatitis yang kelangsungan penyakitnya terhitung dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan yang disebabkan oleh minuman keras dan beralkohol. Penyakit hepatitis akut ini disebabkan oleh racun yang masuk ke dalam jaringan tubuh.
- Hepatitis Kronis: hepatitis yang kelangsungan penyakitnya terjadi dalam kurun waktu lebih dari 6 bulan. Hepatitis kronis ini disebabkan oleh faktor keturunan, tetapi dapat juga disebabkan oleh penggunaan alkohol atau minuman keras.
1.1 Definisi penyakit
HEPATITIS A
Etiologi. Virus hepatitis A (HAV) merupakan virus RNA kecil yang berdiameter 27 nm,
virus ini dapat dideteksi di dalam feses pada akhir masa inkubasi dan dalam
fase preikterik. 5
Epidemiologi. HAV merupakan jenis infeksi hepatitis virus yang paling sering di Amerika
Serikat. Pada tahun 1988, 50% dari kasus hepatitis yang dilaporkan adalah
infeksi Virus hepatitis A (HAV). 5 Virus hepatitis A
menyebabkan kebanyakan kasus hepatitis pada anak dan dewasa muda.
Masa inkubasi. Masa inkubasi penyakit ini 2 – 6 minggu sejak pemaparan
hingga munculnya ikterus pada penderita. Titer HAV tertinggi di dalam tinja
adalah menjelang awitan terjadinya kenaikan bilirubin. Meskipun virus dapat
dikenali di dalam tinja selama beberapa hari setelah awitan ikterus, selama masa
ini belum digambarkan tentang sifat penularan penyakit. 2
Penularan. Penyakit ini bersifat sangat menular. Penularan secara fecal oral
dengan menelan makanan yang sudah terkontaminasi, kontak dengan penderita
melalui kontaminasi feces pada makanan atau air minum, atau dengan memakan
kerang yang mengandung virus yang tidak dimasak dengan baik. 1,2,3,4
Diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan didukung
oleh pemeriksaan laboratorium. Gambaran klinis, sebelum timbulnya ikterus biasanya
didahului oleh suatu masa prodormal yang berlangsung sekitar 2 minggu dengan
malaise, anoreksia, dan sering gejala gastrointestinalis, disertai nyeri perut
atas.
Pada tes
serologis, IgM HAV berkembang sebelum mulainya ikterus dan sementara tes IgM
anti-HAV meningkat pada infeksi akut atau fase ikterus.
HEPATITIS B
Etiologi. Infeksi virus hepatitis B (HBV) sebelumnya dinamai “hepatitis serum”
disebabkan oleh virus kelompok hepadnavirus. Virus tersebut mengandung DNA. 4
Epidemiologi.
Hepatitis B
adalah penyakit infeksi virus hati yang menurut perkembangannya apabila tidak
ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi sirosis hati, karsinoma
hepatoseluler bahkan tidak jarang menyebabkan kematian. Menurut WHO, sedikitnya 350 juta penderita carrier hepatitis B terdapat di
seluruh dunia, 75%-nya berada di Asia Pasifik. Diperkirakan setiap tahunnya
terdapat 2 juta pasien meninggal karena hepatitis B. Hepatitis B mencakup 1/3
kasus pada anak. 3,4
Masa inkubasi.
Pada umumnya infeksi virus hepatitis B terjadi
lebih lambat dibandingkan dengan infeksi virus hepatitis A. Hepatitis B
cencerung relatif lebih ringan pada bayi dan anak-anak serta mungkin tidak
diketahui. Beberapa penderita infeksi terutama neonatus akan menjadi karier
kronis. Masa inkubasi hepatitis B dimulai sejak pemaparan hingga
awitan ikterus selama 2 – 5 bulan. Pada penyakit
ini tidak terdapat prevalensi yang berhubungan dengan musim. 2
Penularan. Kontak dengan penderita melalui parenteral yang berasal dari
produk-produk darah secara intravena, kontak seksual, dan perinatal secara
vertikel (dari ibu ke janin). 1,2,3,4
Diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan didukung
oleh pemeriksaan laboratorium. Riwayat ikterus pada para kontak keluarga, kawan-kawan
sekolah, pusat perawatan bayi, teman-teman atau perjalanan ke daerah endemi
dapat memberikan petunjuk tentang diagnosis.
Gambaran
klinis, sebelum timbulnya ikterus biasanya didahului oleh suatu masa prodormal
seperti malaise, anoreksia, dan sering gejala gastrointestinalis, disertai
nyeri perut atas. Pemeriksaan laboratorium menunjukan hiperbilirubinemia,
kenaikan kadar transaminase serum. Pada tes serologis didapatkan HBsAg (+), Ig
M Anti HBc (+).
HEPATITIS C
Etiologi. HCV tampaknya merupakan virus RNA kecil terbungkus lemak, diameternya
sekitar 30 – 60 nm. 4
Epidemiologi. Infeksi virus hepatitis C (HCV) merupakan infeksi hepatitis kronik yang
ditemukan tersering di negara-negara maju. Prevalensinya berkisar 1-2%. Di
Indonesia ternyata menurut survai pada atahun 1993 prevalensi anti HCV berkisar
dari 2.5 – 3.4% (3). Diperkirakan sekitar 5 s/d 7,5 juta penduduk
Indonesia terkena infeksi kronik denan HCV, berarti bahwa HCV penyebab penyakit
hati kronik ke-2 setelah hepatitis B. 4
Masa inkubasi. Masa inkubasi berkisar antara 15 sampai 160 hari,
rata-rata sekitar 50 hari. 2
Penularan. Seperti HBV, maka HCV diduga terutama ditularkan melalui jalan
parenteral dan kemungkinan melalui kontak seksual. 1,2,3,4
Diagnosis. Penyakit ini seringkali asimtomatik atau dengan keluhan terutama perasaan
lelah. Mungkin ada riwayat pernah transfusi atau penyalahgunaan obat suntik;
tetapi sering pula tidak ada riwayat yang relevan. Perjalanan penyakit
berlangsung secara perlahan-lahan ditandai dengan fluktuasi transaminase yang
terjadi dalam beberapa tahun. Setiap peninggian enzim ini ada kaitannya dengan
episode viremia. Kadar transaminase rata-rata biasanya tiga kali nilai normal.
Kadar albumin dan bilirubin mula-mula normal, secara perlahan menjadi abnormal.
Tanda-tanda hipertensi portal jarang ditemukan pada awal berobat, spenomegali
ditemukan pada 50% kasus. Perdarahan varises esofagus merupakan gejala pada
stadium lanjut.Terjadi trombositopenia sejalan dengan pembesaran limpa. Pada
tes serologis ditemukan Anti-HCV dan RNA HCV.
HEPATITIS D
Etiologi. Hepatitis D disebabkan oleh HDV, merupakan virus RNA yang berukuran
35 nm, anehnya virus ini membutuhkan HBsAg untuk berperan sebagai lapisan luar
partikel yang menular. Sehingga hanya penderita yang
positif terhadap HBsAg dapat tertular oleh HDV.
Epidemiologi. Hepatitis D terjadi pada hanya sebagian kecil anak.
Masa inkubasi. Masa inkubasi diduga menyerupai HBV yaitu sekitar 2
bulan.
Penularan. Penularannya terutama melalui serum, dan di AS penyakit ini terutama menyerang
orang yang memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemofilia.
Diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik hepatitis yang ditemui dan
didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Pada tes serologis ditemukan HBsAg (+)
dan ditemukan delta antigen.
HEPATITIS E
Etiologi. Hepatitis E disebabkan oleh HEV, merupakan virus RNA kecil, diameternya
kurang lebih 32 sampai 34 nm. Virus ini diidentifikasi oleh Bradley tahun 1990.
4
Epidemiologi. Hepatitis E jarang menyebabkan kasus hepatitis pada anak. Paling
sering menyerang orang dewasa muda sampai setengah umur, dan pada wanita hamil
didapatkan angka mortalitas yang sangat tinggi yaitu 20%. 5
Masa inkubasi. Masa inkubasi sekitar 6 minggu. 4
Penularan. Seperti halnya HAV, infeksi HEV ditularkan melalui jalan fekal-oral.
4
Diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik hepatitis yang ditemui dan
didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Sejauh ini, usaha untuk mengembangkan
suatu tes serologis untuk virus ini masih belum berhasil.
1.2 ETIOLOGI
Penyebab hepatitis bermacam-macam. Pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi.
Penyebab-penyebab tersebut antara lain:
Infeksi virus
Tipe
|
Hepatitis A
|
Hepatitis B
|
Hepatitis C
|
Hepatitis D
|
Hepatitis E
|
Virus
|
Jenis hepatovirus dari
picornavirus family
|
Hepadnavirus
|
Virus rna genus hepacivirius
dari famili flaviridae
|
Virus rna hepatitis delta
atau hdv
|
Virus dari kotoran
|
Penyebaran
|
Fekal oral melalui orang
lain
|
Parenteral seksual, parnatal
|
Parental jarang, seksual,
orang ke orang, perinatal
|
Parental perinatal, infeksi
dari hepatitis tipe B
|
Fekal oral
|
Keparahan
|
Ikerik dan asimtomatik
|
Parah
|
Menyebar luas, dapat
berkembang sampai kronis
|
Gagal hepar akut
|
Gagal hepar akut
|
Sumber
|
Darah, feses,saliva, hepar,
empedu
|
Darah, saliva, semen,
sekresi vagina,
|
Melalui darah
|
Melalui darah
|
Darah, feses, saliva
|
1.3 MANIFESTASI KLINIS
Masa
inkubasi masing-masing hepatitis berbeda, antara lain :
a. Hepatitis A
memiliki masa inkubasi 15 – 45 hari (± 4 minggu)
b. Hepatitis B
dan D masa inkubasi 30 – 180 hari (± 4 – 12 minggu)
c. Hepatitis C
masa inkubasi 15 – 160 hari (± 7 minggu)
d. Hepatitis E
masa inkubasi 14 – 60 hari (± 5 – 6 minggu).
Gejala awal
hepatitis bersifat umum dan bervariasi. Gangguan pencernaan seperti
mual,muntah, lemah badan, lemas, pusing, nyeri sendi dan otot, sakit kepala,
mudah silau, nyeri tenggorok, batuk, dan pilek dapat timbul sebelum badan
menjadi kuning selama 1 – 2 minggu. Demam yang tidak terlalu tinggi antara 380-390C
lebih sering terjadi pada hepatitis A dan E. Keluhan lain berupa air seni
menjadi berwarna seperti air teh (pekat gelap) dan warna feses menjadi pucat
terjadi 1 – 5 hari sebelum badan menjadi kuning.
Pada saat
timbul gejala utama yaitu badan dan mata menjadi kuning (kuning kenari),
gejala-gejala awal tersebut biasanya menghilang, tetapi pada beberapa pasien
dapat disertai kehilangan berat badan (2,5 – 5 kg), hal ini biasa dan dapat
terus terjadi selama proses infeksi. Hati menjadi membesar dan nyeri sehingga
keluhan dapat berupa nyeri perut kanan atas, atau terasa penuh di ulu hati.
Terkadang keluhan berlanjut menjadi tubuh bertambah kuning (kuning gelap) yang
merupakan tanda adanya sumbatan pada saluran kandung empedu.
Pada masa
penyembuhan, gejala kuning ini akan berangsur-angsur hilang, tetapi pembesaran
hati dan peningkatan kadar enzim hati masih terjadi, kondisi ini bervariasi
antara 2 – 12 minggu, dan biasanya lebih lama pada infeksi hepatitis B dan C (3
– 4 bulan).
Infeksi
hepatitis B akan diperberat apabila bersamaan dengan infeksi ini terjadi
infeksi hepatitis D atau terjadi infeksi hepatitis D pada kasus infeksi kronis
hepatitis B. Pada pasien dengan gangguan sistem pertahanan tubuh, penderita
yang mengalami infeksi hepatitis B tidak terjadi perbaikan, bahkan
terjadi peningkatan dari HbsAg yang berarti terjadi aktivasi replikasi kembali.
Pada kondisi ini terjadi perubahan genetik dari hepatitis B (mutasi) sehingga
infeksi akan lebih berat.
( Diskes.Jabarprov,2008 )
1.4 PENCEGAHAN
Dimana
penularan melalui fecal oral dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan, menjaga higiene dan sanitasi, menghindari kontak badan dengan
penderita seperti alat makan harus dicuci dan dipakai dengan terpisah, wc
sehabis digunakan penderita dibersihkan dengan antiseptik.
Karena
terbatasnya pengobatan terhadap hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan pada
pencegahan melalui imunisasi. Kini tersedia imunisasi pasif untuk HAV, dan
imunisasi aktif dan pasif untuk HBV.
Hepatitis A
Globulin imun
(IG), dahulu disebut globulin serum imun, diberikan untuk perlindungan sebelum
dan sesudah paparan terhadap HAV. Profilaksis sebelum paparan dianjurkan pada
pelancong yang akan berkunjung ke daerah endemis. Bila kunjungan berlangsung
< 3 bulan diberikan IG dosis tunggal 0,2 ml/kg BB secara IM; bila kunjungan
lebih lama diberikan 0,06 ml/kg BB setiap 4 hingga 6 bulan. Pemberian IG pasca
paparan efektif dalam mencegah atau mengurangi keparahan infeksi HAV, dosis
0,02 mg/kg diberikan sesegera mungkin dalam batas 2 minggu setelah paparan.
Jenis vaksin
untuk hepatitis A berupa partikel virus aktif yang dianaktivasi. Diberikan
dengan dosis 0,5 cc/dosis secara subkutis atau intramuskular. Imunisasi
diberikan pada anak umur > 2 tahun diberikan 3 dosis dengan jadual 0, 1, dan
6 bulan. Kontra indikasi pada anak dengan defisiensi imun (mutlak), efek
samping tidak ada.
Hepatitis B
Kini tersedia
IG HBV titer tinggi (HBIG). Sebaiknya diberikan 0,05 ml/kg HBIG secepatnya pada
individu yang dimasuki darah yang terkontaminasi HBsAG.
Jenis vaksin
untuk hepatitis B yaitu Inaktivated viral vaccine (IVV): vaksin
rekombinan dan plasma derived.. Diberikan dengan dosis 0,5 cc/dosis secara
SC/IM. Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg negatif mendapat ½ dosis anak
vaksin rekombinan dan 1 dosis anak vaksin plasma derived. Dosis kedua
harus diberikan 1 bulan atau lebih setelah dosis pertama.
Bayi yang lahir
dari ibu dengan HBsAg positif mendapat 0,5 cc HBIG dalam waktu 12 jam setelah
lahir dan 1 dosis anak vaksin rekombinan atau 1 dosis anak vaksin plasma
derived pada tempat suntikan yang berlainan. Dosis kedua direkomendasikan
pada umur 1 – 2 bulan dan ketiga 6 – 7 bulan atau bersama dengan vaksin
campak pada umur 9 bulan. Boster diberikan 5 tahun kemudian. Kontra indikasi
pada anak dengan defisiensi imun (mutlak). Efek samping berupa reaksi lokal
ringan dan demam sedang 24 – 48 jam.
1.5 PROGNOSA
Baik apabila
ditunjang dengan imunitas yang baik dan gizi yang mencukupi
1.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
·
Urobilirubin direk
·
Bilirubin serum total ( 0,1-1,2 mg/dl)
·
Bilirubin
·
Urobilinogen urine
·
Urobilinogen feses
·
SGOT (5- 40 u/l)
·
SGPT ( 5-41 u/l )
b. Pemeriksaan protein
·
HBsAg Protein total serum ( 6,1 -8,2 gr %)
·
Albumin serum( 3,8-5,0 gr%)
·
Globulin serum (2,3-3,2 gr%)
c. Waktu protombin, respon waktu protombin terhadap vitamin.
BAB
III
PENUTUP
a.Kesimpulan
hepatitis mempunyai
beragam makna dan arti yang pada umumnya adalah merupakan gangguan pada fungsi
hati atau dapat disebut juga berupa gangguan dan peradangan pada sel – sel
hati. Pengertian hepatitis dapat juga diartikan sebagai peradangan pada hati
yang diakibatkan oleh bermacam – macam penyebab.
b.Saran.
Seperti yang
kita ketahui hepatitis adalah penyakit yang menyerang organ hati, di sebabkan oleh
virus dan sangat berbahaya.oleh karena kita harus selalu menjaga organ hati
kita,dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis.
Untuk mengurangi keterpaparan
infeksi hepatitis dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan sebagai berikut :
- Memeriksakan diri ke dokter
- Pemberian obat secara rutin
- Pemberian vaksin
- Menjalankan pola hidup sehat
- Hindari aktifitas berat
Mudah-mudahan dengan saran yang kami berikan dapat
membantu dalam pengurangan jumlah penderita hepatitis di kalangan masyarakat
terutama di Indonesia
thank you for sharing
BalasHapusviagra jakarta
obat kuat jakarta
viagra asli
jual obat kuat