Yazhid Blog

.

Senin, 20 Maret 2017

MAKALAH HEPATITIS


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.
Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah ” Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai dari virus atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Beberapa jenis virus hepatitis yang diketahui diantaranya adalah : Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis F, dan Hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B).
Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.
Untuk mendeteksi adanya penyakit hepatitis perlu dilakukan serangkaian tes fungsi hati dan sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu :
  1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH, LDH.
  2. Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung empedu, yaitu gamma GT dan alkali phosfatase.
  3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase.          
Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu : HbsAg, HbeAg, anti Hbe dan anti HBv DNA.Jika serangkaian tes menandakan adanya gangguan hati dan diagnosa menunjukan adanya hepatitis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I . Pengertian.
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan oleh  infeksi virus atau pajana ke bahan – bahan toksik. Pada hepatitis virus, Peradangan hati yang berkepanjangan atau berulang, yang biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik, dapat menyebabkab sirosis, suatu keadaan berupa penggantian hepatosit yang rusak secara permanen oleh jaringan ikat. Jaringan hati memiliki kemampuan mengalami regenerasi, dan dalam keadaan normal mengalami pertukaran sel yang bertahap. Apabila sebagian jaringan hati rusak, jaringan yang rusak tersebut dapat diganti melalui peningkatan kecepatan pembelahan sel – sel yang sehat. Tampaknya terdapat suatu faktor dalam darah yang bertanggung jawab mengatur proliferasi sel hati, walaupun sifat dan mekanisme factor pengatur ini masih merupakan misteri. Namun, seberapa cepat hepatosit dapat diganti memiliki batas. Selain hepatosit, di antara lempeng – lempeng hati juga ditemukan beberapa fibroblast ( sel jaringan ikat ) yang membentuk jaringan penunjang bagi hati. Bila hati berulang – ulang terpajan ke bahan – bahan toksik, misalnya alcohol, sedemikian seringnya, sehingga hepatosit baru tidak dapat beregenerasi cukup cepat untuk mengganti sel – sel yang rusak, fibroblast yang kuat akan memanfaatkan situasi dan melakukan proliferasi berlebihan. Tambahan jaringan ikat ini menyebabkan ruang untuk pertumbuhan kembali hepatosit berkurang.
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999). Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan. Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi, ingesti, atau pemberian obat secara parenteral (IV) . Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin, seperti : industri toxins, alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.
Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik (hepatitis B,C) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ). hepatitis  yang biasanya disebabkan oleh obat-obatan, alkohol (hepatitis alkoholik), dan obesitas serta gangguan metabolisme yang menimbulkan nonalkoholik steatohepatitis (NASH) disebut Hepatitis Nonvirus.
Pengertian hepatitis mempunyai beragam makna dan arti yang pada umumnya adalah merupakan gangguan pada fungsi hati atau dapat disebut juga berupa gangguan dan peradangan pada sel – sel hati. Pengertian hepatitis dapat juga diartikan sebagai peradangan pada hati yang diakibatkan oleh bermacam – macam penyebab. Hepatitis dapat ditularkan juga oleh infeksi yang bernama ‘Cytomegalovirus ( CMV )’ dan virus yang bernama ‘monoknukleosis infeksiosa’. Adapun jenis hepatitis yang disebabkan bukan dari virus atau non-virus adalah karena seseorang gemar mengkonsumsi alkohol serta obat-obatan terlarang.
              Selain seperti yang dijelaskan di atas, pengertian hepatitis juga dapat dibedakan dari beberapa jenis hepatitis yang umumnya ditentukan oleh faktor penyebabnya. Penyebab hepatitis adalah virus, yang terbagi ke dalam lima jenis dan ditambah 2 jenis, yaitu jenis hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G. Pengertian hepatitis secara lebih dalam dapat diartikan sebagai peradangan pada fungsi hati yang diakibatkan oleh agen yang menjadi penyebab infeksi, serta toksin, dan obat termasuk senyawa kimia lainnya.Berikut beberapa pengertian hepatitis yang dapat Anda pelajari, yaitu:
- Hepatitis Akut: hepatitis yang kelangsungan penyakitnya terhitung dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan yang disebabkan oleh minuman keras dan beralkohol. Penyakit hepatitis akut ini disebabkan oleh racun yang masuk ke dalam jaringan tubuh.
- Hepatitis Kronis: hepatitis yang kelangsungan penyakitnya terjadi dalam kurun waktu lebih dari 6 bulan. Hepatitis kronis ini disebabkan oleh faktor keturunan, tetapi dapat juga disebabkan oleh penggunaan alkohol atau minuman keras.

1.1 Definisi penyakit

HEPATITIS A
Etiologi. Virus hepatitis A (HAV) merupakan virus RNA kecil yang berdiameter 27 nm, virus ini dapat dideteksi di dalam feses pada akhir masa inkubasi dan dalam fase preikterik. 5
Epidemiologi. HAV merupakan jenis infeksi hepatitis virus yang paling sering di Amerika Serikat. Pada tahun 1988, 50% dari kasus hepatitis yang dilaporkan adalah infeksi Virus hepatitis A (HAV).Virus  hepatitis A menyebabkan kebanyakan kasus hepatitis pada anak dan dewasa muda.
Masa inkubasi. Masa inkubasi penyakit ini 2 – 6 minggu sejak pemaparan hingga munculnya ikterus pada penderita. Titer HAV tertinggi di dalam tinja adalah menjelang awitan terjadinya kenaikan bilirubin. Meskipun virus dapat dikenali di dalam tinja selama beberapa hari setelah awitan ikterus, selama masa ini belum digambarkan tentang sifat penularan penyakit. 2
Penularan.  Penyakit ini bersifat sangat menular. Penularan secara fecal oral dengan menelan makanan yang sudah terkontaminasi, kontak dengan penderita melalui kontaminasi feces pada makanan atau air minum, atau dengan memakan kerang yang mengandung virus yang tidak dimasak dengan baik. 1,2,3,4
Diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Gambaran klinis, sebelum timbulnya ikterus biasanya didahului oleh suatu masa prodormal yang berlangsung sekitar 2 minggu dengan malaise, anoreksia, dan sering gejala gastrointestinalis, disertai nyeri perut atas.
Pada tes serologis, IgM HAV berkembang sebelum mulainya ikterus dan sementara tes IgM anti-HAV meningkat pada infeksi akut atau fase ikterus.

HEPATITIS B
Etiologi. Infeksi virus hepatitis B (HBV) sebelumnya dinamai “hepatitis serum” disebabkan oleh virus kelompok hepadnavirus. Virus tersebut mengandung DNA. 4
 Epidemiologi.
Hepatitis B adalah penyakit infeksi virus hati yang menurut perkembangannya apabila tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi sirosis hati, karsinoma hepatoseluler bahkan tidak jarang menyebabkan kematian. Menurut WHO, sedikitnya 350 juta penderita carrier hepatitis B terdapat di seluruh dunia, 75%-nya berada di Asia Pasifik. Diperkirakan setiap tahunnya terdapat 2 juta pasien meninggal karena hepatitis B. Hepatitis B mencakup 1/3 kasus pada anak. 3,4
Masa inkubasi.
 Pada umumnya infeksi virus hepatitis B terjadi lebih lambat dibandingkan dengan infeksi virus hepatitis A. Hepatitis B cencerung relatif lebih ringan pada bayi dan anak-anak serta mungkin tidak diketahui. Beberapa penderita infeksi terutama neonatus akan menjadi karier kronis. Masa inkubasi hepatitis B dimulai sejak pemaparan hingga awitan ikterus selama 2 – 5 bulan. Pada penyakit ini tidak terdapat prevalensi yang berhubungan dengan musim.  2
Penularan.  Kontak dengan penderita melalui parenteral yang berasal dari produk-produk darah secara intravena, kontak seksual, dan perinatal secara vertikel (dari ibu ke janin). 1,2,3,4
Diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Riwayat ikterus pada para kontak keluarga, kawan-kawan sekolah, pusat perawatan bayi, teman-teman atau perjalanan ke daerah endemi dapat memberikan petunjuk tentang diagnosis.
Gambaran klinis, sebelum timbulnya ikterus biasanya didahului oleh suatu masa prodormal seperti malaise, anoreksia, dan sering gejala gastrointestinalis, disertai nyeri perut atas. Pemeriksaan laboratorium menunjukan hiperbilirubinemia, kenaikan kadar transaminase serum. Pada tes serologis didapatkan HBsAg (+), Ig M Anti HBc (+).

HEPATITIS C
Etiologi. HCV tampaknya merupakan virus RNA kecil terbungkus lemak, diameternya sekitar 30 – 60 nm. 4
Epidemiologi. Infeksi virus hepatitis C (HCV) merupakan infeksi hepatitis kronik yang ditemukan tersering di negara-negara maju. Prevalensinya berkisar 1-2%. Di Indonesia ternyata menurut survai pada atahun 1993 prevalensi anti HCV berkisar dari 2.5 – 3.4% (3). Diperkirakan sekitar  5 s/d 7,5 juta penduduk Indonesia terkena infeksi kronik denan HCV, berarti bahwa HCV penyebab penyakit hati kronik ke-2 setelah hepatitis B. 4
Masa inkubasi. Masa inkubasi berkisar antara 15 sampai 160 hari, rata-rata sekitar 50 hari.  2
Penularan.  Seperti HBV, maka HCV diduga terutama ditularkan melalui jalan parenteral dan kemungkinan melalui kontak seksual. 1,2,3,4
Diagnosis. Penyakit ini seringkali asimtomatik atau dengan keluhan terutama perasaan lelah. Mungkin ada riwayat pernah transfusi atau penyalahgunaan obat suntik; tetapi sering pula tidak ada riwayat yang relevan. Perjalanan penyakit berlangsung secara perlahan-lahan ditandai dengan fluktuasi transaminase yang terjadi dalam beberapa tahun. Setiap peninggian enzim ini ada kaitannya dengan episode viremia. Kadar transaminase rata-rata biasanya tiga kali nilai normal. Kadar albumin dan bilirubin mula-mula normal, secara perlahan menjadi abnormal. Tanda-tanda hipertensi portal jarang ditemukan pada awal berobat, spenomegali ditemukan pada 50% kasus. Perdarahan varises esofagus merupakan gejala pada stadium lanjut.Terjadi trombositopenia sejalan dengan pembesaran limpa. Pada tes serologis ditemukan Anti-HCV dan RNA HCV.

HEPATITIS D
Etiologi. Hepatitis D disebabkan oleh HDV, merupakan virus RNA  yang berukuran 35 nm, anehnya virus ini membutuhkan HBsAg untuk berperan sebagai lapisan luar partikel yang menular. Sehingga hanya penderita yang positif terhadap HBsAg dapat tertular oleh HDV.
Epidemiologi. Hepatitis D terjadi pada hanya sebagian kecil anak.
Masa inkubasi. Masa inkubasi diduga menyerupai HBV yaitu sekitar 2 bulan.  
Penularan. Penularannya terutama melalui serum, dan di AS penyakit ini terutama menyerang orang yang memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemofilia.
Diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik hepatitis yang ditemui dan didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Pada tes serologis ditemukan HBsAg (+) dan ditemukan delta antigen.

HEPATITIS E
Etiologi. Hepatitis E disebabkan oleh HEV, merupakan virus RNA kecil, diameternya kurang lebih 32 sampai 34 nm. Virus ini diidentifikasi oleh Bradley tahun 1990. 4
Epidemiologi. Hepatitis E jarang menyebabkan kasus  hepatitis pada anak. Paling sering menyerang orang dewasa muda sampai setengah umur, dan pada wanita hamil didapatkan angka mortalitas yang sangat tinggi yaitu 20%. 5
Masa inkubasi. Masa inkubasi sekitar 6 minggu.  4
Penularan. Seperti halnya HAV, infeksi HEV ditularkan melalui jalan fekal-oral. 4
Diagnosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik hepatitis yang ditemui dan didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Sejauh ini, usaha untuk mengembangkan suatu tes serologis untuk virus ini masih belum berhasil.

    1.2  ETIOLOGI
Penyebab hepatitis bermacam-macam. Pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi. Penyebab-penyebab tersebut antara lain:
    Infeksi virus
Tipe
Hepatitis A
Hepatitis B
Hepatitis C
Hepatitis D
Hepatitis E
Virus
Jenis hepatovirus dari picornavirus family
Hepadnavirus
Virus rna genus hepacivirius dari famili flaviridae
Virus rna hepatitis delta atau hdv
Virus dari kotoran
Penyebaran
Fekal oral melalui orang lain
Parenteral seksual, parnatal
Parental jarang, seksual, orang ke orang, perinatal
Parental perinatal, infeksi dari hepatitis tipe B
Fekal oral
Keparahan
Ikerik dan asimtomatik
Parah
Menyebar luas, dapat berkembang sampai kronis
Gagal hepar akut
Gagal hepar akut
Sumber
Darah, feses,saliva, hepar, empedu
Darah, saliva, semen, sekresi vagina,
Melalui darah
Melalui darah
Darah, feses, saliva

   
   1.3 MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi masing-masing hepatitis berbeda, antara lain :
a.       Hepatitis A memiliki masa inkubasi 15 – 45 hari (± 4 minggu)
b.      Hepatitis B dan D masa inkubasi 30 – 180 hari (± 4 – 12 minggu)
c.       Hepatitis C masa inkubasi 15 – 160 hari (± 7 minggu)
d.      Hepatitis E masa inkubasi 14 – 60 hari (± 5 – 6 minggu).
Gejala awal hepatitis bersifat umum dan bervariasi. Gangguan pencernaan seperti mual,muntah, lemah badan, lemas, pusing, nyeri sendi dan otot, sakit kepala, mudah silau, nyeri tenggorok, batuk, dan pilek dapat timbul sebelum badan menjadi kuning selama 1 – 2 minggu. Demam yang tidak terlalu tinggi antara 380-390C lebih sering terjadi pada hepatitis A dan E. Keluhan lain berupa air seni menjadi berwarna seperti air teh (pekat gelap) dan warna feses menjadi pucat terjadi 1 – 5 hari sebelum badan menjadi kuning.

Pada saat timbul gejala utama yaitu badan dan mata menjadi kuning (kuning kenari), gejala-gejala awal tersebut biasanya menghilang, tetapi pada beberapa pasien dapat disertai kehilangan berat badan (2,5 – 5 kg), hal ini biasa dan dapat terus terjadi selama proses infeksi. Hati menjadi membesar dan nyeri sehingga keluhan dapat berupa nyeri perut kanan atas, atau terasa penuh di ulu hati. Terkadang keluhan berlanjut menjadi tubuh bertambah kuning (kuning gelap) yang merupakan tanda adanya sumbatan pada saluran kandung empedu.
Pada masa penyembuhan, gejala kuning ini akan berangsur-angsur hilang, tetapi pembesaran hati dan peningkatan kadar enzim hati masih terjadi, kondisi ini bervariasi antara 2 – 12 minggu, dan biasanya lebih lama pada infeksi hepatitis B dan C (3 – 4 bulan).
Infeksi hepatitis B akan diperberat apabila bersamaan dengan infeksi ini terjadi infeksi hepatitis D atau terjadi infeksi hepatitis D pada kasus infeksi kronis hepatitis B. Pada pasien dengan gangguan sistem pertahanan tubuh, penderita yang mengalami infeksi  hepatitis B tidak terjadi perbaikan, bahkan terjadi peningkatan dari HbsAg yang berarti terjadi aktivasi replikasi kembali. Pada kondisi ini terjadi perubahan genetik dari hepatitis B (mutasi) sehingga infeksi akan lebih berat.
( Diskes.Jabarprov,2008 )

1.4 PENCEGAHAN
Dimana penularan melalui fecal oral dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan lingkungan, menjaga higiene dan sanitasi, menghindari kontak badan dengan penderita seperti  alat makan harus dicuci dan dipakai dengan terpisah, wc sehabis digunakan penderita dibersihkan dengan antiseptik.
Karena terbatasnya pengobatan terhadap hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan pada pencegahan melalui imunisasi. Kini tersedia imunisasi pasif untuk HAV, dan imunisasi aktif dan pasif untuk HBV.

Hepatitis  A
Globulin imun (IG), dahulu disebut globulin serum imun, diberikan untuk perlindungan sebelum dan sesudah paparan terhadap HAV. Profilaksis sebelum paparan dianjurkan pada pelancong yang akan berkunjung ke daerah endemis. Bila kunjungan berlangsung < 3 bulan diberikan IG dosis tunggal 0,2 ml/kg BB secara IM; bila kunjungan lebih lama diberikan 0,06 ml/kg BB setiap 4 hingga 6 bulan. Pemberian IG pasca paparan efektif dalam mencegah atau mengurangi keparahan infeksi HAV, dosis 0,02 mg/kg diberikan sesegera mungkin dalam batas 2 minggu setelah paparan.
Jenis vaksin untuk hepatitis A berupa partikel virus aktif yang dianaktivasi. Diberikan dengan dosis 0,5 cc/dosis secara subkutis atau intramuskular. Imunisasi diberikan pada anak umur > 2 tahun diberikan 3 dosis dengan jadual 0, 1, dan 6 bulan. Kontra indikasi pada anak dengan defisiensi imun (mutlak), efek samping tidak ada.

Hepatitis B
Kini tersedia IG HBV titer tinggi (HBIG). Sebaiknya diberikan 0,05 ml/kg HBIG secepatnya pada individu yang dimasuki darah yang terkontaminasi HBsAG.
Jenis vaksin untuk hepatitis B yaitu Inaktivated viral vaccine (IVV): vaksin rekombinan dan plasma derived.. Diberikan dengan dosis 0,5 cc/dosis secara SC/IM. Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg negatif mendapat ½ dosis anak vaksin rekombinan dan 1 dosis anak vaksin plasma derived. Dosis kedua harus diberikan 1 bulan atau lebih setelah dosis pertama.
Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif mendapat 0,5 cc HBIG dalam waktu 12 jam setelah lahir dan 1 dosis anak vaksin rekombinan atau 1 dosis anak vaksin plasma derived pada tempat suntikan yang berlainan. Dosis kedua direkomendasikan pada umur 1 – 2 bulan dan ketiga  6 – 7 bulan atau bersama dengan vaksin campak pada umur 9 bulan. Boster diberikan 5 tahun kemudian. Kontra indikasi pada anak dengan defisiensi imun (mutlak). Efek samping berupa reaksi lokal ringan dan demam sedang 24 – 48 jam.

1.5 PROGNOSA
Baik apabila ditunjang dengan imunitas yang baik dan gizi yang mencukupi

1.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
        1. Laboratorium
       a. Pemeriksaan pigmen
                ·         Urobilirubin direk
                ·         Bilirubin serum total ( 0,1-1,2 mg/dl)
                ·         Bilirubin
                ·         Urobilinogen urine
                ·         Urobilinogen feses
                ·         SGOT (5- 40 u/l)
                ·         SGPT ( 5-41 u/l )
                  b. Pemeriksaan protein
                ·         HBsAg Protein total serum ( 6,1 -8,2 gr %)
                ·         Albumin serum( 3,8-5,0 gr%)
                ·         Globulin serum (2,3-3,2 gr%)
      c. Waktu protombin, respon waktu protombin terhadap vitamin.
                                                                                                             

BAB III
PENUTUP

a.Kesimpulan
hepatitis mempunyai beragam makna dan arti yang pada umumnya adalah merupakan gangguan pada fungsi hati atau dapat disebut juga berupa gangguan dan peradangan pada sel – sel hati. Pengertian hepatitis dapat juga diartikan sebagai peradangan pada hati yang diakibatkan oleh bermacam – macam penyebab.

b.Saran.
Seperti yang kita ketahui hepatitis adalah penyakit yang menyerang organ hati, di sebabkan oleh virus dan sangat berbahaya.oleh karena kita harus selalu menjaga organ hati kita,dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis.
 Untuk mengurangi keterpaparan infeksi hepatitis dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan sebagai berikut :
  • Memeriksakan diri ke dokter
  • Pemberian obat secara rutin
  • Pemberian vaksin
  • Menjalankan pola hidup sehat
  • Hindari aktifitas berat
Mudah-mudahan dengan saran yang kami berikan dapat membantu dalam pengurangan jumlah penderita hepatitis di kalangan masyarakat terutama di Indonesia



1 komentar

Recent Posts