Mengapa
laboratorium perlu menerapkan standar ISO/IEC 17025? Menerapkan standar
internasional terkait sistem manajemen dan kompetensi lab termasuk ISO/IEC
17025 tentu merupakan sebuah keputusan stratejik manajemen laboratorium.
Penerapan ISO/IEC 17025 membutuhkan usaha dan biaya yang tidak sedikit. Selain
itu dibutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh personil laboratorium untuk
memahami dan menerapkan standar ini, disamping juga selalu menjaga kompetensi
mereka.
ISO/IEC
17025 adalah standar yang bersifat voluntary, artinya boleh diterapkan secara
sukarela. Segala usaha yang dibutuhkan, biaya yang tinggi, juga komitmen yang
kuat dari personil untuk menerapkan sebuah standar yang sifatnya voluntary
pasti perlu didasari alasan yang kuat. Salah satu alasan yang paling kuat
adalah karena laboratorium sadar dan merasa perlu untuk memberikan jaminan atas
hasil pengujian/kalibrasi yang mereka keluarkan. Hasil pengujian atas produk
akan menentukan kesesuaian produk tersebut terhadap persyaratan. Bisa juga
berdampak terhadap produsen produk tersebut.
Hasil
pengujian obat akan menentukan apakah obat bisa memenuhi persyaratan standar,
dan akan berdampak kepada konsumen (pasien). Jika obatnya tidak bermutu, maka
akan membahayakan pasien, dan bisa juga berdampak pada rusaknya citra
perusahaan. Dalam aplikasi lain, pengujian limbah misalnya, hasil pengujian
atas suatu sampel limbah dari satu perusahaan bisa juga berdampak pada
perusahaan penghasil limbah tersebut, jika limbahnya diatas baku mutu, maka
perusahaan akan berpotensi terkena sanksi.
Atas
pentingnya penggunaan data hasil pengujian, maka kompetensi laboratorium yang
melakukan pengujian harus dipastikan. Laboratorium harus dapat menjamin bahwa
hasil uji yang dikeluarkan valid dan terpercaya. Laboratorium sebaiknya sadar
mengenai perlunya penjaminan kualitas data hasil pengujian, sebaliknya konsumen
juga perlu selektif memilih laboratorium yang kompeten.
Untuk
bisa memberikan hasil uji yang valid, laboratorium perlu menerapkan standar
kompetensi laboratorium, dalam hal ini ISO/IEC 17025. Selain alasan tersebut,
hal lain yang mendasari perlunya lab menerapkan ISO/IEC 17025 adalah agar hasil
pengujian dari laboratorium dapat diterima oleh pihak lain. Jadinya ada
persepsi yang sama atas hasil pengujian, adanya keberterimaan hasil secara
global. Hasil 5000 kkal/kg utk nilai kalori suatu sampel batubara yang diuji di
Surabaya seharusnya juga sama dengan hasil yang dikeluarkan oleh laboratorium
lain di Medan untuk sampel yang sama. Hasil yang sama ini bisa dicapai jika
kondisi sampelnya sama dan juga kompetensi laboratoriumnya setara.
Dengan adanya skema
akreditasi laboratorium oleh KAN dan juga konsep MRA di ILAC/APLAC, maka
kompetensi lab akan diakui setara dimanapun. Pengakuan ini pun akan membawa
kepada keyakinan pada hasil pengujian lab2 tersebut. Sehingga, sudah tidak
diperlukan lagi pengujian berulang2 oleh lab2 yang berbeda untuk sampel yang
sama. Semua pihak diharapkan memiliki persepsi yang sama terhadap hasil uji
suatu sampel produk, sehingga menjamin adanya keberterimaan hasil dimanapun,
dan pada akhirnya akan membantu untuk mengurangi hambatan teknis perdagangan dalam
hubungan ekspor-impor.