Yazhid Blog

.

Minggu, 14 April 2013

Pemeriksaan golongan darah

GOLONGAN DARAH ABO & Rh Sejak penemuan Landsteiner (1901) sampai sekarang, telah diketemukan lebih dari 400   antigen golonqan ... thumbnail 1 summary


GOLONGAN DARAH ABO & Rh

Sejak penemuan Landsteiner (1901) sampai sekarang, telah diketemukan lebih dari 400  antigen golonqan darah dalam eritrosit. Tapi untuk kegunaan praktek, klinis yang terpenting hanya sistem golongan darah ABO dan Rh.
Pada sistem golongan darah ABO hanya ada 4 golongan darah yaitu. A, B, AB dan 0. Golongan tersebut. ber­dasarkan atas ada atau tidak adanya antigen A dan antigen B. Disamping itu juga ada 2 sub golongan dari golongan A1      dan AlB                                  serta - A2 dan A2B.
Dalam serum golongan 0 normal mengandung anti‑A dan anti‑B, serta golongan A hanya mengandung anti‑B, golongan B mengandung anti‑A dan golongan AB tidak mengandung baik anti‑A maupun anti.‑B.
Antibodi yang hanya reaktif terhadap Al dan A1B adalah anti‑Al kadang terdapat pada seseorang golongan A2. Antibodi yang paling kuat yang reaktif terhadap golongan O  dan A2 disebut anti-H, kadang juga terdapat pada seseorang dengan golongan darah Al, atau A1B atau­ B. Tetapi untungnya bahwa kedua antibodi ini termasuk cold‑agglutinin atau aglutinin dingin yang jarang sekali reaktif terhadap antigen eritrosit pada suhu < 30 C.
Pada sistem Rh untuk kepentingan klinik cukup menentukan apakah seseorang negatif. Biasanya dengan memeriksa.reaksi sel eritrosit seseorang penderita terhadap antigen Rh yang dikenal  dengan nama anti‑D.
Oleh karena reaksi yang terjadi antara antigen – anti bodi adalah aglutinasi maka antigen (Ag) disebut juga aglutinasi & antibodi (Ab) disebut agglutinin.

A.    Pra Analitik
1.      Persiapan penderita: tidak memerlukan persiapan khusus
2.      Persiapan sample:
Suspensi eritrosit yang akan diperiksa dari darah utuh atau darah EDTA atau darah antikoagulan lainnya yang dicuci dalam saline 0.85 % 3 X, lalu eritrosit yang telah dicuci tambah 0.3 ml saline = suspensi 50 %) atau dari serum yang akan diperiksa.
3.      Prinsip:
Reaksi antigen‑antibodi, suspensi eritrosit direaksikan dengan macam‑macam antibodi yang telah diketahui, golongan darah sesuai dengan antigen yang terkandung dalam eritrosit (dimana terijadi aglutinasi) . Bila antigen_ada dalam eritrosit seseorang maka serumnya tidak mengandung antibodinya
 

golongan darah                   antigen dalam eritrosit      antibodi dalam serum
O                                 nihil                    anti‑Adan anti‑B                      A           A                                    anti‑ B
                       B                                 B                        anti‑ A
                    AB                                 AB                     nihil
 

Ada 2 cara : a) menggunakan antiserum yang telah diketahui serta sel eritrosit yang diperiksa.
b)         menggunakan sel‑sel eritrosit golongan Al dan B serta serum yang diperiksa.
4.      Alat dan bahan
1. Suatu panel serum yang terdiri atas:  
          a. serum anti-A biasanya berwarna _biru atau hijau,
          b. serum anti‑B biasanya berwarna kuning,
          c. serum inti‑AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna.
2. Suatu panel sel terdiri atas
a. sel‑sel golongan Al
b. sel‑sel golongan B
3. Larutan saline 0.85%
4. Pipet Pasteur, tabung reaksi 75 x 8 mm
5. Alat sentrifus dan mikroskop

B.     Analitik
      Cara Kerja :
Ada 2 metode
Metode kaca objek :
1. Buatlah suspensi eritrosit yang akan diperiksa/donor/ resipien sebaqai berikut: ke dalam tabung reaksi masukkan 3 tetes darah, tambahkan saline secukupnya, tutup dengan parafilm/plastik dan campur dengan membolak-balikkan tabung 3x : kemudian sentrifus dengan 1.000 rpm selama 1 menit dan buanglah cairan supernatannya. Ulangilah 3 kali, sesudah itu encerkan dengan saline sebanyak 27 tetes, sehinqga didapat suspensi eritrosit 10 %.
2. Pada sebuah kaca obyek teteskan 1 tetes serum anti‑A disebelah kiri, tetes serum, anti‑B ditengah dan 1 tetes serum anti‑AB disebelah kanan. Pada kaca obyek yang lain teteskan 1 tetes serum anti‑D disebelah    kiri dan 1 tetes serum yang akan diperiksa sebagai kontrol disebelah kanan.
3. Pada masing‑masing serum teteskan 2 tetes suspensi eritrosit, campurkan dengan cara goyangkan kedepan dan kebelakang, sambil diamati aglutinasi yang akan terjadi. Pengamatan dilakukan dalam waktu 2 menit setelah percampuran serum dan suspensi eritrosit.

Metode tabung reaksi

1. Buatlah suspensi eritrosit 2 % (dengan cara seperti di atas).
2. Kedalam 5 tabung reaksi 75 x 8 mm, masing‑masing diberi label dan diisi sesuai dengan labelnya yaitu 1 tetes serum anti‑A, serum anti‑B, serum anti‑AB, serum anti‑D ‑dan serum yang diperiksa sebagai kontrol.
3. Ke dalam masing‑masing tabung ditambah 2 tetes suspensi eritrosit yang akan diperiksa 2 %. Campur dan sentrifus masing‑masing tabung pada 1.000 rpm selama 1 menit, kemudian amatilah aglutinasi yanq terjadi.






C.     Pasca Analitik
Cara Penilaian
 

Aglutinasi terjadi pada                                                     Penilaian
anti‑A  anti‑B  anti‑AB  anti‑D                                golongan darah         Rh
+              -           +            +                                          A                         Positif
-               +          +            -                                           B                        Negatif
+              +          +            -                                         AB                      Negatif
-               -           -             -                                           0                        Negatif
                                                                                       
Serum kontrol tidak terjadi aglutinasi, bila terjadi aglutinasi dan tidak ada kesalahan maka kemungkinan mempunyai­ antibodi (aglutinin) dingin/panas, perlu pemeriksaan lebih lanjut.

Sumber kesalahan
1.   Masing‑masing serum tidak boleh tercemar oleh serum yang lain.
2.   Suspensi eritrosit juga tidak boleh tercemar oleh panel sel.
3.   Kalau hasil pengamatan aglutinasi meragukan, maka dapat diamati dibawah mikroskop. (Hati‑hati jangan sampai keliru dengan reauleoux).



Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts