BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ginjal merupakan salah satu organ yang sangat penting di
dalam tubuh kita, karena ginjal memiliki
fungsi yang sangat penting yaitu menyaring darah dalam tubuh dan
mengekskresikan urin.
Setiap harinya pasti kita selalu mengeluarkana air kemih yang
disebut urin tanpa mengetahui proses yang terjadi sebelum air kemih itu
di keluarkan, atau bagaimana darah
dalam nadi kita mengalir tanpa kita ketahui
apakah darah itu disaring pada saat dialirkan.
Kelompok
bahan kimia mengacu kepada senyawa berberat molekul rendah yang mengandung
nitrogen dan dibedakan dari protein. Nitrogen nonprotein (NNP) mencakup ureum,
kreatinin, asam urat, amonia, dan asam amino. Senyawa-senyawa ini adalah produk
sampingan dari metabolisme protein atau asam nukleat. Senyawa ini terdapat
dalam konsentrasi miligram/desiliter atau kurang karena cepat dikeluar melalui
urine. Dahulu, sebelum tersedianya analisis spesifik-enzim, pengukuran NNP
digunakan sebagai indeks fungsi ginjal. Namun, dengan tersedianya pemeriksaan
modern untuk masing-masing senyawa tidak lagi diperlukan penentuan NNP.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
untuk mengetahui apa
itu ureum,kretinin, asam urat dan urea clearance
2.
untuk mengetahui
pemeriksaan ureum, kreatinin, asam urat,dan ureaclearence
3.
untuk mengetahui
pengaruh akan kelebihan kadar urea, kreatinin, asam urat, dan urea clearance
terhadap tubuh khususnya ginjal
4.
untuk mengenal apa itu urin
5.
untuk mengetahui kandungan dalam urine
6.
untuk dapat mengetahui warna urine
7.
untuk mengetahui fungsi urine
8.
untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan urine
1.3 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Apa itu ureum, kretinin, asam urat, dan urea klearence ?
2.
Bagaimana tes laboratorium teradap ureum, kreatinin, asam
urat, dan urea clearence ?
3.
Penyakit apa yang disebabkan apabila kelebian kadar ureum,
kreatinin,asam urat, dan urea clearence dalam darah ?
4.
Apa yang dimaksud
dengan urine ?
5.
Apa kandungan
urine ?
6.
Mengapa urine
berwarna – warni ?
7.
Apa fungsi urine
?
8.
Bagaimana
pemeriksaan urine ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SENYAWA NON PROTEIN
NITROGEN (NPN)
Senyawa Non
Protein Nitrogen (NPN) adalah senyawa – senyawa nitrogen bukan protein yang
berasal dari katabolisme protein dan asam nukleat.
Dalam plasma terdapat lebih dari 15
macam zat NPN, antara lain :
2.1.1 Asam urat
Asam Urat merupakan sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein atau
dari peguraian senyawa purin (sel tubuh
yang rusak), yang seharusnya
dibuang melalui ginjal,
feses atau keringat. Penyakit yang timbulkan
asam urat.
Biasanya
25 persen orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit gout. Itu
disebut awal stadium, asimtomatik, tanpa gejala. Pada setiap orang
berbeda-beda. Ada yang bertahun-tahun sama sekali tidak muncul gejalanya,
tetapi ada yang muncul gejalanya di usia 20 tahun, 30 tahun, atau 40 tahun.
Artristis
gout muncul sebagai serangan keradangan sendi yang timbul berulang-ulang.
Gejala khas dari serangan artritis gout adalah pembengkakan, kemerahan, nyeri
hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak
(akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam.
Perjalanan
penyakit gout sangat khas dan mempunyai tiga tahapan. Tahap pertama disebut
tahap artritis gout akut. Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan
artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam
waktu 5-7 hari.
Karena
cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena
infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan
pemeriksaan lanjutan.
Bahkan,
dokter yang mengobati kadang-kadang tidak menduga penderita terserang penyakit
gout. Karena serangan pertama kali ini singkat waktunya dan sembuh sendiri,
sering penderita berobat ke tukang urut dan waktu sembuh menyangka hal itu
disebabkan hasil urutan/pijatan. Padahal, tanpa diobati atau diurut pun serangan
pertama kali ini akan hilang sendiri.
Setelah
serangan pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal. Pada keadaan
ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka waktu
antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula
yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1-2 tahun. Panjangnya jangka
waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan
artritis gout akut atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada
hubungannya dengan penyakit gout.
Tahap
kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intemiten. Setelah melewati masa
gout interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, penderita akan memasuki
tahap ini, ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita
akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan
serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin
panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak.
Tahap
ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi
bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini
akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang
disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk
seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini
akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada
kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat
menggunakan sepatu lagi
Yang
paling penting untuk diketahui adalah kalau asam urat tinggi dalam darah, tanpa
kita sadari akan merusak organ-organ tubuh, terutama ginjal, karena saringannya
akan tersumbat. Tersumbatnya saringan ginjal akan berdampak munculnya batu
ginjal, atau akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal.
Pemeriksaan Asam Urat :
A. Pra
Analitik
Pra analitik meliputi
persiapan pasien, dan pengambilan sampel. Pada pemeriksaan asam urat tidak
dibutuhkan adanya persiapan sampel yang khusus seperti halnya pada pemeriksaan
glukosa darah.
B.
Analitik
Prosedur
kerja
Bahan
|
Blanko
|
Standar
|
Sampel
|
1. Larutan
kerja
2. Larutan
standar
3. Sampel
4. H2O
|
1000 µL
-
-
20 µL
|
1000 µL
20 µL
-
-
|
1000 µL
-
20 µL
-
|
Campur dan inkubasi
selama 5-30 menit pada 30 0c , baca pada spektrofotometer dengan
panjang gelombamg λ 546 nm.
C.
Pasca Analitik
Pada
pasca analitik meliputipembacaan hasil
Nilai
rujukan
Laki-laki : 3,4-7,0
mg/dl
Wanita : <5,7mg/dl
Anak : 2,5-5,5 mg/dl
Lansia : 3,5-8,5 mg/dl
2.1.2 Kreatinin
Kreatinin
adalah hasil akhir dari metabolisme keratin. Penyakit yang ditimbulkan akibat
kelebihan kadar kreatinin yaitu gagal ginjal, penyakit ini dapat dibantu diagnosis dengan melihat hasil tes laboratorium
disamping pemeriksaan penunjang lainnya, anamnesis dan pemeriksaan fisik. Fungsi utama ginjal adalah membersihkan
darah dari sisa-sisa hasil
Metabolisme
tubuh yang berada di dalam darah dengan cara menyaringnya. Jika kedua ginjal
gagal menjalankan fungsinya (tahap akhir penyakit ginjal), sisa-sisa hasil metabolisme yang
diproduksi oleh sel normal akan kembali masuk ke dalam darah (uremia). Gagal
ginjal bisa terjadi jika terdapat gangguan pada pembuluh darah vena atau sistem penyaringannya. Namun, bisa juga
berasal dari masalah-masalah kesehatan
yang lain, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes atau adanya masalah dengan sistem penyaringan pada
ginjal (seperti pada keadaan glomerulonefritis
atau penyakit ginjal polikistik). Pada kasus lainnya juga ditemukan adanya masalah pada saluran
kemih.
Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan agar fungsi ginjal tidak bertambah parah,
yakni:
1.
Mengkonsumsi makanan rendah protein.
Tubuh memerlukan protein untuk membentuk otot. Tapi
bagi penderita penyakit ginjal, kelebihan protein menyebabkan gang-guan pada
proses filtrasi atau penyaringan, sehingga terjadilah peningkatan sisa hasil
metabolisme protein dalam darah. Anda dapat mencegah hal ini dengan
mengkonsumsi makanan rendah protein.
2.
Mengkonsumsi sedikit garam. Garam
natrium berfungsi untuk mempertahankan cairan
dalam tubuh Anda. Untuk mengurangi kadar garam dalam tubuh, bila Anda membeli
makanan, periksalah label makanan carilah makanan yang mempunyai kandungan
natrium di bawah 400 mg untuk sekali makan, gunakan saus yang berkadar natrium
rendah, dan jangan gunakan garam pengganti yang mengandung kalium.
3.
Tidak minum terlalu banyak. Ginjal yang
normal dapat mengatur keseimbangan cairan yang masuk dan ke luar dari tubuh.
Jika ginjal Anda mengalami gangguan, maka akan terjadi masalah pada pembentukan
urine. Anda harus membatasi konsumsi air. Sebaiknya hisaplah air jeruk lemon
untuk membasahi bibir yang kering, minumlah hanya untuk mengatasi haus, dan
jika Anda menderita diabetes, jagalah kadar gula Anda, agar
Anda tidak merasa terlalu haus.
4.
Tidak mengkonsumsi fosfat. Makanan dari
produk susu, kacang-kacangan yang dikeringkan
dan coklat mengandung banyak fosfat. Jika banyak mengkonsumsi makanan ini, maka
kadar fosfat dalam darah meningkat dan menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh.
A.
Pra Analitik
Meliputi persiapan pasien,pengambilan sampel dan penyiapan alat dan bahan.
B. Analitik
Meliputi prosedur kerja
|
Tes
|
Standar
|
Blanko
|
1.
Filtrat
2.
standar Kerja
3.
NaOH
4.
Asam Pikrat
5.
Aquadest
|
3 ml
-
0.5 ml
0.5 ml
-
|
-
1,5 ml
0.5 ml
0.5 ml
-
|
-
-
0.5 ml
0.5 ml
3 ml
|
Dicampur,lalu dibaca pada spekterofotometer dengan panjang λ 520 nm.
C. Pasca
Analitik
Meliputi hasil pemeriksaan
Nilai Normal :
Pada Laki – Laki = 0,9 – 1,5 / 100 ml
Pada Wanita = 0,8 – 1,2 / 100 ml
2.1.3 Ureum
Ureum
adalah merupakan hasil akhir dari metabolisme protein yang mengandung nitrogen.
Hal ini dinyatakan dengan meningkatnya jumlah urea padaurea dalam darah yang
menjadi sumber sebagai hyperuremia atau
azotemia.
Pemisahan
paralel dari urea dan kreatinin yang ditunjukan untuk membedakan antara
prerenal dan post-renal azotemia. Pre-renal azotemia disebabkan oleh dehidrasi
(kekurangan air), menurunnya katabolisme protein, pembersih cortisol, atau
berkurangnya perfusi renal, penyebab utama
bertambahnya jumlah urea, dimana jumlah creatin tidak seperti jarak
semula pada aotemia post-renal, disebabkan oleh terhalangnya saluran kencing.
Metode
klasik untuk pemeriksaan urea memerlukan konversi menjadi ammonia oleh enzim
urease yang spesifik dan pengukuran ammonia. Suatu metode kolori meter
berdasarkan atas reaksi dengan diasetil monoksida yang sering dipakai.
Urea
plasma bertambah dengan bertambahnya usia walaupun tanpa penyakit ginjal yang
bisa dideteksi, walau perubahan ini jelas karena perubahan fungsi ginjal.
Konsentrasi juga sedikit lebih tinggi pada laki-laki, satu makanan protein
tidak meningkatkan kadar urea plasma secara bermakna. Urea plasma puasa lebih
tingi pada diet tinggi protein dari pada diet rendah protein.
A. Pra Analitik
Meliputi persiapan pasien,pengambilan sampel dan penyiapan alat dan bahan.
B. Analitik
Meliputi prosedur kerja
R1 & R2 = 4: 1 (800 µL : 200 µL)
|
||||
|
Blanko
|
Standar
|
Sampel
|
|
1. Larutan kerja (R1 & R2)
2. Larutan
standar
3. Sampel
4. H2O
|
1000 µL
-
-
10 µL
|
1000 µL
10 µL
-
-
|
1000 µL
-
10 µL
-
|
|
Dicampur,lalu dibaca pada spekterofotometer dengan panjang λ 340 nm.
C. Pasca Analitik
Meliputi hasil pemeriksaan
Nilai Normal : 1,7 – 8.3 mmol/L (10 – 50 mg/dL)
2.1.4 Urea Clearance
Fungsi
urea clearance yaitu mengukur fungsi glomeruli, karena ureum melalui glomeluri itu. Tetapi nilai urea
clearance tidak boleh dipandang sama dengan nilai glomerular filtration, karena
sebagian dari ureum itu dalam tubuh mendifusi kembali kedalam darah. Banyaknya
ureum yang mendifusi kembali ikut ditentukan oleh besarnya urea.
Pemeriksaan pada Urea Clearence
- Pra Analitik
Kirakira
setengah jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien disuruh minum aior atau the
sebanyak 400-500 ml .
- Analitik
§ Pada
saat pemriksaan, dimulai pada saat pasien kencing (misalkan
P). Pada saat kencing yang pertama
ini,urin pasien dibuang.
§ Kira-kira
1 jam kemudian diambil5 ml darah fena dari penderita.
§ Kemudian
pada saat pasien kencing(misalkan P+2),
uri9n pasien ditampung dan disimpan untuk pemeriksaan. Catatlah tepat dengan
menit waktu itu.
§ Ukurlah
tinggi dan berat badan pasien.
§ Tentukan
volume urin yang dikeliarkan tadidan tentukan pula kadarureum urin.
§
Kadar ureum darah juga dipastikan.
- Pasca Analitik
Rumus
perhitungan nilai ureum clearance:
U /B X V = UREA CLEARENCE (ml/menit)
Dik:
U = kadar ureum dalam urin
B = kadar
ureum dalam darah
V = diuresa disebut dengan ml/menit
Nilai
normal:
64-99
ml/mn
2.2 URIN
2.2.1 Mengenal Urine
Urin atau air
seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikanoleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga
beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori.
Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih,
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Dari urin kita
bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya. Meskipun tidak selalu bisa
dijadikan pedoman namun Ada baiknya Anda mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga.
Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah.
Oleh kaena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin.
2.2.2 Komposisi Urine
Urin terdiri
dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari
darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misalnya glukosa, diserap
kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung
urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi
racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin
dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi
sumbernitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat
pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui
urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan
ditemukan dalam urin orang yang sehat.
2.2.3 Pandangan Awal Mengenai Warna
1. Kuning jernih
Urin berwarna
kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh Anda sehat. Urin ini tidak berbau.
Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan
mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menghasilkan bau yang
khas.
2. Kuning tua atau pekat
Warna ini
disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Namun bila terjadi terus,
segera periksakan diri Anda ke dokter karena merupakan tahap awal penyakit
liver.
3. Kemerahan
Urin merah.
Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun bisa
juga karena mengonsumsi obat pencahar maupun rifampisin secara berlebihan.
4. Oranye
Mengindikasikan
penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotik yang biasa digunakan
untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin
menjadi oranye.
Selain warna,
bau urin juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada penderita
diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang
mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.
2.2.4 Fungsi Urin
Fungsi utama
urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam
tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal
ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran
kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun
jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin
sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea.
Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.
Urin dapat
menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.
2.2.5 Pemeriksaan Urine
Yang dimaksud
dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan
kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang
dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang
dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar
dan nitrit.
1. Pemeriksaan Makroskopik
Yang diperiksa
adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin. Pengukuran
volume urin berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau semi
kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam
keseimbangan cairan badan.
Pemeriksaan Makroskopik adalah
pemeriksaan yang meliputi :
a) Volume urin
Banyak sekali
faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin,
makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan.
Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk
orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka
keadaan itu disebut poliuri.
Bila volume
urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri, keadaan ini
mungkin didapat pada diarrhea, muntah -muntah, deman edema, nefritis menahun.
Anuri adalah
suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini
mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal
b) Warna urin
Pemeriksaan
terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-kadang dapat menunjukkan
kelainan klinik. Warna urin dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda,
kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu
dan sebagainya. Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan
maupun makanan. Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua
yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan
porphyrin.
c) Berat jenis urin
Pemeriksaan
berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno
meter, refraktometer dan reagens 'pita'
d) Bau urin
Bau urin normal
disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat
disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau
buah-buahan seperti pada ketonuria.
e) pH urin
Penetapan pH
diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi kesan
tentang keadaan dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5 - 8,0. Selain
itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah
etiologi. Pada infeksi oleh Escherichia coli biasanya urin bereaksi asam,
sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi
atnoniak akan menyebabkan urin bersifat basa.
2. Pemeriksaan Mikroskopik
Yang dimaksud
dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen urin. Ini penting
untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat
ringannya penyakit
3. Pemeriksaan Kimia Urin
Di samping cara
konvensional, pemeriksaan kimia urin dapat dilakukan dengan cara yang lebih
sederhana dengan hasil cepat, tepat, spesifik dan sensitif yaitu memakai
reagens pita. Reagens pita (strip) dari berbagai pabrik telah banyak beredar di
Indonesia. Reagens pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan pH, protein,
glukosa, keton, bilirubin, darah, urobilinogen dan nitrit.
a) Pemeriksaan glukosa
Dalam urin
dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu penetapan glukosa dapat
dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara reduksi
mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor
selain glukosa seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin,
glukuronat dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara
enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat
mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada cara reduksi
hanya sampai 250 mg/dl.
b) Benda- benda keton
Dalam urin
terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-hidroksi butirat. Karena
aseton mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda
keton dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam asetoasetat lebllh dari
5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka untuk aseton dan tidak bereaksi dengan
asam beta hidroksi butirat. Hasil positif palsu mungkin didapat bila urin
mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa dan pengawet 8-hidroksi-quinoline
yang berlebihan.
Dalam keadaan
normal pemeriksaan benda keton dalam urin negatif. Pada keadaan puasa yang
lama, kelainan metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes mellitus, kelainan
metabolisme lemak didalam urin didapatkan benda keton dalam jumlah yang tinggi.
c) Pemeriksaan bilirubin
Dalam urin
berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin dalam suasana asam,
yang menimbulkan warna biru atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari
p-nitrobenzene diazonium dan p-toluene sulfonate, sedangkan asam yang dipakai
adalah asam sulfo salisilat.
Adanya
bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil positif dan keadaan ini
menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu dapat
terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar
yang tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung
metabolit pyridium atau serenium.
d) Pemeriksaan urobilinogen
Dengan reagens
pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal kadar urobilinogen berkisar antara
0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl urin. Peningkatan ekskresi urobilinogen urin
mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran empedu atau proses hemolisa yang
berlebihan di dalam tubuh.
Dalam keadaan
normal tidak terdapat darah dalam urin, adanya darah dalam urin mungkin
disebabkan oleh perdarahan saluran kemih atau pada wanita yang sedang haid.
Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug hemoglobin per liter
urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada eritrosit yang utuh sehingga
perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik urin. Hasil negatif palsu bila
urin mengandung vitamin C lebih dari 10 mg/dl. Hasil positif palsu didapatkan
bila urin mengandung oksidator seperti hipochlorid atau peroksidase dari
bakteri yang berasal dari infeksi saluran kemih atau akibat pertumbuhan kuman
yang terkontaminasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapt diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Asam urat merupakan sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein
atau dari peguraian senyawa purin (sel tubuh
yang rusak)
2.
Kreatinin adalah hasil akhir dari metabolisme keratin.
Penyakit yang ditimbulkan
akibat kelebihan kadar kreatinin yaitu gagal ginjal
3.
Ureum adalah merupakan hasil akhir dari metabolisme
protein yang mengandung
nitrogen.
4. Penyakit yang
diakibatkan karena kelebihan
urem, kreatinin, asam urat yaitu gagal ginjal
Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang
dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit
akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. Filtrat tersebut akan mengalami
reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml
urin per menit.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin
selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk
mengetahui kelainan-kelainan diberbagai organ tubuh seperti hati, saluran
empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain.
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin diajukan
pada penulisan makalah ini adalah agar kita senantiasa selalu menjaga kesehatan
dan pola hidup kita dimana salah satunya jangan mengkonsumsi alkohol dan
minuman lainnya yang dapat merusak kesehatan ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Ganda soebrata. R . 1967. penuntun laboratorium klinik.
Dian Rakyat. Jakarta.
Hardjoeno.H. 2006. Interpretasi Hasil Tes
Laboratorium. Hasanuddin University Press. Makassar.
Irianto, Kusm, DRS . 2004. struktur dan fungsi tubuh
manusia para medis. PT. Yrama Widya. Bandung.