Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa masih banyak
masyarakat yang tidak menyadari kalau sebagian besar penyakit ginjal berkaitan
dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak terdiagnosa atau diobati
dengan baik.
Jumlah penderita penyakit ginjal kini diketahui telah
meningkat dengan pesat dan cukup banyak mendapatkan perhatian. Berdasarkan hal
itu, para peneliti dari Johns Hopkins University di Baltimore, kemudian
menggunakan data dari penelitian berskala nasional tentang kesehatan dan juga
pola makan masyarakat Amerika, untuk mengukur tingginya kadar kreatinin dalam
darah? pada orang-orang yang memiliki tekanan darah berbeda-beda. Kadar kreatinin
dalam darah merupakan penanda adanya penyakit ginjal.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 3%
orang dewasa, di luar rumah sakit dan panti jompo, mengalami peningkatan kadar
kreatinin dalam darahnya. Sekitar 70% dari mereka menderita tekanan darah
tinggi atau hipertensi.
Kadar kreatinin yang tinggi, yaitu delapan kali lebih tinggi
dibandingkan dengan normal, umumnya ditemukan pada para pengidap hipertensi
dibandingkan individu lain yang tekanan darahnya normal. Meskipun sepertiga
penduduk Amerika yang mengidap tekanan darah tinggi sudah diobati, namun hanya
36% yang kadar darahnya di bawah 140/90 mm Hg yang menjadi target pengobatan.
Selain itu, hanya 11% penderita hipertensi dan gagal ginjal yang tekanan
darahnya berada dibawah angka yang direkomendasikan bagi pasien gagal ginjal.
Meskipun penelitian itu tidak dirancang untuk membuktikan
bahwa hipertensi bisa menyebabkan penyakit ginjal, namun hasilnya sesuai dengan
teori yang menyebutkan bahwa hipertensi yang ditangani dengan buruk akan
berpengaruh terhadap munculnya penyakit ginjal kronis.