BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kata Kolesterol sudah sering kita
dengar sehari-hari. Kata kolesterol sangat melekat dengan hal-hal seputar
makanan yang lezat, berat badan yang berlebihan, usia, dan lain sebagainya.
Kolesterol cenderung dikenal sebagai sesuatu yang negatif dan harus kita
hindari
Umumnya makanan yang enak dan lezat identik dengan
makanan yang mengandung kolesterol. Kolesterol kini dapat menyerang berbagai usia, baik di usia paruh baya
maupun usia remaja. Selain itu, kolesterol tidak hanya diderita oleh orang yang
berbadan gemuk dan yang
mempunyai pola makan besar. Orang yang kurus dan tidak terlalu banyak makan pun
bisa mengidap penyakit kolesterol tinggi. Pola makan yang tidak baik dan lebih
didominasi oleh makanan berlemak akan mendorong munculnya penyakit tersebut.
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam
tubuh (organ hati)
dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat
makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk
dinding sel.
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang
kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita
akan tetap sehat.
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah,
untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi
partikel yang disebut Lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai ‘pembawa’ (carier)
kolesterol dalam darah
Kolesterol
terbagi dua macam, yaitu LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High
Density Lipoprotein). LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat karena
dapat melekat di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan lemak,
sedangkan HDL disebut sebagai kolesterol baik karena mampu mengangkat
kolesterol dan pembuluh darah yang kemudian dikeluarkan sebagai asam empedu.
Kolesterol
sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak
merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping
zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Lemak merupakan
salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping
sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol
memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk
membentuk dinding sel-sel dalam tubuh.
Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid.
Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh
tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan
makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan
sampah (junkfood).
Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding
pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu
penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal
terjadinya penyakit jantung dan stroke.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah untuk menambah pengetahuan tentang kolesterol dan diharapkan bermanfaat
bagi kita semua.
1.3 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas yaitu
sebagai berikut :
1.
Pengertian dan apakah kolosterol itu?
2.
Berapakah nilai normal kolesterol di dalam
tubuh?
3.
Bagaiman cara pemeriksaan kolesterol dalam
darah?
4.
Apa penyakit yang ditimbulkan oleh
kolesterol?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kolesterol
Kolesterol ialah molekul yang ditemukan dalam sel. Merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah
jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroids ialah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri atas 4 cincin atom karbon.
Steroid lain termasuk steroid hormon seperti kortisol, estrogen, dan testosteron. Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan struktur dasar
kimia kolesterol. Saat tentang membuat sebuah molekul dari pengubahan molekul
yang lebih mudah, para ilmuwan menyebutnya sintesis.
Hiperkolesterolemia berarti bahwa kadar kolesterol terlalu tinggi dalam
darah
Kolesterol
adalah senyawa lemak kompleks, yang
80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh
(zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk
dinding sel.
Kolesterol adalah semacam zat lemak yang
sebenarnya juga dibuat oleh tubuh sendiri karena memang diperlukan untuk
membentuk otak, membangun sel – sel, serta memproduksi empedu dan hormon –
hormon. Artinya, tubuh sebenarnya memang memerlukan adanya kolesterol, tetapi
dalam jumlah tertentu saja.
Kolesterol
adalah suatu bahan berlemak yang terjadi secara alamiah di dalam tubuh manusia.
Masyarakat biasanya memandang kolesterol dengan konotasi negatif. Padahal,
sessungguhnya kolesterol tidak selalu buruk untuk kesehatan. Dari segi ilmu
kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks yang dihasilkan oleh
tubuh dengan bermacam- macam fungsi, antara lain membuat hormon seksual,
adrenalin, dan membentuk dinding sel. Disebabkan pentingnya fungsi kolesterol,
tubuh membuatnya sendiri di dalam hati atau
lever. Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Sejauh
pemasukan ini masih seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat.
Namun, sangat disayangkan kebanyakan dari kita memasukkan kolesterol lebih
daripada yang diperlukan, yakni dengan makan makanan mengandung lemak yang kaya
akan kolesterol. Hasilnya mudah diterka. Kadar kolesterol darah meningkat
melebihi angka normal. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat- zat lain dan
mengendap di dalam pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan penyempitan dan
pengerasan yang dikenal sebagai arterosklerosis.
Jika
penyempitan dan pengerasan ini cukup berat akan menyebabkan suplai darah ke
otot jantung tidak cukup jumlahnya, timbul sakit atau nyeri di dada yang
disebut angina,
bahkan dapat menjurus ke serangan jantung. Disinilah kolesterol tersebut
berperan negatif terhadap kesehatan. Melihat alasan tersebut, kadar kolesterol
yang abnormal menjadi faktor resiko utama penyakit jantung koroner.
Diperkirakan
dua pertiga dari seluruh kolesterol yang ada di dalam tubuh diproduksi oleh
hati atau lever. Singkatnya, sepertiga dari seluruh kolesterol dalam tubuh
diserap oleh sistim pencernaan dari makanan yang kita makan. Makanan yang
mengandung kolesterol adalah makanan produk susu. Makanan yang mengandung
karbohidrat dan lemak seperti daging, margarin, mentega, keju,dan minyak kelapa
dapat pula dibentuk dari hati atau lever. Begitu kolestrol dan trigliserida
dicerna, keduanya terikat dalam suatu ikatan yang membawanya ke berbagai tempat
yang berbeda di seluruh tubuh. Kolestrol digunakan untuk membangun dinding sel
dan untuk memproduksi hormon.
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat di dalam
darah dan berbagai organ di dalam tubuh. Dari sudut ilmu kimia, trigliserida
merupakan substansi yang terdiri dari gliserol
yang mengikat gugus asam lemak. Mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak akan
meningkatkan trigliserida di dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar
kolestrol. Baik kolestrol maupun trigliserida dibawa melalui darah oleh lipoprotein. Lemak
yang berasal dari buah-buahan, seperti kelapa, durian, dan alpukat tidak
mengandung kolestrol, tetapi kadar trigliseridanya tinggi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kadar trigliserida di dalam darah adalah kegemukan (obesitas),
makanan berlemak, gula biasa (glukosa), dan alkohol. Para ahli menegaskan
bahwa peningkatan kadar trigliserida di dalam darah merupakan salah satu risiko
penyakit jantung koroner(PJK).
Lemak
dan kolesterol tidak larut dalam cairan darah tetapi kedua zat ini harus larut
agar dapat dikirim ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, lemak dan kolesterol
“dikemas” bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein.
Jadi, lipoprotein bisa dianggap pembawa lemak dan kolesterol di dalam darah. Ada 5 jenis lipoprotein utama:
- Kilomikron,
tersusun dari trigliserida dan beberapa kolesterol.
- IDL-kolesterol (intermediate density lipoprotein), dibuat dari VLDL-kolesterol dan membawa kolesterol melalui darah.
- VLDL-kolesterol(very low density lipoprotein), membawa kolesterol dari hati dan membawa sebagian besar trigliseida
dalam darah. Pada proses selanjutnya sebagian VLDL berubah menjadi LDL.
- LDL-kolesterol (low density lipoprotein), yang mengangkut paling banyak kolesterol di dalam darah. Sering
dinamakan kolesterol “buruk” atau “jahat”, karena kadar LDL yang tinggi
menyebabkan mengendapnya kolesterol didalam arteri sehingga sering
menutupi bagian dalam dinding arteri.
- HDL-kolesterol (high density lipoprotein), mengangkut kolesterol lebih sedikit dibandingkan dengan jenis yang
lainnya. HDL-kolesterol sering disebut kolesterol “baik” karena mengirim
kelebihan kolesterol “jahat” di pembuluh arteri kembali ke lever untuk
diproses dan dibuang.
Jadi,
HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi atau memproteksi
dari arterosklesoris dan penyakit jantung koroner. Kadar total kolesterol, HDL,
dan trigliserida di dalam darah dapat diketahui dengan tes di laboratorium
setelah melakukan puasa selama lebih kurang 10 jam. Kolesterol dihitung dalam
jumlah total kolesterol yang ada di semua lipoprotein yang bersikulasi di dalam
darah.
2.2
Nilai normal kolesterol di dalam tubuh
Pengaturan makan ini beperan dalam membatasi jumlah kolesterol yang masuk
ke dalam tubuh. Tubuh dapat menghasilkan kolesterol yang diperlukan di dalam
tubuh yaitu oleh organ hati. Hindari makanan yang mengandung kolesterol yaitu
minyak dan lemak hewan, antara lain daging sapi/kambing/babi, kulit ayam,
jerohan, otak, hati ayam, cumi, udang, kerang, kepiting, kuning telur.
Kolesterol bebeda dengan TGA. Sumber TGA antara lain gorengan, santan, asam
lemak trans, margarine, butter.
Untuk mengetahui apakah kolesterol kita terkontrol perlu
dilakukan pemeriksaan kolesterol secara berkala. Kadar kolesterol hanya dapat
diketahui secara akurat melalui pemeriksaan kolesterol darah.
Pembuluh darah
yang terganggu paling sering menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Tapi,
tidak hanya kedua penyakit mematikan tersebut, ternyata pembuluh darah yang
terganggu juga dapat menyebabkan impotensi. Kadar kolesterol dalam darah dapat
diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah di laboratorium kesehatan.
Hasilnya akan dibandingkan dengan tabel klasifikasi kadar kolesterol sehingga
dapat ditentukan golongannya.
Tabel Klasifikasi LDL dan HDL Kolesterol, Total Kolesterol dan Trigliserida
LDL ("Kolesterol
jahat”)
|
|
Kurang dari 100
|
Optimal
|
100-129
|
Mendekati optimal
|
130-159
|
Batas normal tertinggi
|
160-189
|
Tinggi
|
Lebih dari 190
|
Sangat tinggi
|
HDL ("Kolesterol
Baik”)
|
|
Kurang dari 40
|
Rendah
|
Lebih dari 60
|
Tinggi
|
Total cholesterol (TC)
|
|
Kurang dari 200
|
Yang diperlukan
|
200-239
|
Batas normal tertinggi
|
Lebih dari 240
|
Tinggi
|
Trigliserida (TGA)
|
|
Kurang dari 150
|
|
150-199
|
Batas normal tertinggi
|
200-499
|
Tinggi
|
Sama atau lebih dari 500
|
Sangat tinggi
|
2.3
Pemeriksaan Kolesterol
· Judul :
Pemeriksaan Kolesterol
· Metode :
CHOD – PAP
· Tujuan :
Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah dan untuk menunjang diagnosa.
· Prinsip :
Penentuan kadar kolesterol darah berdasarkan reaksi hidrolisis enzimatis dan
oksidasi pembentukan kompleks berwaena merupakan indikator terbentuknya
Quinonemin.
· Reaksi :
kolesterol ester + H2O CHE kolesterol +
Asam Lemak
Kolesterol + O2
CHD kolesterol 3 – onc + H2O2
2H2O2 + 4 – amino
antrpyrin + phenol POD Quinoneminin + 4
H2O
·
Alat : Tabung
reaksi
·
Bahan : Serum
· Reagensia :
Kolesterol
· Cara Kerja :
- Siapkan
3 tabung reaksi dan masukkan :
Blanko Standar Sampel
Sampel
- - 10 Standar
- 10 -
Aquadest
10 - -
Reagen
1.000 1.000 1.000
- Kocok
sampai homogen
- Inkubasi
20 menit pada suhu kamar
- Inkubasi
10 menit pada 37°C
- Baca
hasil pada panjang gelombang 546 mm
· Hasil :
- Blanko : 0
- Standar : 68,8
- Sampel : 308,8 mg/dl
· Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan didapatkan kadar
kolesterol adalah
308,8 mg/dl.
Nilai rujuk = normal ; ≤ 200 mg/dl
Resiko tinggi; > 240 mg/dl.
- Judul : Pemeriksaan HDL –
Kolesterol
- Metode
: Presipitasi
- Prinsip : Chylomikron, VLDL
dan LDL di endapkan dengan penambahan asam Phosphotungstat dan ion
magnesium ke dalam sampel. Setelah disentrifuge, hanya HDL yang terdapat
dalam supernatan HDL – C yang ditentukan dengan rx enzymatik reagen
kolesterol.
- Alat :
o Tabung reaksi
o Clinipet
o Sentrifuge
·
Bahan :
- Serum
- Plasma
- Heparin / EDTA
·
Cara kerja :
- Reaksi
Pengendapan.
Sampel Standar
Sampel 250 -
Standar
- 250
Reagen
HDL 500
500
Presipitat
Campur,
diamkan 10’ kmol, dicentrifuge selama 10’ 4000 rpm.
- Penetapan Kadar Kolesterol
Blanko standar sampel
Aquadest 100 - -
Supernatan Spl - - 100
Supernatan Std
- - -
Reagen
Kolesterol 1000 1000 1000
Campur,
Inkubasi 10’ pada temperatur kamar
5’
pada 37°C
Baca pada 546 nm.
·
Rujukan : LDL = ≤ 130 mg/dl > 160 mg/dl beresiko
HDL –
C =
≥ 35 mg/dl
·
Hasil :
jadi kadar HDL adalah 41,8 mg/dl.
·
Judul :
Triglyserida
·
Metode :
GPO < Gliserin – 3 phosphat Oxidase>
·
Tujuan :
untuk menentukan kadar triglyserida darah dan untuk menunjang diagnosa suatu
penyakit.
·
Prinsip :
Penentuan kadar triglyserida ditentukan dengan reaksi enzymatik dengan enzim
Lipoprotein Lipase sebagai katalisnya. Pembentukan kompleks berwarna <
Quinoneimine > dari hidrogen peroksida, 4 amino antypirin dan chiorphenol
dengan bantuan enzim peroksidase. Intensitas warna kadar trigliserida.
·
Reaksi : Trigliserid LPL Glyserin + Asam Lemak
Gliserin + ATP GK Glyserin 3 Phosphat + ADP
Gliserin 3 Phosphat + O2 6 PO Dhiyaroxyceton Phosphat + H2O2
2 H2O + amino
antypirin z + 4 Chiorophenol POO Quinoneimin + HCl + 4 H2O
- Alat :
o
Sentrifuge
o
Tabung reaksi
o
Spektofotometer
o
Clinipete
·
Bahan :
o
Serum
o
Plasma
o
Heparin / EDTA
·
Cara Kerja
:
Blanko Standar Sampel
Aquadest 100 - -
Standar
- 10 -
Sampel
- - 10
Reaksi
trygliserida 1000 1000 1000
Kocok,
inkubasi 20 menit pada temperatur kamar
Inkubasi 10 menit pada suhu 37°C
Baca pada 546 nm
Rujukan : N= < 200 mg/dl
- Hasil : 84,6 mg/dl
·
Kesimpulan :
dari hasil tersebut, diperoleh kadar Trigliserida adalah 84,6 mg/dl
= kolesterol – Trig - HDL
5
=
308,8 – 84,6 - 41,8
5
= 308,8 – 16,92 – 41,8
= 250,08 mg/dl
2.4
Penyakit yang ditimbulkan oleh kolesterol
1. Penyakit Jantung Koroner
Penderita kadar kolesterol tinggi khususnya LDL adalah sasaran utama untuk menderita penyakit
kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner. Fakta menunjukan 80% pasien penyakit jantung meninggal mendadak karena
penyakit jantung koroner, dan bahkan 50% di antaranya tanpa gejala sebelumnya.
Penyakit ini disebabkan oleh kadar kolesterol LDL berlebihan yang membentuk
plak aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung dan mengakibatkan otot jantung tidak
menerima aliran darah.
Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama
penyakit jantung koroner. Selain LDL, faktor risiko lain yang harus diukur dan
diketahui adalah:
- Merokok
- HDL
rendah (< 40 mg/dl)
- Hipertensi
(tekanan darah tinggi): 140/90 atau sedang dalam pengobatan antihipertensi
- Usia Pria > 45 tahun, dan wanita > 65 tahun
- Adanya riwayat keluarga langsung/sedarah yang
menderita penyakit jantung/stroke:
- Jika
Pria :
< 55 tahun
- Jika
Wanita : < 65 tahun
Gejala-gejala
penyakit jantung koroner adalah:
·
Rasa tertekan (seperti ditimpa beban, nyeri,
terjepit, diperas, terbakar) di dada, dan dapat menjalar ke lengan kiri, leher,
dan punggung
· Tercekik atau
sesak selama lebih dari 20 menit
·
Keringat dingin, lemah, jantung berdebar, dan
pingsan
· Semakin kurang
istirahat, tetapi bertambah berat dengan
Cara mencegah LDL tinggi adalah dengan mengatur konsumsi
makanan yang masuk ke dalam tubuh, antara lain dengan:
- Mengonsumsi sayur dan buah-buahan yang berserat
tinggi dan kacang-kacangan seperti kedelai (tempe, tahu, susu kedelai).
- Mengonsumsi vitamin C dan E. Vitamin C biasanya terdapat pada buah belimbing, mangga,
aneka jenis jeruk, kedondong, pepaya,rambutan, stroberi, atau kiwi. Sedangkan vitamin E
dapat kita temukan di almond, alpukat, atau biji bunga matahari.
- Makanan
yang mengandung beta glucan seperti apel, pepaya, pir, wortel,
kapri, buncis, kecipir, kacang panjang, kacang hijau, kacang merah, dan
beras merah. Beta glucan
mampu mengendalikan kadar kolesterol dalam darah dengan mengontrol
penyerapan dan produksi kolesterol.
- Menjaga berat badan agar seimbang, karena orang yang memiliki berat
lebih cenderung memiliki kadar kolesterol tinggi yang disebabkan karena
terjadinya penumpukan trigliserida di balik lipatan kulit.
- Lakukan olah raga teratur agar metabolisme tubuh dapat bekerja dengan
baik, sehingga tidak terjadi penimbunan lemak dan kolesterol.
2. Penyakit Stroke
Selain dapat menyumbat pembuluh darah ke Jantung, plak aterosklerosis juga dapat akan menyumbat pembuluh darah otak sehingga otak tidak
menerima aliran darah, atau yang sering disebut dengan stroke.
Waspadai gejala-gejala serangan stroke:
- Gejala yang sifatnya ringan: Bicara tiba-tiba jadi
pelo
- Gejala yang sifatnya berat: Kelumpuhan anggota gerak
tubuh, wajah menjadi tidak simetris atau bahkan jika terjadi
perdarahan otak dapat menyebabkan KEMATIAN.
3. Diabetes
Melitus (Kencing Manis)
Diabetes Melitus atau Kencing Manis adalah keadaan dimana kadar gula darah
melebihi batas normal. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang
tinggi cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam tubuh.
Kolesterol LDL pada penderita Diabetes lebih ganas karena bentuknya lebih padat dan
ukurannya lebih kecil (Small
Dense LDL) sehingga sangat mudah masuk dan menempel pada lapisan
pembuluh darah yang lebih dalam (Aterogenik).
Sehingga pada penderita Diabetes Melitus kematian utama disebabkan oleh
penyakit kardiovaskuler. Pasien Diabetes Melitus sangat penting untuk menekan
kolesterol khususnya LDL hingga <100mg/dL. Hal ini disebabkan karena
Diabetes Melitus adalah kondisi yang dianggap sama dengan orang yang terkena penyakit jantung koroner.
Bahkan pada pasien Diabetes Melitus yang sudah terkena penyakit jantung koroner,
target LDL-nya lebih rendah lagi yakni <70 mg/dL. Kadar gula darah yang
tinggi dan berlangsung lama akan memicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Bahkan
pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang
masih muda.
4. Disfungsi Ereksi (Gangguan Ereksi)
Salah satu penyakit yang paling menakutkan bagi para lelaki dewasa adalah
ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang memadai untuk
melakukan hubungan seksual yang memuaskan, atau yang disebut disfungsi ereksi.
Pembentukan plak aterosklerosis akibat kolesterol tinggi dapat terjadi pada
pembuluh darah penis (penyumbatan pada arteri dorsalis penis) sehingga
menyebabkan penis tidak mendapatkan aliran darah yang cukup untuk ereksi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kolesterol
adalah suatu bahan berlemak yang terjadi secara alamiah di dalam tubuh manusia.
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang
80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat
makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk
dinding sel.
Untuk
mengetahui apakah kolesterol kita terkontrol perlu dilakukan pemeriksaan
kolesterol secara berkala. Kadar kolesterol hanya dapat diketahui secara akurat
melalui pemeriksaan kolesterol darah.Kadar kolesterol
dalam darah dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah di laboratorium
kesehatan. Hasilnya akan dibandingkan dengan tabel klasifikasi kadar kolesterol
sehingga dapat ditentukan golongannya.
Pemeriksaan
kolesterol Minimal dilakukan sekali tiap 5 tahun bagi yang berusia 20 tahun ke
atas. Pemeriksaan kolesterol sebaiknya dilakukan lebih sering (6 bulan sekali
atau atas petunjuk dokter) jika:
- Total kolesterol 200 mg/dL atau lebih
- Anda pria usia 45 tahun atau wanita usia di atas 50
tahun.
- HDL kurang dari 40 mg/dL.
- Memiliki faktor risiko lain yang berhubungan dengan
penyakit jantung & stroke.
Penyakit yang
sebabkan oleh kolesterol adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK), Stoke, Diabetes
Melitus dan Disfungsi Ereksi.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu
sebaiknya kita bisa menjaga kesehatan dengan baik serta menerapkan pola hidup
yang sehat, dengan tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
banyak lemak, karena akan dapat menimbulkan kolesterol dalam tubuh kita,yang
dimana kolesterol ini akan berakibat buruk pada kesehatan tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pedulikolesterol.com/site/index.php
http://www.medicastore.com/kolesterol/
Suparto, H. Sehat Menjelang Usia Senja. 1997. PT Remaja
rosdakarya. Bandung