MORFOLOGI ERITROSIT DAN KELAINANNYA
Erirosit normal berbentuk bulat atau oval
dengan diameter 7-8 mikron (normosit).
Dilihat dari samping, eritrosit nampak seperti
cakram atau bikonkaf dengan sentral akromia kira-kira 1/3-1/2 diameter sel.
Pada evaluasi sediaan apus maka yang perlu diperhatikan adalah 4S yaitu
size(ukuran), shape(bentuk), staining(warna) dan struktur intraseluler.
Kelainan Ukuran Eritrosit
- Mikrosit
Diameter <
7 mikron, biasanya disertai dengan warna pucat (hipokrom). Pada pemeriksaan
darah lengkap didapatkan Mean Cell
Volume (MCV) yang rendah, ditemukan pada: -
Anemia def. Fe - Anemia sideroblastik
- Talasemia - Hemosiderois pulmoner
idiopatik
-
Keracunan tembaga - Anemia
akibat penyakit kronik
- Makrosit
Diameter
rata-rata yaitu >8 mikron. MCV lebih dari normal dan MCH biasanya tidak
berubah , ditemukan pada:
- Anemia
megaloblastik -Anemia
permisiosa
- Anemia
aplastik/hipoplastik -
Leukemia
-
Hipotiroidisme -
Kehamilan
- Malnutrisi
Anisositosis adalah suatu keadaan dimana ukuran diameter
eritrosit yang terdapat didalam suatu sediaan berbeda-beda (bervariasi).
Variasi Kelainan Warna Eritrosit
Sebagai patokan untuk melihat
warna eritrosit adalah sentral akromis. Eritrosit yang mengambil warna normal
disebut normokromia.
Hipokromia adalah suatu
keadaan dimana konsentrasi hb kurang dari normal sehingga sentral akromia
melebar (1/2 sel). Pada hipokromia
yang berat lingkaran tepi sel sangat tipis disebut dengan eritrosit berbentuk
cincin (anulosit). Hipokromia sering menyertai mikrositosis, ditemukan pada:
- Anemia def. Fe - Talasemia
- Anemia sideroblastik - Hb-pati (C dan E)
- Penyakit menahun (mis. Gagal
ginjal kronik)
Hiperkromik adalah eritrosit
yang nampak lebih merah/gelap dari warna normal. Keadaan ini kurang mempunyai
arti penting karena dapat disebabkan oleh penebalan membran sel bukan karena
naiknya Hb (oversaturation). Kejenuhan Hb yang berlebihan tidak dapat terjadi
pada eritrosit normal sehingga true hyperchromia tidak dapt terbentuk.
Polikromasia adalah kejadian
dimana terdapat beberapa warna didalam sebuah lapangan sediaan apus. Misalnya
ditemukan basofilik dan asidofilik dengan kwantum berbeda-beda karena ada
penambahan retikulosit atau defek maturasi eritrosit. Dapat ditemukan pada
keadaan eritropoesis yang aktif misalnya anemia pasca perdarahan dan anemia
hemolitik. Juga dapat ditemukan pada ganggua eritropoesis seperti mielosklerosis
an hemopoesis ekstrameduller.
Variasi Kelainan Bentuk Eritrosit
- Poikilositosis
Disebut
poikilositosis apabila pada suatu sediaan apus ditemukan bermacam-macam variasi
bentuk eritrosit. Ditemukan pada:
-
Anemia
yang berat disertai regenerasi aktif eritrosit atau hemopoeis ekstra meduller.
-
Eritropoesis
abnormal (anemia megaloblastik,
leukemia,mielosklerosis).
-
Destruksi
eritrosit didalam pembuluh darah.
- Sferosit
Eritrosit
tidak berbentuk bikonkaf tetapi bentuknya sferik dengan tebal 3 mikron atau lebih.
Diameter biasanya kurang dari 6,5 mikron dan kelihatan lebih hiperkromik dan
tidak mempunyai sentral akromia. Ditemukan pada:
-
Sferositosis -
Anemia hemolitik
- Luka bakar
- Elliptosit(Ovalosit)
Bentuk
sangat bervariasi seperti oval, pensil, dan cerutu dengan konsentrasi Hb
umumnya tidak menunjukkan hipokromik. Hb berkumpul pada kedua kutub sel.
Ditemukan pada:
-
Elliptositosis
herediter (90-95% eritrosit berbentuk ellips)
-
Anemia
megaloblastik dan anemia hipokromik (gambaran elliptosit tidak >10%).
-
Elliptositosis
dapat menyolok pada mielosklerosis.
- Sel Target
(Mexican hat cell;bull eye cell)
Eritrosit berbentuk tipis atau ketebalan kurang dari
normal dengan bentuk target ditengah(target like appearance). Ratio permukaan /volume sel akan meningkat. Ditemukan
pada:
- Talasemia - Pasca splenektomi
- Penyakit
hati kronik(ikterus obstruktif) -
Hb-pati
- Stomatosit
Sentral
akromia tidak berbenruk lingkaran tetapi memanjang seperti celah bibir mulut.
Jumlahnya biasanya sedikit, dan apabila jumlahnya banyak somatositosis.
Ditemukan pada:
-
Stomatositosis herediter -
Penyakit hati menahun
- Keracunan
timah -
Talasemia
- Alkoholisme
akut -
Anemia hemolitik
- Sel
sabit(Sickle cell; drepanocyte; crescent cell;menyscocyte
Eritrosit
berbentuk bulan sabit atau arit. Kadang-kadang bervariasi berupa lancet huruf
”L”, ”V”, atau ”S” dan kedua ujungnya lancip. Terjadi oleh karena gangguan oksigenasi sel.
Ditemukan pada penyakit-penyakit Hb-pati seperti Hb S.
- Sistosit (fragmented cell;keratocytes)
Merupakan
suatu pecahan eritrosit dengan berbagai macam bentuk. Ukuran lebih kecil dari
eritrosit normal. Bentuk fragmen dapat bermacam-macam seperti helmet cell,
triangular cell dan sputnik cell. Ditemukan pada:
- Anemia
hemolitik -
Penyakit keganasan
- Purpura
trombotik trombositik -
Hipertensi maligna
- Kelainan
katup jantung -
Uremia
- Talasemia
mayor
h. Sel Spikel (sel bertaji)
Ada dua
jenis sel bertaji yaitu akantosit dan ekinosit.
1.
Akantosit (spurr cell) adalah eritrosit yang pada dindingnya terdapat
tonjolan-tonjolan sitoplasma yang berbentuk duri (runcing),tersebar tidak
merata dengan jumlah 5-10 buah, panjang dan besar tonjolan bervariasi,
ditemukan pada:
- A betalipoproteinemia herediter -
Peny. hati dengan anemia hemolitik
- Pengaruh pengobatan heparin - Pasca splenektomi
- “Pyruvat kinase deficiency”
2. Echynocyte
( Burr cell, crenated cell, sea-urchin cell) merupakan eritrosit dengan
tonjolan duri yang lebih banyak (10-30 buah), berukuran sama, tersebar merata
pada permukaan sel ditemukan pada:
- Penyakit ginjal
menahun(uremia) - “Bleeding
peptic ulcer”
- Karsinoma lambung - “Pyruvat
kinase deficiency
- Artefak waktu preparasi - Sirosis hepatik
- Hepatitis -
Anemia hemolitik
i. Tear Drop Cell (buah pir)
Eritrosit memperlihatkan
tonjolan plasma yang mirip ekor sehingga seperti tetes air mata atau buah pir. Ditemukan pada:
- Anemia
megaloblastik - Hemopoesis ekstrameduller
-
Myelofibrosis -
Kadang-kadang pada talasemia
j. Sel Krenasi
Eritrosit
memperlihatkan tonjolan-tonjolan tumpul pada seluruh pemukaan sel. Letaknya tidak beraturan . Ditemukan pada
hemolisis intravaskuler.
k. Kristal
Hemoglobin C
Bentuk kristal tetragonal. Ditemukan pada
penderita hemoglobin C yang telah displenektomi.
Kelainan Intra Sellular Eritrosit
- Stipling Basofilik
Pada
eritrosit terdapat bintik-bintik granula yang halus atau kasar, berwarna biru,
multipel dan difus. Ditemukan
pada:
- Keracunan
timah -
Talasemia minor
- Anemia
megaloblastik -
”Unstable hemoglobin disease’
-
“Myelodisplastic syndrom”(MDS)
- Benda Papenheimer
Eritrosit
dengan granula kasar, dengan diameter kl 2 mikron yang mengandung Fe, Feritin,
berwarna biru karena memberikan reaksi Prusian blue positif, eritrosit yang
mengandung benda inklusi disebut : siderosit dan bila ditemukan >10% dalam
sediaan apus, petanda adanya gangguan sintesa hemoglobin, ditemukan pada:
- Anemia
sideroblastik -
Pasca splenektomi
- Beberapa
anemia hemolitik
- Benda Howell-Jolly
Merupakan
sisa pecahan inti eritrosit, diameter pecahan rata-rata 1 mikron, berwarna ungu
kehitaman, biasanya tunggal. Ditemukan pada:
- Pasca
splenektomi -
Steatorrhoe
- Anemia
hemolitik -
Osteomyelodisplasia
- Anemia
megaloblastik -
Talasemia
- Kelainan
metabolisme hemoglobin
- Cincin Cabot (”Cabot Ring” )
Merupakan
sisa dari membran inti, warna biru keunguan, bentuk cincin huruf ”8” terdapat
pada sitoplasma. Ditemukan pada:
- Talasemia -
Keracunan timah
- Anemia
Pernisiosa -
Pasca splenektomi
- Anemia
hemolitik -
Anemia megaloblastik
- Benda Heinz
Hasil
denaturasi hemoglobin yang berubah sifat. Tidak jelas terlihat dengan pewarnaan
Wright`s tetapi dengan pengecatan kristal violet sweperti benda-benda kecil
tidak teratur berwarna dalam eritrosit. Ditemukan pada:
- G-6-PD
defisiensi -
Talasemia
- Anemia
hemolitik karena obat -
Penyakit Hb Kohn, Hamme
- Pasca
splenektomi
- Eritrosit
Berinti (”Nucleated red cell”)
Eritrosit muda bentuk metarubrisit. Adanya inti didarah
tepi disebut “normoblastemia”. Ditemukan pada:
- Perdarahan mendadak -
Leukemia
- Penyakit
hemolitik pada anak -
Anemia megaloblast
- Kelemahan
jantung kongestif - Hipoxia
- Anemia
megaloblastik -
Aspeni
-
Leuko-eritroblastik anemia
- Polikromatofilik
Eritrosit
muda yang mengambil zat warna asam dan basa karena adanya RNA, Ribosom dan
hemoglobin. Bila diwarnai dengan pulasan supravital sel ini retikulosit.
- Rouleaux Formation
-
Suatu
eritrosit yang kelihatan tersusun seperti mata uang logam, oleh karena
peninggian kadar hemoglobin yang normal karena artefak.
-
Harus
dibedakan dari aglutinasi yang dijumpai pada AIHA