GULA PADA URIN
Substansi yang berkurang total yang
ditemukan pada urin normal biasanya kurang dari 0,1% adalah glukosa. Kuantitas ini adalah dibawah yang perlu untuk
memberikan reaksi positif dengant tes-tes yang umumnya digunakan pada pengujian
urin; oleh karena itu, beberapa reaksi
positif untuk gula menjamin investigasi selanjutnya.
Glukosa adalah gula yang paling umum digunakan
pada urin, meskipun gula lain seperti
laktosa, fruktosa, galaktosa dan pentosa juga ditemukan dalam keadaan tertentu.
GLUKOSA
Adanya sejumlah glukosa yang dapat dideteksi pada
urin dikenal sebagai glucosaria atau glucosuria. Glucosuria terjadi kapanpun
tingkat glukosa darah melebihi kapasitas penyerapan kembali dari tubulus
ginjal, misal ketika glomerular menyaring yang kandungan glukosa lebih banyak
daripada tubulus mampu untuk serap kembali (renal threshold). Kondisi tersebut
mungkin apakah tidak berbahaya atau pathological dan dokter harus membedakan
antara dua jeis tersebut.
Renal
glucosuria terjadi dengan tingkat glukosa darah karena reabsorpsi tubular akan glukosa dibawah
normal, sehingga memungkinkan beberapa glukosa meluap kedalam urin. Ini adalah
kondisi yang tidak berbahaya seperti kejadian glucosuria setelah memakan makanan
berat atau dalam kaitannya dengan tekanan emosional.
Diabetes
melitus, sebuah keadaan pathological, adalah penyebab utama glucosuria. Kondisi
ini berkaitan dengan tingginya tingkat gula darah dan biasanya meningkat pada
volume urin. Kandngan gula dari urin diabetes mungkin mencapai setinggi 10%,
tetapi nilai 2-5% lebih umum ditemukan. Urin tersebut biasanya warna terang
dengan peningkatan specific gravity berkaitan dengan luapan ekstra dari zat
padat yang larut.
PEMERIKSAAN GLUKOSA
Ada berbagai tes untuk glukosa yang mungkin
diterapkan pada urin. Jenis tes yang paling umum digunakan ada dua jenis (1)
tes reduksi berdasarkan pada reduksi ion-ion logam tertentu oleh glukosa dan
(2) tes enzymatik berdasarkan pada tindakan glukosa yang mengoksidasi glukosa.
Reduksi ion-ion logam seperti Cu ++ adalah tidak spesifik untuk glukosa karena
reaksi mungkin timbul/ disebabkan karena beberapa reduksi substansi yang
mungkin ada pada urin, seperti creatinine, asam urik, asam ascorbic atau
beberapa gula yang tereduksi lainnya. Kompnen non karbohidrat jarang turut
campur, tetapi adakalanya pada urin terkonsentrasi, beberapa percampuran
mungkin terjadi. Ketidakspesifikkan dari beberapa tes reduksi dapat berguna
untuk mendeteksi gula lainnya daripada glukosa dan ketidakgunaannya pada
kesalahan yang mungkin terjadi.
Metode
pengoksidasian glukosa karena metode-metode ini diterapkan pada urin adalah
spesifik untuk glukosa, meskipun beberapa komponen seperti asam ascorbic
mungkin menghambat tes tersebut.
Tes-tes reduksi
Tes Benedict
Reagent Benedict terdiri dari tembaga sulfat yang
larut pada sodium karbonat, larutan sodium sitrat. Reagent Benedict digunakan
dengan memasukkan 5 ml pada tabung tes, tamahkan 5 sampai 8 tetes urin dan
menempatkan tabung pada air mendidih selama 5 menit. Setelah pemanasan, tabung
tersebut dipindahkan dari bath, dibiarkan dingin di udara dan warna dicatat.
Warna bervariasi dari biru (tidak ada substansi yang tereduksi atau gula yang
ada) ke hijau, ke kuning, ke orens, ke merah bata yang menunjukkan sebuah gula
atau beberapa substansi yang tereduksi lainnya ada. Jumlah dari penurunan
substansi yang ada dapat diperkirakan dengan mencatat tingkat perubahan warna
seperti dibandingkan pada tes urin yang mengandung sejumlah glukosa yang
diketahui. Jumlah 0,1% glukosa mampu memberikan reaksi positif dengan Reagent
Benedict.
Clinitest Reagent Tablet
Tes reduksi tembaga telah digunakan yang
disederhanakan dengan CLINITEST, yang terdiri dari sulfat tembaga yang
digabungkan kedalam tablet effervercent (tablet yang berbuih) yang mengandung
sodium karbonat, asam citric dan sodium hidroksida. Ketika tablet ditamahkan ke
tabung tes kecil yang mengandung 10 tetes air dan 5 tetes urin, tablet larut
dengan perkembangan karbondioksida dan panaskan. Pada proses tersebut, jika
penurunan substansi seperti glukosa ada, warna berubah dari biru ke orens,
tergantung pada jumlah gula yang ada. Dengan membandingkan warna tersebut
dengan grafik/bagan warna yang menjadi referensi, jumlah penurunan substansi
pada urin dapat diperkirakan.
CLINITEST
sensitif pada kira-kira 0,25% glukosa pada urin. CLINITEST agak kurang sensitif
daripada Benedict Reagent, tetapi dilain pihak, CLINITEST memberikan reaksi
positif salah yang leih sedikit. Biasanya tingkat gula urin 0,1 % atau lebih
ditetapkan signifikan.
Tes
Nylander
Tes Nylander berdasarkan reduksi alkalin bismuth
subnitrat dengan glukosa. Ketika dipanaskan, campuran Reagent Nylander dan urin
yang mengandung glukosa akan menghasilkan presipitat hitam yang bebas bismuth.
Tes pengoksidasian glukosa
Tes-tes pengoksidasian glukosa enzymatic untuk
glukosa seperti yang diterapkan pada urin, adalah spesifik untuk glukosa. Pada
tes-tes ini, glukosa yang teroksidasi mengkatalisasi oksidasi glukosa ke
gluconolactone dan peroksida. Peroksida pada keberadaan proses peroksida digunakan
untuk mengoksidasi sebuah indikator yang beralih menghasilkan perubahan warna.
Gula seperti laktosa, fruktosa, galaktosa dan pentosa adalah bukan substrat
untuk glukosa dan oleh karena itu tidak bereaksi dengan tes ini.
Hanya
sejumlah besar asam ascorbic yang menghambat reaksi ensim glukosa pada Reagent
Strip DIASTIX dan Multiple Reagent Strip. Konsentrasi-konsentrasi yang besar
ini adalah mungkin terjadi dengan pemberian parenteral dari asam ascorbic
apakah sebagai vitamin atau sebagai antioksidan pada antibiotik seperti
tetracycline atau dengan ingesti oral dari kuantitas besar-besaran asam
ascorbic.
Dua
bentuk tes tersdia: bentuk cair, yang menggunakan larutan encer dalam kaitannya
dengan photometer dan tes strip yang mengandung bidang tes impragneted reagent,
dan ketika digunakan dalam kaitannya dengan bagan wrna yang merupakan sistem
tes lengkap. Tes Reagent Strip adalah yang paling umum digunakan pada analisis
urin.
DIASTIX
Reagent Strip dan tes glukosa akan URISTIX, N-URISTIX, COMBISTIX, HEMA
COMBISTIX, LABSTIX, BILI-LABSTIX, MULTISTIX DAN N-MULTISTIX mengandung sistem
tes oksidasi glukosa dan spesfik untuk glukosa.
Kenyataannya,
strip-strip tes dimasukkan kedalam sampel urin, kelebihan digeser dengan
menyentuh sisi wadah dan reaksi warna glukosa yang dihasilkan dibandingkan pada
bagan 6 warna yang berkisar dari biru, yang mengindikasikan konsentrasi glukosa
kurang dari 0,1%, ke coklat pada 2% atau lebih. Tes DIASTIX dapat dibaca secara
kualitatif pada 10 detik dan secara kuantitaif 30 detik.
CLINISTIX
Reagent Strip adalah tes strip glukosa lainnya yang menggunakan prinsip
pengoksidasion glukosa. Hasil tes ini adalah utamanya kualitatif. Penghitungan
adalah hanya perkiraan karena pengaruh variabel yang mungkin urin miliki pada
perkembangan warna. Lili Tes Tape berdasarkan pada prinsip yang sama. Jika
penghitungan diinginkan, CLINITEST atau DIASTIX harus digunakan. CLINITEST akan
mendeteksi beberapa gula yang ada dalam urin; sementara, glukosa test strip,
DIASTIX dan CLINISTIX, akan membedakan urin yang hanya mengandung glukosa. Ini
adalah penting dalam mendeteksi glukosa yang sebenarnya pada keberadaan laktosa
atau beberapa penurunan material lainnya. Sangat penting untuk diingat bahwa
baik DIASTIX maupun CLINISTIX adalah peka terhadap glukosa pada tingkat 0,1%;
kemudian mereka mungkin memberi reaksi positif ketika CLINITEST adalah negatif
karena sensitivitas dari yang terakhir ditentukan pada 0, 25%.
NON GLUKOSA
Karena
CLINITEST berekasi dengan semua gula yang menurun, sebuah hasil yang positif
akan diobservasi kapanpun gula seperti laktosa, galaktosa, fruktosa atau
pentosa ada.
Laktosa
Laktosa mungkin timbul pada urinn dari wanita yang
menyusui. Ini biasanya adalah kondisi sementara yang mengoreksi dirinya sendiri
berdasarkan penghentin penyusuan. Laktosa mungkin ditemukan pada sejumlah bekas
urin dari bayi berusia 3 sampai 5 hari sebelum sistem pencernaan menjadi
berkembang penuh, dan pada anak-anak lainnya dan orang dewasa yang tidak
sempurna pada intestinal lactase (usus).
Adanya
laktosa pada urin dapat dideteksi dengan CLINITEST. Pengidentifikasian gula
seperti laktosa, meskipun bukan prosedur rutin, dapat dilakukan dengan tes asam
mucic, tes osazone, chromography paper dan penghidrolisisan gula tersebut dan
pengujian galaktosa dengan metode pengoksidasian galaktosa. Adapun laktosa pada
urin biasanya ditentukan fisiologis daripada patologis.
Galaktosa
Galaktosa ditentukan pada urin bayi yang menderita
galactonuria. Anak-anak ini kurang pada enzim yang perlu untuk mengubah
galaktosa menjadi glukosa. Ini adalah kondisi yang kuat yang dapat diperbaiki
dengan mengeliminasi laktosa dan sumber galaktosa lainnya dari makanan. Jika
tidak dilakukan, bayi tersebut akan secra cepat memburuk secara fisik dan
secara mental ke kematian dini. Kadangkala, orang dewasa yang ingest kuantitas
susu yang besar atau makanan lain yang mengandung laktosa akan menunjukkan
sejumlah galaktosa pada urin. Ini tidak memiliki signifikansi klinis dan
menghilang dengan reduksi galaktosa yang masuk.
Galaktosa
dapat dideteksi dengan CLINITEST dan diidentifikasi dengan tes asam mucic,
paper chromatography dan tes oksidasi galaktosa.
Fruktosa
Fruktosa
kadang-kadang terjadi pada urin dari pasien dengan penyakit atau gangguan
hepatis. Keberadaan fruktosa dapat dideteksi dengan CLINITEST. Fruktosa dapat
diidentifikasi dengan tes Selivanoff dan Paper Chromatography.
Pentosa
pentosuria dikaitkan dengan jenis tertentu terapi
obat dan dengan beberapa kondisi turun temurun. Pada kedua kasus diatas,
keberadaan pentosa pada urin ditentukan tidak
berbahaya, tetapi keberadaan pentosa dapat menyebabkan masalah-masalah
diagnostik. Keberadaan pentosa dapat ditentukan dengan CLINITEST, dan pentosa
dapat mengurangi Reagent Benedict pada suhu ruangan.
Identifikasi
pentosa dapat dilakukan dengan Tes Tauber, Tes Osazone dan paper
chromatography.