PROTEIN DALAM URIN
NILAI NORMAL RATA-RATA
Normalnya jumlah protein antara 40 dan 80 mg
dikeluarkan per hari, tetapi sebanyak 100 sampai 150 mg per hari mungkin
ditetapkan didalam batasan normal. Karena rata-rata volume urin harian berkisar
dari 1000 sampai 1500 ml, rata-rata konsentrasi normal protein pada urin
bervariasi dari 2 sampai 8 mg/dl. Kisaran yang luas ini yang disebut nilai
normal adalah hasil variasi biologis dan perbedaan pada merode-metode yang
digunakan untuk penentuan protein.
Diperkirakan
1/3 protein urin normal adalah albumin. Albumin ini tampaknya identik dengan
serum albumin. Mayoritas protein normal pada urin adalah globulins. Globulins
ini utamanya terdiri dari globulin alfa- 1 dan alfa 2, dengan sejumlah beta
yang lebih kecil dan gamma globulins. Globulins urin memiliki berat molekul
yang lebih rendah daripada globulins serum tetapi yang secara antigen sangat
berkaitan. Sedikit kuantitas dari protein lain juga mungkin ditemukan pada
kebanyakan urin. Berat molecular tinggi mucoprotein, Tamm-Horsfal Protein,
terjadi pada urin normal dalam kuantitas diatas 2.5 mg per 100 ml. Pada
nephrosis itu terjadi pada konsentrasi yang lebih tinggi. Itu tidak di temukan
pada plasma dan dianggap mulai pada ginjal.
PROTEINURIA PADA PENYAKIT
Proteinuria merujuk pada peningkatan sejumlah
protein yang tidak biasa pada urin. Proteinuria mungkin indikator tunggal yang
paling penting dari penyakit ginjal. Deteksi protein pada urin dikombinasikan
dengan pengujian mikroskopik sediment urin yang membentuk dasar-dasar dari
diagnosis laboratorium akan gangguan ginjal. Proteinuria mencerminkan penyakit
ginjal luar (extrarenal) daripada gangguan ginjal intrinsic.
Jenis
protein yang dikeluarkan pada keadaan penyakit umumnya berkaitan dengan protein
serum; pada kenyataannya, pada beberapa kasus, mereka adalah serum protein.
Protein yang lebih kecil, seperti albumin dan alfa 1 globulin, dikeluarkan
lebih mudah daripada yang lain yang lebih besar. Albumin terdapat antara 60 dan
90% dari protein yang dikeluarkan pada banyak keadaan penyakit.
Penyakit-penyakit tertentu dicirikan dengan pengeluaran globulins khusus
daripada oleh proteinuria yang tersebar. Urin pasien dengan myelone multiple
mengandung sejumlah berat molecular rendah globulin yang naik (protein Bence
Jones). Protein Bence Jones mungkin juga ditemukan pada beberapa pasien dengan
macroglobinemia dan amyloidosis sistemik utama. Pengeluaran globulin tertentu
yang naik yang serupa dengan protein Bence Jones terjadi pada penyakit Franklin
dan pasien dengan gangguan tubular ginjal, seperti sindrom Fanconni, menunjukan
peningkatan utama pada kuantitas globulins yang dikeluarkan pada urin.
Proteinuria
tergantung pada keadaan klinis yang tepat dan penyakit patologi dan tergantung
pada beratnya penyakit-penyakit tertentu. Proteinuria mungkin hanya sebentar-sebentar
atau berlanjut; proteinuria yang hanya sebentar-sebentar atau sementara saja
biasanya disebabkan oleh kondisi fisiologi atau fungsional daripada penyakit
ginjal.
Marked
Proteinuria dicirikan dengan pengeluaran lebih dari 4 gm per hari. Marked Proteinuria
adalah ciri dari sindrom nephritic tetapi juga terjadi pada kasus
glomerulonephritis, lupus erythemotasus sistemik dan ginjal congestion venous
yang dihasilkan oleh thrombosis pembuluh ginjal, kegagalan hati kongestif atau
constrictive pericarditis.
Moderate
Proteinuria merujuk pada penegeluaran harian antara 0,5 dan 4,0 gm protein.
Moderate Proteinuria ditemukan pada mayoritas penyakit ginjal, semua penyakit
yang disebutkan diatas, glomerulaphritis kronis, diabetic nephropathy, multiple
mylome, toxic nephropathy, preeclampsia dan kondisi inflammatory, malignant,
degenerative dan irritative dari saluran kemih yang lebih rendah, termasuk
adanya calculi.
Minimal
Proteinuria adalah pengeluaran yang kurang dari 0,5 gm protein per hari.
Minimal Protenuria dikaitkan dengan glomerulonephritis kronis, penyakit
polycystic ginjal, penyakit tubular ginjal, fase glomerulonephritis akut, tahap
glomerulonephritis tidak aktif atau yang belum kelihatan dan berbagai penyakit
saluran kemih yang lebih rendah.
Postural
Proteinuria adalah pengeluaran protein oleh pasien yang posisi berdiri atau
posisi lordotic. Postural Proteinuria adalah hanya sebentar-sebentar dan
menghilang ketika individual tersebut berbaring. Ekskresi protein harian
biasanya kurang dari 1 gm. Postural Proteinuria terjadi pada 3 sampai 5 persen
orang dewasa yang sehat. Postural Proteinuria mungkin dibedakan dari bentuk
Proteinuria lain dengan pengujian untuk protein pada spesimen urin yang
dikumpulkan sebelum dan sesudah individual tersebut berdiri. Pasien tersebut
buang air (BAB) dan membuang urinnya pada waktu tidur. Dia mengumpulkan
spesimen urin sesegera mungkin setelah bangun dan sebelum dia berdiri tegak
lurus lebih dari sebentar. Dia mengumpulkan spesiemen lain setelah dia berdiri
atau berjalan dalam masa 2 jam. Spesimen pertama harusnya tidak mengandung
protein. Spesimen kedua akan postif mengandung protein jika pasien tersebut
memiliki postural proteinuria.
Functional
Proteinuria adalah pengluaran protein dalam kaitannya dengan demam, eksposur
terhadap panas atau dingin, latihan atau olahraga yang berlebihan dan tekanan
emosional. Mekanisme fisiologi yang menyebabkan proteinuria pada semua kondisi
ini adalah renal vasoconstriction.
Protein
Bence Jones adalah protein khusus dengan berat molecular rendah yang
dikeluarkan pada urin lebih dari setengah pasien dengan multiple myelome.
Protein Bence Jones juga ditemukan pada urin banyak pasien dengan
macroglobulinemia. Protein ini menunjukkan porsi dari globulin plasma myelone
dengan berat molecular tinggi. Protein Bence Jones berbeda dari semua protein
urin dimana protein Bence Jones membekukan/mengentalkan pemanasan pada suhu
antara 450 c sampai 600c dan kemudian melarutkan kembali
pada pemanasan selanjutnya ke titik didih.
METODE PEMERIKSAAN
Sejumlah tes semikuantitaif yang sederhana dan tes
kuantitaif yang lebih kompleks tersedia untuk penentuan semua protein pada
urin. Merode-metode ini khusus digunakan untuk deteksi dan penghitungan
albumin, globulins, protein Bence Jones dan lainnya. Mayoritas metode-metode
ini, dengan pengecualian colorimetric reagent strip test, tergantung pada
timbulnya protein sebagi dasar untuk penentuan kuantitaif.
Colorimetric Reagent Strip Test
Colorimetric reagent strip test adalah berdasarkan
kemampuan protein untuk mengubah warna dari beberapa indikator berbasis asam
tanpa mengubah pH. Ketika sebuah indikator seperti tetrabromphenol blue ditahan
pada pH 3, itu adalah kuning pada larutan tanpa protein, tetapi pada kehadiran
protein warnanya akan berubah ke hijau dan kemudian ke biru dengan peningkatan
konsentrasi protein.
ALBUSTIX
Reagent Strip adalah strip tes protein yang mengandung area tes tunggal. Area
ini terdiri dari kertas pengisap berbentuk persegi kecil yang di resapi dengan
larutan tetrabromphenol biru yang di tahan. URISTIX, N-URISTIX, COMBISTIX,
HEMA-COMBISTIX, LABSTIX, BILILABSTIX, MULTISTIX dan N-MULTISTIX Reagent Strip
adalah reagent strip multi determinan, masing-masing mengandung sebuah bidang
untuk unsur pokok urin lainnya. Protein ditentukan dengan sederhana dengan
memasukkan strip kedalam urin ynag tidak tersentrifus yang tercampur dengan
baik, dan dengan segera membandingkan warna yang dihasilkan dengan grafik/bagan
yang disediakan pada bottle strip reagent. Hasilnya dilaporkan negative (warna kuning),
trace, atau positif 1 sampai positif 4. bacaan trace mungkin mendeteksi 5
sampai 20 mg protein per 100 ml.
Pembacaan
“positif” diperkirakan sama dengan konsentrasi albumin 30, 100, 300 dan 1000 mg
per 100 ml dan dapat indikator yang dapat dipercaya dari proteinuria keras yang
makin bertambah. Daerah reagent lebih reaktif terhadap albumin daripada protein
lainnya yang ditemukan dalam urin. Urin yang sangat alkalin mungkin memberikan
positif yang keliru ketika system buffer nya adalah menguasai dan shift yang
sebenarnya pada pH terjadi.
Semikuantitatif Precipatition Test
Metode asam asetik dan pemanasan, metode asam
sulfosalisis dan metode precipatition protein asam nitrit terkonsentrasi adalah
3 contoh sederhana untuk konsentrasi protein semikuantitaif dalam hal trace sampai positif 4 precipatition.
Precipatition dibaca dan diinterpretasikan sebagai berikut:
Trace adalah presipitat yang
nyatdapat dilihat yang latar blakangya hitam yan ekuivalen pada sekitar 5 mg/dl
protein
Positif 1 artinya tingkat
kekeruhannya kecil, sama dengan 10 sampai 30 mg/dl
Positif 2 artinya tingkat
kekeruhannya sedang, sama dengan 40 sampai 100 mg/dl
Positif 3 artinya tingkat
kekeruhannya tinggi/berat, sama dengan 200 sampai 500 mg/dl
Positif 4 flocculation berat
yang sama dengan 500 mg/dl atau lebih.
Tehnik Asam Asetik dan Pemanasan
- Masukkan 5
sampai 10 ml urin bersih pada tabung tes. Jika urin tidak bersih, saring
terlebih dahulu
- Rebus
bagian tinggi diatas nyala api
- Jika
kekeruhan berkembang, tambahkan 1 sampai 3 tetes asam asetik glacial.
Beberapa kekeruhan yang berkaitan pada phospat precipitation atau jernih
- Rebus
ulang dan perkirakan jumlah kekeruhan sebagai sebauh indeks jumlah protein
yang ada.
Metode ini adalah paling
efektif untuk sejumlah kecil protein dan dapat dieprcaya mendeteksi konsentrasi
protein 2 sampai 3 mg/dl
Metode Asam Sulfosalisil
1. Masukkan 4 sampai 5 ml urin pada tabung
tes
2. tambahkan 2 sampai 3 tetes 20 % asam
sulfosalisil
3. campur keseluruhan dan perkirakan jumlah
kekeruhan
Tes Asam Nitrit
1. Masukkan 2 sampai 3 ml asam nitrit
terkonsentrasi pada tabung tes
2. Dengan hati-hati tuang 5 ml urin
bersih/jernih (saring dulu pertama jika diperlukan) ke dalam sisi sebelah dalam
tabung tes yang condong sehingga urin membentuk lapisan diatas asam nitrit
3. Jaringan protein precipitat akan membentuk
interface. Perkirakan jumlah presipitat.
Penentuan Protein Kualitatif 24 jam
Perkiraan sederhana dari kandungan protein urin
dilakukan dengan menghitung jumlah presipitat yang dibentuk mengikuti tambahan
zat kimia khusus pada urin. Presipitat diukur baik dengan perbandingan dengan
standar-standar yang diketahui atau dengan mencatat puncak kolom presipitat
pada tabung yang secara khusus disarankan. Teskuantitaif yang lebih kompleks
melibatkan pengukuran presipitat protein dengan nephometer atau photometer.
Tes-tes ini biasanya adalah adaptasi dari satu tes presipitat lainnya seperti
tes kekeruhan asam sulfosalisil atau tes asam tricloroasetic.
Tes Kekeruhan Asam Sulfosalisil
1. Pipet 2,5 ml urin tersentrifuged kedalam
tabung tes
2. tambahkan 7,5 ml dari 3% asam sulfosalisil
(3 gm yang dilusi denagn air 100ml)
3. Balikkan/telungkupkan untuk mencampur
4. Biarkan berdiri 10 menit
5. Bandingkan kekeruhan dengan
standar-standar yang diketahui yang telah dipersiapkan dari larutan yang
mengandung 10, 20, 30, 40, 50, 75 dan 100 mg albumin/dl, dan perkirakan
konsentrasi yang tidak diketahui. Jika urin yang tidak diketahui mengandung
lebih dari 100 mg/dl protein, dilute urin tersebut dan ulangi tesnya.
Penentuan Bence Jones
Protein Bence Jones adalah dapat larut pada suhu
ruangan dan suhu tubuh. Presipitat rotein Bence Jones diatas nyala api antara
45 derajat dan 60 derajat celcius dan kemudian dilanjutkan kembali ketika urin
selanjutnya di panaskan sampai titik didihnya.
Pemanasan
perlahan-lahan dari sebuah spesimen urin ke titik didihnya adalah metode
penyaringan yang paling sederhana untuk protein Bence Jones. Ketika ada,
presipitat akan muncul pertama dan kemudian melarutkan kembali karena urin
tersebut selanjutnya dipanaskan. Adanya sejumlah besar protein lainnya atau
pospat menurunkan keakuratan tes ini. Protein-protein penginterferensi ini
biasanya dapat dihilangkan dengan mendinginkan urin yang dipanaskan ke suhu
ruangan, menyaringnya dan mengulangi proses pemanasan pada filtrate.
Tes Asam Asetik
- Masukkan
4,0 ml urin jernih ke tabung tes (centrifuge bila perlu)
- Tambahkan
1, 0 ml asetat buffer (tambahkan 17,5 gm sodium acetate trihydrate dan 4,1
ml asam asetic glacial untuk menyaring air; cairkan dilute ke 100 ml
dengan air yang disuling).
- Masukkan
560c air mandi dan panaskan selama 15 menit
- Presipitat
menunjukkan adanya Bence Jones Proteinuria
- Jika
presipitat terjadi, panaskan tabung pada air mendidih selama 3 menit dan
amati protein Bence Jones akan larut kembali
- Dinginkan tabung. Presipitat akan berulang karena larutan mendingin pada 45-600c dan larut kembali karena larutan dingin dibawah 400c.