Yazhid Blog

.

Jumat, 25 November 2016

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT

PENETAPAN NILAI HEMATOKRIT Penetapan nilai hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan hematologi untyuk mengetahui volume eritrosit da... thumbnail 1 summary
PENETAPAN NILAI HEMATOKRIT

Penetapan nilai hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan hematologi untyuk mengetahui volume eritrosit dalam 100 ml darah, yang dinyatakan dalam %.
Nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui ada tidaknya anemia dan digunakan juga untuk menghitung nilai eritrosit rata-rata. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro atau cara mikro. Pada cara makro digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 – 3 mm, panjang 110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm. Volume tabung ini adalah 1 ml. Pada cara mikro digunakan pipet kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm. Pipet ini ada 2 jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA atau heparin di baian dalamnya dan ada yang tanpa antikoagulan seperti darah kapiler. Pipet kapiler tanpa antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan antikoagulan seperti darah vena.

Cara Mikro

A. Pra Analitik
  1. Persiapan pasien: tidak memerlukan persiapan khusus
  2. Persiapan sampel:
Darah EDTA dengan kadar 1 mg Na2EDTA / K2EDTA untuk 1 ml darah atau darah heparin dengan kadar heparin 15-20 IU /ml. Pemeriksaan tidak boleh ditunda  lebih dari 6 jam, bila disimpan pada suhu 40C.
  1. Prinsip:
Darah yang disentrifus sel-sel eritrositnya akan dimanpatkan. Tingginya kolom eritrosit diukur dinyatakan dalam % dari darah tersebut
  1. Alat dan bahan
    1. Tabung kapiler hematokrit ukuran 75 mm. Diameter 1 mm. Ada yang berisi heparin (khusus untuk darh kapiler). Dan ada yang tidak berisi antikoagulan (untuk darah antikoagulan mis. Darah EDTA)
    2. Dempul untuk menutup salah satu ujung tabung hematokrit
    3. Alat sentrifus khusus untuk mikrohematokrit yang berkapasitas putar 11.500-15.000 ppm
    4. Reader/Alat baca mikro-hematokrit
B. Analitik


  1. Isilah pipet kapiler dengan darah yang langsung mengalir (darah kapiler) atau darah dengan antikoagulan
  2. Salah satu dari ujung pipet disumbat dengan dempul.
  3. Tabung kapiler dimasukkan kedalam alat mikro-sentrifuge dengan bagian yang desumbat mengarah keluar.
  4. Tabung kapiler dipusingkan selama 5 menit dengan kecepatan 16.000 RPM
  5. Hematokrit dibaca dengtan memakai alat baca yang telah tersedia
  6. Bila nilai hematokrit melebihi 50 %, pemusingan ditambah 5 menit lagi.

C. Pasca Analitik
     Nilai rujukan Laki-laki       : 42% – 52
Perempuan   : 36% – 46%

Kesalahan yang mungkin terjadi:
1.   Bila memakai darah kapiler, tetes pertama harus dibuang karena mengandung cairan interstisial
2.      Penggunaan antikoagulan Na2EDTA/K2EDTA lebih dari kadar 1,5 mg/ml darah mengakibatkan eritrosit mengerut sehingga nilai hematokrit akan rendah.
3.      Bahan pemeriksaan yang ditunda lebih dari 6 jam akan meningkatkan nilai hemaktokrit.
4.      Bahan pemeriksaan tidak dicampur dingga homogen sebelum pemeriksaan dilakukan.
5.      Darah yang digunakan untuk pemeriksaan tidak bole mengandung bekuan.
6.      di daerah dengan iklim tropis, pipet kapiler yang mengandung heparin cepat rusak karena itu harus disimpan dalam lemari es.
7.      Kecepatan dan lama pemusingan harus sesuai.
8.      Pemakain mikro sentrifuge dalam waktu yang lama mengakibatkan alat menjadi panas sehingga dapat megakibatkan hemolisis.
9.      Lapisan Buffy coat tidak turut di baca tetapi hal ini sulit diawasi. Selain ini pembacaan juga harus menghindari paralaks.
10.  Endapan atau lisis dari eritrosit dapat terjadi bila salah satu ujung pipet kapiler disumbat dengan cara dibakar.
11.  Penguapan plasma dapat terjadi selama pemusingan atau bila pipet kapiler yang akan dibaca dibiarkan terlalul lama.
12.  Pembacaan yang salah.




Cara Makro

A. Pra Analitik
1.   Persiapan Pasien: tidak memerlukan persiapan khusus
2.   Persiapan sampel: darah EDTA, darah heparin
3.   Prinsip: darah –antikoagulansia disentrifus, perbandingan volume sel-sel eritrosit terhadap volume spesimen darah dinyatakan dalam %
4.   Alat dan bahan:
a.       Tabung Wintrobe  dengan diameter 2.5 – 3.0 mm panjang 110 mm dan berskala 0-100 mm dengan skala terkecil 1 mm. Volumenya 1 ml darah
b.      Alat sentrifus
B. Analitik
  1. Darah dicampur dengan seksama sehingga homogen.
  2. Dengan menggunakan pipet Pasteur atau pipet Wintrobe darah dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe hingga mencapai garis tanda 100, mulai dari dasar tabung dan hindari terjadinya gelembung udara  di dalam tabung.
  3. Tabung yang telah berisi darah dipusing selama 30 menit pada kecepatan 2.000-2.300 g. Untuk mengkonversikan kecepatan pemusingan dari satuan g ke satuan RPM.
  4. Hasil penetapan hematokrit dibaca dengan memperhatikan:
a.       Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.
b.      Tebalnya lapisan putih di atas eritrosit yang tersusun dari leuksit dan trombosit. Lapisan ini disebut sebagai buffy coat dan dinyatakan dalam mm.
c.       Warna kuning dari lapisan plasma yang disebut indeks ikterus. Warna kuning tersebut dibandingkan dengan warna larutan kalium bikromat yang intensitas warnanya dinyatakan dalam satuan (S). Satu satuan dengan warna larutan 1 g kalium bikromat dalam 10.000 ml air.
  1. Bila nilai hematokrit melebihi 50%, pusinglah tabung tersebut 30 menit lagi.

C. Pasca Analitik
Nilai rujukan   Laki-laki    : 42% – 52 %
Perempuan            : 36% – 46%

Kesalahan yang mungkin terjadi
1.      Konsentrasi antikoagulan yang digunakan tidak sesuai
2.      Bahan pemeriksaan tidak dikocok hingga homogen
3.      Bahan pemeriksaan tidak mengandung bekuan
4.      Pemeriksaan ditunda lebih dari 6 jam
5.      Pada waktu pengisian tabung Wintrobe terjadi gelembung udara di dalam tabung
6.      Pengisian tabung Wintrobe tidak mencapai tanda 100
7.      Kecepatan dan lama pemusingan tidak sesuai
8.      Terjadi hemolisis waktu pemusingan

9.      Pembacaan yang salah.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts