STRUKTUR GINJAL DAN
PEMBENTUKAN URIN
Latar belakang dasar tentang struktur
ginjal dan pembentukan urin adalah sebuah bantuan untuk memahami analisis urin
dan interpretasi tes.
Analisis urin digunakan untuk dua tujuan.
Pertama adalah untuk memastikan adanya gangguan tubuh, seperti ketidaknormalan
endokrin dan metabolisme dimana ginjal tersebut berfungsi secara normal dan
oleh karena itu, mengeluarkan produk akhir metabolisme untuk sebuah penyakit
khusus. Tujuan kedua adalah untuk mendeteksi kondisi intrinsik yang mungkin
mempengaruhi ginjal atau jalan perkencingan. Ginjal yang sakit tidak dapat
berfungsi secara normal dalam pengaturan volume dan komposisi cairan tubuh dan
dalam memelihara/mempertahankan homeostasis. Sebagai konsekuensinya
substansi-substansi yang secara normal dipelihara oleh ginjal atau dikeluarkan
dalam jumlah kecil mungkin timbul atau muncul pada urin dalam kuantitas yang
besar dan substansi-substansi yang secara normal mungkin dikeluarkan mungkin
ditahan. Elemen-elemen struktur seperti sel darah merah, leukosit, sel-sel dari
jalan perkencingan dan cast dari ginjal yang sakit, atau jalan
perkencingan yang lebih rendah mungkin timbul pada urin.
ANATOMI GINJAL
Unit
fungsional dari ginjal adalah nephron. Diperkirakan ada satu juta nephron pada
setiap ginjal.
Setiap
nephron terdiri dari sebuah glomerulus, yang merupakan system penyaringan dan
sebuah tubule dimana cairan yang disaring lewat. Ketika cairan melewati tubulus,
berbagai perubahan terjadi: unsur pokok tertentu di serap kembali oleh lapisan
sel tubulus dan sustansi-sustansi lainnya dikeluarkan dalam lumen untuk
ekskresi akhir. Hampir semua air yang melewati glomelurus diserap kembali oleh
tubulus. Setiap glomelurus terdiri dari sebuah jaringan pembuluh yang
dikelilingi oleh sebuah membrane (Bowman’s capsule) yang berlanjut untuk
membentuk Bowman space dan permulaan
tubulus ginjal. Afferent arteriole
membawa darah dari arteri ginjal kedalam glomelurus dimana afferent arteriole terbagi untuk membentuk jaringan.
Pembuluh-pembuluh ini menyatu kembali untuk membentuk afferent arteriole, dimana darah meninggalkan glomelurus. Pembuluh
darah kemudian mengikuti jalan tubulus membentuk jaringan pembuluh.
Bagian
tubulus dari masing-masing nephron memiliki beberapa struktur dan segmen yang berbeda.
Bagian yang paling atas berlanjut dengan glomelurus adalah proximal convoluted tubule, yang diikuti oleh thin-walled segment dan distal convoluted tubule. Decending limb dari proximal tubule, thin walled
segment, dan distal tubule membentuk simpai yang dikenal sebagai simpai Henle.
Distal convoluted tubule dari beberapa
nephron mengalir kedalam sebuah kumpulan tubulus. Jumlah dari tubulus bergabung
membentuk papillary ducts. Puncak-puncaknya
langsung mengarah ke hilus dan berakhir di kalises. Kalises ini
menghubungkannya dengan pelvis ginjal. Urin yang lewat dari pelvis ginjal turun
ke ureter dan kedalam kandung kemih, dimana urin tinggal sampai dikeluarkan.
FORMASI URIN
Ginjal (gambar 1) harus dianggap organ penting
yang memelihara lingkungan internal dengan secara selektif mengeluarkan
berbagai substansi. Menurut kebutuhan spesifik tubuh memperkirakan 1200 ml
darah mengalir melalui ginjal setiap menit. Ini menunjukkan sekitar seperempat
dari volume total darah. Darah memasuki glomelurus dari setiap nephron (gambar
2) dengan melewati afferent arteriole
kedalam jaringan glomelurus.
Dinding
kapilari pada glomelurus sangat permeable untuk air dan komponen molekular
dengan berat rendah dari plasma. Mereka menyaring melalui dinding kapilari dan
melekatkan membran kapsul Bowman ke dalam ruang bowman. Dari sini plasma
menyaring yang lewat didalam tubulus dimana penyerapan kembali akan beberapa
substansi, sekresi yang lainnya dan konsentrasi urin terjadi.
Banyak
komponen dari penyaringan plasma, seperti glukosa, air dan asam amino, baik
sebagian maupun keseluruhan diserap kembali pada tubulus proximal, sementara
tubulus distal lebih banyak air yang diserap dan potassium dan ion-ion hydrogen
dikeluarkan. Simpai Henle dan system pengumpulan tubulus adalah daerah utama
dimana urin terkonsentrasi sebagai mekanisme untuk penghematan air dalam tubuh.