Yazhid Blog

.

Sabtu, 05 November 2016

TOKSIKOLOGI EXPERIMENTAL

TOKSIKOLOGI  EXPERIMENTAL Tujuan :        -     Menguji zat-zat kimia / toksikan dari segi efek negatif dan efek positif terh... thumbnail 1 summary


TOKSIKOLOGI  EXPERIMENTAL


Tujuan : 
      -     Menguji zat-zat kimia / toksikan dari segi efek negatif dan efek positif terhadap mahluk hidup dan lingkungan dengan menggunakan probandus ( bintang, tumbuhan, jamur/algae) dengan metode tertentu.
Terdiri atas :
a.    Farmakokinetik → penelitian, mengenai nasib obat/toksikan didalam tubuh yang menyangkut absorbsi, distribusi, redistribusi, biotransformasi dan ekskresi → dilakukan secara kuantitatif dari zat tersebut dari dalam cairan biologik/organ tubuh
b.   Uji Farmakodinamik, untuk mengetahui efek yang menonjol dari zat tersebut terhadap probandus.
c.    Uji Toksikologi bertujuan untuk menilai efek racun terhadap organisme, menganalisis, secara obyektif resiko yang dihadapi akibat racun di lingkungan.

Yang perlu diperhatikan :
-    Probandus (hewan uji : tikus putih, kelinci, marmut, anjing, babi, kera, orang utan)→ syarat : sehat, berat badan sesuai, umur, makanan, karantina, isolasi.
-    Sifat hewan uji : suka tidur, suka makan, lincah, liar, jinak, ganas, dll.
-    Pemilihan hewan uji
-    Sifat toksikan/zat : menguap, cair, padat, mudah terbakar, dll.
-    Dosis toksikan/zat yang digunakan :
·   LD 50 (Letal Dose 50)→ dosis kematian 50% pada hewan uji
·   LC 50 (Letal Concentration 50)→ konsentrasi zat yang digunakan yang menyebabkan kematian 50 % pada probandus.
-    Pemilihan hewan uji tergantung pada uji toksisitasnya dan tingkatan dalam uji toksisitas.
Tingkat 1 : uji pemaparan aktif (toksisitas akut). Terjadi pada dosis tinggi, waktu pemaparan pendek, dengan efek parah dan mendadak dimana organ adsorpsi dan ekskresi yang terkena berlangsung < 24 jam.
Tujuan :
§ Menggambarkan kurva dosis dan respon untuk kematian dan memungkinkan cacat tubuh
§ Uji iritasi mata dan kulit
§ Membuat saringan pertama untuk mutagenik aktivitas.
         Tingkat 2   : uji pemaparan subkronis (jangka menengah). Berlangsung 3 bulan.
         Tujuan : Menggambarkan kurva dosis dan respon (pajanan 90 hari).
      -  Uji toksisitas pada organ, cacat kematian, penurunan BB, hematologi, kimia klinik, membuat sayatan pada jaringan secara mikroskopik
§ Menyiapkan jaringan ke 2 untuk aktivitas mutagenik
§ Uji reproduktif dan cacat lahir (teratologi).
§ Uji farmakokinetik pada hewan uji : ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme,ekskresi)
         Tingkat 3   :  Uji paparan Kronis (toksisitas kronis) terjadi pada dosis rendah, pemaparan menahun, gejala tidak mendadak/gradual. Intensitas efek dapat parah/tidak.
         Tujuan :
§ Melakukan uji mutagenecity pada hewan mamalia
§ Melakukan uji karsinogenik pada hewan pengerat.
§ Menguji farmakokinetik pada manusia
§ Bandingkan data epidemiologi pada pajanan akut dan kronis.


METODE UJI TOKSISITAS
Dibagi menjadi 2 yaitu:
1).  Uji toksisitas kualitatif → untuk mengetahui ada tidaknya senyawa toksiknya yang dapat menyebabkan keracunan pada mahluk hidup.
§ Biasanya dilakukan atas dasar gejala yang timbul dari segi organ yang terkena racun : ginjal, hati, sistem saraf, dll.
§ Respon tubuh terhadap racun tidak spesifik, karena tidak ada gejala spesifik.
   Misalnya: Gejala: Fibrosus penyebabnya SiO2, Fe, asbes, Co, Dll. Demam penyebabnya : Mn, Zn, Pb dll.
   Cara pemeriksaan : SSA ( spektrofotometer serapan atom). Atau metode klasik (reaksi golongan).
2).  Uji toksisitas kuantitatif → untuk menetapkan kadar dari senyawa kimia penyebab keracunan. Uji ini dapat dilakukan ditinjau dari lamanya waktu (akut, subkronis, kronis). Sebelum melakukan uji ini, harus mengetahui sifat kimia dan fisika toksikan.
         Tujuan : Mencari dosis aman, nilai tengah (dosis lazim), kriteria standar kualitas lingkungan atau untuk produk kadar toksikan.

CARA SAMPLING PADA KERACUNAN
Yang perlu diperhatikan : gejala yang timbul, organ yang terpapar, keadaan tubuh/ mahluk hidup yang terpapar (bisa dari bau), lama kontak dengan toksikan.
Toksikan harus dicatat
Sampling yang boleh dilakukan pada organ keracunan :
§ Muntahan
§ Bilasan lambung
§ Sisa makanan/minuman
§ Kulit/kerokan
§ Urine
§ Darah
§ Organ tubuh : Ginjal, hati, paru-paru, otot dll

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts