Komponen
darah adalah bagian-bagian darah yang dipisahkan dengan cara fisik/mekanik
(melalui proses pemutaran atau pengendapan) tanpa menambahkan bahan kimia
tertentu. Kondisi ini dibedakan dengan derivat darah atau plasma yang proses pemisahannya
dilakukan dengan cara menambahkan bahan kimia tertentu.
a. Sel
darah merah (eritrosit).
Merupakan sel yang paling banyak
dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh
dari volume darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen
dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen dipakai
untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon
dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke
paru-paru.
b. Sel
darah putih (leukosit.
Jumlahnya lebih sedikit, dengan
perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah.
Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme
utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi.
·
Neutrofil,
juga disebut granulosit karena
berisi enzim yang mengandung granul granul, jumlahnya paling banyak. Neutrofil
membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda
asing sisa-sisa peradangan. Ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk
pita (imatur, belum matang) dan
neutrofil bersegmen (matur,
matang).
·
Limfosit memiliki
2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan perlindungan terhadap infeksi virus
dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan limfosit B (membentuk
sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma).
·
Monosit mencerna
sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan imunologis terhadap
berbagai organisme penyebab infeksi.
·
Eosinofil membunuh
parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi.
·
Basofil juga
berperan dalam respon alergi.
c. Platelet (trombosit).
Merupakan paritikel yang menyerupai sel,
dengan ukuran lebih kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih.
Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan,
trombosit berkumpul dapa daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami
pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain
dan menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah
dan menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan
yang membantu mempermudah pembekuan.
d. cairan darah (plasma darah)
Plasma
darah manusia tersusun atas 90% air dan 10% zat terlarut (zat makanan, zat
mineral, zat hasil produksi dari sel-sel, protein, karbon dioksida, oksigen,
dan nitrogen). Plasma ini berwarna kekuning-kuningan. Di dalam protein darah
terdapat serum yang didalamnya terdapat zat antibodi. Apabila ada benda asing
masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan berusaha merespons dengan cara
membinasakan atau mengeluarkan benda asing tersebut. benda asing tersebut
disebut antigen.
2.
KELAINAN PADA KOMPONEN DARAH
Ada banyak jenis penyakit kelainan darah.
Dalam istilah medis, kelainan ini dapat melibatkan 3 jenis sel darah:
1. Sel
darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh
2. Sel
darah putih untuk melawan infeksi
3. Trombosit
yang berperan dalam pembekuan darah
4. Plasma
darah
Pembagiannya
untuk gangguan pada sel darah merah meliputi penyakit:
Ø Anemia
Orang dengan anemia memiliki jumlah sel
darah merah rendah. Anemia ringan seringkali tidak menimbulkan gejala. Anemia
berat dapat menyebabkan kelelahan, kulit pucat, dan sesak napas. Jenis anemia
yang umum:
·
Anemia defisiensi besi (Fe): besi
diperlukan tubuh untuk membuat sel-sel darah merah. Asupan rendah dan
kehilangan darah akibat menstruasi adalah penyebab paling umum dari anemia
kekurangan zat besi. Konsumsi pil zat besi atau bahkan transfusi turut
mengurangi anemia.
·
Anemia karena penyakit kronis. Misalnya
pada orang dengan gagal ginjal kronis. Anemia ini tidak selalu ditangani secara
khusus. Dengan injeksi hormon sintetik seperti epogen dan procrit untuk
merangsang produksi sel darah atau transfusi darah bisa saja diperlukan jika
sudah mendesak
·
Anemia pernisiosa (kurang vitamin B12).
Sebuah kondisi autoimun yang mencegah tubuh dari menyerap B12 yang cukup dalam
makanan. Selain anemia juga bisa menyebabkan kerusakan saraf (neuropati). Dosis
tinggi Vitamin B12 mencegah masalah jangka panjang anemia ini.
·
Anemia aplastik. Pada orang dengan
anemia aplastik, sumsum tulang tidak memproduksi cukup sel darah, termasuk sel
darah merah. Hal ini dapat terjadi karena infeksi virus, efek samping obat,
atau kondisi autoimun. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah transfusi darah
atau bahkan bahkan transplantasi sumsum tulang.
·
Anemia hemolitik autoimun: Pada orang
dengan kondisi ini, sistem kekebalan tubuh terlalu aktif menghancurkan sel-sel
darah merah tubuh sendiri yang menyebabkan anemia. Prednison dapat membantu
untuk menekan sistem kekebalan tubuh.
·
Anemia sel sabit. Secara berkala,
sel-sel darah merah berubah bentuk menjadi seperti bulan sabit, dan menyumbat
aliran darah. Jika sudah parah dapat terjadi kerusakan organ.
Ø Lekopeni
Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
Ø Lekositosis
Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
Ø Thallasemia
Merupakan penyakit
genetika. Walau sebagian penderita tidak memerlukan pengobatan tetapi pada
sebagian lain perlu transfusi darah secara teratur untuk mencegah terjadinya
berlanjutnya anemia.
Ø Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan genetis yang diturunkan, ditandai
dengan tidak dihasilkannya faktor-faktor yang diperlukan dalam pproses
pembekuan darah. Orang yang menderita hemofilia pada umumnya laki-laki,
darahnya sulit membeku jika terjadi luka.
Ø Vera
polisitemia
Tubuh memproduksi sel
darah terlalu banyak dan belum ada penyebab pastinya. Kelebihan sel darah merah
biasanya tidak masalah tetapi dapat menyebabkan pembekuan darah pada beberapa
orang.
Ø Malaria
Gigitan nyamuk yang
membawa parasit ke darah seseorang dan menginfeksi sel-sel darah merah. Secara
berkala sel darah akan pecah, menggigil dan merusak organ.
Ø Trombositopenia
Adalah suatu kelainan pada sistem imun
yang disebabkan oleh produksi antibody yang menyerang trombisit, sehingga
jumlah trombosit menjadi sangat rendah, selain itu trombosit yang dihasilkan
mudah sekali pecah atau lisis. Penderita trombositopenia cnderung mengalami
perdarahan, seperti pada hemophilia, bedanya ialah perdarahan biasanya berasal
dari kapiler-kapiler kecil, bukan dari pembuluh yang lebih besar seperti pada
hemophilia. Sebagai akibatnya timbul bintik-bintik perdarahan di seluruh
jaringan tubuh. Kulit penderita menampakan bercak-bercak kecil berwarna ungu,
sehingga penyakit ini disebut trombositopenia purpura.
Ø Trombus
Yaitu Proses terjadinya gumpalan atau bekuan darah
yang menempel pada permukaan dalam pembuluh darah
Ø Embolism
Adalah suatu keadaan terjadinya gumpalan atau bekuan
darah di dalam pembuluh darah yang dibawa oleh aliran darah. Embolism dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah yang lebih kecil diameternya,
misalnya arteriol atau kapiler.
Ø Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu jika tekanan
sistol lebih besar dari 140 mmHg atau tekanan diastole lebih besar dari 99mmHg.
Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistol dan 80mmHg untuk diastol.
Dalam banyak kasus, kedua tekanan itu mengalami kenaikan. Hipertensi dapat
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan tersumbatnya arteri di otak yang
mengakibatkan stroke, kerusakan otak bahkan dapat menyebabkan kematian.
Ø Hypotensi
Adalah tekanan darah yang berada di bawah normal atau sering
disebut penyakit darah rendah, gejalanya dapat berupa lesu, pusing, gangguan
penglihatan, sampai pingsan.
Ø Leukemia
adalah kanker dari sel-sel darah.
Penyebab :
o
Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah
putih.
o
Penyebab dari sebagian besar jenis
leukemia tidak diketahui.
o
Virus menyebabkan beberapa leukemia pada
binatang (misalnya kucing).