BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Definisi embriologi adalah ilmu yang
mempelajari seluruh proses tumbuh dan berkembangnya telur yang telah dibuahi.
Tetapi biasanya, embriologi hanya mempelajari proses tumbuh dan berkembangnya
telur yang dibuahi sampai suatu kondisi serupa stadium dewasa yaitu foetus siap
lahir pada hewan tingkat tinggi dan telur yang siap menetas.
Embriologi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu embryon, โembrio, yang berarti belum lahirโ, dan logia) adalah
ilmu yang tentang perkembangan embrio dari pembuahan sel telur ke tahap janin.
Embriologi merupakan ilmu dan
perkembangan dari cabang biologi yang meneliti pada pembentukan organ dan
sistem binatang, dari sel. Perkembangan
embrio dari hewan dimulai dengan hubungan seksual, sehingga menghasilkan zigot
atau telur, yang akan melewati tiga tahap secara berurutan yaitu : morula,
blastokista dan gastrula. Pembentukan dan pengembangan embrio disebut
embriogenesis. Ilmu Ini merupakan disiplin yang berkaitan dengan anatomi dan
histologi.
1.2 Rumusan
Masalah
- Apa
yang dimaksud dengan pengertian hewan vertebrata ?
- Bagaimana
proses reproduksi mamalia laut ?
- Bagaiman
Perkembangan embrio pada mamalia laut ?
1.3 Tujuan Penulisan
- Agar
mahasiswa dapat mengetahui pengertian hewan vertebrata.
- Agar mahasiswa
dapat mengetahui bagaimana proses reproduksi mamalia laut.
- Agar
mahasiswa dapat mengetahui perkembangan embrio pada mamalia laut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hewan Vertebrata
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya.
Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang:
1. Mempunyai tulang yang terentang dari belakang kepala sampai bagian ekor.
2. Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
3. Tubuh berbentuk simetris bilateral.
4. mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada contohnya pada katak.
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya.
Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang:
1. Mempunyai tulang yang terentang dari belakang kepala sampai bagian ekor.
2. Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
3. Tubuh berbentuk simetris bilateral.
4. mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada contohnya pada katak.
Ciri alat tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai berikut:
1. Mempunyai kelenjar bundar, endoksin yang menghasilkan hormon untuk pengendalian. Pertumbuhan dan proses fisiologis
2. Susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang
3. Bersuhu tubuh panas dan tetap (homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai dengan kondisi lingkungan (poikiloternal)
4. Sistem pernapasan/terpirasi dengan paru-paru (pulmonosum) kulit dan insang operculum
5. Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang terletak di sebelah vertran (depan) dan tulang belakang
6. Kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian dalam)
Hewan bertulang belakang (vertebrata) ini terdiri atas kelas yaitu:
1. Kelas Pisces (Ikan)
2. Kelas Amphibi (Latin amphi = dua, bia = hidup)
3. Kelas Reftilia (Bahasa latin repare = merangkak/merayap)
4. Kelas Aves (Burung)
5. Kelas mamalia (Bahasa latin mamae artinya kelenjar buah dada, mamalia artinya hewan menyusui)
1. Kelas Pisces (Ikan)
2. Kelas Amphibi (Latin amphi = dua, bia = hidup)
3. Kelas Reftilia (Bahasa latin repare = merangkak/merayap)
4. Kelas Aves (Burung)
5. Kelas mamalia (Bahasa latin mamae artinya kelenjar buah dada, mamalia artinya hewan menyusui)
Reproduksi seksual pada vertebrata
diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi.
Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi
embrio. Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara
internal.
Fertilisasi eksternal merupakan
penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam
suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi
(katak).
Fertilisasi internal merupakan
penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini
dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin
jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan
yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan
mamalia.
Setelah fertilisasi internal, ada
tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara
ovipar, vivipar dan ovovivipar.
v Ovipar
(Bertelur)
Ovipar merupakan embrio yang
berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat makanan
dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh
induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada
burung dan beberapa jenis reptil.
v Vivipar
(Beranak)
Vivipar merupakan embrio yang
berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim) induk betina.
Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan dari vagina induk
betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui),
misalnya kelinci dan kucing.
v Ovovivipar
(Bertelur dan Beranak)
Ovovivipar merupakan embrio yang
berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh
induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di
dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan
anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah
kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.
Disini kita akan membahas mengenai
kelas mamalia, yaitu terutama kelas mamalia laut :
Jika di
karakteristikkan, mamalia laut di bagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Mamalia
Laut yang harus kembali ke darat untuk bereproduksi, menyusui, dan
beristirahat. Contohnya: anjing laut, beruang kutub, dan berang-berang laut
2. Mamalia
Laut yang menghabiskan seluruh hidupnya di laut. Contohnya: paus, lumba-lumba,
pesut, manatee, dan dugong
Mamalia laut sama seperti mamalia
darat yaitu berdarah panas. Karena kondisinya ini, suhu tubuh akan selalu sama
dan tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan. Sehingga dibutuhkan beberapa
adaptasi untuk bertahan di lingkungan laut yang dingin, seperti:
1. Memiliki blubber, yaitu jaringan kaya
lemak yang dapat menghasilkan minyak untuk menghangatkan tubuh.
2. Memiliki rambut dan bulu.
2.2 Perkembangan Embrio Pada Mamalia
Laut
ยท
Reproduksi Paus
Paus atau lodan (khusus yang bergigi
dan bukan berukuran kecil) adalah sekelompok mamalia yang hidup di lautan.
Sebutan โpausโ diberikan pada anggota bangsa Cetacea yang berukuran besar.
Meskipun dalam bahasa Indonesia paus sering disebut โikan pausโ, paus
sebenarnya bukanlah tergolong dalam keluarga ikan. Paus mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Bernapas
melalui paru-paru
2) Mempunyai
rambut (sedikit, hampir tidak ada bagi paus dewasa)
3) Berdarah
panas
4) Mempunyai
kelenjar susu
5) Mempunyai
jantung dengan empat ruang
1. Alat Reproduksi Dan Proses Perkawinan Pada
Paus
Reproduksi merupakan suatu proses
dimana organisme menghasilkan individu baru, melalui material gen, dan
memelihara secara berkelanjutan kehidupan individu baru tersebut. Semua jenis
mamalia melahirkan dengan cara pembuahan di dalam (internal fertilization).
Selain itu, semua jenis mamalia memiliki alat kelamin yang terpisah dan
karakteristik sexual yang hanya dimiliki oleh masing-masing jenis kelamin.
Mamalia juga memliki struktur dan fungsi sistem reproduksi yang sangat
kompleks, berbeda dengan burung dan reptil.
Pada kelas mamalia, sistem
reproduksi jantan memiliki sepasang testis, sepasang kelenjar reproduksi,
sistem pembuluh, dan alat kelamin (penis). Sedangkan pada betina terdiri dari
sepasang induk telur dimana untuk menghasilkan telur dan berbagai hormone,
sepasang pipa Fallopi (oviduk) dimana bertugas sebagai saluran dari induk telur
pertama hingga ke yang terbesar atau disebut uteri (tempat berkembangnya
embrio), vagina sebagai gerbang dari sisi luar tubuh, dan serviks dimana
sebagai menyambungkan uterus dan vagina.
Sistem reproduksi pada jantan,
testis merupakan tempat berproduksinya sperma (gamet jantan) dan pembentukan
hormon sex jantan (testoteron). Sepasang testis pada mamalia berbentuk oval,
menggantung pada kantung, dan terlindung oleh kulit yang disebut skrotum.
Posisi testis pada mamalia berbeda-beda. Setelah sperma matang, sperma harus
disalurkan ke rangkaian pembuluh lalu berkumpul pada epididimis (gulungan
pembuluh yang tinggi yang berlokasi di permukaan pada masing-masing testis).
Pembuluh ini bertugas sebagai saluran sperma dan tempat penyimpan antara sperma
dan jaringan kelenjar sekresi yang diberikan terlebih dahulu untuk ejakulasi.
Penis merupakan alat untuk mengirim sperma ke tubuh betina yang difasilitasi
oleh pembuluh darah yang tinggi. Komposisi penis adalah bentuknya yang silinder
dan corpora cavernosa (didalamnya terdapat darah yang apabila melakukan
hubungan sexual akan mengakibatkan ereksi).
2. Proses kehamilan paus
ยท
Perkembangan embrio pada paus
Tahap Embrio Tahap embrio dimulai
dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma), kemudian terbentuk zigot
yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio dikelompokkan menjadi beberapa
fase, yaitu fase morula, fase blastula, fase gastrula, fase diferensiasi, serta
organogenesis. Kita akan membahas setiap fase pertumbuhan dan perkembangannya
berikut ini.
a) Fase Morula
Pada fase ini zigot mengalami
pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat,
dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak
bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki
kutub fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal
pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu (grey
crescent).setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan
dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel.
Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari
16-64 sel inilah yang disebut morula.
b) Fase Blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian
sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase morula. Konsentrasi
sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat
sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi
sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan
selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai
dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang
berisi caftan dan disebut blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut
blastula. Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase
blastula selesai ditanjutkan dengan lase gastrula.
c) Fase Gastrula
Pada fase gastrula, embrio mengalami
proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub
fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sal-sel pada kutub vegetatif
membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua
formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Bagian ektoderm akan menjadi kulit
dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam saluran. Bagian tengah gastrula
disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron akan
menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata.
Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron disebut dengan
blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung akan
membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi
sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir fase gastrula telah
terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Berdasarkan
jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu hewan
diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki dua lapisan
embrional, yaitu ektoderm dan endoderm. Contoh hewan diploblastik adalah
Coelenterata (hewan berongga). Hewan triploblastik memiliki tiga lapisan
embrional, yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Mesoderm selalu terletak di
antara ektoderm dan endoderm.
d) Diferensiasi dan Organogenesis
Pada fase ini mulai terjadi
diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi sel untuk menjadi
jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor hereditas (gen)
yang dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif.
Pada akhirnya masing-masing bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi organ-organ sebagai berikut:
1. Ektoderm
akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis, rambut, kelenjar minyak,
kelenjar keringat, email gigi, sistem saraf, dan saraf reseptor.
2. Mesoderm
akan mengalami diferensiasi menjadi tulang, jaringan ikat, otot, sistem
peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus deferens, dan sistem
reproduksi.
3. Endoderm
akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan epitel pencernaan, sistem
pernapasan, pankreas dan hati, serta kelenjar gondok.
Dalam proses diferensiasi dan
organogenesis, bagian yang berdekatan sating mempengaruhi. Sebagai contoh,
bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm dalam diferensiasi untuk
perkembangan alat gerak, yaitu sebagian berasal dari set ektoderm dan sebagian
dari mesoderm. Setelah tahap embrio selesai, embrio yang disebut janin siap
dilahirkan.
Periode
kehamilan sekitar 11-12 bulan dan anakan lahir dengan ekor terlebih dahulu dan
dekat dengan permukaan yang panas, air yang dangkal. Anak yang baru lahir
memiliki kemampuan berenang ke permukaan sekitar 10 detik untuk pernafasan
pertamanya dengan dibantu induknya dengan menggunakan sirip. Sekitar 30 menit
sejak kelahirannya, anak paus mulai dapat berenang. Anak yang baru lahir
memiliki panjang sekitar 7,6 m dan berat sekita 6-8 ton. Bayi diasuh/diberikan
susu yang dimiliki induknya (40-50% lemak) dan disapih sekitar 7-8 bulan.
Anakan minum 23-90 kg susu tiap hari. Induk dan anak selalu bersama-sama selama
setahaun atau lebih, sampai anakan memiliki panjang sekitar 13 m.
Perawatan induk paus menghasilkan
lebih dari 50 galon (200 liter) susu tiap harinya. Kandungan susu terdapat
35-50% lemak susu dan anaknya memperoleh beat rata-rata hingga 10 pon tiap jam
atau 44 kg tiap harinya. Pada saat 6 bulan dalam setahun dan rata-rata
panjangnya mencapai 16 m, anaknya disapih. Paus mencapai kedewasaan sexualnya
sekitar 10 tahun.
Di bumi belahan utara, betina
memiliki kedewasaan sexual dalam umur 5 tahun dengna panjang 21-23 m. sedangkan
jantan mulai dewasa kurang dari lima tahun dan panjang kurang dari betina hanya
sekitar 20-21 m (Wilson and Ruff 1999).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Embriologi
adalah ilmu yang mempelajari seluruh proses tumbuh dan berkembangnya telur yang
telah dibuahi. Tetapi biasanya, embriologi hanya mempelajari proses tumbuh dan
berkembangnya telur yang dibuahi sampai suatu kondisi serupa stadium dewasa
yaitu foetus siap lahir pada hewan tingkat tinggi dan telur yang siap menetas.
2. Lumba-lumba,
Paus, dan Dugong adalah beberapa hewan yang masuk dalam kategori mamalia laut.
Sama seperti mamalia di darat, mereka bereproduksi dengan cara melahirkan.
3.2 Saran
Saya sadari bahwa makalah ini masih
jauh dari taraf kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.