BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode dengan
menggunakan soxhlet ini dijelaskan oleh Soxhlet pada tahun 1879. Contoh
metode yang paling umum digunakan metode semi-kontinyu diterapkan untuk
ekstraksi lipid dari makanan. Menurut prosedur Soxhlet tersebut, minyak dan
lemak dari bahan padat yang diambil dengan mencuci berulang (perkolasi) dengan
organik pelarut, biasanya heksana atau petroleum eter, di bawah refluks dalam
gelas khusus. Catatan William B.
Jensen bahwa contoh awal extractor kontinu adalah bukti arkeologi untuk
Mesopotamia air panas ekstraktor untuk bahan organik berasal dari sekitar 3500
SM.Sebelum Soxhlet, kimiawan Perancis Anselme Payen juga memelopori dengan
ekstraksi terus menerus dalam tahun 1830-an.
Ekstraksi padat cair atau leaching
adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam
pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen
terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan
kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan
dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan
apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan
pada padatan yang larut karena efektivitasnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian
Soxhlet
2. Sejarah
Soxhlet
3. Prinsip
Kerja Soxhlet
4. Komponen
– Komponen Alat Soxhlet
5. Jenis
Ekstraktor
6. Dasar
Pemilihan, Keuntungan Dan Kerugian Metode Soxhlet
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
pengertian soxhlet
2. Mengetahui
sejarah penemuan soxhlet
3. Mengetahui
komponen – komponen alat soxhlet
4. Mengetahui
prinsip kerja soxhlet
5. Mengetahui
jenis ekstraktor yang digunakan pada soxhlet
6. Mengetahui
keuntungan dan kerugian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Soxhlet
Soxhlet
merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu bahan dengan
pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai. Sampel yang akan
diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan
diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas
sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi
sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke
dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan
sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk
ekstraksi lipid.
2.2
Sejarah Soxhlet
Catatan
William B. Jensen bahwa contoh awal extractor kontinu adalah bukti arkeologi
untuk Mesopotamia air panas ekstraktor untuk bahan organik berasal dari sekitar
3500 SM. Sebelum Soxhlet, kimiawan Perancis Anselme Payen juga memelopori
dengan ekstraksi terus menerus dalam tahun 1830-an.
2.3
Prinsip Kerja
Adapun
prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil
yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila
penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya
adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah
menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut,
tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan
Metoda
sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi.
Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat
digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang
akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk
maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk
pemisahan ini adalah sokletasi.
Sokletasi
digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap
yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara
teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa
kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia
pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut
tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau
padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan
pelarut yang diinginkan.
Syarat
syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
Ø Pelarut yang mudah menguap Ex :
heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alcohol
Ø Titik didih pelarut rendah.
Ø Pelarut tidak melarutkan senyawa
yang diinginkan.
Ø Pelarut terbaik untuk bahan yang
akan diekstraksi.
Ø Pelarut tersebut akan terpisah
dengan cepat setelah pengocokan.
Ø Sifat sesuai dengan senyawa yang
akan diisolasi, polar atau nonpolar.
Ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut organik dengan
kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter,
petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa – senyawa trepenoid dan
lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk
memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini
seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa – senyawa
yang diekstraksi.
Cara
menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang
berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus
dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari,
senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau
dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa
artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.
Alat
sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan
saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa
kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
Dibanding
dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih efisien,
karena:
Ø Pelarut organik dapat menarik
senyawa organik dalam bahan alam secara berulang kali.
Ø Waktu yang digunakan lebih efisien.
Ø Pelarut lebih sedikit dibandingkan
dengan metoda maserasi atau perkolasi.
Sokletasi
dihentikan apabila :
Ø Pelarut yang digunakan tidak
berwarna lagi.
Ø Sampel yang diletakkan diatas kaca
arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
Ø Hasil sokletasi di uji dengan
pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.
2.4
Komponen – Komponen Alat Soxhlet
·
Komponen-komponen
dari alat soklet, antara lain:
·
Nama-nama
instrumen dan fungsinya :
1. Kondensor berfungsi sebagai pendingin,
dan juga untuk mempercepat proses pengembunan.
2. Timbal berfungsi sebagai wadah untuk
sampel yang ingin diambil zatnya.
3. Pipa F berfungsi sebagai jalannya
uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.
4. Sifon berfungsi sebagai perhitungan
siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka
hal ini dinamakan 1 siklus.
5. Labu alas bulat berfungsi sebagai
wadah bagi sampel dan pelarutnya
6. Hot plate berfungsi sebagai pemanas
larutan
2.5
Jenis Ekstraktor
Ada
dua jenis ekstraktor yang lazim digunakan pada skala laboratorium, yaitu
ekstraktor Soxhlet dan ekstraktor Butt. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut
dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian
masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian
pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel
dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama
dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan
menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa
ini disebut dengan efek sifon.
Prinsip
kerja ekstraktor Butt mirip dengan ekstraktor Soxhlet. Namun pada ekstraktor
Butt, uap pelarut naik ke kondensor melalui annulus di antara selongsong dan
dinding dalam tabung Butt. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong langsung
lalu keluar dan masuk kembali ke dalam labu didih tanpa efek sifon. Hal ini
menyebabkan ekstraksi Butt berlangsung lebih cepat dan berkelanjutan (rapid).
Selain itu ekstraksinya juga lebih merata. Ekstraktor Butt dinilai lebih efektif
daripada ekstraktor Soxhlet.
Hal ini didasari oleh faktor
berikut:
Pada
ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut
dalam selongsong sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel
yang berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga
sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian
atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata. Sementara pada ekstraktor Butt,
pelarut langsung keluar menuju labu didih. Sampel berkontak dengan pelarut
dalam waktu yang sama.
Pada
ekstraktor Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung dengan udara
ruangan. Maka akan terjadi perpindahan panas dari pelarut panas di dalam pipa
ke ruangan. Akibatnya suhu di dalam Soxhlet tidak merata. Sedangkan pada
ekstraktor Butt, pelarut seluruhnya dilindungi oleh jaket uap yang mencegah
perpindahan panas pelarut ke udara dalam ruangan.
2.6
Dasar Pemilihan,
Keuntungan Dan Kerugian Metode Soxhlet
Metode
soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi
bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu,
sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan
meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat.
Kerugian
metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan
untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
v Keunggulan sokletasi :
o
Sampel
diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
o
Jumlah
pelarut yang digunakan sedikit.
o
Proses
sokletasi berlangsung cepat.
o
Jumlah
sampel yang diperlukan sedikit.
o
Pelarut
organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
v Kelemahan sokletasi :
o
Tidak
baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau
senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
o
Harus
dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer,
Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
o
Pelarut
yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.
v Skema kerja :
o
Pasang
alat soklet
o
Haluskan
dan keringkan sampel
o
Bungkus
sampel dengan kertas saring ( selongsong ), ikat dengan benang,masukkan ke
dalam alat soklet
o
Masukkan
pelarut sebanyak 1,5 x volume ekstraktor soklet
o
Lakukan
sokletasi sampai pelarut tidak berwarna
o
Keluarkan
sampel, panaskan untuk memisahkan pelarut dari senyawa hasil ekstraksi
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sebuah
ekstraktor Soxhlet adalah bagian dari peralatan laboratorium. Ditemukan pada
tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet.
Soxhlet adalah alat
yang digunakan untuk ekstraksi (metode untuk mendapatkan senyawa
dari sistem campuran) padat-cair atau memisahkan suatu komponen dalam suatu
padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair.
Prinsip
soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya
pendingin balik.
3.2
Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik
lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Day.2002. Analisis Kimia Kuantitatif .Jakarta:
Erlangga
Khamidinal.2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Khopkar,
S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta:
UI Press
Oxtoby
, David. 2001. Kimia Modern Edisi Ke Empat Jilid I. Jakarta:
Erlangga
Rohman,
Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sri
Mulyani. 2005. Kimia Fisika II. Malang: UM Press.
Fessenden.
2009. Kimia Organik I. Bandung : Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung