I.
Judul : Uji serologi penyakit sifilis
II.
Tujuan : untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi penyakit sifilis yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dengan uji serologi
III.
Prinsip : presipitasi atau
koagulasi menunjukan adanya reaksi antigen dan antibody pada serum pasien dan antigen pada reagen
TPHA
IV.
Metode : TPHA
V.
Dasar teori :
Sifilis adalah penyakit
kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri
spiroseta, Treponema pallidum. Penularan biasanya
melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung
dan kongenital sifilis
(penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).
Penyakit
sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun
frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya
karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah,
saraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang di kandungnya.
Sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering disebut
sebagai “Lues Raja Singa”.
Sifilis
merupakan infeksi kronik menular yang disebabkan oleh bakteri troponema
pallidum, menginfeksi dan masuk ke tubuh penderita kemudian merusaknya. Sifilis
hanya menular antar manusia melalui kontak seksual, atau Ibu kepada bayinya.
Sifilis menular melalui Penis, vagina, anus, mulut, transfusi dan ibu hamil
kepada bayinya
Masa
inkubasi antara 10 – 90 hari, dengan gejala: Tahap 1 yaitu 9-90 hari
setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil, bundar dan tidak sakit (chancre) –
tepatnya pada kulit yang terpapar/kontak langsung dengan penderita. Chancre
sebagai tempat masuknya penyakit hampir selalu muncul di dalam dan sekitar
genetalia, anus bahkan mulut. Pada kasus yang tidak dibobati (sampai tahai 1
berakhir), setelah beberapa minggu, chancre akan menghilang tapi bakteri tetap
berada di tubuh penderita. Tahap 2 yaitu 1-2 bulan kemudian, muncul
gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada bagian dalam mulut, nyeri otot,
demam, lesu, rambut rontok dan terdapat bintil. Beberapa bulan kemudian akan
menghilang. Sejumlah orang tidak mengalami gejala lanjutan. Tahap 3 yaitu Dikenal sebagai tahap
akhir sifilis. Pada fase ini chancre telah menimbulkan kerusakan fatal dalam
tubuh penderita. Dalam stase ini akan muncul gejala: kebutaan, tuli, borok pada
kulit, penyakit jantung, kerusakan hati, lumpuh dan gila. Tahap letal.
Cara penularannya yaitu jika terjadi kontak langsung dengan kulit
orang yang telah terinfeksi disertai dengan lesi infeksi sehingga bakteri bisa
masuk ke tubuh manusia. Pada saat melakukan hubungan seksual (misal) bakteri
memasuki vagina melalui sepalut lendir dalam vagina, anus atau mulut melalui
lubang kecil. Sifilis sangat mudah menginfeksi orang lain pada tahap 1 dan 2
selain itu juga dapat disebarkan per-plasenta. Apabila infeksi pada kehamilan
karena tidak melakukan pemeriksaan antenatal yang adekuat akan mempunyai
pengaruh buruk pada janin. Dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus,
dan partus prematurus, dan dapat juga di dapatkan gejala-gejala sifilis
kongenital.
Pengobatan
sifilis dalam kehamilan yaitu dengan penisilin.
1 kali penyuntikan penisilin dirasa telah cukup adekuat, meski beberapa penderita memerlukan 1-3 kali injeksi penisilin. Dokter akan meminta penderita yang telah menjalani medikasi untuk melakukan tes darah setahun kedepan, dimaksudkan untuk memastikan bakteri telah lisis dari tubuh penderita. Menerapkan pola hubungan seksual yang sehat dan aman. Bagi penderita yang alergi penisilin, dapat diganti dengan eritromycine atau tetrasiklin.
1 kali penyuntikan penisilin dirasa telah cukup adekuat, meski beberapa penderita memerlukan 1-3 kali injeksi penisilin. Dokter akan meminta penderita yang telah menjalani medikasi untuk melakukan tes darah setahun kedepan, dimaksudkan untuk memastikan bakteri telah lisis dari tubuh penderita. Menerapkan pola hubungan seksual yang sehat dan aman. Bagi penderita yang alergi penisilin, dapat diganti dengan eritromycine atau tetrasiklin.
Sifilis yang mempunyai nama lain Great pox, lues venereum, dan morbus
gallicus merupakan suatu penyakit kronik dan bersifat sistemik yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai
banyak penyakit, mempunyai masa laten, dapat ditularkan melalui kontak seksual
dan dari ibu ke janin. Penyakit ini juga mempunyai stadium remisi dan
eksaserbasi. Di Indonesia insidensinya 0,61% dengan penderita terbanyak adalah
stadium laten, disusul stadium 1 yang jarang, dan yang langka adalah sifilis
stadium II.
Sifilis dibagi menjadi sifilis kongenital dan akuisita (dapatan). Sifilis
kongenital dibagi menjadi sifilis dini (sebelum 2 tahun), lanjut (setelah 2
tahun), dan stigmata. Sifilis akuisita dapat dibagi menurut 2 cara, yaitu
secara klinis dan epidemiologik. Menurut klinis sifilis dibagi menjadi 3
stadium: Stadium I, stadium II, dan stadium III. Secara epidemiologik menurut
WHO dibagi menjadi: Stadium dini menular (dalam dua tahun sejak infeksi),
terdiri atas stadium I (9-90 hari), stadium II (6 minggu-6 bulan atau 4-6 bulan
setelah muncul lesi primer, dan stadium laten dini (dalam 2 tahun infeksi).
Stadium lanjut tak menular (setelah dua tahun sejak infeksi), terdiri atas
stadium laten lanjut (lebih dari 2 tahun), dan stadium III (3-20 tahun).
VI.
Alat dan
Bahan
a. Alat
dan bahan
1.
Mikropipet atau mikrodiluter (25 µl, 75
µl, 100 µl)
2.
Rak tabung
3.
Sentrifuge
4.
Spoid
5.
Sumur TPHA
6.
Tabung K3
7.
Tourniqutte
Bahan
1.
Kapas alcohol
2.
Reagen TPHA (control cell, test cell,
buffer conjugate)
3.
Sampel darah(serum atau plasma)
4.
VII.
Prosedur kerja
a.
TPHA
Kualitatif
·
Disiapkan
sumur A, B, dan C
·
Ditambahkan
190 чL larutan diluent, dihomogenkan. Lalu ditambahkan 10 чL sampel
·
Dipipet
kesumur B dan C sebanyak 75 чL
·
Ditambahkan
reagen test disumur B sebanyak 75 чL
·
Dan
ditambahkan reagen kontrol di sumur C sebanyak 75 чL
·
Dicampur,
dihomogenkan dan diinkubasi selama 45-60 menit
Kuantitatif
·
Dipipet
sebanyak 25 чL kedalam sumur A dan B
·
Kemudian
dipipet 25 чL larutan diluent disumur B dicampur dihomogenkan, lalu
Diambil sebanyak 25µl dari lubang B, campur lalu pindahkan ke C sebanyak 25 µl,
begitu seterusnya hingga ke lubang H dan 25 µl terakhir disisihkan.
·
Ditambahkan
reagen test pada sumur B – H sebanyak 75 чL
·
Dicampur,
dihomogenkan lalu di inkubasi 45-60 menit
VIII.
Interpretasi
hasil
Uji
kualitatif
1. Reaktif
(+) : jika terjadi aglutinasi
2. Non
reaktif (-) : jika tidak terjadi aglutinasi
“ catatan ,jika hasil reaktif maka
hasil reaksi dilanjutkan ke uji kuantitatif
Uji kuantitatif
3. Positif
(+) : Terjadi aglutinasi
4. Negative
(-) : tidak terjadi aglutinasi
IX.
Pembahasan
Sifilis adalah penyakit
yang pada umumnya berjangkit setelah hubungan seksual. Menahun dengan adanya
remisi dan eksaserbasi, dapat menyerang semua organ dalam tubuh terutama system
kardiovasikular, otak dan susunan saraf serta dapat terjadi kongenital. Tehnik pemeriksaan sifilis yang bisa
dilakukan dengan 2 metode. Dua metode
tersebut yakni metode mikrobiologi dan serologi. Uji mikrobiologi yaitu dengan
pemeriksaan mikroskopis, sedangkan pada uji serologi yaitu uji treponema dan
non-treponema. Kedua uji serologi tersebut sama-sama untuk mendeteksi antibodi.
Tetapi uji treponema menggunakan antigen yang khusus dari treponema sedangkan
non-treponema menggunakan antigen lain dari treponema atau yang telah dirusak
oleh treponema
Uji treponema merupakan uji yang spesifik terhadap sifilis, karena
mendeteksi langsung Antibodi terhadap Antigen Treponema pallidum. Biasanya uji ini digunakan untuk
mengkonfirmasi uji non-treponemal (non spesifik) dan untuk menilai respon
bakteri treponemal tersebut.Pada uji treponemal, sebagai antigen digunakan
bakteri treponemal atau ekstraknya, misalnya Treponema Pallidum Hemagglutination Assay (TPHA),Treponema Pallidum Particle Assay
(TPPA), dan Treponema
Pallidum Immunobilization (TPI). Walaupun pengobatan secara dini
diberikan, namun uji treponemal dapat memberi hasil positif seumur hidup.
Uji non-treponema adalah uji yang mendeteksi antibodi IgG dan IgM
terhadap materi-materi lipid yang dilepaskan dari sel-sel rusak dan terhadap
antigen-mirip-lipid (lipoidal
like antigen) Treponema
pallidum. Karena uji ini tidak langsung mendeteksi terhadap
keberadaan Treponema pallidum
itu sendiri, maka uji ini bersifat non-spesifik. Uji ini akan
menjadi negatif 1-4 minggu setelah pertama kali memberi hasil positif (seiring
dengan pengobatan atau menyembuhnya lesi), sehingga hanya digunakan untuk
melihat keberhasilan pengobatan terhadap penyakit sifilis. Uji non-treponemal
meliputi VDRL (Venereal
disease research laboratory), USR (unheated serum reagin), RPR (rapid plasma reagin), dan TRUST (toluidine red unheated serum test).
MOHON MAAF DAFTAR PUSTAKA TIDAK DICANTUMKAN^^
Penyakit Sifilis Menyerang Organ
BalasHapusMengapa disebut demikan? Penyakit sipilis menyerang organ tersebut merupakan salah satu bakteri yang cukup berbahaya menyerang alat kelamin. Penyebab utama terjadinya penyakit ini disebabakan oleh faktor hubungan seksual Selain itu, penyebab lain dari sakit ini adalah faktor kebersihan yang kurang, karena sekarang ini kita dapat melihat banyak yang menyepelekan kebersihan baik di daerah kelamin ataupun kebersihan sensitif lainya Akan tetapi, bila tidak segera diobati dan disembuhkan maka penyakit ini akan menjalar kemanaimana. Masyarakat indonesia perlu diketahui bahwa luka ataupun sakit yang diderita tidak hanya dirasakan disekitar kelamin saja akan tetapi juga meliputi di beberapa bagian tubuh. Bahkan, bisa menyebar keseluruh tubuh.
Gejala sifilis menyerang organ
Sebenarnya sifilis atau raja singa ini dapat dicegah dengan beberapa cara yang cukup mudah seperti mengurangi melakukan hubungan seksual, tidak bergonta-ganti pasangan, menghindari berbagai penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang serta menghindari pemakaiaan suntikan secara bersamaaan.
Penyebab sifilis menyerang organ
Kelamin selalu keluar cairan memang tidak selalu berarti atau menunjukan anda telah infeksi pada virus kelamin seperti gonore, sipilis, cylamida, dan lain-lain, terlebih pada orang yang tidak pernah atau belum pernah melakukan hubungan seks. Namun tindakan waspada akan selalu lebih baik dengan segera memeriksakan diri ke klinik kami untuk mengetahui penyebab gejala tersebut.
Jika sudah menyesal dengan perbuatan di masa lalu dan kini ingin berusaha menyembuhkan penyakit kelamin yang menular ini, tak perlu ragu lagi karena klinik kami melayani penyakit anda.
Apabila anda mempunyai akibat kasus penyakit sipilis menyerang organ diatas, sebaiknya anda segera untuk melakukan pengobatan sebelum penyakit anda derita akan semakin memperparah kondisi tubuh anda. Demikian sedikit penjelasan penyakit sipilis menyerang organ, apabila infeksi tersebut menyerang anda, segera diobati, pengobatan Klinik Apollo spesialis kelamin yang sudah terbukti khasiatnya menyembuhkan pasien berbagai penyakit kelamin Andrologi dan Ginekologi.
Jika anda mengalami keluhan diatas, untuk informasi lebih lanjut dan silahkan konsultasi langsung dengan “ DOKTER ONLINE GRATIS “ 021-62303060 / 0813-1518-6262
buka link Klinik Apollo Spesialis Kelamin Jakarta di bawah ini :
https://helodokter.com