I.
PENDAHULUAN
Di antara penyakit degeneratif atau
penyakit atau penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa
datang, diabetes adalah salah satu diantaranya. Istilah diabetes melitus
dipergunakan untuk menggambarkan adanya kencing yang terasa manis yang
merupakan tanda khas penyakit.
Diabetes melitus sering disebut
sebagai the great imitatos karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh
dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Diabetes melitus dapat timbul secara
perlahan-lahan sehingga pasien tidak
menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang
air kecil lebih sering ataupun berat badan yang menurun
Perubahan pola penyakit itu diduga
ada hubungannya dengan cara hidup yang
berubah. Pola makan di kota-kota telah bergeser dari pola makan tradisional
yang mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran, ke pola makan ke
barat-baratan, dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein,
lemak, gula, garam, mengandung sedikit serat.
Diabetes
melitus jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya
komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti, ginjal, jantung, pembuluh darah
kaki, syaraf, dan lain-lain.
Pengertian, Klasifikasi Diabetes Melitus, Gambaran Klinik, Patofisiologi
Diabetes Melitus, Penanganan Diabetes Melitus, Komplikasi. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu untuk mendeskripkan penyakit diabetes melitus dan
bagian-bagiannya. Dan manfaat dari penulisan makalah ini, diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai pengetahuan tanbahan mengenai upaya-upaya apa
saja yang dapat dilakukan untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan
baik untuk umum dengan tujuan memberikan kesejahteraan pada masyarakat.
II.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Diabetes adalah suatu
penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula, atau glukosa,
dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu kadar gula darah yang
tingginya sudah membahayakan.
Berikut ini beberapa
pengertian diabetes menurut:
w
Barbara C. Long
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan
gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi
komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis.
w Brunner dan Sudart
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan
multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan
defisiensi insulin atau kerja insulin yang
tidak adekuat.
w WHO
Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan
oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai
karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikontrol.
wSuyono
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif .
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif .
2.2 Klasifikasi
Diabetes Melitus
Klasifikasi diabetes melitus yang dianjurkan adalah yang sesuai dengan
anjuran klasifikasi diabets melitus WHO 1985. Berdasarkan klasifikasi dari WHO
(1985) dibagi beberapa tipe yaitu:
1.
Diabetes mellitus tipe I, Insulin Dependen Diabetes Melitus
(IDDM) tergantung pada pemberian insulin untuk mencegah terjadinya ketoasidosis
dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak atau usia muda dapat
disebabkan oleh keturunan.
2.
Diabetes mellitus tipe II, Non Insulin Dependen Diabetes
Melitus (NIDDM) terbagi dua yaitu: Non obesitas, Obesitas
Obesitas merupakan salah satu faktor resiko yang penting
untuk timbulnya diabetes. Obesitas disebabkan karena kurangnya produksi insulin
dari sel beta pankreas, tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan
perifer. Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan
obesitas.
3.
Diabetes melitus tipe lain
·
Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan
pankreas, kelainan hormonal, diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor
insulin, kelainan genetik dan lain-lain.
·
Gestasional (diabetes kehamilan) adalah diabetes
yang timbul selama kehamilan. Intoleransi
glukosa selama kehamilan, tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan
kehamilan meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik
somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino dan
glukosa ke fetus.
2.3 Gambaran Klinik
Gejala
yang lazim terjadi pada diabetes melitus sebagai berikut: Pada tahap awal sering ditemukan:
a. Poliuri
(banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah
meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi
osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga
klien mengeluh banyak kencing.
b. Polidipsi
(banyk makan)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan
kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih
banyak minum.
c. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke
sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus
makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya
akan berada sampai pada pembuluh darah.
d. Berat badan menurun, lemas,
lekas lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah
dilebur jadi glukosa, maka tubuh bersama mendapat peleburan zat dari bagian
tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar,
maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk
yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan diabetes melitus
walaupun banyak makan akan tetap kurus.
2.4 Patofisiologi Diabetes Melitus
Diabetes
Melitus (DM) merupakan suatu kelainan yang heterogenik dengan karakter utama
hiperglikemia kronis. Pada DM terjadi defek sekresi insulin, resistensi insulin
di perifer dan gangguan regulasi produksi glukosa oleh hepar.
Sebagian besar patologi diabetes melitus dapat dikaitkan
dengan satu dari tiga efek utama kekurangan insulin sebagai berikut:
1. Pengurangan
penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi
glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml.
2. Peningkatan
mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan kelainan
metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang
mengakibatkan aterosklerosis.
3. Pengurangan
protein dalam jaringan tubuh
Akan tetapi selain itu
terjadi beberapa masalah patofisiologi pada diabetes melitus yang tidak mudah
tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien diabetes melitus. Bila jumlah
glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira
diatas 225 mg/menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine.
Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan
glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg%.
2.5. Penanganan Diabetes Melitus
Tujuan
utama penanganan diabetes melitus adalah untuk mengatur glukosa darah dan
mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi
diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau
hypoglikemia. Penanganan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga
faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat
hyperglikemik oral dan insulin.
Pada penderita dengan diabetes melitus harus rentan gula dan
makanan yang manis untuk selamanya. Tiga hal penting yang harus diperhatikan
pada penderita diabetes melitus adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis
makanan) yaitu:
J1 :Jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J2 :Jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J3 :Jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).
J1 :Jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J2 :Jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J3 :Jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).
Semua penderita diabetes melitus dianjurkan untuk latihan
ringan yang dilaksanakan secara teratur tiap hari pada saat setengah jam
sesudah makan. Juga dianjurkan untuk melakukan latihan ringan setiap hari, pagi
dan sore hari dengan maksud untuk menurunkan berat
badan.
2.6 Penyuluhan Kesehatan
Untuk meningkatkan pemahaman maka dilakukan penyuluhan
melalui perorangan antara dokter dengan penderita yang datang. Selain itu juga
dilakukan melalui media-media cetak dan elektronik.
Dalam pelaksanaannya para penyuluh diabetes
sebaiknya memberikan pelayanan secara terpadu dalam suatu instansi misalnya
dalam bentuk sentral informasi yang bekerja 24 jam sehari dan akan melayani
pasien atau siapapun yang ingin menanyakan seluk beluk tentang diabetes
terutama sekali tentang penatalaksanaanya termasuk diet dan komplikasinya.
2.7. Komplikasi
Sejak
ditemukannya insulin oleh Banting dan Best pada tahun 1921 serta kemudian
dikembangkan serta diterapkannya pada pengelolaan pasien diabetes melitus,
gambaran komplikasi diabetes melitus bergeser dari komplikasi akut ke arah
kompliksi kronik.
Komplikasi yang
dapat terjadi pada klien diabetes melitus diantaranya:
- Akut
1
Hypoglikemia
2
Ketoasidosis
3
Diabetik
b.
Kronik
1.
Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh
darah jantung pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
2.
Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati
diabetik, nefropati diabetic.
3.
Neuropati diabetic.
III.
PENUTUP
Diabetes
adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula, atau
glukosa, dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu kadar gula
darah yang tingginya sudah membahayakan.
Gejala yang lazim terjadi pada diabetes melitus sebagai
berikut:
a.
Poliuri (banyak kencing)
b.
Polidipsi (banyak minum)
c.
Polipagi (banyak makan)
d.
Berat badan menurun,
lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Sebagian besar patofisiologi diabetes melitus dapat dikaitkan
dengan satu dari tiga efek utama kekurangan insulin sebagai berikut:
- Pengurangan
penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh
- Peningkatan
mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak
- Pengurangan
protein dalam jaringan tubuh
DAFTAR PUSTAKA
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-diabetes-mellitus/
Sarwono Waspadji.
1996. ilmu penyakit dalam. Balai penerbit FKUI: jakarta.
Slamet Suyono.1996. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit
FKUI: Jakarta.