Yazhid Blog

.

Senin, 14 November 2016

MAKALAH DIABETES MELITUS

I.         PENDAHULUAN             Di antara penyakit degeneratif atau penyakit atau penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya... thumbnail 1 summary
I.        PENDAHULUAN
            Di antara penyakit degeneratif atau penyakit atau penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang, diabetes adalah salah satu diantaranya. Istilah diabetes melitus dipergunakan untuk menggambarkan adanya kencing yang terasa manis yang merupakan tanda khas penyakit.
            Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitatos karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Diabetes melitus dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga pasien  tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil lebih sering ataupun berat badan yang menurun
            Perubahan pola penyakit itu diduga ada hubungannya dengan  cara hidup yang berubah. Pola makan di kota-kota telah bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran, ke pola makan ke barat-baratan, dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam, mengandung sedikit serat.
         Diabetes melitus jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti, ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, syaraf, dan lain-lain. Pengertian, Klasifikasi Diabetes Melitus, Gambaran Klinik, Patofisiologi Diabetes Melitus, Penanganan Diabetes Melitus, Komplikasi. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mendeskripkan penyakit diabetes melitus dan bagian-bagiannya. Dan manfaat dari penulisan makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai pengetahuan tanbahan mengenai upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan baik untuk umum dengan tujuan memberikan kesejahteraan pada masyarakat.

II.               PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula, atau glukosa, dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu kadar gula darah yang tingginya sudah membahayakan.
Berikut ini beberapa pengertian diabetes menurut:
w Barbara C. Long 
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis.
w Brunner dan Sudart
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau           kerja    insulin yang    tidak    adekuat.
w WHO
Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.
wSuyono
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif .

2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus
Klasifikasi diabetes melitus yang dianjurkan adalah yang sesuai dengan anjuran klasifikasi diabets melitus WHO 1985. Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa tipe yaitu:
1.      Diabetes mellitus tipe I, Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM) tergantung pada pemberian insulin untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak atau usia muda dapat disebabkan oleh keturunan.
2.      Diabetes mellitus tipe II, Non Insulin Dependen Diabetes Melitus (NIDDM) terbagi dua yaitu: Non obesitas,  Obesitas
Obesitas merupakan salah satu faktor resiko yang penting untuk timbulnya diabetes. Obesitas disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas, tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan perifer. Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.
    
3.      Diabetes melitus tipe lain
·         Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan hormonal, diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan lain-lain.
·         Gestasional (diabetes kehamilan) adalah diabetes yang timbul selama kehamilan.  Intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.
2.3 Gambaran Klinik
Gejala yang lazim terjadi pada diabetes melitus sebagai berikut:  Pada tahap awal sering ditemukan:
a.       Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
b.       Polidipsi (banyk makan)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
c.        Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
d.       Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh bersama mendapat peleburan zat dari bagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan diabetes melitus walaupun banyak makan akan tetap kurus.

2.4 Patofisiologi Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelainan yang heterogenik dengan karakter utama hiperglikemia kronis. Pada DM terjadi defek sekresi insulin, resistensi insulin di perifer dan gangguan regulasi produksi glukosa oleh hepar.
Sebagian besar patologi diabetes melitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama kekurangan insulin sebagai berikut:
1.      Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml.
2.      Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang mengakibatkan aterosklerosis.
3.      Pengurangan protein dalam jaringan tubuh
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada diabetes melitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien diabetes melitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg/menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg%.
2.5. Penanganan Diabetes Melitus
Tujuan utama penanganan diabetes melitus adalah untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia. Penanganan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Pada penderita dengan diabetes melitus harus rentan gula dan makanan yang manis untuk selamanya. Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes melitus adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu:
J1         :Jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J2         :Jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J3         :Jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).
Semua penderita diabetes melitus dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan secara teratur tiap hari pada saat setengah jam sesudah makan. Juga dianjurkan untuk melakukan latihan ringan setiap hari, pagi dan sore hari dengan maksud untuk menurunkan         berat    badan.
2.6  Penyuluhan Kesehatan
Untuk meningkatkan pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui perorangan antara dokter dengan penderita yang datang. Selain itu juga dilakukan melalui media-media cetak dan elektronik.

 Dalam pelaksanaannya para penyuluh diabetes sebaiknya memberikan pelayanan secara terpadu dalam suatu instansi misalnya dalam bentuk sentral informasi yang bekerja 24 jam sehari dan akan melayani pasien atau siapapun yang ingin menanyakan seluk beluk tentang diabetes terutama sekali tentang penatalaksanaanya termasuk diet dan komplikasinya.
2.7. Komplikasi
Sejak ditemukannya insulin oleh Banting dan Best pada tahun 1921 serta kemudian dikembangkan serta diterapkannya pada pengelolaan pasien diabetes melitus, gambaran komplikasi diabetes melitus bergeser dari komplikasi akut ke arah kompliksi kronik.
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien diabetes melitus diantaranya:
  1. Akut
1        Hypoglikemia
2        Ketoasidosis
3        Diabetik

b.                    Kronik
1.      Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung            pembuluh darah     tepi,       pembuluh        darah   otak.
2.      Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati diabetic.
3.      Neuropati diabetic.
III.      PENUTUP
  Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula, atau glukosa, dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu kadar gula darah yang tingginya sudah membahayakan.
Gejala yang lazim terjadi pada diabetes melitus sebagai berikut:
a.       Poliuri (banyak kencing)
b.      Polidipsi (banyak minum)
c.       Polipagi (banyak makan)
d.      Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Sebagian besar patofisiologi diabetes melitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama kekurangan insulin sebagai berikut:
  1. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh
  2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak
  3. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh

DAFTAR PUSTAKA
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-diabetes-mellitus/
Sarwono Waspadji. 1996. ilmu penyakit dalam. Balai penerbit FKUI: jakarta.
Slamet Suyono.1996. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Recent Posts